Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Fermentasi dapat digolongkan kedalam salah satu bioteknologi dalam


bidang pangan. Pengolahan makanan dan bahan makanan mealui
bioteknologi menghasilkan aneka macam pangan dan bahan pangan hasil
fermentasi yang digunakan secara luas.
Arti kata fermentasi selama ini berubah-ubah. Kata fermentasi berasal
dari Bahasa Latin fervere yang berarti merebus (to boil). Arti kata dari
Bahasa Latin tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi cairan bergelembung
atau mendidih. Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas ragi pada ekstraksi
buah-buahan atau biji-bijian. Gelembung-gelembung karbondioksida
dihasilkan dari katabolisme anaerobik terhadap kandungan gula.
Perkembangan fermentasi diawali saat Pasteur melakukan penelitian
mengenai penyebab perubahan sifat bahan yang difermentasi,sehingga
dihubungkan dengan mikroorganisme dan akhirnya dengan enzim. Dan
dilanjutkan
oleh ,
Eduard
Buchner,
pemenang Nobel Kimia
tahun
1907,menunjukkan bahwa fermentasi dapat berlangsung dalam larutan gula
dengan menggunakan cairan yang diekstraksi dari sel sel khamir yang
telah mati.
Meskipun fermentasi sering dihubungkan dengan pembentukan gas
yang disebabkan oleh mikroorganisme yang hidup, pada saat ini
pembentukan gas maupun terdapatnya sel mikroorganisme hidup tidak
merupakan kriteria yang esensial. Dalam beberapa proses fermentasi
misalnya fermentasi asam laktat, tidak ada gas yang dibebaskan. Fermentasi
dapat juga berlangsung (meskipun jarang terjadi) dengan menggunakan
ekstrak enzim yang berfungsi sebagai katalisator reaksi.
1.2
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan fermentasi?
Apa yang dimaksud dengan asam asetat?
Sebutkan sifat dan prinsip dalam fermentasi?
Bagaimana mekanisme pembuatan fermentasi asam asetat?
Sebutkan faktor yang mempengaruhi fermentasi asam asetat?
Apa manfaat dari asam asetat?

1.3
1.
2.
3.
4.

Tujuan Masalah
Memahami dan mengetahui arti dari fermentasi
Memahami dan mengetahui arti dari asam asetat
Memahami sifat dan prinsip dalam fermentasi
Memahami dan mengetahui mekanisme pembuatan asam asetat
secara fermentasi
5. Mengetahui factor yang mempengaruhi fermentasi asam asetat
6. Mengetahui manfaat dari asam asetat.

BAB II
ISI
2.1

Pengertian Fermentasi

Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi


produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba.
Produk-produk tersebut biasanya dimanfatkan sebagai minuman atau
makanan. Fermentasi suatu cara telah dikenal dan digunakan sejak lama
sejak jaman kuno. Sebagai suatu proses fermentasi memerlukan:

Mikroba sebagai inokulum


Tempat (wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung
dengan optimal.
Substrat sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi
mikroba.

Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan oleh


manusia untuk memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi
pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerob. Peruraian dari
kompleks menjadi sederhana dengan bantuan mikroorganisme sehingga
menghasilkan energi. Mikroba yang umum digunakan dalam industri
fermentasi termasuk dalam bakteri dan fungi tingkat rendah yaitu kapang
dan khamir.
2.2

Sejarah Fermentasi

Fermentasi
berasal
dari
bahasa
latin ferfere yang
artinya
mendidihkan, yaitu berdasarkan ilmu kimia terbentuknya gas gas dari

suatu cairan kimia yang pengertiannya berbeda dengan air mendidih. Gas
yang terbentuk tersebut diantaranya karbondioksida (CO2).
Penemuan cara fermentasi ini diawali dengan pembuatan bir sekitar
6000 tahun sebelum masehi. Selain itu pembuatan roti dengan
bantuan khamir atau ragi sekira 4000 tahun sebelum masehi (SM).
Pembuatan produk fermentasi kecap dan tauco di Cina sejak 722 SM. Kira
kira abad ke -17 mulai berkembang fermentasi anggur dengan
menggunakan bakteri Acetobacter menghasilkan asam asetat (asam cuka).

