Anda di halaman 1dari 85

FABRIKASI INTER LAYER COUNTER ELECTRODE KARBON

UNTUK DYE-SENSITIZED SOLAR CELL TIPE MONOLITIK

FABRICATION OF COUNTER ELECTRODE CARBON INTER


LAYER FOR DYE-SENSITIZED SOLAR CELL MONOLITHIC
TYPE

TUGAS AKHIR

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada Program Studi strata 1 Teknik Fisika

Disusun oleh
Diky Meidianto
1104150028

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS TELKOM
2019
UNIVERSITAS TELKOM No. Dokumen

Jl. Telekomunikasi No.1 Ters. Buah Batu Bandung 40257 No. Revisi
FORMULIR PERNYATAAN ORISINALITAS Berlaku efektif

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS


Nama : Diky Meidianto
NIM : 1104150028
Alamat : Jl. Pelesiran Gg. Pelesir 7 No. 121/35B Bandung, Jawa Barat
No.Tlp/HP : 081905646101
Email : dikym97@gmail.com

Menyatakan bahwa Tugas Akhir II ini merupakan karya orisinal saya sendiri,
dengan judul :
FABRIKASI INTER LAYER COUNTER ELECTRODE KARBON UNTUK
DYE-SENSITIZED SOLAR CELL TIPE MONOLITIK

FABRICATION OF COUNTER ELECTRODE CARBON INTER LAYER


FOR DYE-SENSITIZED SOLAR CELL MONOLITHIC TYPE

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran
akademik atau etika keilmuan dalam karya ini, atau ditemukan bukti yang
menunjukkan ketidakaslian karya ini.

Bandung, 24 Maret 2019

Diky Meidianto
1104140028

ii
UNIVERSITAS TELKOM No. Dokumen

Jl. Telekomunikasi No.1 Ters. Buah Batu Bandung 40257 No. Revisi
FORMULIR PERNYATAAN PENGESAHAN Berlaku efektif

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

FABRIKASI INTER LAYER COUNTER ELECTRODE KARBON UNTUK


DYE-SENSITIZED SOLAR CELL TIPE MONOLITIK

FABRICATION OF COUNTER ELECTRODE CARBON INTER LAYER


FOR DYE-SENSITIZED SOLAR CELL MONOLITHIC TYPE

Telah disetujui dan disahkan sebagai Tugas Akhir


Program Studi S1 Teknik Fisika
Fakultas Teknik Elektro
Universitas Telkom

Disusun oleh
Diky Meidianto
1104150028

Bandung, 24 Maret 2019

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Mamat Rokhmat, S.Si., M.T. Ir. Shobih, M.T.


NIP. 00760004-1 NIP. 19650115 199203 1 006

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.


Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya, tugas akhir yang berjudul “FABRIKASI INTER LAYER
COUNTER ELECTRODE KARBON UNTUK DYE-SENSITIZED SOLAR
CELL TIPE MONOLITIK” dapat diselesaikan tepat pada waktunya yang
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana
teknik di Teknik Fisika, Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom.
Tugas akhir ini merupakan hasil ketertarikan penulis di bidang fisika
material khususnya material sel surya generasi ke tiga. Semoga dengan
terselesaikannya tugas akhir ini, dapat digunakan sebagai referensi bagi para
pembaca dan bermanfaat untuk banyak orang.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan, baik dalam penulisan maupun
materi yang ada dalam tugas akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diperlukan demi kesempurnaan tugas ini.

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rakhmat dan
karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Alhamdulillah setelah melewati banyak proses serta perkuliahan selama 8
semester lamanya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) yang berjudul
“FABRIKASI INTER LAYER COUNTER ELECTRODE KARBON UNTUK
DYE-SENSITIZED SOLAR CELL TIPE MONOLITIK” tepat pada waktunya.
Banyak pihak yang berperan dalam penyelesaian tugas akhir ini, maka dari itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Mama (Dra. Choidariah), Papa ( Yunisfu), sepupu, serta abang yang
telah mendoakan, memberikan semangat, dan ridhonya sehingga Tugas
Akhir (TA) ini dapat terselesaikan
2. Bapak Dr. Mamat Rokhmat sebagai Ketua Program Studi Teknik
Fisika Telkom University dan sebagai pembimbing I (satu).
3. Bapak Tri Ayodha Ajiwiguna, S.T., M.Eng. selaku Dosen Wali TF-39-
03.
4. Dosen S1 Teknik Fisika, Bu Puri, Pa Abrar, Pa Qurthobi, Pa Reza, Pa
Suwandi, Bu Endang, Pa Ramdan, dll yang telah berjasa memberikan
ilmu selama 8 semester perkuliahan.
5. Bapak Ir. Shobih, M.T. sebagai pembimbing II (dua) yang sangat
berjasa serta sabar dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan
tugas akhir.
6. Bapak dan Ibu peneliti PPET (Pusat Penelitian Elektronika dan
Telekomunikasi) LIPI Bandung, khususnya Pa Jojo, Bu Natalita dan
Bu Erlyta yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis.
7. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, yang telah
mengijinkan penulis untuk melakukan Kerja Praktek (KP) hingga
Tugas Akhir (TA) di institusi ini.
8. Rekan seperjuangan Tugas Akhir (TA) di Laboratorium Sel Surya
LIPI Bandung, Muhammad Yovinanda Maulana yang selalu ada

v
menemani dan membantu memberikan solusi permasalahan yang
dihadapi penulis.
9. Teman-teman seperjuangan KP, Nancy Sitohang, Yoga Wibowo
Sulaeman yang telah memberikan keceriaan selama melaksanakan KP
dan 4 tahun perkuliahan.
10. Teman-teman TF-39-03, khususnya Sri Wulan, Pramudya Adi
Nugraha, Eiffel Fatimah Mardan, Valentisa Zulviana, Wawan
Kurniawan, Nanda Salsabilla, Reza Pamungkas yang telah
memberikan kontribusi sangat signifikan selama perkuliahan.
11. Rumah Koneng Squad, Jeremy Wibisono sahabat karib penulis,
Bernawahyu Setiawan, Hasan, Angga, Asep, serta tak lupa guru
mobile legend penulis Yogathama atau Kajo.
12. Tel-U Mengajar 2017, HECTRA 2016-2018, dan LAB. SISTEL 2017-
2018 yang telah mewarnai dan membentuk kepribadian penulis selama
perkuliahan.
13. Teman-teman SMAN 14 Bandung 12 IPA 1 khususnya Gita Nandyani,
Fitriana, Fuja, Putri, Atrie, Jaka Setiawan, dan Nofaldi Priambudi yang
telah memberikan sumbangsih semangat dan inspirasi.
14. Teman-teman SMPN 40 Palembang 2012 khususnya Mohammad
Aldiansyah, Yeza, dan (Alm) Rahmat Hidayat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang disebutkan


di atas, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan pihak-pihak yang telah
disebutkan dengan pahala berlipat ganda, Aamiin.
Bandung, 24 Maret 2019

Diky Meidianto

vi
ABSTRAK

Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) tipe monolitik yang hanya memiliki satu
substrat banyak dikembangkan karena harga fabrikasi yang murah dan proses
fabrikasi yang sederhana. Namun, efisiensi yang rendah merupakan salah satu
kelemahannya. Salah satu penyebabnya adalah counter electrode yang digunakan
sebagai lapisan untuk meningkatkan konduktivitas substrat kaca FTO, tidak
menempel kuat pada substrat kaca FTO, sehingga diperlukan lapisan inter layer
yang dapat meningkatkan konduktivitas lapisan counter electrode serta
meningkatkan adhesivitas antara counter electrode dengan substrat kaca FTO.
Pada penelitian ini, bahan counter electrode yang diguankan adalah karbon dan
bahan inter layer yang digunakan adalah karbon dan TiO2 colloid yang berfungsi
sebagai binder. Pendeposisian setiap lapisan DSSC tipe monolitik dilakukan
dengan teknik screen printing. Lapisan pertama karbon 1 (Inter Layer) memiliki
komposisi 0,13 gr grafit, 0,2 ml TiO2 colloid, 0,2 ml Triton 10% dan 0,25 ml
terpineol dan karbon 2 (Counter Electrode) memiliki komposisi 0,5 gr carbon
nanopowder, 2 gr bubuk grafit, 0,3 gr ethyl-cellulose, 0,25 gr TiO2-P25, dan 4,25
gr terpineol. Kedua lapisan karbon tersebut komposisinya dikali 10 untuk
memperbanyak pasta yang dihasilkan. Massa grafit pada karbon 1 (Inter Layer)
divariasikan menjadi 5 variasi yaitu 0,9 gr (A), 1,1 gr (B), 1,3 gr (C), 1,5 gr (D),
dan 1,7 gr (E). Kelima variasi tersebut masing-masing memiliki 3 sampel. Setelah
inter layer karbon difabrikasi, dilakukan karakterisasi morfologi, pengukuran
resistansi sheet, uji adhesivitas dan uji transmitansi serta karakterisasi I-V pada
DSSC tipe monolitik yang telah difabrikasi. Hasilnya, pada morfologi inter layer
karbon yang dikarakterisasi menggunakan SEM, diperoleh bahwa lapisan inter
layer sampel B memiliki penyebaran grafit yang merata dan hanya sedikit terlihat
adanya aglomerasi pada karbon. Selain itu, pada uji resistansi sheet menggunakan
four point probe diperoleh hasil bahwa sampel B memiliki Rs yang stabil dengan
rata rata 12,097± 0,054 Ω/sq. Pada uji adhesivitas, terlihat bahwa lapisan karbon 1
yang melekat kuat pada substrat kaca FTO secara visual, dan pada uji transmitansi
menggunakan UV-VIS, sampel B memiliki rasio transmitansi terkecil antara
sesudah dan sebelum uji adhesivitas sebesar 1,963. Hasil karakterisasi I-V DSSC
tipe monolitik, diperoleh efisiensi terbesar berasal dari sampel B (2) yang
memiliki massa 1,1 gr grafit pada TiO2 colloid sebesar 1,258 %. Sehingga
penambahan inter layer karbon antara counter electrode karbon dan substrat kaca
FTO dapat meningkatkan efisiensi dari DSSC tipe monolitik
Kata kunci: DSSC tipe monolitik, karbon, grafit

vii
ABSTRACT

Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) monolithic type which has only one substrate
developed a lot because of the low price of fabrication and a simple fabrication
process. However, low efficiency is one of its weaknesses. One reason is the
counter electrode which is used as a layer to increase the conductivity of the FTO
glass substrate, not firmly attached to the FTO glass substrate, so that an inter
layer is needed that can increase the conductivity of the counter electrode layer
and increase the adhesivity between the counter electrode and the FTO glass
substrate. In this study, the material of counter electrode was used carbon and the
inter layer material was used carbon and TiO2 colloid which functioned as
binders. Deposition of each monolithic type DSSC layer is done by screen
printing techniques. The first layer of carbon 1 (Inter Layer) has a composition of
0,13 gr graphite, 0,2 ml TiO2 colloid, 0,2 ml Triton 10% and 0,25 ml terpineol
and carbon 2 (Counter Electrode) has a composition of 0,5 gr carbon
nanopowder, 2 gr graphite powder, 0,3 gr ethyl-cellulose, 0,25 gr TiO2-P25, and
4,25 gr terpineol. The two carbon layers are multiplied by 10 to multiply the
resulting paste. Graphite mass at carbon 1 (Inter Layer) varied into 5 variations,
namely 0,9 gr (A), 1,1 gr (B), 1,3 gr (C), 1,5 gr (D), and 1,7 gr (E). The five
variations each have 3 samples. After fabricated inter layer carbon, soma
characterizations were done, like morphological characterization, sheet
resistance measurement, adhesivity test and transmittance test and I-V
characterization on monolithic type DSCs were fabricated. As a result, in the inter
layer carbon morphology characterized using SEM, it was found that the inter
layer of sample B had a uniform spread of graphite and only a small amount of
carbon agglomeration was seen. In addition, the sheet resistance test using four
point probes shows that sample B has a stable Rs with an average of 12,097
±0,054 Ω/ sq. In the adhesion test, it can be seen that the carbon 1 layer is firmly
attached to the FTO glass substrate visually, and in the transmittance test using
UV-VIS, sample B has the smallest transmittance ratio between after and before
the adhesive test of 1,963. The results of the monolithic type I-V DSSC
characterization, obtained the greatest efficiency derived from sample B (2) which
has a mass of 1,1 gr graphite on the colloid TiO2 of 1,258%. So that the addition
of the inter layer carbon between the carbon electrode counter and the FTO glass
substrate can improve the efficiency of the monolithic type DSSC
Keywords: monolithic type DSSC, carbon, graphite

viii
DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan Orisinilitas ............................................................................ ii


Lembar Pengesahan Tugas Akhir ......................................................................... iii
Kata Pengantar ..................................................................................................... iv

Ucapan Terima Kasih ........................................................................................... v


ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 15

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 15

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................... 17

1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 17

1.4 Batasan Masalah ............................................................................ 17

1.5 Metodologi Penelitian ................................................................... 18

1.6 Sistematika penulisan .................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 20

2.1 Sel Surya ....................................................................................... 20

2.2 Jenis-jenis Sel Surya ..................................................................... 21


2.2.1 Sel Surya Berbahab Silikon (Generasi Pertama) ................. 21
2.2.2 Sel Surya Berbahan Silikon Terpadu Thin Film (Generasi
Kedua) ................................................................................................. 22
2.2.3 Sel Surya Berbahan Material Lainnya (Generasi Ketiga) ... 22

2.3 Karakteristik Sel Surya ................................................................. 23


2.3.1 Arus Hubung-Singkat (Isc) .................................................. 23
2.3.2 Tegangan Terbuka (Voc) .................................................... 24
2.3.3 Daya Maksimum (Pmax) .................................................... 24
2.3.4 Fill Factor (FF) .................................................................. 24
2.3.5 Efisiensi ............................................................................... 24

2.4 Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) ................................................ 25

ix
2.5 Prinsip Kerja DSSC ...................................................................... 26

2.6 Perbedaan DSSC Tipe Monolitik dan Tipe Z/Tipe Monolitik ..... 27

2.7 Material Penyusun Struktur DSSC ............................................... 27


2.7.1 Nanopartikel TiO2 ................................................................ 27
2.7.2 Substrat Kaca FTO ............................................................... 28
2.7.3 Lapisan ZrO2 ........................................................................ 29
2.7.4 Dye ....................................................................................... 29
2.7.5 Elektrolit .............................................................................. 30
2.7.6 Counter Electrode ................................................................ 31
2.7.7 Enkapsulasi .......................................................................... 32

2.8 Metode Screen Printing ................................................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 33

