Anda di halaman 1dari 18

INDUSTRI BESI DAN BAJA

disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Dasar 2

oleh

Muhammad Gustian (1201200110)


Sagaranata R.V. (1201200485)
Bambang Dwi Febrianto (1201202225)
Amanda Septriannisa Sutadi (1201204070)
Surya Julian Dwi Syaputra (1201204152)

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb.

Dengan menyebutkan nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta
memanjatkan puji syukur kehadirat Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pembuatan tugas kelompok kimia dasar 2 yang
berjudul Industri Besi dan Baja.

Tugas besar ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan tugas besar ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan kelompok ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.

Akhir kata kami sebagai penyusun sangat berharap semoga saja dengan adanya penulisan
makalah Industri Besi dan Baja ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca.

Bandung, 20 Maret 2021

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………..……………………….. 3

Daftar Isi………………………………………………………..…………………………... 4

Daftar Gambar…………………………………………………..………………………….. 5

Daftar Tabel……………………………………………..………………………………….. 6

Bab I. Pendahuluan………………………………………………………………………... 7

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….... 7

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………... 7

1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..... 7

1.4 Manfaat……………………………………………………………………………... 7

1.5 Batasan…………………………………………………………………………….... 7

Bab II. Bahan Baku, Produk, dan Proses Pembentukan Besi dan Baja………………………8

2.1 Definisi dan Bahan Baku Utama……………………………………………… 8

2.2 Bahan Dasar……………………………………………………..

2.3 Produk……………………………………………………………. 8

2.4 Proses………………………………………………………………………………...

Bab III. Tantangan dan Perusahan Industri Besi dan Baja……………………………………9

3.1 Tantangan dan Peluang Melalui Revolusi Industri 4.0 …………………………… 9

3.2 Perusahan Industri Besi dan Baja…………………………………... 9

Bab IV. Simpulan dan Saran………………………………………………………………. 10

4.1 Simpulan…………………………………………………………………………... 10

4.2 Saran……………………………………………………………………………..... 10

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………... 11

Pembagian Tugas………………………………………………………………………….. 12

Lampiran……………………………………………………………………………….….. 13
Daftar Gambar
Daftar Tabel

 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Besi (Fe) merupakan salah satu logam yang mempunyai peranan yang sangat besar
dalam kehidupan manusia, terlebih-lebih di zaman modern seperti sekarang. Kelimpahannya
juga sangat besar, 50.000 ppm atau 5% dan merupakan jenis logam terbanyak kedua di kulit
bumi. Karena kelimpahannya yang sangat besar itulah maka besi banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dan industri konstruksi. Besi berada dalam bentuk senyawanya,
terutama sebagai bijih besi, yang mengandung Fe2O3 (hematite), Fe2O3.H2O (limonit),
Fe3O4 (magnetic), FeCO3(siderite), dan FeS2 (pirit).

Di udara besi mudah mengalami korosi, yaitu proses perusakan (keropos) pada
permukaan besi yang disebkan reaksi dengan oksigen membentuk oksida besi, yang dalam
kehidupan sehari-hari dikenal sebagai karat besi. Korosi besi berlangsung sangat cepat pada
kondisi lembab dan adanya garam.

Dalam industri, besi diisolasi melalui proses reduksi dari oksidanya, Fe2O3, atau oksida-
oksida besi lainnya yang terkandung dalam bijih besi. Zat pereduksi yang digunakan adalah
gas karbon monoksida (CO) pada suhu tinggi. Agar besi tahan karat maka besi dicampurkan
logam-logam lain yang memenuhi syarat, yaitu sifat fisika dan sifat kimianya yang mirip
besi. Baja merupakan produk utama industri besi-baja.

Baja tahan terhadap pengaruh lingkungan mudah dibentuk dan ditempa, memiliki
kekerasan yang baik, mengandung 0.02%-1.5% karbon.