Kemudian di tahun 1817, mulai diperoduksi enzim dari tumbuhan dan


jaringan hewan yang dapat memecah zat pati menjadi gula maltose
(diastase). Lalu tahun 1860, di temukan suatu enzim dari khamir dapat
memecahkan sukrosa menjad glukosa dan fruktosa. Akhirnya banyak
penelitian yang dilakukan para ahli dan melahirkan istilah baru dari
fermentasi yaitu reaksi oksidasi reduksi, di mana zat yang (pemberian
electron) maupun zat yang direduksi (penerima electron) adalah zat organic
dengan melibatkan mikroorganisme.
Penjelasan yang bersifat ilmiah, pertama kali diajukan oleh Ahli
Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika di
tahun 1857 mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan
fermentasi sebagai "respirasi (pernapasan) tanpa udara".
Pasteur menyimpulkan, "Saya berpendapat bahwa fermentasi alkohol
tidak terjadi tanpa adanya organisasi, pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel
secara simultan..... Jika ditanya, bagaimana proses kimia hingga
mengakibatkan dekomposisi dari gula tersebut... Saya benar-benar tidak
tahu".
Penjelasan Pasteur tersebut disempurnakan oleh Ahli kimia Jerman,
Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun 1907,menunjukkan bahwa

fermentasi dapat berlangsung dalam larutan gula dengan menggunakan


cairan yang diekstraksi dari sel sel khamir yang telah mati. Kemudian
diketahui bahwa cairan tersebut menggunakan suatu substansi aktif yang
mampu memecahkan molekul gula dan diberi ferment, enzim atau zymase.
Teori yang menerangkan aktifitas enzim mikrobial dalam Fermentasi disusun
setelah penemuan energi yang digunakan oleh sel sel khamir dalam
keadaan tanpa oksigen.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah
perusahaan bir) di Denmarksemakin meningkatkan pengetahuan tentang
ragi dan brewing (cara pembuatan bir). Ilmuan Carlsberg tersebut dianggap
sebagai pendorong dari berkembangnya biologi molekular.
2.3

Pengertian Asam Asetat

Asam
asetat, asam
etanoat atau asam
cuka adalah senyawa
kimia asamorganik yang
dikenal
sebagai
pemberi
rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris
C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial)
adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan
sebuahasam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan
CH3COO-.
Asam
asetat
merupakan pereaksi
kimia dan bahan
baku industriyang
penting.
Asam
asetat
digunakan
dalam produksi polimer sepertipolietilena
tereftalat, selulosa
asetat,
dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri
makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah
tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam
setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per
tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya
diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
2.4

Sejarah Asam Asetat

Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Dahulu kala cuka
dihasilkan oleh berbagai bakteri penghasil asam asetat, dan asam asetat
merupakan hasil samping dari pembuatan bir atau anggur.
Penggunaan asam asetat sebagai pereaksi kimia juga sudah dimulai
sejak lama. Pada abad ke-3 Sebelum Masehi, Filsuf Yunani kuno Theophrastos