3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 33

3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 34


3.2.1 Alat Penelitian ....................................................................... 34
3.2.2 Bahan Penelitian ................................................................... 34

3.3 Variabel Penelitian ........................................................................ 35


3.3.1 Variabel Bebas ...................................................................... 35
3.3.2 Variabel Terikat .................................................................... 35

3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................ 35


3.4.1 Pembuatan Pola Struktur DSSC ........................................... 35
3.4.2 Pembuatan Pola Pada Screen ................................................ 37
3.4.3 Preparasi Substrat FTO ......................................................... 38
3.4.4 Deposisi TiO2 dan Sintering ................................................. 39
3.4.5 Deposisi ZrO2 dan Sintering ................................................. 41
3.4.6 Pembuatan Pasta Karbon 1 dan Karbon 2 ............................ 42
3.4.7 Deposisi Karbon 1, Karbon 2, dan Sintering ....................... 44
3.4.8 Perendaman Dalam Dye ........................................................ 46
3.4.9 Penginjeksian Elektrolit ........................................................ 47
3.4.10 Pemasangan Kaca Biasa sebagai Penutup ........................... 48
3.4.11 Karakterisasi DSSC ............................................................ 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 52
4.1 Pengujian Morfologi Inter Layer Karbon 1 Menggunakan Scanning
Electron Microscopy dan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) ..... 52
4.2 Pengukuran Resistansi Sheet Menggunakan Four Point Probe
.............................................................................................................. 54
4.3 Uji Adhesivitas dan Transmitansi Pada Inter Layer Karbon 1 ....... 56
4.4 Karakterisasi I-V pada DSSC Tipe Monolitik ............................... 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 67

x
5.1 Simpulan ........................................................................................ 67
5.2 Saran .............................................................................................. 68
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 69
Lampiran .............................................................................................................. 75

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur dari sel surya secara umum .......................................................... 20


Gambar 2.2 Kurva I-V pada Sel Surya ............................................................................. 24
Gambar 2.3 Struktur DSSSC ............................................................................................... 25
Gambar 2.4 Prinsip Kerja DSSC ....................................................................................... 26
Gambar 2.5 (a) Struktur DSSC tipe z/tipe sandwich (b) Struktur DSSC tipe
monolitik .............................................................................................................. 27
Gambar 2.6 Struktur Molekul Dye Z907 ............................................................. 30
Gambar 3.1 Diagram Alir Fabrikasi Counter Electrode Karbon dengan
Penambahan Karbon Berkonduktivitas dan Beradhesivitas Tinggi untuk DSSC.
............................................................................................................................... 33
Gambar 3.2 Pola Struktur DSSC (a) Pola lapisan penyusun DSSC tipe monolitik
(b) Campuran karbon 1: grafit, TiO2 colloid, triton 10 %, dan terpineol, Campuran
karbon 2: karbon aktif, grafit, ethyl-cellulose, TiO2 P 25, dan terpineol, (c) Pola
karbon 1 (d) Pola TiO2 (e) Pola ZrO2 (f) Pola Karbon 2 ...................................... 36
Gambar 3.3 (a)-(d) Hasil pencetakan pola ZrO2, TiO2, karbon 1, dan karbon 2
pada screen .......................................................................................................... 38
Gambar 3.4 (a) Pencucian substrat kaca FTO menggunakan air sabun, DI Water,
dan isopropil alkohol (b) Substrat kaca FTO hasil pencucian ............................. 39
Gambar 3.5 (a) Proses screen printing deposisi TiO2 (b) Hasil pendeposisian TiO2
(c) proses sintering sampel TiO2 pada suhu 500 oC (d) Perendaman substrat dalam
TiCl4 ..................................................................................................................... 40
Gambar 3.6 (a) Proses sintering ZrO2 (b) hasil pendeposisian ZrO2 ................... 41
Gambar 3.7 (a) Proses pemanasan larutan TiO2 colloid dengan metode reflux (b)
Hasil larutan TiO2 colloid berwarna putih susu ................................................... 42
Gambar 3.8 (a) Campuran bahan grafit yang telah dibakar (b) Hasil pasta karbon
............................................................................................................................... 43
Gambar 3.9 (a) Hasil deposisi karbon 1 (b) Proses pengeringan di atas hot plate
(c) Hasil deposisi karbon 1 untuk karakterisasi (d) Proses sintering karbon 1 ..... 45
Gambar 3.10 (a) Hasil deposisi karbon 2 (b) Proses sintering karbon 2 ............. 46

xii
Gambar 3.11 Proses perendeman DSSC tipe monolitik di dalam larutan dye ..... 47
Gambar 3.12 Hasil perendaman DSSC tipe monolitik di dalam larutan dye ....... 47
Gambar 3.13 Proses vakum untuk memasukkan elektrolit .................................. 48
Gambar 3.14 Hasil setelah proses penginjeksian elektrolit ke DSSC .................. 48
Gambar 3.15 Bahan-bahan yang digunakan untuk enkapsulasi DSSC seperti
termoplastik, kaca berlubang, dan aluminium ..................................................... 49
Gambar 3.16 Hasil dari proses enkapsulasi sel DSSC tampak belakang dan depan
............................................................................................................................... 49
Gambar 3.17 Proses pengujian SEM inter layer karbon 1 .................................. 50
Gambar 3.18 Uji resistansi menggunakan Four Point Probe (FPP) .................... 50
Gambar 3.19 (a) Salah satu sampel hasil uji adhesivitas (b) Uji Transmitansi .... 51
Gambar 3.20 Pengujian karakteristik I-V DSSC tipe monolitik .......................... 51
Gambar 4.1 (a)-(e) Hasil SEM karbon 1 perbesaran 5000x dan 20000x pada
sampel A-E ........................................................................................................... 52
Gambar 4.2 Bentuk substrat yang dipakai untuk mengetahui faktor koreksi, s=
jarak antar probe, a= panjang, dan d= lebar ......................................................... 54
Gambar 4.3 Kurva variasi massa grafit pada pasta inter layer karbon terhadap Rs
............................................................................................................................... 56
Gambar 4.4 Sampel A (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas ........................... 57
Gambar 4.5 Sampel B (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas ............................. 57
Gambar 4.6 Sampel C (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas ............................. 57
Gambar 4.7 Sampel D (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas ............................ 58
Gambar 4.8 Sampel E (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas ............................. 58
Gambar 4.9 Kurva Transmitansi sampel A .......................................................... 59
Gambar 4.10 Kurva Transmitansi sampel B ........................................................ 59
Gambar 4.11 Kurva Transmitansi sampel C ........................................................ 60
Gambar 4.12 Kurva Transmitansi sampel D ........................................................ 60
Gambar 4.13 Kurva Transmitansi sampel E ........................................................ 61
Gambar 4.14 Kurva I-V DSSC tipe monolitik 6 sampel terbaik ......................... 64
Gambar 4.15 Kurva variasi massa grafit pada karbon 1 terhadap efisiensi DSSC
............................................................................................................................... 64

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan beberapa jenis sel surya pada tahun 2009 .......................... 22
Tabel 2.2 Perbandingan ITO dan FTO .............................................................................. 29
Tabel 3.1 Variasi massa grafit dan volume TiO2 colloid, Triton 10 %, dan
Terpineol .............................................................................................................. 43
Tabel 4.1 Nilai-nilai faktor koeksi (f2) ................................................................. 55
Tabel 4.2 Hasil pengukuran Resistansi Sheet dari FTO dan inter layer karbon 1
............................................................................................................................... 55
Tabel 4.3 Hasil pengukuran transmitansi sampel rata-rata pada panjang
gelombang 400-800 nm sebelum dan sesudah uji adhesivitas ............................. 61
Tabel 4.4 Hasil pengukuran Pmax. Eff, Jsc, dan Voc pada 18 sampel DSSC ...... 62
Tabel 4.5 Hasil pengukuran terbaik dari 5 variasi sampel inter layer karbon 1 dan
counter electrode karbon 2 ................................................................................... 63

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis energi adalah masalah yang terjadi di Indonesia dan dunia yang harus
ditemukan penyelesaiannya. Konsumsi energi yang berasal dari energi yang tidak
dapat diperbaharui sangatlah besar mengingat banyaknya kendaraan bermotor
yang diproduksi akhir-akhir ini. Maka dari itu, diperlukan suatu energi terbarukan
yang dapat menggantikan peran energi yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu
energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai energi terbarukan adalah energi
surya. Untuk memanfaatkan energi surya dengan baik, maka diperlukan alat yang
dapat mengonversi energi surya menjadi energi listrik atau energi lainnya. Alat
yang digunakan untuk mengonversi energi surya menjadi energi listrik biasa
dikenal sebagai photovoltaic atau sel surya [1].
Sel surya yang banyak digunakan oleh industri adalah sel surya yang
terbuat dari bahan silikon. Efisiensi yang dihasilkan cukup tinggi, sekitar 9,5-25
% sehingga sel surya berbahan silikon tetap menjadi pilihan utama bagi para
pelaku industri. Namun, silikon ini memiliki beberapa kekurangan yaitu harganya
yang cukup mahal, tidak ramah lingkungan, serta konduktivitas yang menurun
pada suhu yang cukup tinggi [4]. Karena beberapa alasan itu, sel surya
dikembangkan sehingga ditemukan sel surya yang memiliki harga fabrikasi yang
cukup murah dan ramah lingkungan, yaitu Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC)
yang ditemukan oleh Michael Grätzel dan O'Regan pada tahun 1991[5].
Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) strukturnya terdiri dari substrat kaca
TCO, semikonduktor, dye, elektrolit, serta counter electrode. Terdapat dua tipe
DSSC berdasarkan banyak substrat yang dipakai, tipe sandwich dan monolitik.
Monolitik hanya menggunakan satu substrat saja sehingga mengurangi biaya
fabrikasi. Pada saat pertama kali dibuat oleh O'Regan and Grätzel pada tahun
1991, modul DSSC menghasilkan efisiensi sebesar 7,12 % [5 ]. Efisiensi yang
dihasilkan sangat bergantung pada counter electrode yang digunakan untuk
meningkatkan konduktivitas dari substrat kaca FTO yang digunakan. Counter

15
electrode yang digunakan dapat menggunakan karbon, platina, atau emas. Karbon
merupakan bahan yang sedang banyak dikembangkan menjadi counter electrode
karena memiliki harga yang murah dan dapat digunakan untuk memfabrikasi
DSSC dengan banyak metode, seperti screen printing, dip coating, spray
pyrolisis, dan lain-lain.
Cukup banyak penelitian yang telah dilakukan sebagai bentuk
pengembangan dari DSSC untuk tipe sandwich maupun monolitik yang
menggunakan karbon sebagai counter electrode. Beberapa penelitian yang
menggunakan counter electrode karbon pada DSSC tipe sandwich yaitu penelitian
oleh Zhen dkk, 2006, Hard Carbon Spherule (HCS) digunakan sebagai counter
electrode dihasilkan efisiensi sebesar 5,7 % [6]. Efisiensi sebesar 0,91 %
diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Adi dkk, 2015 dengan carbon
nanotube sebagai counter electrode [7]. Efisiensi DSSC sebesar 2,68 % diperoleh
oleh Heksa dkk, 2015 dengam menggunakan grafit sebesar 14 % sebagai
pendoping dan penggunaan dye yang berasal dari kulit manggis [8]. Kemudian
penelitian oleh Dileep dkk, 2016 menghasilkan DSSC dengan efisiensi cukup
besar diperoleh dengan counter electrode karbon dengan proses sintering pada
suhu 400 oC, besarnya efisiensi yang diperoleh adalah 3,53% [9]. Sedangkan
untuk DSSC tipe monolitik beberapa penelitian yang telah dilakukan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Ade dkk, 2017 dengan komposisi pasta karbon
yang terdiri atas campuran grafit 0,21 gr, karbon 0,15 gr, TiO2 P 25 0,310 gr,
asam asetat 0,15 ml, DI water 2 ml menghasilkan efisiensi sebesar 0,039 % [10].
Mubarak dkk, 2018 dengan komposisi pasta karbon yang terdiri atas 0,5 gr grafit,
2 gr karbon aktif, 0,3 gr ethyl-cellulose, 0,25 gr TiO2 P 25, dan 4,25 gr terpineol
menghasilkan efisiensi sebesar 0,221 %.
Efisiensi yang cukup kecil pada penelitian Mubarak [10] yang merupakan
DSSC tipe monolitik, disebabkan oleh lapisan karbon yang tidak melekat
sempurna karena tidak adanya lapisan yang membuat proses adhesi meningkat.
Lapisan inter layer yang memiliki adhesivitas yang baik diperlukan agar counter
electrode karbon melekat pada substrat kaca FTO. Pada penelitian ini, inter layer
karbon difabrikasi menggunakan TiO2 colloid sebagai binder dan lapisan karbon
ini akan dianalisis morfologinya menggunakan SEM, kekuatan adhesinya dengan

16
uji adhesivitas, uji transmitansi menggunakan UV-VIS, resistansi sheet yang
diukur menggunakan four point probe, serta pengaruhnya pada karakterisasi I-V
DSSC tipe monolitik.

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Fabrikasi karbon inter layer untuk Dye-Sensitized Solar Cell tipe
monolitik dengan counter electrode karbon.
2. Mengetahui morfologi, resistansi sheet, kekuatan adhesivitas, pengaruh
adhesivitas terhadap transmitansi inter kayer karbon, serta karakteristik
I-V yang dihasilkan oleh Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) tipe
monolitik dengan penambahan lapisan inter layer karbon.
1.3 Rumusan Masalah
Secara garis besar rumusan masalah yang akan dibahas pada tugas akhir
ini adalah :
1. Bagaimana proses fabrikasi inter layer karbon untuk DSSC tipe
monolitik?
2. Bagaimana karakteristik morfologi, resistansi sheet, kekuatan
adhesivitas, pengaruh adhesivitas terhadap transmitansi dari inter layer
karbon serta pengaruhnya penambahan inter layer karbon terhadap
karakteristik I-V yang dihasilkan oleh Dye-Sensitized Solar Cell
(DSSC) tipe monolitik?

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang akan diangkat pada penelitian ini meliputi :
1. Substrat yang digunakan adalah kaca FTO dengan ukuran 1,5 cm x 2
cm untuk karakterisasi I-V dan 1 cm x 1cm untuk karakterisasi
morfologi menggunakan SEM-EDS, uji resistansi, uji adhesivitas, dan
uji transmitansi.
2. Deposisi setiap lapisan DSSC menggunakan metode screen printing.
3. Counter electrode yang digunakan adalah karbon.
4. Lapisan inter layer menggunakan TiO2 colloid sebagai bahan adhesi.
5. Proses sintering TiO2 dan karbon dilakukan pada suhu 450-500 oC.

