Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

TOKSIKOLOGI LOGAM MERKURI


(Studi Kasus Warga Gunung Botak Alami Gangguan Kesehatan)
disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Toksikologi Lingkungan

Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Mochammad Rizqi Ramadhan 132110101083
2. Riska Cornela Sari 132110101109
3. Denah Setya Imansari 132110101182
4. Lisa Puspita Sari 132110101131

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Toksikologi Logam Merkuri. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata
kuliah Toksikologi Lingkungan.
Adapun makalah tentang Toksikologi Logam Merkuri telah kami
usahakan semaksimal mungkin, tentunya dengan bantuan berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari dosen pengampu mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Jember, 11 Oktober 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
2.1 Logam berat .............................................................................................. 4
2.2 Merkuri ..................................................................................................... 4
2.3 Jenis Merkuri ............................................................................................ 5
2.4 Penggunaan Merkuri ................................................................................ 6
2.5 Merkuri di Lingkungan ............................................................................ 9
2.6 Batas Aman Merkuri .............................................................................. 12
2.7 Toksisitas Merkuri .................................................................................. 12
2.8 Bahaya Merkuri ...................................................................................... 14
2.9 Pencegahan ............................................................................................. 15
BAB 3. PEMBAHASAN ..................................................................................... 17
3.1 Sumber Masalah ..................................................................................... 17
3.2 Penyebab Masalah .................................................................................. 17
3.3 Dampak .................................................................................................. 17
3.4 Penanganan Yang Telah Dilakukan ....................................................... 20
3.5 Pencegahan dan Penanggulangan ........................................................... 21
BAB 4. PENUTUP............................................................................................... 22
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 22
4.2 Saran ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAMPIRAN ......................................................................................................... 25

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Batasan Kadar Hg di Lingkungan ......................................................... 11
Tabel 2.2 Konsentrasi Hg Pada Beberapa Organ Induk dan Janin ....................... 13

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Merkuri dan Sifat-Sifatnya
Didalam Tubuh...................................................................................................... 10

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena
perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak
menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, binatang dan
tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,
limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan
manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti
semula.
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak diciptakan
pemuas atau pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satunya, dalam kehidupan
sehari-hari kita sering menggunakan berbagai bahan kimia. Dari mulai makanan
yang kita makan, bahan pewarna, pengawet, pembungkus produk-produk telah
menggunakan bahan kimia, kegiatan industri pertambangan, bahkan untuk bahan
alat kecantikan pun ditambah dengan bahan kimia. Zat kimia membuat kehidupan
kita menjadi lebih baik, tetapi di sisi lain bisa zat kimia bisa mengerogoti
kesehatan kita. Zat kimia memang tidak memberikan akibat secara langsung dan
cepat namun, membutuhkan waktu lama. Sehingga kita akan merasakan
dampaknya di kemudian hari.
Lingkungan yang terkontaminasi oleh merkuri dapat membahayakan
kehidupan manusia karena adanya rantai makanan. Fakta mengenai bahaya
merkuri telah terjadi di berbagai daerah, salah satunya di Indonesia. Dimana
merkuri terakumulasi dalam mikro-organisme yang hidup di air (sungai, danau,
laut) melalui proses metabolisme. Bahan-bahan yang mengandung merkuri yang
terbuang kedalam sungai atau laut dimakan oleh mikro-organisme tersebut dan
secara kimiawi hingga menjadi rantai makanan dari ikan kecil, ikan besar dan
akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Oleh karenanya, usaha pengolahan emas
dengan menggunakan merkuri seharusnya tidak membuang limbahnya (tailing)
kedalam aliran sungai sehingga tidak terjadi kontaminasi merkuri pada
lingkungan disekitarnya, dan tailing yang mengandung merkuri harus ditempatkan
secara khusus dan ditangani secara hati-hati.

1
Dengan luasnya wilayah yang terkontaminasi, penulis merasa perlu untuk
mengkaji dan menganalisis hal tersebut untuk mengetahui sumber masalah,
penyebab, dampak, dan penanganan yang telah dilakukan untuk mengatasi
masalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan logam berat merkuri (Hg)?
2. Apa yang menjadi sumber pencemaran di Tambang Emas Gunung Botak
Kabupaten Buru ?
3. Apa faktor penyebab terjadinya pencemaran di Tambang Emas Gunung
Botak Kabupaten Buru ?
4. Apa saja dampak pencemaran di Tambang Emas Gunung Botak
Kabupaten Buru ?
5. Apa saja penanganan yang telah dilakukan dari pencemaran di Tambang
Emas Gunung Botak Kabupaten Buru ?
6. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan dari pencemaran di Tambang
Emas Gunung Botak Kabupaten Buru ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui permasalahan yang ditimbulkan akibat pencemaran merkuri di
Tambang Emas Gunung Botak Kabupaten Buru, Maluku
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Memahami tentang pengertian dari logam berat merkuri (Hg)?
2. Mengidentifikasi sumber dari pencemaran di Tambang Emas Gunung
Botak Kabupaten Buru .
3. Mengetahui faktor penyebab pencemaran di Tambang Emas Gunung
Botak Kabupaten Buru.
4. Memahami dampak dari pencemaran Tambang Emas Gunung Botak
Kabupaten Buru.
5. Mengetahui penanganan yang telah dilakukan dari pencemaran di
Tambang Emas Gunung Botak Kabupaten Buru

2
6. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan dari pencemaran di
Tambang Emas Gunung Botak Kabupaten Buru.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Makalah ini dapat digunakan untuk menambah referensi ilmu pengetahuan
mengenai kondisi pada pertambangan emas di Gunung Botak Kabupaten
Buru, Maluku.
b. Makalah ini dapat digunakan untuk diskusi dan informasi untuk
malaksanakan suatu penelitian mengenai kondisi pada pertambangan emas
di Gunung Botak Kabupaten Buru, Maluku.
1.4.2 Manfaat Praktis
Makalah ini secara praktis dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
pengambilan keputusan untuk instansi-instansi terkait khususnya di
Kabupaten Buru, Maluku dalam perencanaan dan pengembangan
program-program kesehatan lingkungan.

3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logam berat


Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, diantaranta
berbagai jenis logam berat yang berbahaya, yang beberapa diantaranya banyak
digunakan dalam berbagai keperluan sehingga diproduksi secara kontinyu dalam
skala industri. Industri-industri logam berat tersebut harus mendapatkan
pengawasan yang ketat sehingga tidak membahayakan bagi para pekerja maupun
lingkungan sekitar
Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, yang
terutama adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium
(Cr), dan nikel (Ni). Logam-logam tersebut diketahui dapat mengumpul didalam
tubuh suatu organisme dan tetep tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang
lama sebagai racun yang terakumulasi. Logam berat yang sering
mengkontaminasi air adalah Merkuri (Hg).

