Anda di halaman 1dari 10

Klasifikasi Heat Exchanger Berdasarkan Pengaturan Aliran:

Fluida yang mengalir di dalam sebuah heat exchanger bisa berupa single-pass atau
juga multi-pass. Dikatakan single-pass yakni apabila fluida mengalir hanya satu kali
di dalam heat exchanger. Sedangkan dikatakan multi-pass apabila fluida mengalir
lebih dari satu kali di dalam sebuah heat exchanger.
Pada HE single pass di bagi lagi menjadi 5 arah aliran yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Counterflow (Aliran Berlawanan)


Parallelflow (Aliran Paralel / searah)
Crossflow (Aliran Melintang)
Split-flow (Aliran split)
Divided-flow (Aliran yang dibagi)

1. Counterflow

Fluida-fluida yang mengalir pada heat exchanger tipe ini berada saling
sejajar, akan tetapi memiliki arah yang saling berlawanan. Desain ini
menghasilkan efisiensi perpindahan panas yang paling baik diantara
jenis heat exchanger yang lain. Hal ini disebabkan karena fluida dingin
yang masuk ke dalam exchanger akan bertemu dangan fluida sumber
panas yang akan keluar dari exchanger, dimana fluida ini sudah
mengalami penurunan panas. Begitu pula pada sisi outlet fluida yang
dipanaskan, ia akan dipanaskan oleh fluida sumber panas yang baru
saja masuk ke exchanger tersebut.

Skema Counter Flow Heat Exchanger

Kurva Perubahan Temperatur 2 Fluida Pada Counter Flow Heat


Exchanger:

C = Laju kapasitas panas fluida


T = Temperatur
Subscribe h dan c = masing-masing untuk fluida panas dan dingin
Subscribe i dan o = masing-masing untuk sisi inlet dan outlet
2. Parallelflow Heat Exchanger
Fluida-fluida kerja pada heat exchanger tipe ini mengalir sejajar dan
memiliki arah aliran yang sama antara fluida satu dengan yang lainnya.
Fluida-fluida tersebut masuk dan keluar heat exchanger melalui sisi yang
sama. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.
Skema Paralel Flow Heat Exchanger:

Kurva Perubahan Temperatur 2 Fluida Pada Paralel Flow Heat Exchanger


Desain

aliran

fluida

yang

searah

pada heat

exchanger tipe

ini,

menghasilkan tingkat efisiensi perpindahan panas yang buruk di antara


semua heat

exchanger tipe single-pass.

Oleh

karena

itu

tipe

ini

digunakan pada kondisi-kondisi khusus yakni:


1. Heat

exchanger menggunakan

temperatur,

penggunaan

fluida

material
dengan

yang

sensitif

viskositas

terhadap

tinggi,

atau

temperatur inlet fluida panas yang mencapai 1100oC.


2. Jika fluida sumber panas akan mencapai titik beku pada saat
didinginkan pada heat exchanger.
3. Dibutuhkan

kondisi heat

exchanger yang

lebih

bersih,

karena

temperatur dinding heat exchanger tipe paralel flow yang lebih dingin
dibandingkan dengan tipe yang lain menyebabkan lebih sulitnya
terbentuk kerak di dalam elemennya.
4. Membantu mencapai fase terbentuknya nucleat boiling pada proses
pembentukan uap air.
5. Jika dibutuhkan efisiensi perpindahan panas yang rendah dan laju
perpindahan panas yang stabil di sepanjang permukaan elemen heat
exchanger.
6. Penerapan diatas hanya cocok pada parallel flow.

3. Crossflow Heat Exchanger


Dua fluida yang mengalir di heat exchanger tipe ini memiliki arah yang
saling tegak lurus atau bersilangan. Secara termodinamik, tipe ini
memiliki efisiensi perpindahan panas yang lebih rendah daripada tipe
counterflow tetapi lebih tinggi daripada tipe paralelflow. Perpindahan
panas yang paling efisien terjadi pada sudut-sudut aliran. Untuk lebih
jelasnya mari kita perhatikan gambar-gambar berikut.

a) Heat exchanger tipe plat.


b) Heat exchanger tipe serpentine (single tube)

