Anda di halaman 1dari 61

PERSAMAAN DIFERENSIAL

ORDINER
Ordinary Differential Equations ODE

Persamaan Diferensial Ordiner


2

Acuan

Chapra, S.C., Canale R.P., 1990, Numerical Methods for Engineers, 2nd
Ed., McGraw-Hill Book Co., New York.

Chapter 19 dan 20, hlm. 576-640.

Persamaan Diferensial
3

FU = c v

Benda bermassa m jatuh bebas dengan


kecepatan v
a

F FD FU

m
m

dv
c
g v
dt
m

Hukum Newton II
c = drag coefficient (kg/s)
g = gravitational acceleration (m/s2)

persamaan diferensial

FD = m g

dv
suku diferensial laju perubahan (rate of change)
dt

Persamaan Diferensial
4

FU = c v

Sebuah benda jatuh bebas

Jika pada saat awal benda dalam keadaan diam:


vt 0 0

syarat awal (initial condition)

dv
c
g v
dt
m

FD = m g

v t

gm
1 e c m t
c

Persamaan Diferensial
5

dv
c
g v
dt
m
dv
c
g v
dt
m

C
2C
D 2 0
t
x

Persamaan diferensial

v variabel tak bebas (dependent variable)

t variabel bebas (independent variable)

Persamaan diferensial ordiner, ODE

hanya terdiri dari satu variabel bebas

Persamaan diferensial parsial, PDE

terdiri dari dua atau lebih variabel bebas

Persamaan Diferensial
6

Persamaan diferensial

dv
c
g v
dt
m

d2 x
dx
m 2 c
kx 0
dt
dt

orde tertinggi suku derivatif

Persamaan diferensial orde 1

suku derivatif berorde 1

Persamaan diferensial orde 2

suku derivatif berorde 2

Persamaan Diferensial Ordiner


7

Beberapa contoh ODE di bidang engineering

Hukum Newton II ttg gerak

dv F

dt m

Hukum Fourier ttg panas

Heatflux k

Hukum Fick ttg difusi

Mas sflux D

dT
dx
dC
dx

Persamaan Diferensial Ordiner


8

diketahui:
fungsi polinomial orde 4

y 0.5x 4 4 x 3 10 x 2 8.5x 1
diperoleh: ODE
di-diferensial-kan

dy
2x 3 12x 2 20 x 8.5
dx

Persamaan Diferensial Ordiner


9

dy
dx

3
0

2
-4

1
X

-8
0

y 0.5x 4 4 x 3 10 x 2 8.5x 1

dy
2x 3 12x 2 20 x 8.5
dx

Persamaan Diferensial Ordiner


10

diketahui: ODE

dy
2x 3 12x 2 20 x 8.5
dx
fungsi asal
di-integral-kan

y 2x 3 12x 2 20 x 8.5d x
y 0.5x 4 4 x 3 10 x 2 8.5x C
C disebut konstanta integrasi

Persamaan Diferensial Ordiner


11

8
dy
dx
4

Y
C=3
2
1
0
1
2

0
0

-4
X

-8

-4
0

dy
2x 3 12x 2 20 x 8.5
dx

y 0.5x 4 4 x 3 10x 2 8.5x C

Persamaan Diferensial Ordiner


12

y 0.5x 4 4 x 3 10 x 2 8.5x C

Hasil dari integrasi adalah sejumlah tak berhingga polinomial.