menjelaskan bahwa cuka bereaksi dengan logam-logam membentuk


berbagai zat warna, misalnya timbal putih (timbal karbonat), dan verdigris ,
yaitu suatu zat hijau campuran dari garam-garam tembaga dan mengandung
tembaga (II) asetat. Bangsa Romawi menghasilkan sapa , sebuah sirup yang
amat manis, dengan mendidihkan anggur yang sudah asam. Sapa
mengandung timbal asetat, suatu zat manis yang disebut juga gula timbal
dan gula Saturnus. Akhirnya hal ini berlanjut kepada peracunan dengan
timbal yang dilakukan oleh para pejabat Romawi
Pada abad ke-8, ilmuwan Persia Jabir Ibnu Hayyan menghasilkan asam
asetat pekat dari cuka melalui distilasi. Pada masa renaisans, asam asetat
glasial dihasilkan dari distilasi kering logam asetat. Pada abad ke-16 ahli
alkimia Jerman Andreas Libavius menjelaskan prosedur tersebut, dan
membandingkan asam asetat glasial yang dihasilkan terhadap cuka.
Ternyata asam asetat glasial memiliki banyak perbedaan sifat dengan
larutan asam asetat dalam air, sehingga banyak ahli kimia yang
mempercayai bahwa keduanya sebenarnya adalah dua zat yang berbeda.
Ahli kimia Prancis Pierre Adet akhirnya membuktikan bahwa kedua zat ini
sebenarnya sama.
Pada 1847 kimiawan Jerman Hermann Kolbe mensintesis asam asetat
dari zat anorganik untuk pertama kalinya. Reaksi kimia yang dilakukan
adalah klorinasi karbon disulfida menjadi karbon tetraklorida, diikuti dengan
pirolisis menjadi tetrakloroetilena dan klorinasi dalam air menjadi asam
trikloroasetat, dan akhirnya reduksi melalui elektrolisis menjadi asam asetat.
Sejak 1910 kebanyakan asam asetat dihasilkan dari cairan piroligneous
yang diperoleh dari distilasi kayu. Cairan ini direaksikan dengan kalsium
hidroksida menghasilkan kalsium asetat yang kemudian diasamkan dengan
asam sulfat menghasilkan asam asetat. (G.Rionugroho H.2012)
2.5

Fermentasi Asam Asetat (Asam Cuka)

Fermentasi asam cuka adalah proses oksidasi lanjutan dari alcohol oleh
bakteri tertentu yang menghasilkan asam cuka. Proses ini merupakan salah
satu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob, artinya
prosesnya menggunakan oksigen. Bakteri yang berperan dalam fermentasi
ini adalah acetobactera aceti dengan substrat etanol (alcohol). Dengan
oksigen yang cukup, bakteri tersebut dapat menghasilkan cuka dari berbagai
makanan yang mengandung alcohol, misalnya buah buahan seperti apel dan
anggur, biji2an seperti malt dan beras, umbi - umbian seperti kentang dan

singkong; dan juga bahan - bahan yang mngandung cukup banyak gula
seperti cairan buah, madu, atau sirup.

Untuk difermentasikan menjadi asam cuka, bahan - bahan tersebut


harus mengalami proses fermentasi alcohol terlebih dahulu yang
memerlukan mikroba pemecaha gula sperti saccharomyces sp. Setelah
alcohol terbentuk, kemudian bahan tersebut dioksidasi oleh acetobacter
menjadi asam cuka. Proses perubahan alcohol menjadi asam cuka disebut
proses acetisikasi. Asam cuka sendiri kadang disebut juga dengan nama
asamasetat.
Reaksi kimia dari fermentasi asam cuka secara umum seperti dibawah ini:
C2H5OH + O2 ----> CH3COOH + H2O
Energy yang dihasilkan pada fermentasi asam cuka 5x lebih besar
dibanding energy yang dihasilkan dari fermentasi alcohol secara anaerob.
Jika fermentasi alcohol umumnya hanya sebesar 2 ATP, fermentasi asam
cuka bisa mencapai 10 ATP. Fermentasi asam cuka ini berlangsung aerob
karena memproduksi H2O (air). Namun meskipun aerob (menggunakan
oksigen), proses ini tetap disebut fermentasi karena bahanya adalah alkohol
yang merupakan senyawa produk dari proses fermentasi.
2.6

Sifat Fermentasi Asam Asetat


Fermentasi asam asetat merupakan suatu contoh fermentasi aerob.
Fermentasi Aerobik

Adalah fermentasi yang pada prosesnya memerlukan oksigen. Semua


organisme untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang diperoleh dari
hasil metabolisme bahan pangan, dimana organism itu berada.

Mikroorganisme adalah organisme yang memerlukan energi tersebut.