2.2 Merkuri
Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan.
Kebanyakan merkuri yang terdapat di alam terdapat dalam bentuk elemen
terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air
dan organisme hidup melalui proses fisika, kimia dan biologi yang kompleks.
Sifat-sifat kimia dan fisik merkuri membuat logam tersebut banyak
digunakan untuk keperluan kimia dan industri. Beberapa sifat tersebut diantaranya
adalah:
a. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu
kamar (25oC) dan mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain,
yaitu -39oC.
b. Kisaran suhu di mana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar, yaitu
396oC, dan pada kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata.
c. Mempuyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
d. Ketahanan listrik sangat rendah sehingga merupkan konduktor terbaik
dibanding semua logam lain.

4
e. Banyak logam yang dapat larut di dalam mrkuri membentuk komponen
yang disebut dengan amalgam.
f. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua
makhluk hidup.
Merkuri hampir semuanya diproduksi dengan cara pembakaran merkuri
sulfida (HgS) di udara melalui reaksi sebagai berikut:
HgS + O2 Hg + SO2
Merkuri dilepaskan sebagai uap, yang kemudian mengalami kondensasi,
sedangan gas-gas lainnya mungkin terlepas di atmosfir atau dikumpulkan.
Merkuri di alam terdapat dalam bentuk sebagai berikut:
a. Merkuri anorganik, termasuk logam merkuri (Hg++) dan garam-garamnya
seperti merkuri klorida (HgCl2) dan merkuri oksida (HgO).
b. Merkuri organik atau oeganomerkuri, yang terdiri dari:
1) Aril Merkuri, mengandung hidrokarbon aromatik
2) Alkil Merkuri, mengandung hidrokarbon alifatik dan merupakan merkuri
yang paling beracun, misalnya metil merkuri, etil merkuri.
3) Alkoksialkil Merkuri (R-O-Hg).

2.3 Jenis Merkuri


Merkuri dibagi dalam tiga bentuk, yaitu (Junita, 2013):
a. Merkuri elemental atau metalik
Merkuri elemental (Hg0) merupakan logam perak putih, berkilau, dan
berbentuk cairan pada suhu kamar.merkuri elemental biasa digunakan
dalam termometer, lampu neon, beberapa saklar listrik (EPA, 2013).
Merkuri elemental merupakan bentuk merkuri yang paling mudah
menguap (WHO, 2003). Menurut EPA, paparan merkuri elemental dapat
menguap pada suhu kamar dan memiliki sifat tidak terlihat, tidak berbau
serta beracun.
b. Merkuri inorganik
Senyawa merkuri inorganik (dengan simbol kimia Hg (II) atau Hg2+)
berbentuk garam merkuri dan bubuk yang umumnya berwarna putih atau
kristal, kecuali merkuri sulfida yang berwarna merah. Senyawa merkuri
inorganik biasa digunakan pada fungisida, antiseptik, atau desinfektan.

5
Selain itu, biasa digunakan pada beberapa krim pencerah kulit serta
beberapa obat-obatan tradisional (EPA, 2013). Merkuri anorganik
mempunyai tendensi untuk terakumulasi di dalam jaringan dan ginjal. Hal
ini dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan tersebut, akan tetapi
pembuangan keluar tubuh juga lebih cepat melalui sistem urine (Kristanto,
2002).
c. Merkuri organik
Senyawa merkuri organik yang paling umum ditemukan di lingkungan
adalah metil merkuri (MeHg) yang berbentuk pada saat merkuri
bergabung dengan karbon. Organisme renik mengkonversi merkui
inorganik menjadi metil merkuri. Metil merkuri dapat terakumulasi dalam
rantai makanan, seperti pada ikan (EPA, 2013). Metil merkuri merupakan
komponen yang paling beracun, dapat mencemari lingkungan melalui
berbagai cara, baik secara langsung maupun tidak langsung, sengaja
maupun tidak sengaja. Pencemaran merkuri secara langsung dan sengaja
misalnya penggunaan metil merkuri pada benih atau biji-bijian.
Pencemaran secara langsung dan tidak sengaja misalnya metil merkuri
yang digunakan dalam industri atau yang berbentuk sebagai bahan
buangan dalam proses industri dibuang ke badan air dan sekitarnya.
Pencemaran secara tidak langsung terjadi jika komponen merkuri lainnya
ditransformasi oleh organisme tertentu. Biasanya merkuri organik dalam
bentuk komponen tidak tinggal di dalam tubuh untuk waktu yang cukup
lama sehingga tidak terakumulasi dalam jumlah yang membahayakan
(Kristanto, 2002)

2.4 Penggunaan Merkuri


Pengguna merkuri yang terbesar adalah industri klor-alkali, di mana
diproduksi klorin (Cl2) yang kaustik soda (NaOH) dengan cara elektrolisis garam
NaCl. Kedua bahan ni sangat banyak gunanya sehingga diproduksi dalam jumlah
tinggi setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode dari sel
elektrolisis.
Penggunaan kedua terbesar adalah produksi alat-alat listrik untuk berbagai
keperluan. Sebagi contoh, misalnya lampu uap merkuri yang banyak digunakan