17
6. TiO2 opaque digunakan sebagai semikonduktornya.
7. Jenis dye yang digunakan adalah Z907 merk Great Cell
8. Proses perendaman sel di dalam dye selama 24 jam.
9. Jenis elektrolit yang digunakan adalah Elektrolit EL-HPE merk Great
Cell.

1.5 Metodologi Penelitian


Beberapa metodologi yang akan dilakukan diantaranya sebagai berikut :
1. Kajian literatur
Kajian literatur dilakukan untuk mempelajari garis besar dari
penelitian tugas akhir ini. Dapat diperoleh dengan membaca buku,
jurnal, thesis yang mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya.

2. Perancangan sistem
Perancangan sistem ini dilakukan untuk mengetahui struktur
lapisan penyusun Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) tipe monolitik,
setelah dilakukan proses perancangan maka dilanjutkan dengan proses
fabrikasi DSSC.

3. Pemilihan substrat
Pada pemilihan substrat ini, substrat yang dipilih adalah jenis
substrat kaca FTO (F-doped Tinoxide).

4. Percobaan
Dilakukan percobaan dengan cara memberikan intensitas cahaya
500 W/m2 pada suhu 25 o C ( AM 1,5) untuk mengetahui tegangan dan
arus yang dihasilkan oleh DSSC sehingga diketahui besarnya efisiensi
yang diperoleh. Untuk mengetahui struktur permukaan dari lapisan
karbon dilakukan pengujian menggunakan SEM (Scanning Electron
Microscopy) dan EDS (Energy Dispersive Spectroscopy). Untuk
mengetahui konduktifitas dari karbon dilakukan uji resistansi
menggunakan Four Point Probe, untuk memastikan adhesivitas dari

18
karbon yang melekat pada substrat kaca FTO, dilakukan uji adhesivitas
dan transmitansi

5. Pengolahan data dan analisis

Pada tahap ini hasil penelitian kemudian dikumpulkan datanya


kemudian diolah dan dilakukan analisis dari hasil percobaan
1.6 Sistematika penulisan
Bab 1 Pendahuluan,
Berisi antara lain Latar belakang ,Tujuan masalah, Rumusan
masalah, Batasan masalah, Sistematika penulisan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka,


Meliputi teori dasar yang akan menunjang penelitian Counter
Electrode untuk DSSC ini dalam penulisan tugas akhir.

Bab 3 Metode Penelitian,


Pada bab ini berisi metodologi penelitian dalam penulisan tugas
akhir yang meliputi rancangan penelitian, alat dan bahan yang akan
dipakai, prosedur penelitian.

Bab 4 Hasil dan Pembahasan,


Pada bab ini hasil dari penelitian dianalisis dan dibahas agar
mengetahui hubungan antara hasil dan teori.

Bab 5 Simpulan dan Saran,


Berisi Simpulan hasil dari penelitian dan saran untuk penelitian
selanjutnya sehingga penelitian dapat dijadikan refrensi untuk melakukan
atau melanjutkan penelitian yang telah dilakukan.

19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Sel Surya
Sel surya atau Solar cell adalah salah satu teknologi yang dapat digunakan
sebagai sumber energi alternatif dengan prinsip kerja mengubah energi cahaya
matahari menjadi energi listrik dengan memanfaatkan prinspip efek photovoltaic.
Efek photovoltaic pertama kali ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1839.
Becquerel mendeteksi adanya tegangan cahaya ketika sinar matahari mengenai
elektrode pada larutan elektrolit. Pada tahun 1954, trio Bell Laboratories, Chapin,
Fuller, dan Pearson menemukan sebuah fenomena p-n junction yang dapat
mengubah radiasi sinar matahari menjadi tenaga listrik pertama kalinya dan
material yang dipergunakan yaitu silikon [2]. Efek photovoltaic ini adalah suatu
fenomena munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan kontak antara dua
elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan
cahaya [3]. Efisiensi yang dihasilkan dari sel surya berbahan silkon pada saat itu
sebesar 6 %. Hingga sekarang, efisiensi sel surya berbahan silikon tertinggi
sebesar 41 % pada skala penelitian dan 20 % pada skala komersil [12]

Gambar 2.1 Struktur dari sel surya secara umum

Pada gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah silikon. Sel


surya silikon adalah sebuah dioda yang merupakan penggabungan antara
semikonduktor tipe p dan tipe n. Tipe p adalah silikon yang didoping oleh boron
yang memiliki elektron valensi 3, serta tipe n adalah silikon yang didoping oleh
fosfor yang memiliki elektron valensi 5 [14]. Pada bagian P-N junction apabila

20
foton datang memiliki energi yang lebih besar dari energi band gap dari silikon
yang besarnya sekitar 1,12 eV [15], elektron akan tereksitasi dari pita valensi
menuju pita konduksi dan akan menyisakan hole, elektron akan tertampung di
bagian n-type dan hole akan tertampung di bagian p-type sehingga elektron akan
mengalir dari dari n-type menju p-type, aliran arus inilah yang mengalir pada
resistansi load (RL). Adapun besarnya energi foton yaitu:

E= energi foton (J), I= Intensitas (W/m2)


n= jumlah foton
h= konstanta planck (6,34 x 10-34 J/s)
f= frekuensi (Hz)

2. 2 Jenis-jenis Sel Surya


Terdapat beberapa jenis sel surya yang telah diciptakan dan dikembangkan
dengan tujuan meningkatkan efisiensi serta biaya fabrikasi yang lebih murah.
Pada umumnya, sel surya berbasis silikon menjadi pilihan utama untuk
penggunaan di bidang industri karena efisiensi yang tinggi dan realibilitas yang
lama [4]. Berikut ini jenis-jenis sel surya yang telah dikembangkan hingga saat ini
[14], yaitu:
2.2.1 Sel Surya Berbahan Silikon (Genersi Pertama)
a. Mono-crystalline (Si)
Terbuat dari silikon yang berkristal tunggal yang ketebalannya
sekitar 200 mikron.
b. Poly-crystalline (Si)
Terbuat dari peleburan silikon yang berada di dalam tungku
keramik yang didinginkan perlahan untuk menghasilkan bahan
campuran silikon yang akan muncul di atas lapisan silikon.
c. Galium Arsenide (GaAs)
Merupakan sel surya berbahan semikonduktor gabungan unsur
golongan III dan V

21
2.2.2 Sel Surya Berbahan Silikon Tepadu Thin Film (Generasi
Kedua)
a. Amorphus Silikon (a-Si)
Sekarang dikembangkan sebagai pengganti tinted glass yang
semi transparan.
b. Thin film Silikon (tr-Si)
Terbuat dari polycrystalline pada grade bahan metal yang
cukup murah.
c. Cadmium Telluride (CdTe)
Terbentuk dari proses deposisi, semprot, dan evaporasi
tingkat tinggi dari thin film polycrystalline.
d. Copper Indium Diselenide (CulnSe2/CIS)
Terbuat dari thin film polycrystalline.

2.2.3 Sel Surya Berbahan Material Lainnya (Generasi Ketiga)

Tingginya harga fabrikasi membuat para peneliti terus melakukan


penelitian untuk menemukan sel surya yang fabrikasinya murah dan
menghasilkan efisiensi yang cukup besar, walaupun tidak sebesar sel
surya generasi pertama. Sel surya berbahan organik dan anorganik
menjadi penemuan para peneliti untuk mengatasi permasalahan mahalnya
harga fabrikasi sel surya. Salah satu contoh dari sel surya generasi ketiga
ini adalah Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC). Berikut ini karakteristik
yang dimiliki oleh sel surya dari berbagai generasi :
Tabel 2.1 Perbandingan beberapa jenis sel surya pada tahun 2009 [4]
Efisiensi
Tipe Material Struktur/Proses Keuntungan Kerugian
(%)
Lapisan n-type Harga mahal,
Efisiensi
yang didoping peningkatan
Single-crystal tinggi,
pada single 25 efisiensi
Si realibilitas
crystal lapisan sudah sulit
tinggi
p-type dilakukan
Efisiensi
Efisiensi
Si-based tinggi,
Lapisan n-type lebih rendah
realibilitas
yang didoping dari single-
Polycrystalline tinggi, lebih
pada 20,4 crystal Si,
Si murah
polycrystalline harga bahan
daripada
lapisan p-type mentah yang
single-
mahal
crystal Si

22
Lapisan p, Penggunaan Efisiensi
lapisan i, dan Si yang lebih rendah
lapisan n minim, dari single-
Amorphus Si 9,5
dideposisi lebih murah crystal Si,
dengan proses dari single- mudah
CVD crystal Si terdegradasi
Efisiensi
tinggi,
Metal-organic Beracun,
GaAs 26,1 menahan
CVD Mahal
radiasi di
luar angkasa
Metode
Terlalu
produksi
banyak
beragam,
penggunaan
Lapisan p-type harga leboh
Compund- Cd
CdTe murah dari
based (beracun),,
CdTe polycrystalline 16,7 single-
terlalu
di atas lapisan crystal Si,
bergantung
n-type CdS optimum
pada
band gap
persediaan
untuk
Te
regenerasi
Bergantug
Deposisi uap Absorbsinya
CIS/CIGS 19,4 pada sumber
dari CIS/CIGS tinggi
ln
Dapat
diproses
Dye, pada udara
Dye- Dye-TiO2- 11,5 Degradasi
semiconductor, terbuka,
Sensitized Electrolite [24] ultraviolet
electrolit dapat
diwarnai,
transparan,
Campuran p- Ketebalan Efisiensi
Organic
Fullerene, type polimer tipis, rendah,
thin film 5,2
polymer dan n-type fabrikasi degradasi
based
fullerene murah ultraviolet

2.3 Karakteristik Sel Surya


Ada 5 parameter yang digunakan dalam penentuan karakteristik I-V dari
suatu sel surya [16], yaitu:
2.3.1 Arus Hubung-Singkat (Isc)
Arus Hubung-Singkat (Isc) adalah arus yang terjadi pada saat
tegangan keluarannya sama dengan nol.

2.3.2 Tegangan Terbuka (Voc)


Tegangan terbuka (Voc) adalah tegangan yang terjadi pada saat arus
keluarannya sama dengan nol.

23
2.3.3 Daya Maksimum (Pmax)
Daya maksimum adalah hasil kali antara arus maksimum (Imax)
dengan tegangan maksimal (Vmax) sehingga dapat diperoleh nilai daya
yang paling besar di antara semua kondisi I-V.
Pmax = Imax . Vmax

2.3.4 Fill Factor (FF)


Fill Factor (FF) adalah salah satu indikator suatu sel surya untuk
mendekati nilai idealnya yaitu Voc=Vmax dan Isc=Imax. Secara matematis,
Fill Factor (FF) dapat dirumuskan :

Apabila nilai FF mendekati nilai 1, maka kualitasnya semakin baik.

2.3.5 Efisiensi (ɳ)


Efisiensi (ɳ) adalah perbandingan daya maksimum yang dihasilkan
dengan daya suatu sumber cahaya. Secara matematis dapat dirumuskan :

Arus

Tegangan
Gambar 2.2 Kurva I-V pada Sel Surya

2.4 Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC)


Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) adalah sel surya yang memiliki lapisan
semikonduktor yang dilapisi oleh dye (pewarna) untuk meningkatkan
efisiensinya. DSSC merupakan sel surya generasi ketiga setelah sel surya

24
berbasis silikon dan thin-film. Pada DSSC, prinsip yang digunakan bukan
berdasarkan photovolaic lagi, tetap photoelectro chemical. Lapisan dye
digunakan sebagai penyerap energi foton sehingga elektron dapat tereksitasi dari
HOMO (Highest Occupied Molecular Orbital) menuju LUMO (Lowest
Occupied Molecular Orbital) [18]. Dye digunakan karena TiO2 sebagai
semikonduktor memiliki band gap 3,1 eV [2] sehingga hanya bisa menerima
energi atau berinteraksi dengan sinar Ultra Violet (UV) untuk itu dye digunakan
untuk menginjeksikan elektron menuju pita konduksi TiO2.
Struktur DSSC terdiri dari substrat Transparent Counductive Oxide
(TCO), jenis TCO dapat berupa F-doped Tinoxide (FTO) dan I-doped Tinoxide
(ITO), nanokristal TiO2 berpori sebagai elektrode kerja (Anoda), dye sebagai
sensitizer, elektrolit redoks berupa pasangan iodide/triodide untuk meregenerasi
elektron, serta counter electrode sebagai katoda [19]. Berdasarkan strukturnya,
DSSC dibedakan menjadi dua yaitu tipe monolitik dan tipe z/tipe sandwich. Pada
tipe monolitik, hanya menggunakan satu substrat TCO, sedangkan tipe z/tipe
sandwich menggunakan dua substrat TCO [10].

Gambar 2.3 Struktur DSSC

25
2.5 Prinsip Kerja DSSC

Gambar 2.4 Prinsip Kerja DSSC


Prinsip kerja DSSC ditunjukkan pada gambar 2.4. Berikut ini proses yang
terjadi pada sel surya DSSC [10, 20] :
1. Energi foton sebsar hv datang menuju elektron yang terikat di bagian
HOMO dye (S) dan akan tereksitasi menuju level tertinggi LUMO
(S*).
*
2. Setelah elektron tereksitasi (S*), elektron akan terinjeksi menuju pita
konduksi semikonduktor TiO2 sehingga molekul dye teroksidasi (S+).
-
* + TiO2 (TiO2) + S+
Dengan adanya donor elektron oleh elektrolit (I-) molekul dye akan
kembali ke ground state dan dye yang teroksidasi dicegah untuk
ditangkap kembali.
S+ + 3I- S + I3-
3. Kemudian elektron akan menuju TCO, dan selanjutnya akan menuju
elektroda lawan melalui rangkaian eksternal.
4. Counter electrode yang berperan sebagai katalis membuat elektron
diterima oleh elektrolit, sehingga hole berkombinasi dengan elektron
membentuk iodida.

I3- + 2e (counter electrode) 3I- (counter electrode)

26
5. Kesimpulannya, I3- dihasilkan pada elektroda TiO2 dan digunakan
pada counter electrode. Demikian pula I- yang dihasilkan pada
counter electrode yang disebarkan ke arah berlawanan dalam
elektrolit. Iodida (I-) memberikan elektron kepada dye yang
teroksidasi sehingga terbentuklah suatu siklus.