Penyelesaian yang unique (tunggal, satu-satunya) diperoleh dengan
menerapkan suatu syarat, yaitu pada titik awal x = 0, y = 1 ini disebut
dengan istilah syarat awal (initial condition).
Syarat awal tersebut menghasilkan C = 1.

y 0.5x 4 4 x 3 10 x 2 8.5x 1

Persamaan Diferensial Ordiner


13

Syarat awal (initial condition)

mencerminkan keadaan sebenarnya, memiliki arti fisik


pada persamaan diferensial orde n, maka dibutuhkan sejumlah n syarat
awal

Syarat batas (boundary conditions)

syarat yang harus dipenuhi tidak hanya di satu titik di awal saja, namun
juga di titik-titik lain atau di beberapa nilai variabel bebas yang lain

Persamaan Diferensial Ordiner


14

Metoda penyelesaian ODE

Metoda Euler

Metoda Heun

Metoda Euler Modifikasi (Metoda Poligon)

Metoda Runge-Kutta

15

Penyelesaian ODE
Metoda Euler

Metoda Satu Langkah


16
16

Dikenal pula sebagai metoda satu


langkah (one-step method)
Persamaan:

yi 1 yi h

slope =

xi

Dalam bahasa matematika:


yi 1 yi h

xi+1

step size = h

new value = old value + slope x step size

jadi, slope atau gradien dipakai untuk


meng-ekstrapolasi-kan nilai lama yi ke
nilai baru yi+1 dalam selang h

Metoda Satu Langkah


17

yi 1 yi h

yi 1 yi h

slope =

xi

xi+1

step size = h

Semua metoda satu langkah dapat


dinyatakan dalam persamaan tsb.
Perbedaan antara satu metoda dengan
metoda yang lain dalam metoda satu
langkah ini adalah perbedaan dalam
menetapkan atau memperkirakan slope .
Salah satu metoda satu langkah adalah
Metoda Euler.

Metoda Euler
18

Dalam metoda Euler, slope di xi diperkirakan


dengan derivatif pertama di titik (xi,yi).
Metoda Euler dikenal pula dengan nama
Metoda Euler-Cauchy.
Jadi nilai y baru diperkirakan berdasarkan
slope, sama dengan derivatif pertama di titik
x, untuk mengekstrapolasi nilai y lama secara
linear dalam selang h ke nilai y baru.

f xi , yi

dy
d x x i ,y i

yi1 yi f xi , yi h

Metoda Euler
19

Pakailah metoda euler untuk mengintegralkan ODE di bawah ini, dari x = 0


s.d. x = 4 dengan selang langkah h = 0.5:
f x , y

dy
2x 3 12x 2 20 x 8.5
dx

Syarat awal yang diterapkan pada ODE tsb adalah bahwa di titik x= 0,
y=1
Ingat, penyelesaian eksak ODE di atas adalah:

y 0.5x 4 4 x 3 10 x 2 8.5x 1

Metoda Euler
20

Selang ke-1, dari x0 = 0 s.d. x1 = x0 + h = 0.5:


f x0 , y0 203 1202 200 8.5 8.5

y1 y0 f x0 , y0 h
1 8.5 0.5 5.25

Nilai y1 sesungguhnya dari penyelesaian eksak:


y1 0.50.54 40.53 100.52 8.50.5 1
3.21875

Error, yaitu selisih antara nilai y1 sesungguhnya dan estimasi:


Et 3.21875 5.25 2.03125 atau t 2.03125 3.21875 63%

Metoda Euler
21

5.25

-63%

5.875

-96%

1.5

2.21875

5.125

-131%

4.5

-125%

2.5

2.71875

4.75

-75%

5.875

-47%

3.5

4.71875

7.125

-51%

-133%

xi

yi(eksak)

yi(Euler)

0.5

3.21875

Y
Euler

4
Eksak
2

X
0

Metoda Euler
22

Error atau kesalahan terdiri dari dua aspek

Truncation or discretization errors (kesalahan pemotongan) yang


disebabkan oleh teknik penyelesaian dalam mengestimasikan nilai y.

local truncation error, yaitu kesalahan pada satu langkah


propagated truncation error, yaitu kesalahan-kesalahan pada langkahlangkah terdahulu

Round-off errors yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah digit


dalam hitungan atau jumlah digit dalam alat hitung (kalkulator,
komputer).