6
untuk penerangan jalan dan pabrik karena mempunyai biaya instalasi dan operasi
yang lebih rendah daripada lampu pijar dan dapat dioperasikan pada tegangan
tinggi. Penggunaan lainnya, misalnya pada baterai merkuri yang mempunyai
umur relatif panjang dan dapat digunakan pada kondisi suhu dan kelmbapan yang
tinggi.
Pengguna terbesar ketiga dari merkuri beserta komponen-komponennya
adalah sebagai fungisida. Dalam hal ini merkuri digunakan untuk membunuh
jamur di dalam cat, pulp, kertas dan industri-industri pertanian. Cat yang
digunakan untuk kapal sering ditambah dengan merkuri okside (HgO) sebagai
antijamur atau merkuri osetat sebagai antilapuk.
Fenil merkuri asetat (FMA) merupakan komponen organomerkuri yang
banyak digunakan secara komersil untuk mencegah pembentukan lendir pada pulp
kertas yang masih basah selama pengolahan dan penyimpanan. Tetapi
penggunaan organomerkuri untuk kepentingan tersebut telah dilarang oleh Food
and Drug Administration (FDA) karena dapat mengkontaminasi makanan yang
dibungkus dengan kertas tersebut.
Logam merkuri juga digunakana sebagai katalis dalam industri kimia,
terutama pada industri vinil klorida yang merupakan bahan dasar berbagai plastik.
Kasus keracunan merkuri yang terbesar terjadi di Teluk Minamata, dalam tahun
1953-1960 disebabkan oleh buangan merkuri dari pabrik vinil kloride.
Logam merkuri juga digunakan di dalam termometer dan alat-alat pencatat
suhu dengan bentuk cairnya ada pada kisaran suhu yang lebar, sifatnya uniform,
koefisien muai panasnya besar, dan konduktivitas listriknya besar.
Penggunaan merkuri di dalam industri sering mengakibatkan pencemaran
lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui sistem ventilasi udara.
Merkuri yag terbuang ke sungai, pantai atau badan air di sekitar industri-industri
tersebut dapat mengkontaminasi ikan dan makhluk air lainnya, termasuk
ganggang dn tumbuhan air. Selanjutnya ikan-ikan kecil dan makhluk lainnya
mungkin akan dimakan oleh ikan-ikan atau hewan air lainnya yang lebih besar,
atau masuk ke dalam tubuh melalui insang. Kerang juga dapat mengumpulkan
merkuri di dalam rumahnya, ikan-ikan dan hewan air tersebut kemudian
dikonsumsi manusia sehingga manusiapun dapat mengumpulkan merkuri di

7
dalam tubuhnya. FDA menetapkan batasan kandungan merkuri maksimum adalah
0,005 ppm untuk makanan, sedangkan WHO (World Health Organization)
menetapkan batasan maksimum yang lebih rendah, yaitu 0,0001 ppm untuk
air.keracunan merkuri terutama disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar
merkuri atau konsumsi biji-bijian yang diberi perlakuan dengan merkuri.
Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan
jelas, tetapi bebrapa hal mengenai daya racun merkuri dalam jumlah yang cukup
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup beracun terhadap tubuh.
b. Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik
dalam daya racunnya, distribusi, akumulasi atau pengumpuan dan waktu
resistansinya di dalam tubuh.
c. Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh
di mana komponen merkuri diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Pemakaian bahan merkuri digunakan dalam berbagai bidang
(Lestarisa,2010 dalam Djunaid, 2014), yaitu:
1. Bidang perindustrian
Dalam industri pulp dan kertas banyak digunakan senyawa FMA (fenil
merkuri asetat) yang digunakan untuk mencegah pembentukan kapur pada
pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Logam natrium tersebut
dapat ditangkap oleh merkuri melalui proses elektrolisa dari larutan garam
natrium klorida (NaCl). Merkuri juga digunakan dalam industri cat untuk
mencegah pertumbuhan jamur sekaligus sebagai komponen pewarna. Selain
itu, merkuri juga digunakan dalam industry pembuatan klor alkali yang
menghasilkan klorin (Cl2), dimana perusahaan air minum memanfaatkan
klorin untuk penjernihan air dan pembasmi kuman (proses kronisasi).
Penggunaan terbanyak pada bidang Industri yaitu adanya pabrik-pabrik alat-
alat listrik yang menggunakan lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan
raya.

8
2. Bidang pertambangan
Pada bidang pertambangan Logam merkuri digunakan untuk membentuk
amalgram, yaitu logam merkuri tersebut digunakan untuk mengikat dan
memurnikan emas.
3. Bidang kedokteran
Merkuri digunakan sejak abad 15 diamana merkuri digunakan untuk
pengobatan penyakit kelamin (sifilis), digunakan untuk obat diuretika,
sebagai bahan untuk kosmetik, logam merkuri digunakan untuk campuran
penambal gigi. Kalomel (HgCl) digunakan sebagai pembersih luka dan
kemudian diketahui bahwa bahan tersebut beracun sehingga tidak digunakan
lagi.
4. Bidang fisika
Merkuri digunakan dalam thermometer, barometer, pengatur tekanan gas dan
alat-alat listrik.
5. Bidnag pertanian
Merkuri banyak digunakan sebagai fungisida. Contohnya, senyawa metil
merkuri disiano diamida (CH3-Hg-NH-CHHNHCN), metil merkuri siano
(CH3-Hg-CN), metil merkuri asetat (CH3-Hg-CH2-COOH), dan senyawa etil
merkuri khorida (C2H5-HgCl).

2.5 Merkuri di Lingkungan


Sumber pencemaran merkuri dilingkungan mudah dideteksi dari indutri-
industri yang menggunakan merkuri didalam prosesnya. Masalah yang dihadapi
adalah bagaimana mencegah terjadinya pencemaran merkuri tersebut. Kesulitan
untuk mencegah pencemaran air adalah karena merkuri memiliki sifat-sifat antara
lain :
1. Merkuri bersifat volatil sehingga dapat mencemari udara
2. Merkuri berbentuk cair sehingga mudah menyebar di permukaan air dan
sulit untuk dikumpulkan
3. Merkuri mengalami translokasi di dalam tumbuhan dan hewan
4. Merkuri atau komponen merkuri dapat diubah oleh mikroorganisme yang
terdapat didalam laut, sungai atau danau menjadi komponen metil merkuri

9
yang sangat beracun, dimana dengan adanya rantai makanan
dimungkinkan untuk terakumulasi di dalam tubuh hewan dan manusia.

Merusak ginjal, hati dan otak. Waktu retensi


pendek

Hg anorganik

Transformasi didalam Transformasi dan


tubuh dan lingkungan mikroorganisme

Aril Hg (organik) Alkil Hg (organik)

Semua
beracun dalam Merusak ginjal, semua jaringan termasuk
jumlah yang otak. Waktu retensi lama
cukup

Gambar 2.1 Hubungan Antara Berbagai Bentuk Merkuri dan Sifat-Sifatnya


Didalam Tubuh

Merkuri merupakan unsur alami yang dapat ditemukan di udara, air, dan
tanah yang dapat diditribusikan ke seluruh lingkungan baik secara alami maupun
karena adanya kegiatan manusia (antropogenik) (UNEP dan WHO, 2008 dalam
Junita, 2013).
a. Hg anorganik: berasal dari air hujan atau aliran sungai, memiliki sifat stabil
pada pH yang rendah.
b. Hg organik: berasal dari kegiatan pertanian, yaitu penggunaan pestisida.
c. Terikat: suspended soil
d. Logam Hg: berasal dari kegiatan industri (Budiono, 2002 dalam Junita, 2013)