2.6 Perbedaan DSSC Tipe Monolitik dan Tipe Z/Tipe Sandwich

(a) (b)
Gambar 2.5 (a) Struktur DSSC tipe tipe z/tipe sandwich (b) Struktur DSSC tipe
monolitik

Terdapat beberapa perbedaan antara DSSC tipe monolitik dan DSSC tipe
z/tipe sandwich yaitu:
1. Pada struktur DSSC tipe monolitik hanya menggunakan satu kaca
substrat FTO, sedangkan DSSC tipe sandwich menggunakan dua kaca
substat FTO. Hal ini membuat harga fabrikasi DSSC tipe monolitik
lebih murah jika dibandingkan dengan DSSC tipe sandwich.
2. Pada DSSC monolitik menggunakan lapisan ZrO2 sebagai pemisah
antara katoda dan anoda karena hanya menggunakan satu substrat.
3. Pada DSSC tipe sandwich kedua substrat dilapisi oleh material seperti
karbon atau platina dan TiO2 [10].
4. Pada DSSC tipe sandwich pengisian elektrolit harus dilakukan
dengan menggunakan alat injeksi khusus, sedangkan DSSC tipe
monolitik hanya menggunakan pipet tetes

2.7 Material Penyusun Struktur DSSC


2.7.1 Nanopartikel TiO2
TiO2 merupakan semikonduktor yang memiliki band gap
sekitar 3,1 eV [2] sehingga hanya bisa menyerap energi yang

27
berasal dari sinar ultraviolet saja. Meskipun demikian, TiO2
merupakan pilihan terbaik sebagai material DSSC jika
dibandingkan dengan ZnO, CdSe, CdS, WO3, Fe2O3, SnO2, dan
Nb2O5. Hal ini terjadi karena TiO2 memberikan dampak pada
DSSC yaitu efisiensi yang dihasilkan paling besar jika
dibandingkan dengan kompetitornya [22].
Pada DSSC TiO2 yang digunakan adalah TiO2 yang berfase
anastase karena memiliki kemampuan fotoaktif yang tinggi. TiO2
memiliki banyak pori yang berukuran nanometer yang terletak pada
permukaannya sehingga memiliki karakteristik luas permukaan
yang tinggi yang akan membuat semakin banyak dye yang akan
diserap. Keuntungan lain dari penggunaan TiO2 adalah
fotosensitivitasnya tinggi, stabilitas struktur yang baik pada saat di
bawah sinar matahari, dan harganya murah [25]. Permukaan TiO2
yang berpori memiliki luas permukaan yang tinggi namun dapat
diperbesar sehingga lebih banyak dye yang dapat diserap.
Diperlukan lapisan yang dapat menutup contact TiO2 dan substrat
kaca FTO yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja permukaan
FTO karena menghambat elektrolit untuk melakukan kontak
langsung dengan FTO yang dapat membuat peningkatan resistansi
FTO.
Ketebalan TiO2 yang baik berikisar 2-20 µm, dengan
efisiensi maksimum diperoleh pada ketebalan 12-14 µm
bergantung pada pemilihan elektrolitnya [26].

2.7.2 Substrat Kaca FTO


FTO (Fluorine-doped Tin Oxide) adalah oksida yang umum
digunakan sebagai lapisan konduktif yang dapat diaplikasikan pada
kaca agar dapat menghantarkan listrik. FTO adalah salah satu
contoh dari TCO (Trasnparent Conductive Oxide). Contoh lain dari
TCO adalah ITO (Indium Tin Oxide). ITO memiliki konduktivitas
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan FTO namun bahan

28
bakunya sangat mahal dan tersedia dalam jumlah yang terbatas
[25]. Sehingga penggunaan FTO lebih dipilih sebagai pelapis
substrat kaca untuk menghantarkan listrik. Adapun perbandingan
antara FTO dan ITO yaitu:
Tabel 2.2 Perbandingan ITO dan FTO [25]

Untuk memperoleh FTO yang dapat melapisi suatu kaca,


dapat diperoleh dari deposisi timah (II) klorida hidrat (SnCl2.H2O)
sebagai prekursor dan ammonium florida (NH4F) sebagai doping.
Ada banyak metode untuk membuat FTO, baik dari metode fisika
dan kimia. Secara Fisika, pelapisan dapat dibuat dengan metode
evaporasi, electron beam evaporation, sputtering, dan spray
pyrolisis. Sedangkan secara kimia yaitu metode sol gel dan CVD
(Chemical Vapor Deposition) [27].

2.7.3 Lapisan ZrO2


Lapisan ZrO2 digunakan sebagai pemisah antara anoda dan
katoda pada DSSC tipe monolitik. ZrO2 ini digunakan sebagai
spacer di atas lapisan TiO2. Selain itu, ZrO2 juga digunakan
medium transportasi elektrolit menuju lapisan dye. ZrO2 memiliki
band gap sekitar 6 eV dan konstanta dielektrik sebesar 25 [28].
Biasanya ZrO2 digunakan sebagai sensor gas, solid fuel cells, high
durability couting, katalis, dan sebagainya.
2.7.4 Dye
Dye pada DSSC digunakan sebagai sensitiser pada
semikonduktor. Dye berfungsi untuk menangkap energi cahaya
dengan panjang gelombang cahaya tampak sehingga dapat
mengeksitasi elektron dari HOMO (Highest Occupied Molecular
Orbital) menuju LUMO (Lowest Occupied Molecular Orbital) dan
menginjeksikan elektron yang telah tereksitasi menuju ke lapisan

29
pita konduksi TiO2. Dye atau pewarna dapat berasal dari pewarna
organik maupun sintetik. Pewarna organik berasal dari ekstraksi
buah-buahan atau sayuran. Pewarna sintetik yang digunakan pada
DSSC umumnya berupa Ruthenium Complex. Dye jenis ini
memiliki efisiensi yang tinggi karena memiliki ikatan carboxylate,
yaitu ikatan yang elektronnya mengalir tanpa adanya lompatan dan
hambatan pada proses pengalirannya [10]. Selain itu Ruthenium
Complex memiliki sifat photoelectrochemical yang baik dan
stabilitas yang tinggi pada kondisi oxidized state [31]. Jenis dye
Z907 merupakan salah satu contoh dari Ruthenium Complex. Jenis
dye ini banyak digunakan karena memiliki stabilitas terhadap suhu
yang bertahan lama jika dibandingkan dengan jenis dye yang lain
karena besar power conversion pada proses fabrikasi DSSC lebih
besar 7% jika dibandingkan dengan dye jenis lain [32].

Gambar 2.6 Struktur Molekul dari Dye Z907 [33]

2.7.5 Elektrolit
Elektrolit digunakan sebagai penyuplai elektron pada dye
sehingga hole hasil eksitasi elektron dapat mendapatkan donor
elektron. Pada umumnya elektrolit yang digunakan adalah
pasangan redoks iodine (I-) dan triiodide (I3-) [10]. Elektrolit dapat
berfasa cair maupun padat. Elektrolit cair memiliki kelebihan

30
tingginya kontak antara permukaan elektrolit dengan pewarna,
namun kekurangannya mudah berubah fasa menjadi uap jika
terpapar cahaya matahari dalam waktu yang lama. Selain sebagai
perekombinasi elektron hole, elektrolit juga berfungsi sebagai
pencegah munculnya medan listrik yang dapat menghambat
penghantaran muatan [19].

2.7.6 Counter Electrode


Counter electrode berfungsi sebagai katoda pada DSSC.
Counter electrode harus memiliki konduktivitas yang tinggi,
adhesivitas yang tinggi, serta katalisator yang baik bagi elektron.
Counter electrode dapat berbasis grafit, carbon powder, single
wall carbon nanotubes, graphine, dan conducting polymer [10].
Material karbon memiliki kelebihan dari segi harga dan elektro
katalis yang tinggi untuk aktivitas iodide/triiodide [6]. Karbon
adalah unsur kimia yang memiliki simbol C dan nomor atom 6.
Karbon memiliki beberapa jenis alotrop. Alotrop adalah modifikasi
struktur dari sebuah unsur. Jenis-jenis karbon berdasarkan
Alotropnya berupa grafit, intan, dan karbon amorfus. Grafit
memiliki konduktifitas yang cukup tinggi sehingga cukup baik
digunakan sebagai katalisator pada DSSC. Ada beberapa sifat dari
grafit yang membuat grafik banyak digunakan [34]:
1. Memiliki konduktivitas termal dan elektrik yang baik
2. Memiliki sifat sebagai lubricant yang baik pada
perubahan temperatur dan tekanan
3. Memiliki ketahanan oksidasi dan imun pada lingkungan
agresif.

Selain grafit, material karbon yang digunakan pada


fabrikasi DSSC tipe monolitik ini karbon aktif. Karbon ini adalah
karbon yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna pada
produk berat minyak bumi (hidrokarbon) seperti FCC tar, coal tar,
dan sebagainya. Karbon aktif adalah karbon yang biasa digunakan

31
sebagai media absorbsi karena memiliki diameter pori-pori yang
rata-rata berukuran 10-60 Angstrong.
Namun pada penelitian sebelumnya [10,40], proses deposisi
karbon tidak sempurna karena karbon tidak melekat kuat pada
ZrO2 dan kaca substrat FTO, hal ini disebabkan oleh tidak tepatnya
waktu dan suhu proses sintering serta komposisi pasta karbon yang
belum tepat, sehingga diperlukan lapisan karbon tambahan yang
konduktivitas dan adhesivitasnya lebih tinggi. Lapisan pertama
terdiri dari 0,13 gr grafit, 0,2 ml TiO2 colloid, 0,2 ml Triton 10%
[36] dan 0,25 ml terpineol, dimana massa grafit dan volume TiO2
colloid divariasikan menjadi 5 variasi. Sedangkan lapisan karbon
kedua adalah pasta karbon yang komposisinya terdiri dari 0,5 gr
grafit, 2gr karbon aktif, 0,3 gr ethyl-cellulose, 0,25 gr TiO2-P25,
dan 4,25 gr terpineol. Untuk memperbanyak pasta yang dihasilkan,
jumlah massa dan volume dari bahan-bahan tersebut dikalikan 10.

2.7.7 Enkapsulasi
Lapisan enkapsulasi digunakan sebagai penutup bagian
lapisan teratas DSSC agar terhindar dari gangguan lingkungan.
Bahan yang digunakan untuk menutup bagian teratas atau
enkapsulasi yaitu bahan kaca. Untuk menempelkan bahan kaca
harus menggunakan lapisan surlen (termo plastik) yang berguna
sebagai perekat antara kaca substrat FTO yang telah dilapisi
struktur sel surya dan kaca biasa.

2.8 Metode Screen Printing


Metode screen printing digunakan pada proses deposisi lapisan struktur
DSSC karena peralatannya yang murah dan mudah ditemukan, proses
fabrikasinya sederhana, dapat menghemat penggunaan bahan, dan dapat
digunakan untuk fabrikasi DSSC pada skala pabrik [29]. Keefektifan metode ini
dilihat dari ukuran lubang (mesh) pada screen.

32
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian tentang DSSC ini dilakukan di Laboratorium Sel Surya
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia-Pusat Penelitian Elektronika dan
Telekomunikasi (LIPI-P2ET), Bandung. Berikut adalah skema diagram alir pada
penelitian counter electrode karbon untuk DSSC ini :

Mulai

Pembuatan pola sel


lapisan DSSC

Preparasi substrat FTO Pembuatan pola pada screen

Deposisi TiO2 dan Sintering Karakterisasi SEM TiO2

Pembuatan Pasta dan


Deposisi karbon 1,2, dan Deposisi ZrO2 dan Sintering
TIDAK
sintering

Apakah
terdeposisi dengan
baik?

YA
Karakterisasi Morfologi, Uji
Adhesivitas dan Transmisi,
dan Resistansi

Perendaman dalam Dye

Pemberian Elektrolit

Pemasangan kaca sebagai


penutup

Karakterisasi I-V Selesai


DSSC

33
Gambar 3. 1 Diagram Alir Fabrikasi Counter Electrode Karbon dengan Penambahan
Karbon Berkonduktivitas dan Beradhesivitas Tinggi untuk DSSC

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat Penelitian


Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi :
1. Screen 12. Timbangan Digital
2. Screen Maker 13. Selotip Transparan
3. Screen Printing 14. Gunting
4. Conveyor Furnace 15. Mortar
5. Ultrasonic Cleaner 16. Gelas Beker
6. Oven 17. Spatula
7. Multimeter Digital 18. Pinset
8. Hair Dryer 19. Sun Simulator (Alat Karakterisasi)
9. Cutter 20. SEM (Alat Karakterisasi)
10. Penggaris 21. FPP (Alat Karakterisasi)
11. Hot Plate 22. I-V Measurements (Alat Karakterisasi)
12. Conductive Pen 23. UV-VIS (Alat Karakterisasi)
3.2.2 Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi :

1. Ulano 133 13. Serbuk TiO2-P25


2. Ulano 5 14. Pasta ZrO2
3. Ulano 23 15. Elektrolit EL-HPE (Great Cell)
4. Ulano Line 16. Kaca FTO ukuran 1,4 cm x 1,5 cm
5. Kaca FTO ukuran 1 cm x 1cm
6. Diionized Water 17. Alkohol Isopropil
7. Air 18. Plastik Film
8. Etanol 19. Ethyl-cellulose
9. Pasta TiO2 Opaque 20. Dye Z907 (Great Cell)
10. Larutan TiCl4 21. Serbuk Grafit
11. Karbon Aktif 22. Aluminium
12. Larutan TiO2 colloid

34
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang dipakai pada penelitian ini terdiri atas :

3.3.1 Variabel Bebas


Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi dan
menjelaskan variabel lain yaitu faktor yang nantinya akan diukur. Variabel
bebas yang dipakai pada penelitian ini adalah komposisi pasta inter layer
karbon 1 dan counter electrode karbon 2.
3.3.2 Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang menentukan ada atau
tidaknya pengaruh dari variabel bebas, variabel ini akan mengamati faktor-
faktor yang akan diukur saat penelitian. Variabel terikat yang dipakai pada
penelitian ini adalah tegangan dan arus yang dihasilkan, adhesivitas inter
layer karbon, efisiensi, morfologi permukaan inter layer karbon

3.4 Prosedur Penelitian

Berikut ini merupakan tahapan fabrikasi dari counter electrode karbon


dengan penambahan karbon berkonduktivitas dan beradhesivitas tinggi untuk
DSSC:
3.4.1 Pembuatan Pola Struktur DSSC
Pola lapisan DSSC didesain menggunakan aplikasi Corel Draw.
Pembuatan pola ini berguna sebagai dasar untuk pembuatan pola pada
screen. Setelah didesain, pola dicetak pada bahan plastik. Berikut ini pola
lapisan DSSC yang telah didesain untuk digunakan dalam fabrikasi DSSC
ini:

35
(a)

(b)

(c) (d)