1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan hal di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut,

1. Apa bahan baku yang diperlukan dalam pembentukan besi dan baja?

2. Apa produk industri besi dan baja?

3. Bagaimana proses pembentukan besi dan baja?


4. Apa tantangan dan Peluang melalui industri 4.0?

5. Apa contoh perusahaan industri besi dan baja?

1.3  Tujuan

Penulisan makalah ini, bertujuan untuk:

1. Mengetahui bahan yang diperlukan dalam proses pembentukan besi dan baja.

2. Memberikan informasi terkait produk yang dihasilkan oleh industri besi dan baja.

3. Memberikan informasi terkait proses pembentukan besi dan baja.

4. Mengetahui tantangan dan peluang industri besi dan baja pada era industri 4.0.

5. Mengetahui contoh perusahaan dibidang industri besi dan baja.

1.4    Manfaat

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah, yaitu :

1. Mengetahui informasi tentang industri besi dan baja.

2. Memahami penerapan prinsip kimia pada industri besi dan baja.

3. Sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya.

1.5  Batasan

Batasan masalah dalam tugas besar ini difokuskan pada pengurangan pemakaian listrik
terutama untuk lampu penerangan disekitar danau kampus, karena penggunaan daya untuk
lampu penerangan lebih kecil dibandingkan dengan daya yang dibutuhkan untuk kebutuhan
listrik di satu gedung.
BAB II

2.1. Definisi dan Bahan Baku Utama

Besi adalah unsur yang ada secara melimpah di setiap tempat di planet kita ini dan relatif
terkenal karena sifat dan pemanfaatannya. Besi tidak ditemui secara murni di alam,
melainkan tercampur dengan berbagai material lain. Berbagai besi alloy dibuat untuk
digunakan sebagai bahan baku dalam pengaplikasian ilmu teknik sipil dalam bidang
konstruksi struktur bangunan. Secara ilmu biologi, zat besi juga banyak terkandung dalam
bahan makanan dan memiliki fungsi penting dalam menunjang kesehatan manusia. Berbagai
jenis besi dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari kita di masa ini. Jenis besi yang
sangat umum digunakan dalalm kehidupan sehari-hari adalah peralatan dan perangkat yang
terbuat dari besi tempa. Besi tempa adalah besi alloy yang terdiri dari campuran besi dengan
silikat. Besi tuang umumnya memiliki kadar karbon yang sangat rendah. Sedangkan Baja
adalah pengembangan dari penggunaan besi yang digunakan secara luas di muka bumi ini.
Baja adalah paduan besi dan karbon, dan terkadang elemen lainnya. Karena kekuatan
tariknya yang tinggi dan biaya pembuatannya yang rendah, baja adalah komponen utama
yang digunakan dalam konstruksi bangunan, infrastruktur, peralatan, kapal, mobil, mesin,
peralatan, dan senjata.

Terdapat beberapa bahan dasar yang digunakan dalam industri besi dan baja, yaitu bijih
besi, batu kapur, kobalt, krom, mangan, molibden, nikel, silikon, dan vanadium

2.2. Bahan Dasar Besi dan Baja

Besi yang kita kenal sehari-hari dihasilkan melalui reaksi reduksi karbon monoksida
pada suhu tinggi, yaitu lebih dari 1500 derajat celcius. Untuk membuat produk besi dalam
dunia industri ini, maka bahan baku yang harus ada ialah:

1. Bijih besi, dipakai untuk menghasilkan besi ialah yang berbentuk hematite,
magnetic, dan geotit.

2. Zat pereduksi berupa kokas yang dibuat dari pamanasan batu bara didalam sebuah
oven kedap suara.
3. Batu kapur,sebagai bahan pengikat silika pada reaksi tanur yang tinggi. Hasil dari
reaksi kimia ini adalah CaSiO3.

4. Udara, menjadi salah satu faktor penting dalam pembuatan besi ini. Udara harus
dipanaskan, lalu ditiupkan lewat bagian bawah tanur tinggi yang fungsinya untuk
membakar karbon menjadi gas CO2.