10
Sebagian besar merkuri yang berada di atmosfer Hg0 uap, yang dapat
berada/beredar di atmosfer hingga satu tahun sehingga dapat tersebar ribuan mil
dari sumber emisi. Sebagian besar merkuri dalam air, tanah, sedimen, atau
tanaman dan hewan berada dalam bentuk merkuri ionik (seperti merkuri klorida)
(US EPA, 1997, UNEP dan WHO, 2008 dalam Junita, 2013). Sedangkan untuk
metil merkuri utamanya terdapat dalam ikan. Merkuri dapat berakumulasi di
rantai makanan sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi suatu organisme
dalam rantai makanan yang secara otomatis semakin tinggi juga tingkat trofiknya,
maka akan menyebabkan semakin tinggi pula konsentrasi metil merkuri pada
organisme tersebut (Watras et al., 1998; UNEP dan WHO, 2008 dalam Junita
2013)
Terdapat berbagai pertauran mengenai batasan kadar Hg di lingkungan.
Peraturan mengenai kadar Hg di lingkungan yang berlaku di Indonesia sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Batasan Kadar Hg di Lingkungan
No. Peraturan Kadar Hg yang Diperbolehkan
1. Kadar Hg dalam air minum pada 0,001 mg/l
Permenkes No.907/2002
2. Kadar Hg dalam air bersih pada 0,001 mg/l
Permenkes No.416/1990
3. Kadar Hg dalam udara tempat kerja 0,1 mg/l
pada Kepmenkes No.261/1998
4. Kadar Hg dalam makanan dan Dalam ikan segar: 0,5 mg/kg
minuman pada KepBPOM Dalam sayur-sayuran: 0,03
No.3725/B/SK/VII/89 mg/kg
Dalam biji-bijian: 0,05 mg/kg
5. Kadar Hg dalam air sungai Kepmen Golongan A (baku mutu air
LH No.02/1998 minum): 0,001 mg/l
Golongan B (Untuk
perikanan): 0,001 mg/l
Golongan C (untuk pertanian):
0,002 mg/l

11
Golongan D (yang tidak
termasuk golongan A,B, dan
C): 0,005 mg/l
Sumber: Inswiari (2008) dalam Junita (2013)

2.6 Batas Aman Merkuri


Menurut WHO dan UNEP (2008), kadar merkuri normal dalam darah
rata-rata berkisar antara 5-10 mg/L, untuk rambut bekisar antara 1-2 ppm, dan
untuk urin konsentrasi merkuri maksimum adalah 50 mg/g kreatinin. Kadar
merkuri pada urin orang yang pekerjaannya tidak terpapar merkuri jarang
melebihi 5 ug/g kreatinin.
Batas aman dari segi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung
merkuri telah ditetapkan oleh Joint FAO/WHO Expert Committee on Food
Additives (JECFA). JECFA menetapkan konsumsi mingguan yang ditoleransi
untuk merkuri adalah 5 mg/kg berat badan. Sedangkan untuk metil merkuri
sebesar 1,6 mg/kg. Menurut US EPA dosis metilmerkuri per hari adalah 0,1
mg/kg berat badan dan dosis merkuri klorida per hari adalah 0,3 mg/kg berat
badan (WHO dan UNEP, 2008 dalam Junita 2013).
Menurut EPA (2007) dalam Junita (2013), dosis letal akut merkuri
inorganik untuk orang dewasa adalah 1-4 gram atau 14-57 mg/kg berat badan
untuk seseorang yang memiliki berta badan sebesar 70 kg. Sedangkan dosis letal
minimum metil merkuri untuk seseorang yang memiliki berat badan sebesar 70 kg
adalah berkisar anatar 20-60 mg/kg berat badan.

2.7 Toksisitas Merkuri


Pengaruh toksisitas merkuri terhadap manusia tergantung dari bentuk
komposisi merkuri, rute masuknya ke dalam tubuh dan lamanya terpajan.
Toksisitas uap merkuri pada tubuh melalui saluran pernafasan biasanya
menyerang sistem syaraf pusat. Sedangkan toksisitas kronik dapat menyerang
ginjal (Darmono, 2001; Iman R, 2005 dalam Junita 2013). Pekerja yang peka dan
terpajan dengan uap merkuri sebesar 0,05 mg/m3 di udara secara terus-menerus
dapat menimbulkan gejala nonspesifik berupa neuroasthenia (Idris, 1998 dalam
Junita, 2013). Menurut ATSDR (2011) dalam Junita (2013), merkuri dapat

12
menembus darah-otak dan plasenta. Diketahui pula bahwa pada anak-anak
peningkatan risiko toksisitas pada paru-paru mungkin terjadi dan dapat
berkembang menjadi gangguan dalam pernafasan (sulit bernafas).
Menurut silalahi (2005) dalam Junita (2013), Hg berpengaruh terhadap
proses aterosklerosis karena Hg dapat membentuk radikal bebas yang dapat
merusak sel. Kandungan tinggi, yaitu sebesar >2,0 mg/g pada rambut pria dewasa
dapat berkolerasi dengan peningkatan risiko PJK dan/atau infarksi miokardial 2-3
kali lipat dibandingkan dengan yang memiliki kandunagn merkuri rendah.
Tabel 2.2 Konsentrasi Hg Pada Beberapa Organ Induk dan Janin
Organ Hg pada induk (g/g) Hg pada janin (g/g)
Ginjal 518 5,8
Paru-paru 77,5 0,6
Hati 8 10,1
Cerebrum 10,9 0,05
Cerebellum 5,8 0,24
Jantung 3,2 0,15
Limpa 5,2 1,8
Darah 15 g/100 ml 2,35 g/100 ml
Sumber: Widowati et al. (2008) dalam Junita (2013)
Menurut Agus, dkk (2005) dalam Djunaid (2014), salah satu logam berat
yang memiliki bahaya potensial adalah merkuri baik terhadap manusia maupun
hewan karena: (1) bersifat sebagai racun dan meracuni; (2) tidak dapat
dirombak/sukar dihancurkan oleh organisme. Toksisitas merkuri dapat terjadi
pada bentuk organik maupun anorganik. Toksisitas merkuri berbeda sesuai bentuk
kimianya, misalnya merkuri anorganik bersifat toksik pada ginjal, sedangkan
merkuri organik seperti metil merkuri bersifat toksik pada sistim syaraf pusat.
Menurut Wurdiyanto (2007) dalam Djunaid (2014), merkuri apapun
jenisnya sangatlah berbahaya pada manusia karena merkuri akan terakumulasi
pada tubuh dan bersifat neurotoxin. Penggunaan merkuri dalam waktu lama
menimbulkan dampak gangguan kesehatan hingga kematian pada manusia dalam
jumlah yang cukup besar.

