Aluminium banyak digunakan dalam semua sektor utama industri seperti : angkutan, konstruksi,
listrik, peti kemas dan kemasan, alat rumah tangga serta peralatan mekanis.
Penggunaan aluminium yang luas disebabkan aluminium memiliki sifat-sifat yang lebih baik dari
logam lainnya seperti :
Ringan memiliki bobot sekitar 1/3 dari bobot besi dan baja, atau tembaga dan karenanya banyak
digunakan dalam industri transportasi seperti angkutan udara.
Kuat terutama bila dipadu dengan logam lain.Digunakan untuk pembuatan produk yang memerlukan
kekuatan tinggi seperti : pesawat terbang, kapal laut, bejana tekan, kendaraan dan lain-lain.
Mudah dibentuk dengan semua proses pengerjaan logam. Mudah dirakit karena dapat
disambung dengan logam/material lainnya melalui pengelasan, brazing, solder, adhesive
bonding, sambungan mekanis, atau dengan teknik penyambungan lainnya.
Dekoratif dan karena itu aluminium sering digunakan tanpa diberi proses pengerjaan akhir. Tampak
permukaan aluminium sangat menarik dan karena itu cocok untuk perabot rumah (hiasan), bahan
bangunan dan mobil. Disamping itu aluminium dapat diberi surface treatment, dapat dikilapkan,
disikat atau dicat dengan berbagai warna, dan juga diberi proses anodisasi. Proses ini
menghasilkan lapisan yang juga dapat melindungi logam dari goresan dan jenis abrasi lainnya.
Gambar : Produk paduan aluminium dg surface treatment
• Mampu diproses ulang yaitu dengan mengolahnya kembali melalui proses peleburan dan
selanjutnya dibentuk menjadi produk seperti yang diinginkan Proses ulang-guna ini dapat
menghemat energi, modal dan bahan baku yang berharga
Proses Penambangan Aluminium
Aluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di permukaan bumi
Bauksit yang ditambang untuk keperluan industri mempunyai kadar aluminium 40-60%.
Setelah ditambang biji bauksit digiling dan dihancurkan supaya halus dan merata. Kemudian
dilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang ada.
Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode Bayer dan hasil akhir adalah alumina.
Campuran tersebut kemudian dipompa ke tabung tekan dan kemudian dilakukan pemanasan.
Proses selanjutnya dilakukan penyaringan dan diikuti dengan proses penyemaian untuk membentuk endapan
alumina basah (hydrated alumina)
Alumina basah kemudian dicuci dan diteruskan dengan proses pengeringan dengan cara memanaskan sampai
suhu 1200 oC.
Hasil akhir adalah partikel-partikel alumina dengan rumus kimianya adalah Al 2O3.
Alumina
970 0C
2 Al2O3 + 3 C ---------------------- 4 Al + 3 CO2
kriolit
Gambar : Proses peleburan alumina menjadi aluminium dengan cara elektrrollisis.
TEMBAGA ( KUPRUM)
- Tembaga adalah suatu logam berwarna kemerahan dengan berat jenis 8,9 (sedikit lebih tinggi dari
baja yang sekitar 7,8). Titik leburnya 10850C
- Tembaga murni jarang dipergunakan, kecuali untuk keperluan alat listrik atau pesawat penukar
panas.Ini disebabkan karena harganya yang cukup mahal dan kekuatannya tidak cukup tinggi
Tembaga mempunyai sifat :
lunak dan liat dan mempunyai kekuatan tarik yg lebih besar pada suhu yang lebih rendah.
Tahan terhadap korosi
Mempunyai daya pengantar panas yang baik dan sekaligus mempunyai refleksi panas yang besar
sehingga dapat digunakan sebagai isolator
Mempunyai daya penghantar listrik yang baik,sehingga tembaga banyak dipergunakan sebagai
bahan penghantar listrik
Proses Pembuatan Tembaga, Senyawa, Unsur Kimia
1) Pengapungan (flotasi)
Bijih diserbukkan sampai halus kemudian dimasukkan ke dalam campuran air dan minyak.
Bagian bijih yang mengandung tembaga akan diselaputi oleh minyak sedangkan zat pengotornya
terbawa oleh air.
Udara ditiupkan ke dalam campuran dan mineral yang diselaputi minyak tadi dibawa ke
permukaan oleh gelembung-gelembung udara dan mengapung, sedangkan zat-zat pengotor
diendapkan di bagian bawah.
Dari pengapungan ini dapat diperoleh bijih pekat yang mengandung 20 – 40% Cu.
2) Pemanggangan
Logam tembaga yang diperoleh dari reduksi masih mengandung Ag, Au, dan masih tercampur
dengan sedikit Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis.
Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan sebagai katoda digunakan tembaga
murni, dengan elektrolit larutan CuSO4.
Pada proses ini anoda semakin habis dan katoda (tembaga murni) makin bertambah besar, sedangkan
Ag, Au, dan Pt diendapkan sebagai lumpur anoda sebagai hasil samping..
Tembaga dibagi menjadi 4 kategori yaitu :