Baja merupakan salah satu produk dari pengolahan industri besi dengan kandungan
karbon mencapai 0,02 hingga 1,5 %. Masing-maisng baja memilki sifat yang berbeda,
dipengaruhi oleh kandungan karbonnya. Baja yang merupakan produk dari industri besi ini
juga sering diinovasikan dengan campuran bahan lain untuk mencapai efek khusus pada baja.
Beberapa bahan campuran tersebut ialah:

1. Kobalt, material yang mampu membuat baja tetap kuat meskipun berada pada suhu
yang tinggi

2. Krom, material yang mampu membuat baja menjadi keras, tahan akan korosi, dan
suhu tinggi.

3. Mangan, material yang membuat baja tahan aus dan tahan akan gesekan.

4. Molibden, material yang membuat baja menjadi tahan akan goncangan dan suhu
tinggi.

5. Nikel, material yang membuat baja tahan terhadap korosi atau karat

6. Silikon, material yang membuat baja mampu bertahan pada lingkungan asam.

7. Venadium, material yang meningkatkan ketahanan baja akan temperatur panas.

2.2. Produk Yang Dihasilkan

A. Berdasarkan kadar karbon dan unsur-unsur lain yang terdapat didalamnya, besi dapat
dibedakan menjadi:

1. Besi Tuang, yaitu besi yang dihasilkan dari tanur tinggi. Sifat besi tuang antara
lain:
a. Mengandung 3%-6% karbon serta sejumlah kecil silicon, mangan , fosfor, dan
belerang.

b. Sangat keras tetapi rapuh.

c. Tidak dapat ditempa

d. Titik leleh rendah.

Berdasarkan sifat ini, besi tuang mudah digunakan pada alat-alat yang dibuat
dengancetakan, seperti kaki mesin jahit, setrika, lumpang besi , dan sebagainya. Karena
titik lelehnya rendah maka mudah dicairkan dan dituangkan ke dalam cetakan.

2. Besi Baja

Sifat besi baja antara lain:

a. mengandung 0.02%-1.5% karbon.

b. keras tetapi dapat ditempa

c. tahan korosi

3. Besi tempa

Sifat besi tempa, antara lain:

a. mengandung kurang dari 0.5% karbon.

b. kurang keras dan mudah ditempa.

Jenis besi ini banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produk paku, kawat, besi
beton, dan sebagainya.

B. Macam-macam baja

Baja adalah besi yang mengandunbg 0.02%-1.5% karbon. Sifat baja tergantung pada
jumlah karbon yang dikandungya. Berdasarkan kandungan karbon, jenis baja dibagi
menjadi :
1. Baja lunak, yaitu baja yang mengandung kurang dari 0.2 % karbon. Disebut baja
lunak karena mudah dibentuk dan diregangkan. Baja ini bisa digunakan untuk
membuat kabel dan rantai.

2. Baja medium, yaitu baja yang mengandung 0.2%-0.6% karbon. Baja ini
digunakan untuk membuat rel, balok dan rangka.

3. Baja karbon tinggi, yaitu baja yang mengandung 0.6%-1.5% karbon. Sifatnya
keras, kaku, biasa digunakan untuk alat-alat logam, per, alat pemotong dan alat
rumah tangga.

Berdasarkan komposisi dan jenis logam transisi yang dicampurkan, baja dibagi
menjadi:

1. Stainless steel : baja tahan karat mengandung Cr 19%, Ni 9%, dan Fe 72%.

2. Baja krom : baja yang tahan karat tahan panas mengandung 12%-18% Cr.

3. Baja nikel : baja tahan karat dan keras, mengandung 25% Ni.

4. Baja mangan : baja sangat keras mengandung 11%-14% Mn.

2.3. Proses Pembuatan Besi dan Baja

A. Proses pembuatan besi

1. Pemanggangan

Biji hematite (Fe2O3), mula-mula dicuci dengan air sampai bersih dari tanah yang
melekat. Setelah kering hematite tersebut lalu dipanggang. Sejumlah karbonat atau
sulfida ditambahkan yang hasil penguraiannya dapat bersenyawa dengan silika
sebagai pengotor membentuk kerak.