13
Toksisitas akut dari uap merkuri meliputi gejala muntah, kehilangan
kesadaran, mulut terasa tebal, sakit abdominal, diare disertai darah dalam feses,
oliguria, albuminuria, anuria, uraemia, ulserasi, dan stomatis. Toksisitas garam
merkuri yang larut bisa menyebabkan kerusakan membran alat pencernaan,
eksanterma pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta menurunkan tekanan darah.
Toksisitas kronis dari merkuri anorganik meliputi gejala gangguan system syaraf,
antara lain berupa tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok,
anemia, albuminuria, dan gejala lain berupa kerusakan ginjal, serta kerusakan
mukosa usus (Djunaid, 2014).

2.8 Bahaya Merkuri


Merkuri dapat berakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh
lainnya, menyebabkan bronchitis, sampai rusaknya paru-paru. Gejala
keracunan Merkuri tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal sehingga tidak
peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, gangguan
psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit kepala.Jika terjadi
akumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak kecil,
gangguan pada luas pandang, kerusakan sarung selaput saraf dan bagian dari otak
kecil. Turunan oleh Merkuri (biasanya etil merkuri) pada proses kehamilan akan
nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa gangguan mental. Sedangkan
keracunan merkuri yang akut dapat menyebabkan kerusakan saluran
pencernaan, gangguan kardiovaskuler, kegagalan ginjal akut maupun shock. Efek-
efek Hg terhadap kesehatan dapat diuraikan secara rinci dengan penjelasan di
bawah ini:
a. Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan terganggunya
fungsi ginjal dan hati.
b. Mengganggu sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa
ikatandengan kelompok sulfur di dalam protein dan enzim.
c. Merkuri (Hg) organik dari jenis metil-merkuri dapat memasuki placenta
danmerusak janin pada wanita hamil sehingga menyebabkan cacat
bawaan kerusakan DNA dan Chromosom, mengganggu saluran darah ke otak
sertamenyebabkan kerusakan otak.

14
d. Tidak berfungsinya otak (gangguan syaraf seperti parestesia, ataxia,
dysarthria)
e. Kanker,
f. Kerusakan saluran pencernaan,
g. Gangguan kardiovaskuler
h. Gangguan psikologik berupa rasa cemas dan kadang timbul sifat agresi,
i. Kegagalan ginjal akut ,
j. Kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir), dan
k. Kematian.

2.9 Pencegahan
Bila memungkinkan, merkuri hendaknya dikelola dalam sistem bersekat
rapat dan higiene yang ketat ditekankan di tempat kerja. Lebih lanjut, penting pula
dicegah:
a. terlepasnya merkuri dari kontainer
b. penyebaran percikan merkuri di udara
c. infiltrasi merkuri pada retakan dan celah-celah lantai atau meja kerja (ini
menyebabkan penguapan yang berlangsung lama).
Uap merkuri dan debu yang mengandung senyawa merkuri hendaknya
ditekan dengan langkah-langkah pengendalian teknis. Pada keadaan darurat
termasuk pajanan terhadap kadar merkuri yang tinggi, peralatan pelindung nafas
hendaknya dipakai (Lubis, 2002).
Batas-batas pajanan unsur merkuri berbeda di berbagai negara antara 0,01
3
mg/m hingga 0,05 mg/m3. Batasan paparan berdasarkan kesehatan yang
dianjurkan oleh suatu Kelompok Studi WHO adalah 25 g/g kreatinin dalam
kemih (WHO, 1995 dalam Lubis, 2002).
Pencegahan bila mungkin adalah substitusi merkuri dengan bahan lain
yang kurang berbahaya. Satu contoh substitusi, pembuatan cermin yang dulu
memakai amalgam timah putih diubah dengan menggunakan larutan amoniakal
perak nitrat, dan ternyata cermin yang dihasilkan lebih baik (Sumamur, 1986
dalam Lubis, 2002).
Pencegahan harus dijalankan di tambang-tambang tempat bijih merkuri
diambil, yaitu dengan ventilasi, pengeboran basah, dan pemakaian masker yang

15
dapat menahan uap merkuri (La Dou, 1990 dan WHO 1995 dalam Lubis, 2002).
Di pabrik-pabrik yang membuat barometer dan termometer, lantai harus rata,
licin, tidak boleh retak sehingga kalau terjadi penumpahan merkuri akan segera
dapat dibersihkan. Ventilasi umum di pabrikpabrik yang menggunakan merkuri
tidaklah baik, karena ventilasi memperhebat terjadinya penguapan merkuri.
Pemeriksaan kesehatan berkala, permasuk pemeriksaan gigi dan mulut sangat
membantu dalam menentukan keracunan sedini mungkin (Sumamur, 1986
dalam Lubis, 2002).

16
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Sumber Masalah


Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan, salah
satunya merkuri (Hg). Merkuri dapat digunakan untuk membentuk almagam,
yaitu logam merkuri tersebut digunakan untuk mengikat dan memurnikan emas.
Merkuri yang telah mencemari permukiman warga dan lahan pertanian di Desa
Parbulu, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru dapat terakumulasi dalam tubuh
manusia sehingga mengganggu kesehatan manusia.
Bekas saluran air yang semula mengalir ke sungai kecil yang menjadi
sumber air minum ternak dan irigasi di sawah milik warga tampak kering karena
ditutupi endapan lumpur berwarna putih. Endapan lumpur berwarna putih tersebut
merupakan senyawa merkuri inorganik yang umumnya berwarna putih.

3.2 Penyebab Masalah


Aktivitas pengolahan emas dan limbah dari tambang emas yang berjarak
kurang dari 1 km dari permukiman penduduk mulai berpengaruh pada kesehatan
dan lahan pertanian. Tetapi, lokasi tambang emas berada di Gunung Botak yang
berjarak sekitar puluhan kilometer dari Desa Parbulu.