Distribusi temperature Pada Crossflow Heat Exchanger

a. Both fluids unmixed. A crossflow plate-fin exchanger with plain


fins on both sides represents the both fluids unmixed case.
Kedua fluida tidak bercampur. Sirip pelat crossflow dengan sirip polos
pada kedua sisi merupakan kasus dua fluida yang tidak bercampur.
b. One fluid unmixed, the other mixed. A crossflow plate-fin
exchanger with fins on one side and a plain gap on the other
side would be treated as the unmixedmixed case. Salah satu
fluida tidak nyampur dan yang lainnya nyampur. Sirip pelat crossflow
exchanger di satu sisi dan yang polos di sisi lainnya.
c. Both fluids mixed. This case is practically less important, and
represents a limiting case of some multipass shell-and-tube
exchangers (e.g., 11 TEMA E and J), as presented later. Kedua
fluida nyampur. Pada single pass kasus ini kurang penting karena akan
dibahas pada multipass shell-and-tube exchangers (e.g., 11 TEMA E
and J).
d. One fluid unmixed and coupled in identical order, the other
partially mixed. Here identical order refers to the fact that a
fluid coupled in such order leaves the first row at the point
where the other fluid enters (leaves) the first row, and enters
the other row where the second fluid enters (leaves) that row
(see the stream in Fig. 1.55d). A tube-fin exchanger with flat
fins represents the case of tube fluid partially mixed, the fin
fluid unmixed. When the number of tube rows is reduced to
one, this exchanger reduces to the case of out-of-tube (fin)
fluid unmixed the tube fluid mixed (case b). When the number
of tube rows approaches infinity (in reality greater than four),
the exchanger reduces to the case of both fluids unmixed (case
a). Salah satu cairan dicampur dan ditambah dalam urutan yang sama
, sebagian tercampur . Dsini mengacu bahwa cairan digabungkan
dalam urutan baris pertama pada titik di mana cairan lain masuk baris
pertama , dan memasuki baris lain di mana cairan kedua masuk baris
itu (lihat aliran pada Gambar . 1.55d ) . Sebuah penukar tabung sirip
dengan sirip datar merupakan kasus cairan tabung sebagian
tercampur , cairan sirip tidak dicampur . Ketika jumlah baris tabung

dikurangi menjadi satu , exchanger ini untuk mengurangi kasus out-of tube ( fin ) cairan dicampur cairan tabung dicampur ( kasus b ) . Ketika
jumlah baris tabung mendekati tak hingga ( pada kenyataannya lebih
besar dari empat ) , exchanger mengurangi kedua fluida yang tidak
tercampur (kasus a).
e. One fluid partially unmixed, the other partially mixed. The case
of one fluid (fluid partially unmixed (i.e., mixed only between
tube rows) and the other (fluid 2) partially mixed (see Fig.
1.55e) is of less practical importance for single-pass crossflow
exchangers. However, as mentioned later (see the middle
sketch of Fig. 1.58b with the notation of fluids 1 and 2
interchanged),{ it represents the side-by-side multipass
crossflow arrangement. When the number of tube rows is
reduced to one, this exchanger is reduced to the case of outof-tube fluid unmixed, the tube fluid mixed. When the number
of tube rows approaches infinity, the exchanger reduces to the
case of out-of-tube fluid mixed, the tube fluid unmixed. Salah
satu cairan sebagian tidak dicampur , sebagian tercampur . Kasus satu
cairan ( cairan sebagian tidak dicampur ( yaitu , dicampur hanya
antara baris tabung ) dan lainnya (cairan 2) sebagian campuran ( lihat
Gambar.1.55e) kurang praktis untuk single-pass pada crossflow .
Namun , seperti yang disebutkan kemudian (lihat sketsa tengah
Gambar . 1.58b dengan notasi cairan 1 dan 2 ditukarkan ),mewakili
side-by-side pengaturan multipass crossflow . Ketika jumlah baris
tabung dikurangi menjadi satu , exchanger ini berkurang untuk kasus
out-of-tube cairan tidak dicampur , cairan tabung dicampur . Ketika
jumlah baris tabung mendekati tak terhingga , penukar mengurangi
dengan kasus out-of-tube cairan tercampur , cairan tabung tidak
dicampur .
f. One fluid unmixed and coupled in inverted order, the other
partially mixed. Here, the term inverted order refers to the
fact that a fluid coupled in such order leaves the first row at
the point where the other fluid enters (leaves) the first row
and enters the other row where the second fluid leaves
(enters) that row (see the stream AA in Fig. 1.55f ). This case
is also of academic interest for single-pass crossflow
exchangers
Salah satu cairan dicampur dan ditambah dalam urutan terbalik , yang
lain sebagian tercampur . Di sini, urutan istilah terbalik mengacu pada
fakta bahwa cairan ditambah daun perintah tersebut baris pertama
pada titik di mana cairan lain masuk baris pertama dan memasuki
baris lain di mana cairan kedua ( masuk ) baris yang ( lihat aliran AA
pada Gambar . 1.55f )
g. One fluid mixed, the other partially mixed. This is the case
realized in plain tubular crossflow exchangers with a few tube

rows. Salah satu cairan tercampur, yang lain sebagian tecampur juga.
Ini adalah kasus dalam tubular polos dengan beberapa baris tabung.
4. Split-flow Heat Exchanger
Heat exchanger ini berdesain shell & tube dengan satu fluida yang
masuk ke sisi shell melalui bagian tengah lalu mengalir secara
longitudinal ke dua arah, berbelok 180o pada ujung-ujung shell dan
berkumpul untuk keluar melalui sisi outlet. Fluida yang lain mengalir
lurus dan hanya satu arah melintasi sisi tube. Untuk lebih memahami
tipe ini, mari kita perhatikan gambar di bawah ini.

(a)

Heat Exchanger Tipe Single-pass Split-Flow

(b) Distribusi temperatur pada Split-Flow Heat Exchanger


Divided-flow Heat Exchanger

Pada tipe ini, salah satu fluida masuk ke sisi shell melalui inlet yang terletak
pada tengah tengah heat exchanger. Di dalam sisi shell, fluida ini mengalir
ke dua arah dan keluar melalui dua outlet. Fluida yang mengalir lurus pada
sisi tube.

Anda mungkin juga menyukai