Metoda Euler
23

y f x , y

dy
dx

Deret Taylor

y 2
y n n
yi 1 yi y h h ...
h Rn
2
n!

y n1 n1
h xi 1 xi , Rn
h
n 1!

adalah sembarang titik di antara xi dan xi+1.


Deret Taylor dapat pula dituliskan dalam bentuk lain sbb.

f xi , yi 2
f n1 xi , yi n
yi 1 yi f xi , yi h
h ...
h Ohn1
2
n!
O(hn+1) menyatakan bahwa local truncation error adalah proporsional terhadap
selang jarak dipangkatkan (n+1).

Metoda Euler
24

f xi , yi 2
f n1 xi , yi n
yi 1 yi f xi , yi h
h ...
h Ohn1
2
n!

Euler

Error, Et

true local truncation error of the Euler method (Et)


untuk selang h kecil, error mengecil seiring dengan
peningkatan orde
error Et dapat didekati dengan Ea
Et E a

f xi , yi 2
h
2

atau

Ea Oh2

Metoda Euler
25

f x , y 2x 3 12x 2 20 x 8.5

Hitunglah error yang terjadi (Et) pada penyelesaian ODE tersebut;


hitunglah komponen error setiap suku pada persamaan Et.
Selesaikan ODE tersebut dengan memakai h = 0.25;
bandingkan dengan penyelesaian sebelumnya;
bandingkan juga error yang terjadi.
Baca buku acuan pada hlm 580-584 untuk membantu Sdr dalam membuat
diskusi hasil hitungan Sdr.

Metoda Euler
26

Error pada Metoda Euler dapat dihitung dengan memanfaatkan Deret Taylor

Keterbatasan

Deret Taylor hanya memberikan perkiraan/estimasi local truncation error, yaitu error yang
timbul pada satu langkah hitungan Metoda Euler, bukan propagated truncation error.
Hanya mudah dipakai apabila ODE berupa fungsi polinomial sederhana yang mudah
untuk di-diferensial-kan, fi(xi,yi) mudah dicari.

Perbaikan Metoda Euler, memperkecil error

Pakailah selang h kecil.

Metoda Euler tidak memiliki error apabila ODE berupa fungsi linear.

27

Penyelesaian ODE
Metoda Heun

Metoda Heun
28

Slope di selang antara xi dan di xi+1 ditetapkan


sebagai nilai rata-rata slope di awal dan di akhir
selang, yaitu di xi dan di xi+1:

yi f xi , yi

i 0i 1
slope
2

yi01 yi f xi , yi h

yi1 f xi1 , yi01

slope = i

slope = 0i+1 xi

xi+1

step size = h

Euler sebagai prediktor

yi yi1 f xi , yi f xi 1 , yi01
y

2
2
f xi , yi f xi 1 , yi01
yi 1 yi
h sebagai korektor
2

Metoda Heun
29

Pakailah Metoda Heun untuk mengintegralkan ODE di bawah ini, dari x = 0


s.d. x = 4 dengan selang langkah h = 1
y

dy
4e0.8 x 0.5y
dx

Syarat awal yang diterapkan pada ODE tsb adalah bahwa pada x = 0,
y=2
Penyelesaian eksak ODE tsb yang diperoleh dari kalkulus adalah:
y

4 0.8 x 0.5 x
e e 2e0.5x
1.3

Metoda Heun
30

Selang ke-1, dari x0 = 0 s.d. x1 = x0 + h = 1:

f x0 , y0 f 0,2 4 e0.80 0.52 3

slope di titik ujung awal, (x0, y0)

y10 y0 f x0 , y0 h 2 3 1 5

prediktor y1

f x1 , y10 f 1,5 4 e0.81 0.55 6.4021637


y

3 6.4021637
4.70108185
2

y1 y0 y h 2 4.70108185 1 6.7010819

slope di titik ujung akhir, (x1, y1)


slope rata-rata selang ke-1
korektor y1

Metoda Heun
31

xi

yi (eksak)

f(xi,yi)awal

yi (prediktor)

f(xi,yi)akhir

f(xi,yi)rerata

---

---

---

yi (korektor)