3.3 Dampak
1. Kandungan merkuri yang berasal dari tong pengolahan limbah tambang
emas menyebabkan dua sapi milik warga mati. Kematian sapi milik warga
dimungkinkan makanan dan minuman yang dikonsumsi telah tercemar.
Padahal menurut Permenkes No.907 tahun 2002, kadar Hg dalam air
minum sebesar 0,001 mg/l. Kadar Hg dalam air bersih menurut Permenkes
No.416 tahun 1990 sebesar 0,001 mg/l pula. Sapi juga sangat
dimungkinkan mengkonsumsi sayur-sayuran. Dimana kadar Hg dalam
sayur-sayuran menurut KepBPOM No.3725/B/SK/VII/89, yaitu sebesar
0,03 mg/kg
2. Pencemaran merkuri dari pengolahan limbah tambang emas mulai
berpengaruh pada kesehatan warga, misalnya penyakit kulit, penyakit
persendian, dan sakit kepala. Keluhan kesehatan warga sangat
dimungkinkan terjadinya akumulasi makanan yang berasal dari hewan dan

17
sayur-sayuran serta minuman hingga air bersih yang digunakan sehari-hari
telah tercemar dan melebihi ambang batas yang telah ditetapkan
3. Penjualan padi milik warga anjlok karena para pembeli khawatir dengan
kandungan merkuri dalam bahan pangan dari Kecamatan Waelata.
Merkuri mempunyai sifat translokasi di dalam tumbuhan. Dimana terdapat
perpindahan materi dalam sistem tumbuhan sehingga sangat
memungkinkan semua bagian tumbuhan tercemar oleh merkuri. Selain itu,
merkuri berbentuk cair sehingga mudah menyebar di permukaan air dan
penghuni habitat air bisa tercemar oleh merkuri, seperti ikan. Hal yang
paling berbahaya adalah komponen merkuri yang dapat diubah oleh
mikroorganismes yang terdapat di dalam laut, sungai, dan danau menjadi
metil merkuri yang sangat beracun. Dimana dengan adanya rantai
makanan dimungkinkan untuk terakumulasi di dalam tubuh hewan dan
manusia. Metil merkuri utamanya terdapat dalam ikan. Merkuri dapat
berakumulasi di rantai makanan sehingga dapat dinyatakan bahwa
semakin tinggi suatu organisme dalam rantai makanan yang secara
otomatis semakin tinggi juga tingkat trofiknya, maka akan menyebabkan
semakin tinggi pula konsentrasi metil merkuri pada organisme tersebut
4. Penelitian pada tahun 2012 menunjukkan kandungan merkuri di dalam air
sungai di sekitar tambang sudah masuk kadar yang membahayakan. Kadar
merkuri di sedimen sungai sudah sangat tinggi yaitu 9 mg/kg lumpur,
melebihi ambang batas 1 mg/kg lumpur. Sedangkan penelitian pada tahun
2014, ditemukan merkuri telah masuk ke rantai makanan. Merkuri dari
tambang emas Gunung Botak yang mengalir ke Teluk Kayeli ditemukan
pada hewan laut yang biasa dikonsumsi warga setempat seperti udang,
kepiting kerang, dan ikan.
Menurut Kepmen LH No.02 tahun 1998, kadar Hg dalam air sungai
golongan A (baku mutu air minum) sebesar 0,001 mg/l, golongan B
(Untuk perikanan) sebesar 0,001 mg/l, golongan C (untuk pertanian)
sebesar 0,002 mg/l, golongan D (yang tidak termasuk golongan A,B, dan
C) sebesar 0,005 mg/l. Kadar merkuri sedimen sungai di sekitar tambang
emas Gunung Botak sudah melampaui batas yang telah ditetapkan oleh

18
Kepmen LH sehingga sangat memungkinkan terjadinya gangguang
kesehatan terhadap makhluk hidup.
Menurut KepBPOM No.3725/B/SK/VII/89, kadar Hg dalam makanan dan
minuman, yaitu ikan segar sebesar 0,5 mg/kg, sayur-sayuran sebesar 0,03
mg/kg, dan biji-bijian sebesar 0,05 mg/kg. Tetapi, didalam studi kasus
tidak disebutkan besar kadar Hg dalam makanan laut yang telah tercemr
oleh logam berat tersebut. Di dalam studi kasus disebutkan bahwa ikan-
ikan mati akibat ekstraksi emas.

Kadar merkuri dalam tubuh warga yang berada di Desa Parbulu harus
diperiksa sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanganan dengan cepat.
Kadar merkuri dapat dilihat melalui darah yang harus bekisar antara 5-10 mg/l,
rambut bekisar antara 1-2 ppm, dan untuk urin konsentrasi merkuri maksimum
adalah 50 mg/g kreatinin. Sedangkan dosis letal akut merkuri inorganik untuk
orang dewasa adalah 1-4 gram atau 14-57 mg/kg berat badan untuk seseorang
yang memiliki berat badan sebesar 70 kg. Sedangkan dosis letal minimum metil
merkuri untuk seseorang yang memiliki berat badan sebesar 70 kg adalah berkisar
antara 20-60 mg/kg berat badan.
Pengaruh toksisitas merkuri terhadap warga di Desa Parbulu harus dilihat
dari bentuk komposisi merkuri di tambang emas Gunung Botak, rute masuknya ke
dalam tubuh, dan lamanya terpajan warga. Pekerja dan bukan pekerja sangat
dimungkinkan terjadi toksisitas pada organ tubuhnya sehingga penyakit gangguan
pernafasan, penyakit yang menyerang otak, aterosklerosis, risiko PJK, dan
neuroasthenia bisa terjadi. Hal tersebut dikarenakan lokasi pengolahan yang tidak
jauh dari permukiman warga dan aliran air serta makhluk hidup lain yang telah
tercemar oleh merkuri.
Merkuri anorganik yang berada di tambang emas Gunung Botak bersifat
toksik pada ginjal. Sedangkan konsentrasi Hg pada organ ginjal induk sebesar 518
g/g dan pada organ ginjal janin sebesar 5,8 g/g. Penggunaan merkuri dalam
waktu lama menimbulkan dampak gangguan kesehatan hingga kematian pada
manusia dalam jumlah yang cukup besar.