2. Pencairan

Biji besi hasil pemanggangan dicampurkan dengan batu kapur dan kokas dengan
perbandingan 5:2:1, dan dimasukan ke dalam tanur tinggi. Tanur tinggi adalah menara
berbentuk selinder yang pada bagian menaranya dilengkapi dengan reaktor untuk
menghasilkan temperatur tinggi dalam tanur. Tanur tinggi juga dilengkapi dengan
“cup and cone” untuk memasukan bahan baku melalui bagian atas tanur tinggi. ”cup”
merupakan wadah berbentuk piala , dihubungkan dengan “cone” yang berbentuk
kerucut. Berfungsi sebagai katup yang dapat terbuka dan tertutup. Selain itu, terdapat
saluran untuk melepaskan gas-gas buangan. Ketika mendekati dasar terdapat dua
saluran untuk memisahkan kerak dan cairan besi. Bagian lain tanur, yaitu bagian
tuyer, yang merupakan saluran kecil di mana suhu udaranya berkisar 5000-7000C,
tekanan udaranya dibuat rendah.

B. Proses pembuatan baja

Untuk membuat baja , maka “pig iron” atau besi tuang yang dihasilkan dari tanur
tinggi, harus dimurnikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar karbonnya (dari 5%
diturunkan sampai di bawah 1.5 %), dan untuk menghilangkan bahan/unsur lain yang
mengotori besi(belerang, fosfor, silikon dan sebagainya) dilakukan pemurnian melalui
berbagai metode, yaitu :

1. Proses Bassemer

Proses Bassemer dikembangkan di Inggris tahun 1856. Sejumlah leburan besi


tuang dari tanur tinggi dimasukan ke dalam Converter Bassemer (yaitu tanur untuk
Proses Bassemer). Dalam metode ini, ke dalam Conventer Bassemer ditambahkan
senyawa lain seperti dolomite ( MgCO3 dan CaCO3), untuk mengikat zat pengotor di
dalam besi. Sambil diputar terus dibawah tanur, melalui lubang-lubang dibawah tanur
dimasukan gas oksigen agar bereaksi dengan karbon, silikon, fosfor dan belerang
menjadi oksida-oksidanya. Oksidaoksida ini akan diikat oleh oksida-oksida
magnesium dan kalsium (MgO dan CaO) sebagai hasil penguraian MgCO3 dan
CaCO3 yang sebelumnya dimasukan, menjadi kerak yang mengapung diatas cairan
besi. Selanjutnya besi cair yang sudah mendekati murni dikeluarkan melalui lubang
pada converter. Dan kerak yang tertinggal dalam converter dapat dibuang. Jenis baja
yang dihasilkan Converter Bassemer ditentukan dengan mengontrol karbon yang
dikandungnya, serta jenis logam lain yang dicampurkan untuk membuat logam aliasi.

2. Proses Open Hearth Furnace ( Proses terbuka)

Tanur berupa piringan datar yang besar. Pada dasar kolom telah ditempatkan
oksida basa seperti CaO atau MgO yang nantinya akan berguna sebagai zat pengikat.
Ke dalam tanur tinggi dimasukan besi tuang, besi bekas dan batu kapur. Campuran
gas pembakar dan udara panas dilewatkan di atas piringan yang berisi besi cair ini.
Sementara diaduk maka akan berlangsung reaksi antara oksida-oksida pengotor
dengan CaO dan MgO menjadi kerak. Kelebihan proses ini adalah kualitas baja yang
dihasilkan mudah dikontrol kualitasnya secara terus menerus selama proses ini
berlangsung lama (8-10 jam ) sedangkan Proses Bassemer berlangsung cepat (15
menit).