Bahan energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh
adalah glukosa. Dengan adanya oksigen maka mikroorganisme dapat
mencerna glukosa menghasilkan air , karbondioksida, dan sejumlah besar
energi.
Prinsip-prinsip Fermentasi
Agar fermentasi dapat berjalan dengan optimal, maka harus memperhatikan
faktor-faktor berikut ini:
1. Aseptis: bebas kontaminan.
2. Komposisi medium pertumbuhan.
3. Penyiapan inokulum
4. Kultur
5. Tahap produksi akhir.

2.7

Spesifikasi Bahan Baku

Bahan-bahan baku yang digunakan untuk membuat asam asetat adalah


sebagai berikut.
A. Air Kelapa
Pembuatan asam asetat dari air kelapa dilakukan dengan cara
fermentasi dengan menggunakan inokulum Acetobacter aceti dan
ditambahkan dengan sedikit alkohol. Dalam proses fermentasi asam asetat,
diperlukan adanya aerasi. Hal ini dikarenakan proses fermentasi yang
berjalan adalah proses fermentasi aerobik sehingga bakteri memerlukan
oksigen agar dapat mengurai air kelapa menjadi alkohol. Setelah alkohol
terbentuk, proses fermentasi berlanjut pada pembentukan asam asetat.
Proses ini berlangsung paling lama sebelas hari.
B. Pulp Cokelat (Kakao)
Pembuatan asam asetat dari pulp cokelat (kakao) dilakukan dengan
cara malakukan fermentasi pulp kakao menjadi etanol oleh Saccharomyces
cerevisiae dengan penambahan urea dan sukrosa. Penambahan sukrosa dan

urea ini dimaksudkan agar pembentukan etanol menjadi lebih maksimal.


Setelah etanol terbentuk, fermentasi kemudian dilanjutkan ke tahap
selanjutnya yaitu fermentasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri
Acetobacter aceti.
Selain kedua bahan di atas terdapat pula bahan baku yang lain, yaitu dapat
berupa:

2.8

Buah-buahan, kentang, biji-bijian, bahan yang mengandung cukup


banyak gula, atau alkohol
Bakteri asetat (Bacterium aceti) yaitu Acetobacter untuk proses aerob
dan bakteri dari genus Clostridium
Mekanisme Pembuatan Asam Asetat

Mekanisme pembentukan asam asetat yaitu: Bakteri asam asetat


dapat menggunakan oksigen sebagai penerima elektron, urutan reaksi
oksidasi biologis mengikuti pemindahan hidrogen dari substrat etanol, enzim
etanol dehidrogenase dapat melakukan reaksi ini karena mempunyai system
sitokrhom yang menjadi kofaktornya. Bakteri-bakteri asam asetat, khusunya
dari genus Acetobakter adalah mikroorganisme aerobik yang mempunyai
enzim
intraselular
yAng
berhubungan
dengan
sistem bioksidasi
mempergunakan sitokhrom sebagai katalisatornya.

Reaksi:
CH3CH2OH +

1
2

CH3CHO + H2O
CH3CH(OH)2 +
2.9

oksidasi

O2
hidrasi

1
2

CH3CHO + H2O
CH3CH(OH)2

oksidasi

O2

CH3COOH + H2O

Bakteri yang Berperan dalam Fermentasi Asam Asetat

Salah satu contoh dari bakteri asam asetat adalah Acetobacter. Di


bawah ini akan dijelaskan klasifikasi ilmiah Acetobacter, yakni sebagai
berikut :
Kingdom

: Bacteria

Phylum

: Proteobacteria

Class

: Alpha Proteobacteria

Order

: Rhodospirillales

Family

: Acetobacteraceae

Genus

: Acetobacter

Type Species

A. Aceti
A.cerevisiae

A.oeni
A.orientalis

A.cibinongensis

A.orleanensis

A.estunensis
A.indonesiensis
A.liquefaciens
A.lovaniensis
A.malorum
A.nitrogenifigens

A.pasteurianus
A.peroxydans
A.pomorum
A.syzygii
A.tropicalis
A.Xylinus

Ciri ciri bakteri Asam Asetat sebagai berikut :