36
(e) (f)
Gambar 3.2 Pola Struktur DSSC (a) Pola lapisan penyusun DSSC tipe monolitik (b)
Tampak Samping. Campuran Karbon 1: grafit, TiO2 colloid, triton 10%, dan terpineol,
campuran karbon 2: karbon aktif, grafit, ethyl-cellulose, TiO2 P 25, dan terpineol, (c) pola
karbon 1, (d) pola TiO2, (e) pola ZrO2, (f) pola karbon 2

3.4.2 Pembuatan Pola Pada Screen


Screen yang digunakan berbahan stainless untuk ZrO2 screen 120
mesh/cm, karbon 1 screen 90T (225 mesh/cm), dan karbon 2 screen T34
(85 mesh/cm) serta berbahan nilon untuk pola TiO2 screen 90T (225
mesh/cm). Sebelum digunakan, screen terlebih dahulu dibersihkan
menggunakan Ulano 5 untuk membersihkan kotoran dan Ulano 23 untuk
membersihkan sisa lemak pada screen. Lakukan pembersihan hingga tidak
ada partikel yang menutupi screen. Setelah proses pembersihan selesai,
keringkan screen dengan menggunakan hair dryer hingga kering. Proses
berikutnya yaitu melekatkan lembar Ulano Line ke papan screen dengan
ukuran 14 cm x 14 cm. Lakukan proses ini dalam ruangan dengan
intensitas cahaya yang rendah. Tempelkan Ulano Line pada screen
menggunakan lem perekat, dan posisikan kertas 4 inchi di setiap sisinya
terhadap screen. Lalu, oleskan campuran Ulano 133 sensitizer dan Ulano
133 emulsi dengan perbandingan 1:10, pada sisi sebaliknya hingga
menutupi Ulano Line dan keringkan selama 10 menit.
Proses selanjutnya adalah melekatkan pola klise setiap struktur
lapisan DSSC di sisi yang sama dengan Ulano Line dan memasukkan
screen ke dalam screen maker selama kurang lebih 5 menit. Kemudian
cuci screen hingga bersih dan memperlihatkan pola modul pada Ulano

37
Line. Proses terakhir, oleskan Ulano 133 pada bagian yang belum
tertutupi.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 3.3 (a)-(d) Hasil pencetakan pola ZrO2, TiO2, karbon 1, dan karbon 2 pada
screen

3.4.3 Preparasi Substrat FTO


Kaca substrat yang digunakan adalah jenis F-doped Tinoxide
(FTO) berukuran 1,5 cm x 2 cm berujumlah 18 buah, 1 cm x 1 cm
sebanyak 15 buah , dengan rincian 15 kaca FTO berukuran 1,5cm x 2 cm
digunakan untuk membuat sel DSSC yang memiliki lapisan karbon 1 dan
karbon 2, 3 kaca digunakan untuk membuat sel DSSC yang hanya
memiliki lapisan karbon 2, dan 15 kaca FTO berukuran 1 cm x 1cm
digunakan untuk deposisi karbon 1 yang akan digunakan untuk

38
karakterisasi SEM-EDS, uji resistansi sheet, uji adhesivitas, dan uji
transmitansi. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah, pertama
tentukan sisi konduktif dari kaca dengan menggunakan multimeter, dengan
cara mengecek apakah salah satu sisi kaca akan sort apabila kutub positif
dan negatif multimeter disatukan. Setelah ditentukan, amplas kaca FTO
sesuai dengan pola elsa FTO. Lakukan pengamplasan hingga multimeter
menunjukkan tampilan no load ketika kedua kutub berseberangan terhadap
garis sesuai pola.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pencucian substrat FTO
menggunakan sabun, diionized water (dua kali pembilasan), dan Isopropil
Alkohol (IPA). Lakukan pencucian selama masing-masing 10 menit pada
Ultrasonic Cleaner, setelah selesai keringkan substrat FTO menggunakan
hair dryer.

(a) (b)

Gambar 3.4 (a) pencucian substrat kaca FTO menggunakan air sabun, DI water, dan
Isopropil alkohol (b) Substrat kaca FTO hasil pencucian

3.4.4 Deposisi TiO2 dan Sintering


Proses deposisi TiO2 menggunakan screen printer dengan mesin
semi otomatis. Pertama, pasang papan screen TiO2 pada screen printer dan
kaca substrat yang akan dilapisi pada bagian yang akan bergerak di bawah
papan screen. Aturlah posisi yang tepat antara kaca substrat dan papan

39
screen. Setelah itu tuangkan pasta TiO2 opaque di atas papan screen, lalu
tekan tombol mesin untuk melakukan proses printing Setelah proses
printing selesai, kaca substrat yang telah dilapisi TiO2 opaque dimasukkan
ke dalam oven bersuhu 120 oC untuk dikeringkan selama 10 menit. Proses
deposisi ini dilakukan 2 kali agar TiO2 yang dideposisikan menutupi
semua permukaan pola pada FTO. Lalu lakukan proses sintering
menggunakan Conveyor Furnace merk KSL-1200X dengan suhu 500 oC.
Proses ini memakan waktu lebih kurang 30 menit. TiCl4 digunakan
sebagai pembesar luas permukaan TiO2 opaque, lapisan substrat yang
telah di-sintering kemudian dimasukkan ke dalam larutan TiCl4 selama 30
menit dan semua bagian harus tercelup. Setelah dicelupkan lalu proses
sintering dilakukan kembali dengan suhu dan waktu yang sama dengan
proses sintering TiO2 opaque.

(a) (b) (c)

(d)

40
Gambar 3.5 (a) Proses screen printing deposisi TiO2 (b) Hasil pendeposisian TiO2 (c)
Proses sintering sampel TiO2 pada suhu 500 oC (d) Perendaman substrat dalam TiCl4

3.4.5 Deposisi ZrO2 dan Sintering


ZrO2 digunakan sebagai pemisah antara katoda dan anoda pada
DSSC tipe monolitik karena pada tipe ini hanya memiliki satu FTO saja
sehingga katoda dan anoda berada pada satu FTO saja. Proses deposisi
ZrO2 menggunakan screen printer dengan mesin semi otomatis. Pertama,
memasang papan screen ZrO2 pada screen printer dan kaca substrat yang
akan dilapisi pada bagian yang akan bergerak di bawah papan screen.
Setelah mengatur posisi yang tepat antara kaca substrat dan papan screen,
lalu tuangkan pasta ZrO2 di atas papan screen lalu lakukan proses printing
dengan menekan tombol yang ada. Setelah itu keringkan di dalam oven
bersuhu 120 oC selama 10 menit. Selanjutnya lakukan proses sintering
dengan 5 pembakar (furnace) merk Lindberg dengan suhu yang sama yaitu
400 oC selama kurang lebih 40 menit. Jika telah selesai, masukkan ke
dalam dry cabinet.

(a) (b)
Gambar 3.6 (a) proses sintering ZrO2 (b) hasil pendeposisian ZrO2

41
3.4.6 Pembuatan Pasta Karbon 1 dan Karbon 2
Pasta karbon 1 komposisinya terdiri dari 0,13 gr grafit, 0,2 ml TiO2
colloid, 0,2 ml Triton 10% [36] dan 0,25 ml terpineol. Proses pembuatan
lapisan karbon 1 ini adalah pertama harus membuat TiO2 colloid yang
berfungsi untuk sebagai lapisan yang mencegah elektrolit berinteraksi
dengan kaca FTO. Cara pembuatan TiO2 colloid ini yaitu campurkan 12,5
ml titanium isopropoxide/TTIP dengan 2 ml isopropanol tetes demi tetes
menggunakan pipet tetes, sambil di stir pada suhu ruangan selama 10
menit. Lalu tambahkan DI water sebanyak 75 ml yang dicampurkan juga
dengan tetes demi tetes. Lalu, setelah homogen, tambahkan 0,6 ml asam
nitrat (HNO3) 65% dan dipanaskan dan di stir pada skala 2 pada suhu 80
o
C selama 8 jam. Untuk mencegah pelarut menguap, digunakan metode
reflux dalam proses pemanasan larutan ini.

(a) (b)
Gambar 3.7 (a) proses pemanasan larutan TiO2 colloid dengan metode reflux (b) hasil
larutan TiO2 colloid berwarna putih susu
Untuk membuat pasta karbon 1 ini, masukkan grafit, TiO2 colloid
ke dalam mortar, lalu dihaluskan hingga merata, lalu masukkan triton,
haluskan kembali hingga homogen. Selanjutnya Masukkan mortar ke
dalam oven bersuhu 120 oC selama 30 menit untuk menghilangkan
pelarutnya. Setelah mengering, tambahkan terpineol yang berfungsi
sebagai emulsi ke dalam mortar, haluskan hingga membentuk pasta.

42
(a) (b)
Gambar 3.8 (a) campuran bahan grafit yang telah di bakar (b) hasil pasta karbon
Pada penelitian ini, massa grafit dan volume TiO2 colloid
divariasikan agar mendapatkan komposisi terbaik yang memiliki
viskositas terbaik yang dapat meloloskan pasta inter layer dari screen dan
terdeposisi dengan merata yang akan menghasilkan efisiensi paling besar.
Dan karbon 1 ini di-sintering pada suhu 500 oC selama 30 menit karena
pada refrensi [37] pada suhu tersebut menghasilkan efisiensi terbesar pada
DSSC dengan counter electrode karbon. Untuk memperbanyak pasta yang
dihasilkan sehingga dapat dimafaatkan untuk beberapa sampel, semua
komposisi bahan karbon 1 dikali 10. Masing-masing variasi memiliki 3
sampel sehingga ada 15 sel yang di fabrikasi. Variasinya yaitu:
Tabel 3.1 Variasi massa grafit dan volume TiO2 colloid, Triton 10%, dan
Terpineol
Nama Massa Volume TiO2 Volume Triton Volume
Sampel Grafit (gr) colloid (ml) 10 % (ml) Terpineol (ml)
A 0,9 2 2 2,5
B 1,1 2 2 2,5
C 1,3 2 2 2,5
D 1,5 2 2 2,5
E 1,7 2 2 2,5

43
Pasta karbon 2 yang akan digunakan merupakan campuran dengan
komposisi 0,5 gr grafit, 2 gr karbon aktif, 0,3 gr ethyl-cellulose, 0,25 gr
TiO2 P 25, dan 4,25 gr terpineol [40]. Komposisi bahan-bahan ini
dikalikan 10 agar mendapatkan jumlah pasta yang cukup banyak.
Haluskan grafit, TiO2 P 25, dan karbon aktif dengan saringan sehingga
mendapatkan bubuk yang halus. Setelah halus, lakukan pencampuran
bahan-bahan tersebut di dalam cawan mortar sambil digiling sehingga
diperoleh pasta karbon yang halus dan merata.

3.4.7 Deposisi Karbon 1, Karbon 2, dan Sintering


Proses deposisi karbon 1 dan 2 dilakukan secara bergantian namun
prosesnya sama yaitu menggunakan screen printer dengan mesin semi
otomatis. Pertama, pasangkan papan screen karbon pada screen printer
dan kaca substrat yang telah dilapisi oleh TiO2 dan ZrO2 pada bagian yang
akan bergerak di bawah papan screen. Atur posisi kaca substrat dan papan
screen dengan tepat, lalu tuangkan pasta karbon di atas papan screen dan
tekan tombol yang akan membuat mesin melakukan proses printing.
Setelah itu, lakukan proses pengeringan di atas hot plate bersuhu 120 oC
selama 10 menit. Selanjutnya lakukan proses sintering pada furnace merk
VBF-1200X dengan suhu 500 oC selama 30 menit. Dan lakukan proses
yang sama pada saat mendeposisikan karbon 2, namun furnace yang
digunakan bermerk RTC (Radiant Technology Corporation) dengan suhu
450 oC selama 70 menit.

44
(a) (b)

(c) (d)
Gambar 3.9 (a) Hasil deposisi karbon 1 (b) proses pengeringan di atas hote plate (c)
hasil deposisi karbon 1 untuk karakterisasi (d) proses sintering karbon 1

45
(a) (b)
Gambar 3.10 (a) Hasil deposisi karbon 2 (b) proses sintering karbon 2

3.4.8 Perendaman Dalam Dye


Dye yang digunakan adalah Ruthenium kompleks Z907 yang
dicampur dengan etanol dengan perbandingan 30 mg Z907 dalam 100 ml
etanol. Massa dye Z907 yang digunakan lebih banyak dari pada DSSC
jenis sandwhich karena pada DSSC jenis monolitik memiliki lapisan yang
lebih tebal. Dye yang telah larut, selanjutnya dimasukkan pada ultasonic
cleaner agar lebih larut lagi. Setelah itu, kaca substrat diletakkan di dalam
suatu wadah dan larutan dye dituangkan hingga kaca substrat terendam
seluruhnya. Proses ini memakan waktu selama 24 jam di tempat yang
tidak terkena cahaya.

46
Gambar 3.11 Proses perendaman DSSC tipe monolitik di dalam larutan dye

Gambar 3.12 Hasil perendaman DSSC tipe monolitik di dalam larutan dye

3.4.9 Penginjeksian Elektrolit


Elektrolit yang digunakan adalah EL-HPE electrolyte merk Great
Cell. Pemberian elektrolit dilakukan dengan menggunakan jarum suntik
yang diteteskan secara perlahan pada sel kaca enkapsulasi yang telah
dilubangi. Pada gambar 3.13, sel dimasukkan ke dalam desikator yang
akan dikondisikan vakum agar elektrolit dapat mengisi ruang di atas
counter electrode karbon 2 dan ZrO2 secara merata. Setelah divakum,
lubang saluran kompresor dan desikator dibuka untuk memasukkan
kembali udara ke dalam wadah sehingga elektrolit akan menyebar ke
dalam sel.

47
Gambar 3.13 proses vakum untuk memasukkan elektrolit

Gambar 3.14 Hasil setelah proses penginjeksian elektrolit ke DSSC

3.4.10 Pemasangan Kaca biasa sebagai Penutup


Lapisan plastik digunakan sebagai bahan surlen yang akan
digunakan untuk menyatukan antara substrat FTO yang telah dilapisi
lapisan penyusun DSSC dengan kaca biasa. Kaca terlebih dahulu dilubangi
dengan diameter 1 mm untuk membuat lubang yang akan menjadi jalur
masuknya elektrolit. Setelah itu lapisi dengan plastik dan aluminium
untuk menutup lubang masuknya elektrolit. Ukuran kaca yang digunakan
untuk enkapsulasi ini yaitu 1,4 cm x 1,5 cm. Surlen dan kaca di tekan
menggunakan (nama alat pres) yang dapat melelehkan lapisan surlen
sehingga kaca akan menempel kuat.