19
3.4 Penanganan Yang Telah Dilakukan
Dengan adanya kegiatan pertambangan emas ilegal di Gunung Botak
Kabupaten Buru, Maluku tersebut ada beberapa tindakan yang telah dilakukan
untuk meminimalisir pencemaran merkuri yang mengalir di saluran air
masyarakat sekitar hingga pencemaran merkuri yang telah masuk ke rantai
makanan, yakni dengan pengukuran kadar merkuri di sedimen sungai sudah
sangat tinggi yang telah melewati ambang batas normal, yaitu sebanyak 9
miligram (mg) per kilogram (kg) lumpur , sedangkan ambang batas merkuri di
lingkungan yang aman adalah 1 mg per 1 kg tersebut pemerintah merencanakan
upaya penanganan dalam bentuk normalisasi lingkungan. Berdasarkan informasi
yang dikutip dari sumber berita lain menyatakan bahwa pemerintah kerap
melakukan penutupan tambang emas ilegal yang beroperasi di sekitar Gunung
Botak Kabupaten Buru, Maluku. Hingga inspeksi secara besar-besaran dilakukan
oleh pihak berwenang dengan membakar tenda penambangan serta memulangkan
para penambang dari liar pulau Buru.
Selain aksi tersebut pemerintah kabupaten Buru berencana membangun
tambang emas legal di kawasan tersebut. Seperti yang dilansir pada sumber berita
lain Bupati mengatakan bahwa pekerja yang boleh bekerja dalam tambang rakyat
tersebut adalah penduduk yang tergabung dalam koperasi daerah dan diperlukan
pendataan penduduk agar dapat dipastikan siapa saja yang dapat bergabung dalam
koperasi. Sistem koperasi tersebut diharapkan tidak akan merusak lingkungan,
yakni mekanisme pengambilan tidak menggunakan alat berat, membatasi
kedalaman galian, serta cara pengambilan tidak menggunakan merkuri, yakni
mensubstitusi dengan bahan yang ramah lingkungan.
Dikeluarkannya Izin Pertambangan Rakyat atau IPR, Undang-Undang No.
4 Tahun 2009 tentang Minerba, Pasal 67, menyatakan bahwa Bupati dapat
memberikan IPR terutama kepada penduduk setempat, baik perorangan maupun
kelompok masyarakat atau koperasi, yang mana sebelumnya pemohon wajib
menyampaikan surat permohonan kepada Bupati. Pasal 72; mengenai tata cara
pemberian IPR diatur dengan peraturan daerah kabupaten. Kedua ketentuan ini
dapat menjadi dasar pertimbangan pembentukan suatu peraturan daerah di

20
kabupaten Buru yang mengatur tentang masalah pertambangan guna
menanggulangi kegiatan penambangan liar.
Pengelolaan penambangan liar di Gunung Botak dapat dilakukan oleh
pemerintah daerah dengan membuat kebijakan-kebijakan terkait pemberian ijin
atas penambangan dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah No 23 Tahun
2010 tentang Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara, Pasal 48,
setiap usaha pertambangan rakyat pada wilayah pertambangan rakyat dapat
dilaksanakan apabila telah mendapatkan izin pertambangan rakyat. Izin pemohon
harus memenuhi; a. persyaratan administratif. b. persyaratan teknis. c. persyaratan
finansial.

3.5 Pencegahan dan Penanggulangan


Pencemaran air merupakan masalah yang sangat serius, karena masyarakat
sekitar menggunakan air sungai tersebut untuk dikonsumsi sehari-hari. Solusi
yang dapat diajukan untuk permasalahan yang berada di gunung botak adalah
1. Memberikan karbon aktif dalam perairan karena karbon ini tidak hanya
menyerap merkuri dilingkungan, tetapi mampu mengurangi polusi metil
merkuri yang diserap oleh cacing tanah.
2. Dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang mampu
mengikat ion merkuri hingga menjadi jenuh, kemudian diregenerasi
kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga merkuri bisa
dinetralisir
3. Dengan adanyanya PROKASIH (Program Kali Bersih) dengan
menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis dan
secara teknis. Secara nonteknis yaitu dengan menciptakan peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala
macam bentuk kegiatan (dari teknologi yang digunakan) sehingga dapat
meminimalisir pencemaran. Sedangkan secara teknis yaitu bersumber pada
perlakuan terhadap perlaku buangannya, dengan mengubah proses,
mengelola limbah atau menambah alat bantu guna menguarangi
pencemaran
4. Dapat dilakukanjauh dari pemukiman penduduk guna meminimalisir
terjadinya paparan dan terkontaminasi pencemaran merkuri

21
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Merkuri (Hg) merupakan logam berat yang berbahaya dan sering mencemari
lingkungan. Merkuri dapat digunakan untuk membentuk almagam, yaitu
logam merkuri tersebut digunakan untuk mengikat dan memurnikan emas.
2. Aktivitas pertambangan emas di Desa Parbulu, Kecamatan Waelata,
Kabupaten Buru menimbulkan pencemaran lingkungan. Kandungan merkuri
yang terdapat pada lumpur limbah pengolahan emas dapat terakumulasi
dalam tubuh manusia sehingga mengganggu kesehatan manusia.
3. Kandungan merkuri pada limbah pengolahan emas di Desa Parbulu,
Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru menutup saluran air yang menjadi
sumber air minum ternak dan irigasi di sawah sehingga berpengaruh pada
kesehatan dan lahan pertanian.
4. Lumpur limbah pengolahan emas di Desa Parbulu, Kecamatan Waelata,
Kabupaten Buru yang mengandung merkuri berdampak pada matinya hewan
ternak, gangguan kesehatan pada warga, dan terganggunya hasil dari
pertanian dan perikanan milik warga.
5. Penanganan yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Buru terkait
pencemaran dari tambang emas antara lain pengukuran kadar merkuri yang
menunjukkan telah melewati ambang batas normal, penutupan tambang emas
ilegal, inspeksi secara besar-besaran dengan membakar tenda penambangan
serta memulangkan para penambang dari liar pulau Buru. Selain itu,
pemerintah kabupaten Buru berencana membangun tambang emas legal di
kawasan tersebut, dan dikeluarkannya Izin Pertambangan Rakyat atau IPR,
Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba, Pasal 67.
6. Solusi yang dapat diajukan untuk mengurangi kadar merkuri akibat limbah
tambang emas di Desa Parbulu, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru antara
lain memberikan karbon aktif dalam perairan, dengan pertukaran ion, dengan
adanya PROKASIH (Program Kali Bersih ), penanggulangan secara non-
teknis dan secara teknis, dan dapat dilakukan jauh dari pemukiman
penduduk.