2.10

Bakteri asam asetat berbentuk batang pendek yang mempunyai


panjang 2 mikron dengan permukaan dinding yang berlendir.
Merupakan bakteri gram negative dengan tidak membentuk endospora
maupun pigmen.
Bakteri asam asetat merupakan bakteri aerobic.
Suhu optimum pertumbuhan bakteri asam asetat adalah 300C.
Media pertumbuhannya adalah mannitol agar atau mannitol broth.
pH pertumbuhan optimal bakteri ini adalah 6,0 dengan kisaran pH 5,0
7,0 dan etanol yang ada akan dioksidasi menjadi asam asetat pada
pH 4,5.
Mekanisme fermentasi asam asetat dibagi menjadi dua yaitu
fermentasi alcohol dan fermentasi asam asetat.
Pembuatan Asam Asetat Secara Fermentasi

Pembuatan asam asetat secara fermentasi dilakukan dalam dua tahap,


yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi asam asetat oleh bakteri asam
asetat pada larutan yang mengandung alcohol.

Fermentasi asam asetat sangat tergantung pada kadar alcohol substrat


dan aerasi. Bila kadar alcohol 14% atau lebih maka akan terbentuk suatu
lapisan zooglea yang dapat mengakibatkan sukarnya proses oksidasi
sehingga tidak semua alcohol dapat teroksidasi menjadi asam asetat. Bila
kadar alcohol kurang dari 2% maka ester dan asam asetat yang terbentuk
akan teroksidasi menjadi asam, air, dan karbon dioksida. Pada substrat dari
air kelapa alcohol yang baik tidak lebih dari 6% dengan aerasi sekurangkurangnya 0,08 vvm.
Tahapan reaksi enzimatis yang terjadi adalah sebagai berikut :

Etanol + oksigen etanol degidrogenase


asetaldehid + air
Asetaldehid + oksigen
asetaldehid hidrolase
hidratasetat
Hidratasetaldehid + O2
aldehid hidrogenase
asam asetat

Terdapat dua tahap fermentasi yang dilalui dalam pembuatan cuka ,


yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam asetat atau asetifikasi.
Fermenatasi Alkohol atau alkoholisasi merupakan proses perubahan
gula menjadi alkohol dan CO2 oleh mikroba Saccharomyces cerevisiae.
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam proses pembuatan cuka. Pada
tahap ini karbohidrat akan dipecah dahulu menjadi gula sederhana yaitu
dengan hidrolisa pati menjadi unit-unit glukosa. Dalam tahap pertama
fermentasi glukosa selalu terbentuk asam piruvat melalui jalur Embden
Meyerhof Parnas (EMP) atau glikolisis.

Gambar 1.1 Jalur Embden Meyerhof Parnas (EMP)

Piruvat diubah menjadi alkohol melalui dua tahap yaitu pertama,


piruvat didekarboksilasi menjadi asetaldehid oleh piruvat dekarboksilase (1)
dengan melibatkan tiamin pirofosfat dan tahap kedua asetaldehid oleh
alkohol dehidrogenase (2) direduksi dengan NADH2 menjadi alkohol.
Perubahan glukosa menjadi alkohol dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.2 Skema Perubahan Glukosa Menjadi Alkohol


Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap fermentasi
alkohol diantaranya konsentrasi inokulum, lama fermentasi, nutrient dan pH.
Fermentasi Asam Asetat (Asetifikasi)
Asetifikasi merupakan proses oksidasi alkohol oleh bakteri dengan adanya
oksigen sehingga dihasilkan asam asetat dan air. Asetifikasi ini dilakukan
oleh bakteri asam asetat, karena bakteri asam asetat mampu membentuk
asam dari alkohol secara oksidasi tidak sempurna sebagai produk yang tidak
dapat dipecah lagi. Berikut tahap reaksi enzimatis yang terjadi :