48
Gambar 3.15 Bahan-bahan yang digunakan untuk enkpasulasi DSSC seperti
termoplastik, kaca berlubang, dan aluminium

Gambar 3.16 Hasil dari proses enkpasulasi sel DSSC tampak belakang dan depan

49
3.4.11 Karakterisasi DSSC
1. Karakterisasi Lapisan Karbon Inter Layer
1. SEM-EDS
Karakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy
(SEM) untuk melihat morfologi permukaan lapisan karbon 1
sebagai inter layer serta mengetahui komposisi bahan
menggunakan Energy Dispersive Spectrodcopy (EDS).

Gambar 3.17 Proses pengujian SEM inter layer karbon 1


2. Four Point Probe (FPP)
Four Point Probe merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur nilai resistansi [38,39] dari bahan semikonduktor,
maupun logam dalam bentuk lapisan tipis yng memiliki ketebalan
dari orde angstrom sampai mikrometer.

Gambar 3.18 Uji Resistansi menggunakan Four Point Probe (FPP)

50
3. Uji Adhesivitas dan Uji Transmitansi
Uji adhesivitas dilakukan untuk mengetahui adhesivitas dari
counter electrode karbon 1 pada lapisan FTO dan uji Transmitansi
menggunakan UV-VIS Spektrofotometer untuk mengetahui
pengaruh sebelum dan sesudah uji adhesivitas.

(a) (b)
Gambar 3.19 (a) Salah satu sampel hasil uji adhesivitas (b) Uji Transmitansi

2. Karakterisasi DSSC Tipe Monolitik


1. Karakterisasi I-V
Pengujian ini menggunakan alat I-V measurement system
dan National Instrument dengan simulator merk Oriel yang
memiliki Air Mass (AM) 1,5 serta dilengkapi dengan sensor
pyranometer. Pengujian karakterisasi I-V dilakukan dengan
intesitas cahaya sebesar 500 W/m2 pada suhu 25 oC.

Gambar 3.20 Pengujian karakteristik I-V DSSC tipe monolitik

51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentangdan morfologi permukaan dari karbon
1 (inter iayer), pengukuran resistansi dari karbon 1, pengaruh adhesivitas karbon
1 dengan transmitansi, , dan dari sifat kelistrikan dari DSSC dengan penambahan
lapisan karbon 1 (inter layer) sebagai penghubung antara karbon 2 (counter
electrode) dan substrat kaca FTO,

4.1 Pengujian Morfologi Inter Layer Karbon 1 Menggunakan Scanning


Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dhispersive Spectroscopy
(EDS)
Karakterisasi ini bertujuan untuk menampilkan morfologi dari inter layer
karbon 1 dan melihat pengaruh penambahan massa grafit terhadap morfologi
permukaan inter layer karbon 1 serta menampilkan komposisi dari pasta karbon 1
inter layer.

(a)

(b)

52
(c)

(d)

(e)
Gambar 4.1 (a)-(e) Hasil SEM karbon 1 perbesaran 5000x dan 20000x pada sampel A-E

Pada Gambar 4.1 menunjukkan morfologi dari ke lima variasi karbon


dengan perbesaran 5000x dan 20000x dengan skala pengukuran 1 μm. Grafit yang
digunakan pada setiap variasi merupakan grafit yang apabila diperbesar berbentuk
seperti serpihan-serpihan kayu yang terlihat pada semua sampel dan ukurannya
pada ke lima variasi karbon tidak homogen. TiO2 colloid yang berfungsi sebagai
binder antara lapisan substrat kaca FTO dan counter electrode karbon 2 memiliki
morfologi berbentuk lingkaran seperti yang di cuplik pada gambar kedua setiap
sampel yang tersebar dengan letak yang tidak teratur. Hal ini berdasarkan
komposisi pencuplikan yang terdiri dari Ti dan senyawa lain setelah dilakukan

53
pengecekan menggunakan EDS (Energy Dispersive Spectroscopy) yang sesuai
dengan lampiran.
Selain itu, penambahan massa karbon, menyebabkan adanya penumpukan karbon
yang terjadi karena viskositas dari karbon yang semakin meningkat sehingga
penyebaran karbon tidak merata yang mengakibatkan terjadinya aglomerasi
seiring dengan kenaikan massa karbon seperti yang ditunjukkan pada sampel C-D.
Pada sampel A tidak terlalu banyak bongkahan-bongkahan karbon karena sampel
ini memilki massa grafit yang paling sedikit diantara sampel lain karena
menghasilkan pasta dengan viskositas yang rendah. Pada sampel B terlihat
penyebaran karbon cukup merata, dan hanya sedikit terlihat adanya aglomerasi
karbon yang akan menghambat transportasi elektron.

4.2 Pengukuran Resistansi Sheet menggunakan Four Point Probe.


Pengukuran ini bertujuan untuk mendapatkan nilai resistansi dari karbon 1
yang dibandingkan dengan nilai resistansi dari FTO yang digunakan sebagai
substrat. Pada pengukuran yang menggunakan Four Point Probe sebagai alat
ukurnya, output yang dihasilkan berupa tegangan, sehingga ada rumus yang dapat
mengonversi nilai output tegangan menjadi resistansi sheet [43].

Dengan Rs = Resistansi sheet (Ω/sq)


V = tegangan keluaran (Volt)
I = Sumber arus (Ampere)
Faktor koreksi
Faktor koreksi adalah suatu faktor yang dikalikan dengan hasil pengukuran
yang berfungsi untuk memperkecil adanya eror.
Untuk menentukan faktor koreksi, harus melihat besaran perbandingan
antara panjang dan lebar dari substrat yang dipakai.

s s s s s s

a a

54
Gambar 4.2 Bentuk substrat yang dipakai untuk mengetahui faktor koreksi, s= jarak
antar probe, a= panjang, dan d= lebar

Berikut ini merupakan tabel yang berisi nilai-nilai faktor koreksi


berdasarkan bentuk dan perbandingan antara lebar dan jarak antar probe serta
perbandingan panjang dan lebar.
Tabel 4.1 Nilai-nilai faktor koreksi (F2)

d/s CIRCLE a/d = 1 a/d = 2 a/d = 3 a/d > 4


1 0,998 0,9994
1,25 1,2467 1,2248
1,5 1,4788 1,4893 1,4893
1,75 1,7196 1,7238 1,7238
2 1,9454 1,9475 1,9475
2,5 2,3532 2,3541 2,3541
3 2,2662 2,4575 2,7 2,7005 2,7005
4 2,9289 3,1137 3,2246 3,2248 3,2248
5 3,3625 3,5098 3,5749 3,575 3,575
7,5 3,9273 4,0095 4,0361 4,0362 4,0362
10 4,1716 4,2209 4,2357 4,2357 4,2357
15 4,3646 4,3882 4,3947 4,3947 4,3947
20 4,4364 4,4516 4,4553 4,4553 4,4553
40 4,5076 4,512 4,5129 4,5129 4,5129
inf 4,5324 4,5324 4,5324 4,5324 4,5324
Pada karakterisasi kali ini, jarak antar probe yang digunakan adalah 1 mm
dengan panjang dan lebar substrat yang digunakan masing-masing sebesar 10 mm
atau 1 cm. Sehingga perbandingan antara d/s = 10 dan a/d = 1. Besar arus yang
digunakan sebagai supply adalah 4,2 mA. Dilakukan tiga kali pengukuran untuk
masing-masing sampel pada posisi 0,25 cm, 0,5 cm, dan 0,75 cm dari ujung
substrat, untuk mengetahui sampel yang memiliki resistansi yang merata.
Tabel 4.2 Hasil pengukuran Resistansi Sheet dari FTO dan inter layer karbon 1
FTO
Letak Pengukuran A Rsheet B Rsheet C Rsheet D Rsheet E Rsheet
Rsheet
(cm) (Ω/sq) (Ω/sq) (Ω/sq) (Ω/sq) (Ω/sq)
(Ω/sq)
0,25 14,720 12,025 12,140 12,263 12,050 12,493
0,5 14,510 11,990 12,020 11,650 12,050 11,898
0,75 14,510 13,135 12,130 12,220 11,505 11,030
STDEV 0,099 0,532 0,054 0,279 0,257 0,601
AVERAGE 14,580 12,383 12,097 12,044 11,868 11,807

55
Kurva Massa Grafit pada Karbon 1
terhadap Resistansi sheet
12,500
12,400
12,300
12,200
Rsheet (Ω/sq) 12,100
12,000
11,900
11,800
11,700
0,9 1,1 1,3 1,5 1,7
Massa grafit (gr)

Gambar 4.3 Kurva variasi massa grafit pada pasta inter layer karbon terhadap Rs

Dari hasil yang diperoleh dari hasil pengukuran, resistansi dari FTO rata-
rata sebesar 14,580 Ω/sq, cukup kecil sehingga memiliki sifat konduktivitas yang
baik, namun penambahan counter electrode karbon 1 yang memiliki resistansi
yang lebih kecil dari FTO akan meningkatkan mobilitas elektron dalam proses
transportasi elektron. Berdasarkan uji resistansi, terlihat semakin banyak
penambahan massa grafit, semakin kecil resistansi yang dihasilkan yang berarti
semakin besar konduktivitas dari pasta inter layer karbon 1. Konduktivitas ini
dapat ditingkatkan apabila pada penelitian berkelanjutan ditambahkan bahan
penyusun FTO ke dalam komposisi pasta inter layer karbon 1.
Pada sampel E memiliki resistansi terkecil dari 5 sampel lain yaitu rata-
rata sebesar 11,807 Ω/sq. Namun pada sampel B memiliki standar deviasi terkecil
diantara lima sampel lain sebesar 0,054 Ω/sq. Hal ini terjadi karena deposisi pasta
pada sampel B yang merata.

4. 3 Uji Adhesivitas dan Transmitansi pada Inter Layer Karbon 1


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan adhesivitas karbon 1
sebelum dan sesudah dilakukan pengujian. Pengujian ini menggunakan isolasi
plastik yang dilekatkan selama 5 detik pada karbon yang telah dideposisikan pada

56
substrat kaca FTO berukuran 1 cm x 1 cm dan dilakukan proses sintering pada
suhu 500 oC. Pengujian ini mengikuti metode yang digunakan pada referensi [42].
Terdapat 5 sampel sesuai variasi massa grafit pada inter layer karbon 1 yang akan
diuji coba kekuatan adhesivitasnya secara visual. Hasilnya seperti berikut ini:

(a) (b)
Gambar 4.4 Sampel A (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas

(a) (b)
Gambar 4.5 Sampel B (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas

(a) (b)
Gambar 4.6 Sampel C (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas

57
(a) (b)
Gambar 4.7 Sampel D (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas

(a) (b)
Gambar 4.8 Sampel E (a) sebelum (b) setelah, uji adhesivitas
Dari 5 sampel yang diuji coba, sampel A adalah sampel yang memiliki
perbedaan yang cukup terlihat secara visual setelah dilakukan pengujian
adhesivitas bahan menggunakan isolasi. Hal ini terjadi karena sampel tersebut
memiliki viskositas yang rendah jika dilihat secara visual (encer) sehingga tidak
menempel dengan kuat pada substrat kaca FTO. Sedangkan pada 4 sampel
lainnya, tidak terlihat perbedaan yang terlalu mencolok dari kondisi sebelum dan
sesudah pengujian. Hal ini menunjukkan, bahwa adhesivitas dari pasta yang
dihasilkan cukup baik dan dapat digunakan sebagai lapisan adhesi yang baik yang
dapat menghubungkan antara kaca substrat FTO dan lapisan counter electrode
karbon 2.
Untuk menguji pengaruh adhesivitas dari deposisi karbon 1 sebelum dan
sesudah dilakukan pengujian menggunakan isolasi, dilakukan uji transmitansi
untuk mengetahui persen transmitansi dari cahaya dengan panjang gelombang
cahaya tampak 400-800 nm. Berikut ini merupakan kurva yang diperoleh dari ke 5
sampel variasi massa grafit pada komposisi karbon 1:

58
Kurva Transmitansi
50

40
Transmitansi (%)

30
A Sebelum Uji Adhesivitas
20
A Sesudah Uji Adhesivitas
10

0
200 400 600 800 1000
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 4.9 Kurva Transmitansi sampel A

Kurva Transmitansi
5

4
Transmitansi (%)

3
B Sebelum Uji Adhesivitas
2
B Sesudah Uji Adhesivitas
1

0
200 400 600 800 1000
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 4.10 Kurva Transmitansi sampel B

59
Kurva Transmitansi
5
4
4
Transmitansi (%)

3
3
2 C Sebelum Uji Adhesivitas
2 C Sesudah Uji Adhesivitas
1
1
0
200 400 600 800 1000
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 4.11 Kurva Transmitansi sampel C

Kurva Transmitansi
10
9
8
Transmitansi (%)

7
6
5
D Sebelum Uji Adhesivitas
4
3 D Sesudah Uji Adhesivitas
2
1
0
200 400 600 800 1000
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 4.12 Kurva Transmitansi sampel D

60
Kurva Transmitansi
8
7
Transmitansi (%)

6
5
4 E Sebelum Uji Adhesivitas
3
E Sesudah Uji Adhesivitas
2
1
0
200 400 600 800 1000
Panjang Gelombang (nm)

Gambar 4.13 Kurva Transmitansi sampel E


Uji transmitansi pada sampel inter layer karbon 1 ini berguna untuk
mengetahui berapa persen perbedaan cahaya yang dapat lolos dari keadaan
sebelum uji adhesivitas dan setelah uji adhesivitas, karena karbon 1 hanya
berfungsi sebagai binder antara FTO dan counter electrode, sehingga fungsi
transmitansinya berkebalikan dengan fungsi transmitansi pada working electrode.
Pada uji transmitansi pada karbon 1 ini, semakin kecil rasio transmitansi sesudah
dan sebelum uji adhesivitas, maka semakin baik adhesivitas dari pasta karbon 1.

Tabel 4.3 Hasil pengukuran transmitansi sampel rata-rata pada panjang gelombang 400-
800 nm sebelum dan sesudah uji adhesivitas
Selisih
Transmitansi
Transmitansi Rata- Transmitansi Rata- Rata-Rata
Rasio
Nama Sampel Rata Sebelum Uji Rata Setelah Uji Setelah dan
Transmitansi
Adhesivitas (%) Adhesivitas (%) Sebelum Uji
Adhesivitas
(%)
A 8,000 25,680 17,680 3,208
B 2,480 4,880 2,400 1,963
C 1,010 4,310 3,300 4,257
D 0,790 9,590 8,800 12,074
E 1,890 8,000 6.110 4,215

61
Rasio transmisi terkecil antara sesudah dan sebelum uji adhesivitas
dimiliki oleh sampel B sebesar 1,963 dan selisih persen transmitansi rata-rata
setelah dan sebelum uji adhesivitas sebesar 2,4 %. Hal ini menunjukkan bahwa
sifat adhesivitas hasil pendeposisian sampel B yang merata membuat sedikitnya
cahaya yang dapat ditransmisikan, hal ini sangat baik mengingat fungsi counter
electrode bukan untuk mentransmisikan cahaya.