3. Proses BOP (Basic Oxigen process)

Pada proses ini, besi tuang dicampur dengan besi rongsokan. Besi tuang meleleh
didalam besi tuang. Kedalam tanur dimasukan oksigen murni melalui pipa. Oksigen
murni ini akan membakar zat pengotor didalam cairan besi tuang. Batu kapur yang
sebelumnya dimasukan kedalam tanur akan mengikat zat pengotor ini menjadi kerak.
Hingga saat ini metode BOP banyak digunakan karena baja yang dihasilkan mutunya
tinggi, prosesnya cepat (20-30 menit), pengontrolan kualitas mudah dilakukan, serta
mudah mencampurkan logam-logam lain untuk membuat baja aliasi. Terakhir ini
dikembangkan proses busur listrik untuk menghasilkan kualitas baja yang lebih baik
lagi.
BAB III

TANTANGAN DAN PERUSAHAAN

3.1. Tantangan yang Dihadapi Industri Besi dan Baja pada Era Revolusi Industri 4.0

Kualitas bahan baku bijih besi Indonesia masih menjadi kendala dalam program
pengembangan industri baja nasional berbasis bahan baku lokal. Kualitas bijih besi Indonesia
masih belum dapat memenuhi kriteria kualitas yang dibutuhkan industri baja pengguna bahan
baku ini. Kualitas bijih besi di Indonesia relatif mempunyai kandungan Fe tidak terlalu tinggi,
meskipun di beberapa tempat ada yang kandungannya di atas 70% Fe, namun sebaran yang
berupa spot-spot dengan kuantitas kecil. Rata-rata kandungan Fe untuk Besi Primer yaitu
47,144 %, pasir besi mempunyai kandungan Fe rata-rata 47,08% dan besi laterit mempunyai
kandungan Fe rata-rata yaitu 30,26%.

3.2. Peluang Industri Besi dan Baja Pada Era Revolusi Industri 4.0

Peluang berkembangnya industri besi baja nasional Indonesia masih sangat terbuka lebar
jika dilihat dari tingkat konsumsi baja perkapita yang masih sangat rendah yakni baru 33 kg
per kapita per tahun. Di mana kondisi konsumsi baja nasional yang cenderung terus
meningkat.

3.3. Perusahaan Besi dan Baja di Indonesia

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. merupakan pabrik baja terbesar di Indonesia yang
didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970. Krakatau Steel merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang produksi baja. Proyek baja trikora yang di inisiasi
oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960 untuk memiliki pabrik baja yang mampu
mendukung perkembangan industry nasional yang mandiri, bernilai tambah, tinggi dan
berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Privatisasi PT Krakatau Steel merupakan
perusahaan BUMN.

1.

2.

3.
4.

5. Produk yang dihasilkan PT Krakatau Steel

PT Krakatau Steel merupakan produsen baja lembaran panas (HRC) dan baja
lembaran dingin (CRC) terbesar serta produsen batang kawat baja (WR) terbesar
kedua di Indonesia. Hal ini memposisikan Perseroan sebagai produsen baja terbesar di
Indonesia dan pemain baja penting di kawasan Asia Tenggara.

6. Proses yang digunakan

Fasilitas produksi baja terintegrasi yang dimiliki Perseroan meliputi fasilitas produksi
pembuatan besi (ironmaking) berupa Direct Reduction Plant, pengolahan baja
(steelmaking) yang terdiri dari 10 (sepuluh) dapur busur listrik (electric arc
furnace/EAF) dan 5 (lima) fasilitas continuous casting machine, pabrik pengerolan
baja (rolling mill) yang terdiri dari pabrik baja lembaran panas (hot strip mill), pabrik
baja lembaran dingin (cold rolling mill), pabrik batang kawat baja (wire rod mill),
pabrik baja tulangan (bar mill), pabrik baja profil (section mill) dan pabrik pipa baja
(pipe mill).

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Simpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
PEMBAGIAN TUGAS

Anda mungkin juga menyukai