---

6.1946

5.5516

5.0000

6.4022

4.7011

6.7011

-8%

14.8439

11.6522

12.2527

13.6858

9.6187

16.3198

-10%

33.6772

25.4931

27.9720

30.1067

20.8795

37.1992

-10%

75.3390

---

62.6923

66.7840

46.1385

83.3378

-11%

Metoda Heun
32

90

Heun
60
Eksak

Y
30
0
0

2
X

Metoda Heun
33

Metoda Heun dapat diterapkan secara iteratif pada saat


menghitung slope di ujung akhir selang dan nilai yi+1
f xi , yi f xi 1 , yi01
korektor
yi 1 yi
h

nilai yi+1 korektor pertama dihitung berdasarkan nilai yi+1


prediktor

nilai yi+1 korektor tersebut dipakai sebaga nilai yi+1 prediktor

hitung kembali nilai yi+1 korektor yang baru

ulangi kedua langkah terakhir tersebut beberapa kali

Perlu dicatat bahwa

error belum tentu selalu berkurang pada setiap langkah iterasi

iterasi tidak selalu konvergen

f xi , yi f xi 1 , yi01
yi 1 yi
h
2

Metoda Heun
34

Iterasi kedua pada selang ke-1, dari x0 = 0 s.d. x1 = x0 + h = 1:


y10 y1old 6.7010819

f x1 , y10 f 1,6.7010819

4 e 0.8 1 0.56.7010819

prediktor y1 = korektor y1(lama)


slope di titik ujung akhir, (x1, y1)

5.5516228
y

3 5.5516228
4.2758114
2

y1 y0 y h 2 4.27581145 1 6.2758114

Iterasi di atas dapat dilakukan beberapa kali

slope rata-rata selang ke-1


korektor y1

35

Penyelesaian ODE
Metoda Poligon
(Modified Euler Method)

Metoda Poligon
36

Slope di selang antara xi dan di xi+1 ditetapkan


sebagai nilai slope di titik tengah selang, yaitu di
xi+:

yi f xi , yi

slope = i+

yi 1 yi f xi , yi
2

slope = i
slope = i+

slope di titik awal

yi 1 f xi 1 , yi 1
2

xi xi+ xi+1
step size = h

h
2

ekstrapolasi ke titik tengah

slope di titik tengah

yi1 yi f xi 1 , yi 1 h
2

ekstrapolasi ke titik akhir

Metoda Poligon
37

Pakailah Metoda Poligon untuk mengintegralkan ODE di bawah ini, dari x =


0 s.d. x = 4 dengan selang langkah h = 1
y

dy
4e0.8 x 0.5y
dx

Syarat awal yang diterapkan pada ODE tsb adalah bahwa pada x = 0,
y=2
Ingat penyelesaian eksak ODE tsb yang diperoleh dari kalkulus adalah:
y

4 0.8 x 0.5 x
e e 2e0.5x
1.3

Metoda Poligon
38

Selang ke-1, dari x0 = 0 sd x1 = x0 + h = 1:

f x0 , y0 f 0,2 4 e0.80 0.52 3

slope di titik ujung awal, (x0, y0)

h
y 1 y0 f x0 , y0 2 3 1 2 3.5
2
2

titik tengah y

f x 1 , y 1 f 0.5,3.5 4 e0.80.5 0.53.5 4.2173 slope di titik tengah, (x, y)


2

y1 y0 f x 1 , y 1 h 2 4.2173 1 6.2173
2

ekstrapolasi y0 ke y1

Metoda Poligon
39

xi

yi (eksak)

f(xi,yi)