4.4 Karakterisasi I-V pada DSCC Tipe Monolitik


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sifat listrik dari DSSC yang
telah difabrikasi. Pengujian ini menggunakan alat I-V measurement system dan
National Instrument dengan simulator merk Oriel yang memiliki Air Mass (AM)
1,5 serta dilengkapi dengan sensor pyranometer. Pengujian karakterisasi I-V
dilakukan dengan intesitas cahaya sebesar 500 W/m2 pada suhu 25 oC dengan
aktif area sebesar 0,25 cm2.
Dalam pengujian ini terdapat 5 variasi massa grafit dalam pasta inter layer
karbon 1 yang masing masing memiliki 3 sampel dan 3 sampel lain yang hanya
dilapisi oleh pasta counter electrode karbon 2 yang bertujuan untuk
membandingkan nilai efisiensi yang dihasilkan antara DSSC tipe monolitik yang
counter electrode nya hanya dilapisi oleh karbon 2 ( diberi nama Tanpa Karbon
1) dan yang dilapisi oleh inter layer karbon 1 dan counter electrode karbon 2
(sampel A-E). Sehingga keseluruhan terdapat 18 sampel yang diuji.
Berikut ini merupakan hasil pengukuran karakterisasi I-V pada 18 sampel :
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Pmax, Eff, FF, Jsc, dan Voc pada 18 sampel DSSC
Voc
No Nama Sampel Pmax (W) Eff (%) FF Jsc (mA/cm2)
(Volt)
1 A (1) 0,0000192 0,1535 0,109 0,756 0,62
2 A (2) 0,000017 0,1362 0,158 0,46 0,67
3 A (2) 0,0000172 0,1377 0,098 0,752 0,39
STDEV 9,933E-07 0,00783 0,02608 0,138602549 0,121929
AVERAGE 0,0000178 0,14247 0,12167 0,656 0,56

62
4 B (1) 0,0000593 0,4315 0,1693 1,368 0,69
5 B (2) 0,000157 1,2587 0,17172 3,94 0,64
6 B (3) 0,000032 0,2596 0,1625 0,86 0,68
STDEV 5,366E-05 0,43615 0,0039 1,34823539 0,021602
AVERAGE 8,277E-05 0,64993 0,16784 2,056 0,67

7 C (1) 0,0001 0,8 0,1814 2,368 0,72


8 C (2) 0,0000188 0,1503 0,1363 0,592 0,62
9 C (3) 0,000036 0,29 0,157 0,992 0,69
STDEV 3,494E-05 0,27923 0,01843 0,760668712 0,041899
AVERAGE 0,0000516 0,41343 0,15823 1,317333333 0,676667

10 D (1) 0,000023 0,1907 0,1541 0,664 0,69


11 D (2) 0,0000097 0,0775 0,1282 0,3252 0,54
12 D (3) 0,0000427 0,3418 0,1896 0,968 0,73
STDEV 1,356E-05 0,10827 0,02517 0,26255016 0,081786
AVERAGE 2,513E-05 0,20333 0,1573 0,6524 0,653333

13 E (1) 0,0000324 0,25892 0,1691 0,824 0,7


14 E (2) 0,0000601 0,4808 0,1611 1,604 0,67
15 E (3) 1,56E-08 0,0001 0,0669 0,001 0,67
STDEV 2,455E-05 0,19644 0,04641 0,654500488 0,014142
AVERAGE 3,084E-05 0,24661 0,13237 0,809666667 0,68

Tanpa Karbon 1
16 2,4E-07 0,00195 0,01157 0,092 0,04
(1)
Tanpa Karbon 1
17 0,000036 0,28965 0,16368 0,96 0,69
(2)
Tanpa Karbon 1
18 0,000028 0,2235 0,155 0,76 0,69
(3)
STDEV 1,532E-05 0,12303 0,06975 0,371131603 0,306413
AVERAGE 2,141E-05 0,1717 0,11008 0,604 0,473333
Tabel 4.5 Hasil pengukuran terbaik dari 5 variasi sampel inter layer karbon 1 dan
counter electrode karbon 2
Nama Voc
No Pmax (W) Eff (%) FF Jsc (mA/cm2)
Sampel (Volt)
1 A (1) 0,00002 0,153 0,109 0,750 0,620
2 B (2) 0,00016 1,258 0,172 3,940 0,640
3 C (1) 0,00010 0,800 0,181 2,360 0,720
4 D (3) 0,00004 0,341 0,190 0,960 0,730
5 E (2) 0,00006 0,480 0,161 1,600 0,670
Tanpa
6 0,00004 0,289 0,164 0,950 0,690
Karbon 1 (2)

63
Kurva I-V Pengukuran Terbaik
4
3,5
3 A (1)
2,5
B (2)
Jsc (mA/cm2) 2
C (1)
1,5
D (3)
1
0,5 E (2)
0 Tanpa Karbon 1 (2)
0 0,2 0,4 0,6
Tegangan (Volt)

Gambar 4.14 Kurva I-V DSSC tipe monolitik 6 sampel terbaik

Kurva variasi massa grafit pada pasta


karbon 1 terhadap efisiensi DSSC
1,4
1,2
1
0,8
Efisiensi (%)
0,6
0,4
0,2
0
0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7
Massa Grafit (gr)

Gambar 4.15 Kurva variasi massa grafit pada pasta karbon 1 terhadap efisiensi DSSC

Pada tabel 4.13 menunjukkan besar arus daya maksimal, efisiensi, fill
factor, arus short circuit, dan tegangan open circuit yang diperoleh dari pengujian
karakterisasi I-V DSSC monolitik dengan dua lapisan karbon, yaitu karbon 1 dan
karbon 2, serta yang hanya menggunakan satu lapisan karbon yaitu sampel yang
diberi nama Tanpa Karbon 1. Dari 18 sampel yang telah diuji, terdapat satu

64
sampel yang memiliki efisiensi tertinggi, yaitu sampel B (2) yang memiliki
efisiensi sebesar 1,258 %, dan terdapat 5 sampel terbaik dengan efisiensi tertinggi
dari masing-masing variasi yang ditunjukkan pada tabel 4.2.
Efisiensi tertinggi yang diperoleh oleh sampel B, didukung oleh hasil Dari
karakterisasi lapisan inter layer karbon 1. Berdasarkan karakterisasi SEM-EDS,
sampel B merupakan sampel yang pendeposisian grafitnya paling merata jika
dibandingkan dengan sampel lain dan hanya beberapa bagian yang mengalami
aglomerasi grafit. Dari hasil uji resistansi sheet, sampel B memiliki standar
deviasi terkecil yang berarti sampel B memiliki keberagaman pengukuran yang
kecil karena pendeposisian pasta inter layer karbon 1 yang merata. Dari uji
adhesivitas, secara visual sampel B memiliki kekuatan adhesi yang baik karena
hanya sedikit grafit yang terlepas dari substrat FTO yang terlihat dari kondisi
sebelum dan sesudah uji adhesivitas yang didukung dengan uji transmitansi
dimana sampel B memiliki rasio transmitansi terkecil dari sampel yang lain.
Sebagian besar DSSC tipe monolitik yang dinambahkan lapisan inter
layer karbon 1 sebagai lapisan penghubung antara substrat kaca FTO dan counter
electrode karbon 2, memiliki efisiensi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
DSSC tipe monolitik yang hanya menggunakan counter electrode karbon 2.
Tercatat, dari kelima sampe terbaik dari masing-masing variasi, hanya sampel A
(1) yang memiliki efisiensi yang lebih rendah dari DSSC yang hanya
menggunakan lapisan karbon 2. Hal ini membuktikan, adanya lapisan karbon 1
dapat meningkatkan mobilitas elektron sehingga efisiensi yang dihasilkan cukup
baik.
Jika dibandingkan antara DSSC yang hanya menggunakan karbon 2
sebagai counter electrode dengan DSSC yang menggunakan lapisan karbon 1 dan
karbon 2 sebagai counter electrode, efisiensi keduanya cukup berbeda jauh
besarnya. Dari 5 variasi DSSC berjumlah 15 sampel yang menggunakan dua
lapisan karbon, sampel B (2) merupakan sampel dengan efisiensi tertinggi yaitu
1,258 %, dengan Pmax 0.00016 Watt, FF 0.172, Jsc 3,940 mA/cm2, dan Voc
0,640 Volt. Sedangkan DSSC yang hanya menggunakan lapisan karbon 2, yang
memiliki 3 sampel, sampel terbaik hanya dihasilkan oleh sampel Tanpa Karbon 1
(2) yang menghasilkan efisiensi sebesar 0,289 %, Pmax 0,00004 Watt, FF 0,164,

65
Jsc 0,960 mA/cm2, dan Voc 0,690. Jika dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya [10,44] dengan DSSC tipe monolitik dengan counter electrode
karbon dengan komposisi pasta karbon yang sama dengan pasta karbon 2 yang
digunakan pada penelitian ini, pada referensi tersebut hanya menghasilkan
efisiensi sebesar 0,039 % dan 0,221 %.
Perbedaan nilai efisiensi yang cukup berbeda jauh dalam satu variasi
seperti pada sampel A-D dan Tanpa Karbon 1. Hal ini terjadi karena proses
fabrikasi yang kurang sempurna yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Contohnya, ukuran substrat kaca yang tidak semua tepat berukuran 1,5 cm x 2 cm
yang membuat pada saat mendeposisikan bahan, bahan akan terdeposisi pada
posisi yang tidak seharusnya, sehingga akan mempengaruhi siklus yang akan
terjadi dalam DSSC tipe monolitik ini. Selain itu, adanya goresan-goresan yang
terjadi akibat pada saat memindahkan sampel, capit yang digunakan menggores
lapisan-lapisan DSSC secara tidak sengaja. Hal ini cukup fatal, karena apabila
goresan terjadi pada bagian TiO2, hal ini akan membuat adanya lubang yang akan
membuat elektrolit terhubung langsung dengan substrat kaca FTO yang akan
mengganggu jalannya siklus yang terjadi pada DSSC. Selain itu juga, proses
enkapsulasi yang terlalu rapat membuat elektrolit sulit untuk memasuki ruang
karena tidak adanya space yang tersedia, hal ini terlihat pada sampel E (3).
Sampel tersebut tidak mempunyai elektrolit dikarenakan kerapatan pada saat
proses penekanan enkapsulasi terlalu lama sehingga menghasilkan efisiensi yang
cukup kecil. Selain itu, DSSC tipe monolitik yang hanya menggunakan satu
substrat kaca FTO juga membuat sedikitnya area yang dapat ditempati oleh
counter electrode karbon yang membuat fungsinya sebagai lapisan konduktif yang
mempercepat pergerakan elektron menuju elektrolit kurang maksimal sehinggal
reaksi redoks yang terjadi pada elektrolit tidak maksimal juga.

66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Pada fabrikasi DSSC tipe monolitik penelitian ini, pendeposisian bahan
menggunakan metode screen printing. Terdapat dua lapisan karbon, yaitu karbon
1 sebagai inter layer dan karbon 2 yang berfungsi sebagai counter electrode.
Terdapat 5 variasi massa yang digunakan pada komposisi inter layer karbon 1
dengan masing-masing memiliki 3 sampel untuk mencari sampel terbaik yang
akan menghasilkan efisiensi terbesar dan terdapat 3 sampel yang hanya
menggunakan counter electrode karbon 2 tanpa adanya lapisan inter layer karbon
1. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil karakterisasi SEM, pada morfologi sampel dengan
massa 1,1 gr grafit pada komposisi inter layer karbon (sampel B)
memiliki penyebaran grafit yang paling merata jika dibandingkan
dengan sampel lain dan hanya sedikit terjadi aglomerasi karbon,
sehingga sampel B merupakan sampel terbaik untuk dijadikan lapisan
inter layer berdasarkan morfologinya.
2. Berdasarkan hasil uji resistansi sheet, Pada sampel dengan massa 0,9
gr grafit pada komposisi inter layer karbon (sampel E) merupakan
sampel yang memiliki resistansi terendah yaitu rata-rata 11,807±0,601
Ω/sq. Pada sampel dengan massa 1,1 gr grafit pada komposisi inter
layer karbon (sampel B) yang memiliki efisiensi terbesar pada
karakterisasi I-V, nilai resistansinya rata-rata 12,097±0,054 Ω/sq.
Pendeposisian sampel B yang merata membuat nilai standar deviasi
yang kecil sehingga menghasilkan efisiensi yang terbesar jika
dibandingkan sampel yang lain.
3. Berdasarkan hasil uji adhesivitas, secara visual, pasta inter layer
karbon 1 yang dideposisikan di atas substrat kaca FTO memiliki daya
ikat yang cukup kuat karena tidak terlalu banyak karbon yang terlepas
dari substrat setelah ditarik menggunakan isolasi plastik dan pada

67
sampel dengan massa 1,1 gr grafit pada komposisi inter layer karbon
(sampel B) memiliki rasio transmitansi sesudah dan sebelum uji
adhesivitas terkecil sebesar 1,963.
4. Berdasarkan hasil karakterisasi I-V, ada sampel dengan massa 1,1 gr
grafit pada komposisi inter layer karbon (sampel B(2)) memiliki
efisiensi terbesar yaitu 1,2587 %. Sedangkan sampel yang hanya
menggunakan satu lapisan karbon yaitu lapisan counter electrode
karbon 2, memiliki efisiensi tertinggi pada sampel Tanpa Karbon 1 (2)
sebesar 0,28965 %. Dari hasil ini membuktikan, penambahan lapisan
inter layer karbon dapat meningkatkan efisiensi DSSC tipe monolitik.

5.2 Saran
Efisiensi yang diperoleh masih rendah jika dibandingkan dengan beberapa
refrensi sehingga diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas untuk penelitian
selanjutnya, antara lain dengan cara:
1. Menambahkan bahan penyusun FTO yaitu SnCl2.2H2O yang didoping
oleh NH4F pada komposisi bahan karbon 1, sehingga akan lebih
meningkatkan konduktivitas dari lapisan karbon.
2. Melakukan uji coba menggunakan pelarut-pelarut tertentu dalam
komposisi karbon 1 maupun karbon 2 sehingga mendapatkan hasil
yang bervariasi.
3. Melakukan proses fabrikasi dengan teliti, contohnya ukuran substrat
yang sesuai, mecegah lapisan tergores atau terkontaminasi pengaruh
lingkungan, dan proses enkapsulasi dengan waktu penekanan yang
tepat.

