i
DAFTAR NAMA MAHASISWA KELAS PEMINATAN K3
TAHUN AJARAN 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Sumadi, SKM, M.Kes selaku dosen
pengampu yang telah membimbing kami dalam pembuatan tugas ini dimana makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Keselatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi para pembaca sehingga
menjadi motivasi bagi kita semua. Kami dari kelompok menyadari masih banyak
kekurangan kami seperti susunan kata dan tata bahasa dalam penulisan, untuk itu jika ada
kritik dan saran kami terima sehingga kami dapat memperbaiki penulisan kedepannya.
Sekian dan terimakasih atas perhatiannya
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
2.1 Pengertian Carbon Monoksida (CO).........................................................................3
2.2 Pengukuran Radiasi Sinar Ultra Violet.....................................................................6
BAB III HASIL PENGUKURAN..................................................................................7
BAB IV KESIMPULAN.................................................................................................11
BAB V SARAN................................................................................................................12
BAB VI LAMPIRAN......................................................................................................13
6.1 Tabel NAB Bahan Kimia. ........................................................................................13
6.2 Foto-foto Kegiatan....................................................................................................14
i
BAB I
PENDAHULUAN
i
dan Perusahaan perorangan banyak menggunakan berbagai macam bahan kimia baik dalam
jumlah besar maupun kecil.
i
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
i
oksigen .Kedua gas ini diikat pada gugus yang sama dalam molekul hemoglobin,
bereaksi dengan besi dalam gugus porphyria). Dengan cara yang sama, selain pada
hemoglobin, CO juga dapat bereaksi dengan myoglobin, cytochrome oxidase serta
eytochrome P-450. Meskipun kecepatan pengikatan CO oleh hemoglobin adalah 1/10 x
kecepatan oksigen, kecepatan dissosiasinya adalah 1/2100 x kecepatan oksigen. Oleh
karena itu afinitet hemoglobin terhadap CO lebih besar dari pada terhadap oksigen,
yaitu 1/10 x 2100 = 210 x afinitet terhadap oksigen.
Bila seorang menghirup gas CO ini, maka dengan cepat CO ini pindah dari
plasma ke sel-sel darah merah untuk bergabung dengan hemoglobin. Pembentukan
COHb yang cepat dan terus menerus ini, menyebabkan Pco plasma tetap rendah,
sehingga CO dari alveolus selalu mengalir dengan cepat kedalam darah di paru-paru.
Seperti halnya dengan Hb02, CO Hb ini selalu berada dalam keadaaan dissosiasi
sebagai berikut :HbCO + O2 HbO2 + CO Jika expose dengan CO ini terhenti maka
COHb akan diuraikan menjadi Hb02 dan CO kembali dan selanjutnya CO ini akan larut
dalam plasma dan dikeluarkan melalui paru-paru. Reaksi toksik yang timbul setelah
menghirup CO pada dasarnya disebabkan oleh hypoxia jaringan karena darah tak cukup
mengandung 02. Hal ini pertama kali dibuktikan oleh Haldane pada tahun 1895.
Jika seekor tikus diberikan 02 dengan tekanan dua atmosfir, maka darah akan
mengandung cukup banyak 02 yang larutdalam plasma untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme sel-sel jaringan. Dalam keadaan ini seluruh hemoglobin dapat berada
dalam bentuk COHb tanpa tikus-tikus ini menunjukkan gejala-gejala intoksikasi. Oleh
Haldane hal ini disimpulkan bahwa CO sendiri sebenarnya tidak toksik untuk sel-sel
jaringan.
CO tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh kecuali jika ada pemafasan aktif.
Waktu rata-rata yang diperlukan oleh seorang yang beristirahat untuk mengeluarkan
CO sampai kadarnya menjadi ½ konsentrasi semula (half life), adalah 250 menit. Jika
sebagai ganti udaradipakai oksigen maka keseimbangan HbO2 + CO HbCO + O2 akan
bergeser kekiri, sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat kadar COHb menjadi
dari semula hanya berlangsung 40 menit. Jika pada 02 ini ditambah CO2 5%, waktu
yang dibutuhkan akan berkurang lagi menjadi 13,7 menit. Pemberian CO2 5% ini akan
menyebabkan terjadinya hyperventilasi serta penurunan pH darah yang akan
mempercepat pembuangan CO ini. Pemberian 02 dengan tekanan 2 atmosfir akan lebih
mempercepat lagi eliminasi COHb menjadi hanya 7,6 menit.