6.1946

5.7935

0.5

3.5000

4.2173

6.2173

-0.4%

14.8439

12.3418

1.5

9.1141

8.7234 14.9407

-0.7%

33.6772

27.1221

2.5 21.1116

19.0004 33.9412

-0.8%

75.3390

3.5 47.5022

42.0275 75.9686

-0.8%

---

xi +

yi +

f(xi +,yi +)

---

---

---

yi

t
2

---

Metoda Poligon
40

90

Poligon
60
Eksak

Y
30
0
0

2
X

41

Penyelesaian ODE
Metoda Runge-Kutta

Metoda Runge-Kutta
42

Metoda Euler

kurang teliti
ketelitian lebih baik diperoleh dengan cara memakai lebar pias kecil
atau memakai suku-suku derivatif berorde lebih tinggi pada Deret
Taylor

Metoda Runge-Kutta

lebih teliti daripada Metoda Euler

tanpa memerlukan suku derivatif

Metoda Runge-Kutta
43

Bentuk umum penyelesaian ODE dengan Metoda Runge-Kutta adalah:


yi 1 yi xi , yi , h h

xi , yi , h adalah increment function yang dapat


diinterpretasikan sebagai slope atau gradien
fungsi y pada selang antara xi s.d. xi+1

Fungsi dapat dituliskan dalam bentuk umum sbb:


a1k1 a2k2 ... ankn
a adalah konstanta dan k adalah: k1 f xi , yi
setiap k saling terhubung dengan
k yang lain k1 muncul pada
pers k2 dan k2 muncul pada pers
k3 dst.

k2 f xi p1h, yi q11k1h
k3 f xi p2h, yi q21k1h q22k2h

kn f xi pn1h, yi qn1,1k1h qn1,2k2h ... qn1,n1kn1h

Metoda Runge-Kutta
44

Terdapat beberapa jenis Metoda Runge-Kutta yang dibedakan dari jumlah


suku pada persamaan untuk menghitung k:

RK orde 1 (first-order RK):


RK orde 2 (second-order RK):
RK orde 3 (third-order RK):
RK orde 4 (fourth-order RK):

n=1
n=2
n=3
n=4

yi 1 yi xi , yi , h h
xi , yi , h a1k1 a2k2 ... ankn

Order of magnitude kesalahan penyelesaian Metoda RK orde n:

local truncation error = O(hn+1)


global truncation error = O(hn)

Second-order Runge-Kutta Method


45

Bentuk umum persamaan penyelesaian ODE dengan 2nd-order RK


yi1 yi a1k1 a2k2 h

k1 f xi , yi
k2 f xi p1h, yi q11k1h
a1, a2, p1, q11 unknowns perlu 4 persamaan

Deret Taylor
h2
yi 1 yi f xi , yi h f xi , yi
2
f x d y h2
yi 1 yi f xi , yi h

y
d
x

f xi , yi

f f d y

x y d x

Second-order Runge-Kutta Method


46

Ingat, Deret Taylor untuk fungsi yang memiliki 2 variabel


g x r , y s g x , y r

g
g
s ...
x
y

Bentuk di atas diterapkan pada persamaan k2


k2 f xi p1h, yi q11k1h f xi , yi p1h

f
f
q11k1h Oh2
x
y

Bentuk umum penyelesaian ODE metoda 2nd-order RK menjadi:


f
f
a2q11h2 f xi , yi Oh3
x
x
f
f

yi a1 f xi , yi a2 f xi , yi h a2 p1 a2q11 f xi , yi h2 Oh3
x
x

yi 1 yi a1hf xi , yi a2hf xi , yi a2 p1h

Second-order Runge-Kutta Method


47

Bandingkan persamaan di atas dengan persamaan semula


f
f

yi 1 yi a1 f xi , yi a2 f xi , yi h a2 p1 a2q11 f xi , yi h2 Oh3
x
x

f x d y h2
yi 1 yi f xi , yi h

x y d x 2

Agar kedua persamaan di atas equivalen, maka:


a1 a2 1
a2 p1 1 2

a2q11 1 2

Karena hanya ada 3 persamaan untuk 4 unknowns, maka nilai


salah satu variabel harus ditetapkan.
Misalkan nilai a2 ditetapkan, maka a1, p1, dan q11 dapat dihitung.