68
Daftar Pustaka

[1] Pratiwi, A. L. (2010). Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Antosianin Kulit


Manggis sebagai Dye-Sensitizer terhadap Efisiensi Sel Surya jenis DSSC
(Dye-Sensitized Solar Cell). Semarang: Universitas Diponegoro.

[2] Sari, N.K., Handayani, L.P., Abrar. (2016). Optimasi Pembuatan Sel
Surya TiO2 dengan Metode Spin Coating dan Perendaman Dye Buah Naga
Merah. E-Proceeding of Engineering, Vol.3, 2100-2107.

[3] Kho, D. (2017), Pengertian Sel Surya (Solar Cell) dan Prinsip
Kerjanya.[Online]. Tersedia: https://teknikelektronika.com/pengertian-sel-
surya-solar-cell-prinsip-kerja-sel-surya/ [Diakses: 15 Juli 2018]

[4] Jin, K. (2010). “Trends of Research and Development of Dye-Sensitized


Solar Cells” SCIENCE & TECHNOLOGY TRENDS.71.

[5] Grätzel, M., and O’Regan, B. (1991). “A Low-Cost, High-Effi ciency


Solar Cell Based on DyesensitizedColloidal TiO2 Films”. Nature, 353, 737-
740.
.
[6] Zhen, H., Xizhe, L., Kexin, L., Dongmei, L., Yanhong, L., Hong, L.,
Wenbo, S., Li Qun, C., Qingbo, M. (2007). Applicationn of Carbon Materials
as Counter Electrodes od Dye-Sensitized Solar Cells. Electrochemistry
Communications 9, 596-598.

[7] Adi, P., Agus, S., Agus, P., Hendri, W. (2015). Dye-Sensitized Solar Cell
Based Carbon Nanotube as Counter Electrode. Nanotechnology Symposium
(NNS2015), 030054-1 - 030054-6.

[8] Heksa, D.F., Samsidar, Faizar, F., Heriyanti, Sampe, N., Sarina, P. (2015).
DISAIN PROTOTIPE SEL SURYA DSSC (DYE-SENSITIZED SOLAR
CELL) LAPISAN GRAFIT/TiO2 BERBASIS DYE ALAMI. JOP, Vol. 1, 5-
11.

69
[9] Dileep, V.R., Sudip, K. B., Mohan, R. (2016). Fabrication of Low-Cost
Carbon Paste Based Counter Electrodes for Dye-Sensitized Solar Cells.
International Conference on Electrical, Electronics, and Optimization
Techniques, 3760-3764.

[10] Istiqomah, A., Rokhmat, M., Natalita, M. N. (2017). OPTIMALISASI


DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) BERBAHAN TITANIUM
DIOKSIDA DENGAN KONFIGURASI TIPE MONOLITIK. E-Proceeding
of Engineering, Vol.4, 2158-2165.

[11] Septina, Wilman. 2007. Pembuatan Prototipe Dye-Sensitized Solar Cell.


Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian
Bogor.

[12] Strong, Steven, J., The Solar Electric House, A Design Manual for
Home-Scale Photovoltaic Power Systems, Pennsylvania, Rodale Press, 1987.

[13] Danny, S. M. (2000). STRATEGI APLIKASI SEL SURYA


(PHOTOVOLTAICSS CELLS) PADA PERUMAHAN DAN BANGUNAN
KOMERSIAL. DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR, Vol. 28, 129-141.

[14] Petir, J. C. (1980). SIMPLE MEASUREMENT OF THE BAND GAP


IN SILICON AND GERMANIUM. American Journal of Physics, 48(3), 197-
199.

[15] Gumilar, R. P. (2014). Pengaruh Penyisipan Tembaga Cu Menggunakan


Metode Pulse Plating Pada Sel Surya TiO2. Universitas Telkom.

[16] Karina, S.A., Satwanto. (2012). Strudi Karakteristik Arus-Tegangan


(Kurva I-V) pada Sel Surya Tunggal Polikristal Silikon serta Pemodelannya.
Publikasi Makalah Pada
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Cabang Jateng & DIY, Purwokerto.

[17] Lilis, R., Lia, M., dan Putri, N., A. (2015). Analisis Hasil Sintesis Serbuk
TiO2/ZnO Sebagai Lapisan Elektroda untuk Aplikasi Dye-sensitized Solar

70
Cell Analysis of Synthesis Results of TiO2/ZnO Powder as Electrode Layer
for Dye-sensitized Solar Cell Application. Jurnal Elektronika dan
Komunikasi, Vo. 15, No. 2.

[18] Dzulkifli, Rezky. (2013). FABRIKASI SEL SURYA SEDERHANA BERBASIS


MATERIAL TiO2 DENGAN METODE DSSC (DYE-SENSITIZED SOLAR CELL).
Bandung: Universitas Telkom.

[19] Mochammad C., M., Surya S., Adita S. (2013). PEMBUATAN


PROTOTIPE DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN
MEMANFAATKAN EKSTRAK ANTIOSIANIN STRAWBERRY.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VII, Vol. 4, 2087-
0922.

[20] Yuoguang R., Zhiliang K., MiXu., Guanghui L., Heng W., Hengwei H.
(2013). Monolithic all-solid-state dye-sensitized solar cell. Proc. Of SPIE,
Vol. 8830, 1-9

[21] Wahyuono, Agung, R., Risanti, Doty, D., dan Shirosaki, Tomohiro.
2013. Photoelectrical Performance of DSSC with Monodisperse and
Polydisperse ZnO SPs. Surabaya: Fakultas Teknologi Industri, Institut
Teknologi Sepuluhnopember.

[22] Gratzel, M. (2003). Dye-Sensitized Solar Cell, Journal of


Photochemistry and Photobiology, Vol 4, 145-153.

[23] C. Y. Chen. (2009) “Highly efficient light-harvesting ruthenium


sensitizer for thin-film dye-sensitized solar cells,” ACSNano 3(10), 3103–
3109.

[24] Jiao Y.; Zhang F. and Meng S. (2011). Dye Sensitized Solar Cells
Principles and New Design, Solar Cells – Dye-Sensitized Devices, Prof,
Leonid A. Kosyachenko (Ed), InTech, DOI: 10.5772/21393.

71
[25] Ito, S.; Murakami, T. N.; Comte, P.; Liska, P.; Grätzel, C.; Nazeeruddin,
M. K. & Grätzel, M. (2008). Fabrication of Thin Film Dye Sensitized Solar
Cells With Solar to Electric Power Conversion Efficiency over 10%, Thin
Solid Films, Vol.516, No.14, (May 2008), pp.4613-4619, ISSN 0040-6090

[26] Latifa H. L., Tri A., Akhmad H. Y., Firdiyono. (2015). Pengaruh
Pencampuran dan Rasio Dopan/Prekursor dalam Pembuatan Lapisan Tipis
Fluorine Doped Tin Oxide (FTO) Berbasis Timah (II) Klorida. Majalah
Metalurgi, Vol. 30, 105-114.

[27] J. C. Garcia, L. M. Scolforo, A. T. Lino, V. N. Freire, G. A. Farias.


(2006). Structural, electronic, and optical properties of ZrO2. Journal of
Applied Physics, 104103-1 – 10.

[28] L. Muliani, Y. Taryana, J. Hidayat. (2010). Pembuatan sel suryaTiO2


dye-sensitized menggunakan metoda screen printing, JurnalElektronika,
10(1), 126-131.

[29] Luthfi, F., Agus S., Fahru, N. (2016). Pengaruh Tipe Screen Printing
dengan Teknik Double Cycle pada Lapisan TiO2 sebagai Elektroda Kerja
Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC), Jurnal Fisika dan Aplikasinya,Vol. 12, 17-
20.

[30] O. Kohle, M. Gratzel, A. F. Meyer, and T. B. Meyer, “The photo- ¨


voltaic stability of bis(isothiocyanato)ruthenium(II)-bis-2,2 - bipyridine-4,4 -
dicarboxylic acid and related sensitizers,” Advanced Materials, vol. 9, no. 11,
pp. 904–906, 1997.

[31] Qin, Y., & Peng, Q. (2012). Ruthenium Sensitizers and Their
Applications in Dye-Sensitized Solar Cells. International Journal of
Photoenergy, 2012, 1–21. doi:10.1155/2012/291579

72
[32] P. Wang, S. M. Zakeeruddin, R. Humphry-Baker, J. E. Moser, and M.
Gratzel, “Molecular-scale interface engineering of ¨ TiO2 nanocrystals:
improving the efficiency and stability of dye-sensitized solar cells,”
Advanced Materials, vol. 15, no. 24, pp. 2101–2104, 2003.

[33] http://www.graphite.de/pdf/infoblatt-brennstoff-engl.pdf ( 21 Oktober


2018: 14.30)

[34] Sembiring, Gabriel. 2009. PENGARUH PENAMBAHAN 0-10 wt. %


CARBON BLACK TERHADAP KARAKTERISASI KOMPOSIT
EPOXY/GRAFIT SINTETIS SEBAGAI MATERIAL PELAT BIPOLAR
POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL. Jakarta: Universitas
Indonesia.

[35] Dileep, V.R., Sudip, K. B., Raj, M. (2016). Fabrication of Low-Cost


Carbon Paste Based Counter Electrodes for Dye-Sensitized Solar Cells.
International Conference on Electrical, Electronics, and Optimization
Techniques, 3760-3764.

[36] Chandana,S.K.R., Eranji, N. J., Gamaralalage, R.K., Kumara, Rajapakse,


Herath and Masamichi,Y. (2015). Low-Cost Dye-Sensitized Solar Cells
Based on Interconnected FTO-Activated Carbon Nanoparticulate Counter
Electrode Showing High Efficiency. Journal of Materials Science and
Engineering A, 361-368.

[37] Hartnagel, H.L., Dawar, A.L., Jain, A.K., dan Jagadish, C., 1995.
Semiconducting Transparent Thin Film, Institute of Physics, London.

[38] Abdullah, M.H., 1990. Sifat dan kegunaan Semikonduktor, DBP,


Selangor.

73
[39] Mubarak, Z. (2018). Sintesis Pasta Karbon Sebagai Counter-Electrode
pada Dye- Sensitized Solr Cell (DSSC) Berstruktur Monolitik. Universitas
Hassanudin, Makassar.

[40] Fakharudin, A., Jose, R., Brown, T. M., Fabregat-Santiago, F., &
Bisquert, J. 2014. A perspective on the production of dye-sensitized solar
modules. Energy Environ. Sci., 1-72.

[41]Amri, A., Rinaldi, R., Khairat. 2017. Synthesis of Fluorinated Tin Oxide
(FTO) Using Sustainable Precursors and Additions of Graphene with Spray
Coating Deposition Methods for Transparent Conductive
MaterialApplications. Applied Science and Technology, 174-183.

[42] Beadle, W. E., Tsai, J. C. C., Plummer, R. D. 1985. QUICK


REFERENCE MANUAL FOR SILICON INTEGRATED CIRCUIT
TECHNOLOGY. United States of America. John Willey & Sons, Inc.

[43] Mubarak, Z., Nursam, N. M., Shobih, Hidayat, J., Dahlang, T. 2018. A
Comparison of the Utilization of Carbon Nanopowder and Activated Carbon
as Counter Electrode for Monolithic Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC).
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi (JET). Vol. 18, pp. 15-20.

74
LAMPIRAN

Data Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) pada Variasi Karbon 1


0,9 gr Grafit

Element Wt% Wt% Sigma


C 27.76 0.45
O 21.52 0.52
Na 0.33 0.08
Mg 0.24 0.06
Al 0.49 0.06
Si 6.95 0.11
Ca 1.59 0.14
Ti 0.55 0.08
Sn 40.57 0.42
Total: 100.00

75
Spektrum 11

Element Wt% Wt% Sigma


C 9.30 0.47
O 27.23 0.60
Na 0.57 0.10
Mg 0.26 0.08
Al 0.68 0.07
Si 9.91 0.16
Ca 2.26 0.17
Ti 0.42 0.09
Sn 49.37 0.54
Total: 100.00

76
1,1 gr Grafit

Element Wt% Wt% Sigma


C 48.77 0.42
O 12.80 0.47
Si 4.30 0.08
Ca 0.89 0.12
Ti 1.14 0.08
Sn 32.10 0.34
Total: 100.00

77
Spektrum 9

Element Wt% Wt% Sigma


C 59.38 0.33
Na 0.22 0.06
Al 0.21 0.05
Si 3.95 0.08
Ca 0.91 0.13
Ti 1.11 0.08
Sn 34.23 0.31
Total: 100.00

78
1,3 gr Grafit

Element Wt% Wt% Sigma


C 43.35 0.46
O 17.17 0.51
Na 0.31 0.07
Mg 0.22 0.05
Al 0.38 0.05
Si 4.15 0.09
S 0.30 0.04
Ca 1.44 0.13
Ti 1.63 0.09
Sn 31.05 0.36
Total: 100.00

79
Spektrum 7

Element Wt% Wt% Sigma


C 35.87 0.44
O 28.41 0.49
Na 0.35 0.06
Mg 0.20 0.05
Al 0.55 0.05
Si 3.11 0.07
S 2.09 0.06
Ca 3.10 0.12
Ti 1.52 0.07
Fe 0.95 0.08
Sn 23.86 0.30
Total: 100.00

80
1,5 gr Grafit

Element Wt% Wt% Sigma


C 59.92 0.33
O 24.55 0.34
Al 9.16 0.09
Si 1.88 0.04
Ti 0.72 0.04
Sn 3.76 0.09
Total: 100.00

81
Spektrum 4:

Element Wt% Wt% Sigma


C 16.04 0.50
O 43.55 0.34
Al 32.91 0.26
Si 7.50 0.11
Total: 100.00

82
Spektrum 5:

Element Wt% Wt% Sigma


C 80.07 0.21
Al 0.23 0.04
Si 0.74 0.04
Ti 2.17 0.08
Sn 16.80 0.19
Total: 100.00

1,7 gr Grafit

83
Element Wt% Wt% Sigma
C 94.82 0.11
Na 0.45 0.04
Mg 0.10 0.03
Si 2.15 0.04
Ca 0.47 0.04
Ti 1.64 0.06
Sn 0.36 0.07
Total: 100.00

84
Spektrum 2

Element Wt% Wt% Sigma


C 98.58 0.08
Na 0.13 0.04
Si 0.15 0.03
Ti 1.14 0.06
Total: 100.00

85

Anda mungkin juga menyukai