22
4.2 Saran
1. Perlu adanya pengoptimalan dalam pembuatan saluran pembuangan limbah
cair berupa saluran dengan lapisan impermeable sehingga limbah cair tidak
meresap mencemari tanah dan air tanah dan menutup saluran irigasi dan
sumber air minum.
2. Perlu ada penelitian intensifdan lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat lebih
jauh dampak yang ditimbulkan dari pertambangan emas rakyat tentang
kandungan logam berat merkuri (Hg) terhadap pertanian maupun kesehatan
masyarakat agar dapat diadakan pencegahan.
3. Pemerintah daerah juga dapat mengeluarkan berbagai peraturan yang lebih
meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat adat yang didalamnya
memuat pembagian zona wilayah pertambangan.
4. Untuk mengurangi limbah merkuri yang dibuang begitu saja harus ada
penertiban dan tindakan keras dari pemerintah karena pertambangan yang
ada adalah pertambangan tanpa izin usaha sehingga pemerintah mempunyai
wewenang dan hak untuk mengaturnya yang dilindungi oleh badan hukum.
5. Melihat bahwa pertambangan emas memberikan dampak buruk terhadap
penurunan kualitas lingkungan dan juga termasuk dalam pertambangan emas
illegal atau tanpa ijin usaha, maka seharusnya pertambangan ini ditutup.

23
DAFTAR PUSTAKA

Notodarmojo Suprihanto.2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Penerbit ITB.


Bandung
Kristanto Philip.2002. Ekologi Industri. Penerbit ANDI Yogyakarta. Yogyakarta
Djunaid, UD. 2014. Available Online On http://eprints.ung.ac.id/4924/5/2013-1-
84205-431408090-bab2-31072013102454.pdf
Junita, Nita Ratna. 2013. Risiko Keracunan Merkuri (Hg) Pada Penambangan
Emas Tanpa Izin (PETI) Di Desa Cisarua Kecamatan Nanggung
Kabupaten Bogor. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Available Online On
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3717/1/k3-halinda4.pdf
Lubis, HS. 2002. Available Online On
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3717/1/k3-halinda4.pdf
http://indonesiabangkit.net/index.php/2016/08/23/upaya-normalisasi-bekas-
tambang-emas-ilegal-gunung-botak-di-pulau-buru-maluku/
http://fhukum.unpatti.ac.id/lingkungan-hidup-pengelolaan-sda-dan-perlindungan-
hak-hak-adat/262-kebijakan-daerah-terhadap-pengelolaan-penambangan-
liar-di-gunung-botak-kabupaten-buru

24
LAMPIRAN
Warga Gunung Botak alami gangguan kesehatan

Sri Lestari Wartawan BBC Indonesia, 7 November 2015


Tambang emas Gunung Botak Kabupaten Buru, Maluku, ilegal.

Mustaslimah menunjukkan kepada saya saluran air yang kering akibat tumpukan
sisa lumpur limbah tambang emas yang diolah di lokasi tak jauh dari
kediamannya.

Mustalimah merupakan seorang warga Desa Parbulu, Kecamatan Waelata,


Kabupaten Buru yang minta namanya minta disamarkan.

Bekas saluran air yang semula mengalir ke sungai kecil yang menjadi sumber air
minum ternak dan irigasi di sawah itu tampak kering karena ditutupi endapan
lumpur berwarna putih.

Dia mengatakan kandungan merkuri yang berasal dari tong pengolahan limbah
tambang emas itu yang menyebabkan dua sapi miliknya mati.

Mustaslimah mengatakan dampak pencemaran merkuri dari pengolahan limbah


dari tambang emas yang berjarak kurang dari satu kilometer dari kediamannya itu
mulai berpengaruh pada kesehatannya.

Dulu-dulu itu juga tak ada penyakit aneh, sekarang ada penyakit kulit udah
dirasa kayak gatal-gatal udah dikasih obat, kambuh lagi, kayak saya abis nyuci di
sungai gatal-gatal, sapi saya dua mati, takutnya kena anak-anak kena orang kan
berbahaya, jelas Mustalimah .

25
Limbah pengolahan tambang emas yang mengandung bahan berbahaya hanya
berjarak sekitar 300 meter dari permukiman dan aliran irigasi.

Sementara itu Karminah tetangga Mustaslimah, yang juga minta disamarkan


namanya, mengatakan mulai merasa sakit pada persendian.

Tulang-tulang itu kayak pretel itu bagaimana, kepala pusing, linu-linu ga sama
dengan yang dulu, kasianlah apalagi kami tak bisa pindah dari sini, jelas
Karminah yang merupakan transmigran yang berasal dari Blitar Jawa Timur.

Mereka mengaku sejumlah tetangganya juga mengalami rasa sakit yang sama.

Ganti rugi yang diberikan para pemilik pengolahan tambang emas ilegal itu tak
sampai lima persen dari harga sapinya. Upaya warga agar tempat pengolahan
emas ditutup pun tidak mendapatkan jawaban dari pemerintah.

Kadar merkuri berbahaya

Meski tambang emas di Gunung Botak yang berjarak sekitar puluhan kilometer
dari Desa Parbulu, tetapi aktivitas pengolahan emas dan juga limbahnya dilakukan
di tengah permukiman penduduk dan lahan pertanian.

Salah seorang petani yang minta namanya disamarkan menjadi Ibrahim,


mengatakan penjualan padi miliknya anjlok karena para pembeli khawatir dengan
kandungan merkuri dalam bahan pangan dari Kecamatan Waelata.

Penelitian Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA dari
Universitas Pattimura, Yusthinus T Male, pada 2012 lalu menunjukkan
kandungan merkuri di dalam air sungai di sekitar tambang sudah masuk kadar
yang membahayakan.

Menurutnya, kadar merkuri di sedimen sungai sudah sangat tinggi yaitu 9


miligram (mg) per kilogram (kg) lumpur, melebihi ambang batas 1 mg per 1 kg
lumpur.

Yusthinus mengatakan upaya untuk memulihkan tanah yang tercemar akibat


merkuri sangat sulit.

Dan pada penelitian selanjutnya, pada 2014, ditemukan merkuri telah masuk ke
rantai makanan.

"Merkuri dari tambang emas gunung Botak yang mengalir ke Teluk kayeli,
ditemukan pada hewan laut

26
yang biasa dikonsumsi warga setempat seperti udang, kepiting kerang dan ikan,"
jelas Yusthinus.

Pada bulan September lalu, Gubernur Maluku Said Assagaf menyatakan


penambangan emas di Gunung Botak ditutup dan akan dilakukan penelitian
tentang pencemaran merkuri di area tersebut.

Tetapi warga di sekitar Gunung Botak mengatakan aktivitas penambangan masih


berlangsung.

Seorang petani mengatakan pencemaran merkuri menganggu produksi dan


penjualan beras. Tromol untuk memisahkan emas beroperasi di dekat permukiman
penduduk.

Sumber:
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/11/150915_indonesia_tamb
angemas

27

Anda mungkin juga menyukai