Kecepatan perubahan alkohol menjadi asam asetat tergantung pada


konsentrasi inokulum, jumlah alkohol yang ada, suhu, dan pH. Konsentrasi
alkohol yang terlalu tinggi menyebabkan terganggunya pertumbuhan bakteri
sehingga asetifikasi tidak berlangsung sempurna. Sedangkan kadar alkohol
yang kurang dari 0,2 %, asam asetat yang dihasilkan akan dioksidasi oleh
bakteri asam asetat menjadi H2O dan CO2 (Oksidasi Lanjutan) sehingga
akan diperoleh hasil asam asetat yang berkadar rendah. Pemberian oksigen
diperlukan pada tahap asetifikasi dengan agitasi. Agitasi memiliki peran
unutk memberikan suplai oksigen dalam jumlah yang cukup kepada
mikrorganisme agar kebutuhan metaboliknya terpenuhi dengan baik.

2.11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi Asam Asetat

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses fermentasi asam asetat


antara lain adalah sebagai berikut :

2.12

Suhu
pH
Konsentrasi inokulum
Kecepatan aerasi
Konsentrasi etanol
Dll
Beberapa Manfaat dari Asam Asetat
Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain.
Pengatur keasaman pada industri makanan
Pelunak air
Minuman fungsional misal: cuka apel
Sebagai bahan baku Vinil asetat, Selulosa asetat, Asetat Anhidrit, Ester
Asetat, dan Garam Asetat

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan

Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan oleh


manusia untuk memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi
pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerob. Peruraian dari
kompleks menjadi sederhana dengan bantuan mikroorganisme sehingga
menghasilkan energi. Mikroba yang umum digunakan dalam industri
fermentasi termasuk dalam bakteri dan fungi tingkat rendah yaitu kapang
dan khamir.
Fermentasi asam cuka merupakan satu contoh fermentasi yang
berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini biasa dilakukan oleh
bakteri asam cuka (Acetobacter) dengan substrat etanol. Jika diberikan
oksigen yang cukup, bakteri-bakteri ini dapat memproduksi cuka dari
bermacam-macam bahan makanan yang beralkohol. Bahan makanan yang
biasa digunakan yaitu sari buah apel, anggur, biji-bijian fermentasi, malt,
beras, atau bubur kentang. Dari proses fermentasi asam cuka, energi yang
dihasilkan lima kali lebih besar daripada energi yang dihasilkan oleh
fermentasi alkohol.
Secara umum reaksi kimia yang terfasilitasi oleh bakteri ini adalah:
C2H5OH + O2 > CH3COOH + H2O
Bahan Baku dalam proses fermentasi pembuatan asam asetat :

Buah-buahan, kentang, biji-bijian, bahan yang mengandung cukup


banyak gula, atau alkohol
Bakteri asetat (Bacterium aceti) yaitu Acetobacter untuk proses aerob
dan bakteri dari genus Clostridium

Bakteri yang berperan dalam proses fermentasi asam cuka adalah:


a. Fermentasi aerob dibantu dengan bakteri Acetobacter aceti
b. Fermentasi anaerob dibantu dengan bakteri Clostridium thermocetium
Manfaat asam cuka bagi kehidupan:
Sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan kimia lain:

3.2

Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena


tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain.
Pengatur keasaman pada industri makanan
Pelunak air
Minuman fungsional misal: cuka apel
Sebagai bahan baku Vinil asetat, Selulosa asetat, Asetat Anhidrit, Ester
Asetat, dan Garam Asetat
Daftar Pustaka
http://danaranizar.blogspot.com/2013/03/makalah-bioteknologibioteknologi_15.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/BioTekFermentasi05.pdf
https://hutanhujan.wordpress.com/2011/11/04/pembuatan-asam-cuka/
http://www.slideshare.net/meidina_yellisa/produksi-asam-asetatsecara-fermentasi
http://menjadibijak.blogspot.com/2013/10/proses-fermentasi-asamcuka.html
http://analisaasamcuka.blogspot.com/2011/12/analisa-asam-cuka.html
http://paj89.blogspot.com/2012/10/jalur-metabolisme-pembuatanasam-cuka.html

Anda mungkin juga menyukai