Perubahan patologik yang terjadi pada intoksikasi akut CO disebabkan oleh
i
hypoxia. Oleh karena itu, beratnya kelainan ditentukan oleh lama serta derajat hypoxia
ini. Yang terkena terutama ialah jaringan yang paling peka terhadap pengurangan 02,
seperti : susunan saraf pusat, jantung dan sebagainya. Finck(1966) mempelajari
perubahan-perubahan patologik pada 351 kasus kematian yang disebabkan intoksikasi
CO. Didapatkan tiga kelainan patologik, yaitu:
1. Edema/kongesti pada : paru-paru (66 %), otak (25%), jantung( 2% ), viscera(7%).
2. Petechiae pada : otak (10%), jantung (33%).
3. Hemorrhagi pada : paru-paru (7%), pleura (1%), otak (2%).
Pada kasus-kasus fatal yang akut, ditemukan kongesti serta hemorrhagi pada
semua organ. Sedang pada kasus-kasus fatal subakut, lesi yang ditimbulkan sebanding
dengan lamanya pingsan yang timbul akibat hypoxia. Bokonjic (1963) mengemukakan
pada kasus-kasus intoksikasi CO, batas maksimum lamanya pingsan agar tidak
meninggalkan cacat neurologik adalah 21 jam untuk penderita dibawah umur 48 tahun
dan 11 jam untuk penderita diatas umur 48 tahun. Bila pingsan berlangsung (i) lebih
dari 15 jam pada penderita umur diatas 48 tahun atau (ii) lebih dari 64 jam pada
penderita umur dibawah 48 tahun, maka akan terjadi kerusakan-rusakan permanen dan
irreversible pada susunan saraf pusat dan fungsi mental tidak akan kembali sempurna
lagi. Pemeriksaan Histologis memperlihatkan demyelinisasi yang luas pada substansia
alba dan nekrosis bilateral di globus pallidus.
WH Schulte (16) menyelidiki efek intoksikasi CO pada susunan saraf pusat
terhadap 49 orang sehat, berumur antara 25 th ¬ 49 th, yang diexpose dengan 100 ppm
CO. Kesimpulan yang didapat adalah CO dapat menyebabkan gangguan fungsi pada
pusat-pusat luhur disusunan saraf pusat, terutama pada daerah-daerah diotak yang
mengontrol kemampuan cognitive dan psikomotor. Gangguan ini dapat terjadi pada
kadar COHb kurang dari 5%.
Jantung merupakan organ kedua yang peka terhadap hypoxia. Sebagian kasus
menunjukkan tanda-tanda klinis terkenanya myocardium, tetapi sebagian yang lain
tidak memperlihatkan gejala-gejala ini. Kelainan pada EKG ditemukan pada sebagian
besar (hampir semua) kasus. Lain-lain. Dapat timbul eritema, edema dan blister/bulla
pada kulit. P02 merendah, terjadi asidosis metabolik Hematokrit meninggi. Intoksikasi
kronik.
Yang dimaksud disini ialah intoksikasi yang terjadi setelah expose berulang-ulang
dengan CO yang berkadar rendah atau sedang. Perubahan-perubahan patofisiologi yang
terjadi : Pembuluh darah. CO mempunyai efek merusak dinding arteri sehingga
i
menyebabkan permeabilitas terhadap macam-macam komponen plasma meningkat.
Pemberian cholesterol pada saat ini akan menyebabkan penimbunan lemak pada
pembuluh darah. Astrup (2) menemukan kadar COHb yang tinggi pada perokok-
perokok berat, terutama pada perokok yang menderita arteriosclerosis perifer. Ginjal
GFR bertambah sampai ± 50%. Ini mungkin disebabkan oleh bertambahnya
permeabilitas vaskuler. Darah.- Akibat hypoxia yang kronik, terjadi aklimatisasi.
Eritrosit bertambah jumlahnya (polisitemia).
Afinitet CO terhadap myoglobin lebih besar daripada terhadap hemoglobin. Ini
dapat mengganggu fungsi transport 02 dari myoglobin, serta dapat memperberat
ischemia myocardium.
Gejala-gejala yang timbul adalah gejala-gejala yang disebabkan oleh hypoxia.
Gejala-gejala ini sebanding dengan kadar COHb dalam darah.
Beratnya gejala ditentukan pula oleh kebutuhan jaringan akan 02. Nadi baru
terpengaruh jika kadar COHb telah mencapai 50%. Gejala-gejala lain yang tidak khas
adalah kelainan pada kulit, banyak berkeringat, pembesaran hepar, tendens bleeding
suhu badan meningkat, lekositosis,serta albuminuria dan glycosuria.