Second-order Runge-Kutta Method


48

Jika a2 ditetapkan, maka:


a1 a2 1
a2 p1 1 2
a2q11 1 2

a1 1 a2
p1 q11

1
2a2

Karena ada sejumlah tak berhingga nilai a2,


maka terdapat pula sejumlah tak berhingga
2nd-order RK methods.
Setiap versi 2nd-order RK akan memberikan
hasil yang persis sama jika fungsi
penyelesaian ODE yang dicari adalah fungsi
kuadrat, linear, atau konstanta.

Second-order Runge-Kutta Method


49

Metoda Heun dengan korektor tunggal


a2 1 2 a1 1 2 , p1 q11 1

k1 f xi , yi

k2 f xi h, yi hk1

Metoda poligon yang diperbaiki (improved polygon method)


a2 1 a1 0, p1 q11 1 2

yi1 yi 12 k1 12 k2 h

Metoda Ralston
a2 2 3 a1 1 3 , p1 q11 3 4

yi 1 yi k2 h

yi1 yi 13 k1 23 k2 h

k1 f xi , yi

k2 f xi 12 h, yi 12 hk1
k1 f xi , yi

k2 f xi 43 h, yi 43 hk1

Second-order Runge-Kutta Method


50

Pakailah berbagai 2nd-order RK methods untuk mengintegralkan ODE di


bawah ini, dari x = 0 s.d. x = 4 dengan selang langkah h = 0.5:
f x , y

dy
2x 3 12x 2 20 x 8.5
dx

Syarat awal yang diterapkan pada ODE tsb adalah bahwa di titik x= 0,
y=1
Bandingkan hasil-hasil penyelesaian dengan berbagai metoda RK tsb.

Second-order Runge-Kutta Method


51

xi

0.5

1.5

2.5

3.5

Single-corrector Heun
k1
k2

yi (eksak)

yi

8.5

1.25

4.875

0.0%

3.21875

1.25

-1.5

-0.125

3.4375

-6.8%

-1.5

-1.25

-1.375

3.375

-12.5%

2.21875

-1.25

0.5

-0.375

2.6875

-21.1%

0.5

2.25

1.375

2.5

-25.0%

2.71875

2.25

2.5

2.375

3.1875

-17.2%

2.5

-0.25

1.125

4.375

-9.4%

4.71875

-0.25

-7.5

-3.875

4.9375

-4.6%

---

---

---

0.0%

Second-order Runge-Kutta Method


52

xi

0.5

1.5

2.5

3.5

Improved Polygon
k1
k2

yi (eksak)

yi

8.5

4.21875

4.21875

0.0%

3.21875

1.25

-0.59375

-0.59375

3.109375

3.4%

-1.5

-1.65625

-1.65625

2.8125

6.3%

2.21875

-1.25

-0.46875

-0.46875

1.984375

10.6%

0.5

1.46875

1.46875

1.75

12.5%

2.71875

2.25

2.65625

2.65625

2.484375

8.6%

2.5

1.59375

1.59375

3.8125

4.7%

4.71875

-0.25

-3.21875

-3.21875

4.609375

2.3%

---

---

---

0.0%

Second-order Runge-Kutta Method


53

xi

0.5

1.5

2.5

3.5

Second-order Ralston Runge-Kutta


yi (eksak)
k1
k2

yi

8.5

2.582031

4.554688

0.0%

3.21875

1.25

-1.15234

-0.35156

3.277344

-1.8%

-1.5

-1.51172

-1.50781

3.101563

-3.4%

2.21875

-1.25

0.003906

-0.41406

2.347656

-5.8%

0.5

1.894531

1.429688

2.140625

-7.0%

2.71875

2.25

2.660156

2.523438

2.855469

-5.0%

2.5

0.800781

1.367188

4.117188

-2.9%

4.71875

-0.25

-5.18359

-3.53906

4.800781

-1.7%

---

---

---

3.03125

-1.0%

Second-order Runge-Kutta Method


54

Exact
Heun
Improved Polygon
Ralston

2
X

0
0

Third-order Runge-Kutta Method


55

Persamaan penyelesaian ODE 3rd-order RK methods:


yi1 yi 16 k1 4k2 k3 h

k1 f xi , yi

k2 f xi 12 h, yi 12 hk1

k3 f xi h, yi hk1 2hk2

Catatan:

Jika derivatif berupa fungsi x saja, maka 3rd-order RK sama dengan


persamaan Metoda Simpson

Third-order Runge-Kutta Method


56

xi

0.5

1.5

2.5

3.5

yi (eksak)

Third-order Runge-Kutta
k1
k2
k3

yi

8.5

4.219

1.25

4.438

0.0%

3.21875

1.25

-0.594

-1.5

-0.438

3.21875

0.0%

-1.5

-1.656

-1.25

-1.563

0.0%

2.21875

-1.25

-0.469

0.5

-0.438

2.21875

0.0%

0.5

1.469

2.25

1.438

0.0%

2.71875

2.25

2.656

2.5

2.563

2.71875

0.0%

2.5

1.594

-0.25

1.438

0.0%

4.71875

-0.25

-3.219

-7.5

-3.438

4.71875

0.0%

---

---

---

---

0.0%

Fourth-order Runge-Kutta Method


57

Persamaan penyelesaian ODE 4th-order RK methods:


yi1 yi 16 k1 2k2 2k3 k4 h

k1 f xi , yi

k2 f xi 12 h, yi 12 hk1

k3 f xi 12 h, yi 12 hk2

k4 f xi h, yi hk3

Catatan:

Jika derivatif berupa fungsi x saja, maka 4th-order RK sama dengan


persamaan Metoda Simpson

Fourth-order Runge-Kutta Method


58

Fourth-order Runge-Kutta
k1
k2
k3
k4

xi

yi (eksak)

yi

8.5

4.219

4.219

1.25

4.44

0.0%

0.5

3.21875

1.25

-0.594

-0.594

-1.5

-0.44

3.21875

0.0%

-1.5

-1.656

-1.656

-1.25

-1.56

0.0%

1.5

2.21875

-1.25

-0.469

-0.469

0.5

-0.44

2.21875

0.0%

0.5

1.469

1.469

2.25

1.44

0.0%

2.5

2.71875

2.25

2.656

2.656

2.5

2.56

2.71875

0.0%

2.5

1.594

1.594

-0.25

1.44

0.0%

3.5

4.71875

-0.25

-3.219

-3.219

-7.5

-3.44

4.71875

0.0%

---

---

---

---

---

0.0%

3rd- and 4th-order Runge-Kutta Methods


59

Pakailah 3rd-order dan 4th-order RK methods untuk mengintegralkan ODE


di bawah ini, dari x = 0 s.d. x = 4 dengan selang langkah h = 0.5:
f x , y

dy
2x 3 12x 2 20 x 8.5
dx

Syarat awal yang diterapkan pada ODE tsb adalah bahwa di titik x = 0,
y=1

3rd- and 4th-order Runge-Kutta Methods


60

Node

Exact Solution

xi

0.5

1.5

2.5

3.5

Third-order RK

yi

yi

Fourth-order RK

yi

0.0%

0.0%

3.21875

3.21875

0.0%

3.21875

0.0%

0.0%

0.0%

2.21875

2.21875

0.0%

2.21875

0.0%

0.0%

0.0%

2.71875

2.71875

0.0%

2.71875

0.0%

0.0%

0.0%

4.71875

4.71875

0.0%

4.71875

0.0%

0.0%

0.0%

61

Anda mungkin juga menyukai