Diagnostik ditegakkan dengan : (i) ditemukannya kadar COHb yang meninggi
dalam darah. Carboxy hemoglobin berwarna merah terang (bright red) yang akan
terlihat pada kuku-kuku jari, mukosa, dan kulit, (ii) ditemukannya tanda-tanda klinis
seperti yang tersebut diatas.
Prinsip pada pengobatan intoksikasi CO ialah mengembalikan keadaan agar
supply 02 untuk sel-sel jaringan kembali menjadi normal dan cukup, seperti semula.
Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Yang penting adalah memindahkan penderita kedalam ruangan dengan udara
segar.
2. Jika terjadi penghentian pernafasan, maka dilakukan pernafasan buatan secepatnya.
3. Tindakan berikut adalah pemberian oksigen, yang dilakukan dengan alat-alat yang
dapat mencegah terhisapnya kembali CO kedalam badan
2.2 Perundang-undangan
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pasal 3 ayat 1 (g)
”Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara, dan
getaran.
i
2. SE Menaker No. SE-02/MEN/1978 tentang NAB Bahan Kimia di Tempat Kerja.
3. SE Menaker No. SE-01/MEN/1997 tentang NAB Faktor Kimia di Udara
Lingkungan Kerja.
4. Kepmenaker No. Kep-187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja.
5. Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisika dan Kimia di
Lingkungan Kerja
BAB III
HASIL PENGUKURAN
i
Hari/Tanggal Pengukuran : Sabtu, 17 Juni 2023
Sumber Pengukuran : Alat Transportasi (Motor)
Petugas Pengukuran : Mahasiswa Peminatan K3
Durasi Pengukuran : Setiap 5 detik pada 1 titik pengukuran
3.2. Hasil Pengukuran Kandungan Bahan Kimia Parameter Carbon Monoksida (CO)
Kandungan Kandungan
Sumber Bahan Bakar Pengukuran CO dari CO dekat
Sumber Pekerja
17 15
Jarak 30 cm 16 13
Motor Honda
Bensin 15 11
Scoopy
(Pertalite) 15 11
110 cc
Jarak 50 cm 19 10
18 10
Rata-Rata Kandungan
16 ppm
CO dari Sumber Jarak 30 cm
Rata-Rata Kandungan
13 ppm
CO dekat Pekerja Jarak 30 cm
Rata-Rata Kandungan
17,3 ppm
CO dari Sumber Jarak 50 cm
Rata-Rata Kandungan
10,3 ppm
CO dekat Pekerja Jarak 50 cm
i
Kandungan Kandungan
Sumber Bahan Bakar Pengukuran CO dari CO dekat
Sumber Pekerja
54 21
Jarak 30 cm 48 20
Motor Yamaha
Bensin 35 20
Nmax
(Pertamax) 40 -
155 cc
Jarak 50 cm 31 -
33 -
Rata-Rata Kandungan
45,6 ppm
CO dari Sumber Jarak 30 cm
Rata-Rata Kandungan
20,3 ppm
CO dekat Pekerja Jarak 30 cm
Rata-Rata Kandungan
34,6 ppm
CO dari Sumber Jarak 50 cm
Rata-Rata Kandungan
-
CO dekat Pekerja Jarak 50 cm
i
3.3.2. NAB Bahan Kimia (Permenaker No. 5 Tahun 2018)
i
BAB IV
KESIMPULAN
1. Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak bewarna, tidak berbau dan tidak
berasa, dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna dari senyawa karbon
2. Sumber pencemar gas CO : Transportasi, Pembakaran stationer, Industri,
Pembuangan sampah dan sumber lainnya
3. Gas CO mencemari udara dan bersifat racun : gas CO berkaitan dengan
hemoglobin membentuk COHb, gas CO larut dalam air membentuk CO2 dan H2,
gas CO mudah bereaksi dengan 02 membentuk CO2 yang beracun, gas CO2 berbau
menyengat, gas CO adalah gas yang reaktif dan mudah bereaksi dengan unsur lain
4. Efek yang ditimbulkan dari paparan CO dengan konsentrasi dan durasi melebihi
normal bagi kesehatan : menyebabkan gangguan pada sistem kardiologi,
hematologi, neurologi (sakit kepala, pusing), respirologi, sistem respirasi, cedera
inhalasi,dan dalam tingkat tinggi bisa menyebabkan pingsan atau kematian
i
BAB V
SARAN
i
BAB VI
LAMPIRAN
i
6.2 Foto Lampiran Kegiatan
Area Pengambilan
No Foto
Sample
1. Motor Honda
Scoopy 110 cc
2. Motor Yamaha
Nmax 150 cc