Anda di halaman 1dari 63

TATA TERTIB PRAKTIKUM ONLINE ANALISIS PANGAN 2021/2022

1. Praktikan wajib menggunakan kemeja rapih dan sopan setiap akan melakukan zoom
meeting.
2. Format nama akun pada zoom meeting adalah (Kelompok_Nama_3 digit NRP terakhir)
3. Praktikan diharapkan dapat memastikan kondisi jaringan tetap stabil selama zoom meeting
berlangsung.
4. Praktikan diharapkan untuk mencari tempat yang tenang agar meminimalisir kegaduhan.

5. Praktikan wajib mempersiapkan praktikum online dengan membuat tugas pendahuluan


dengan format yang telah distandarkan asisten.
6. Tugas pendahuluan dikumpulkan hari kamis pukul 23.59 WIB.

7. Praktikan wajib stand by di ruang zoom meeting 15 menit sebelum jadwal yang telah
ditentukan.
8. Jika terlambat 10 menit dari jadwal zoom meeting dimulai, tidak dapat mengikuti praktikum
online.
9. Selama zoom meeting berlangsung praktikan wajib menyalakan kamera / webcam dan
dilarang mengganti background.

10. Selama zoom meeting berlangsung praktikan harus tertib dan sopan.
11. Selama zoom meeting berlangsung praktikan dilarang makan,merokok serta vapping.
12. Apabila praktikan hendak meninggalkan ruang zoom meeting saat

praktikum online berlangsung harus izin terlebih dahulu pada asisten yang bersangkutan.
13. Laporan praktikum dikumpulkan hari sabtu pukul 23.59 WIB.
14. Praktikan harus melengkapi semua tugas praktikum, apabila tugas praktikum tidak lengkap,
maka nilai praktikum tidak akan diproses.
15. Praktikan wajib mentaati seluruh tata tertib praktikum Analisis Pangan.
Menyetujui

( Zahra Ashri A )
TATA TERTIB PRAKTIKUM ONSITE ANALISIS PANGAN 2021/2022
1. Praktikan wajib membawa dan menggunakan APD (jaslab, masker, sarung tangan, dan
hairnet).

2. Memakai kemeja lengan panjang tidak dilipat dan tidak menggunakan kaos polo.

3. Menggunakan sepatu tertutup dan kaos kaki di atas mata kaki.

4. Mengenakan nametag depan dan belakang selama praktikum berlangsung, nametag tidak
ditempel.

5. Praktikan wajib mempersiapkan praktikum dengan membawa modul yang akan di


praktikumkan.

6. Jika terlambat lebih dari 10 menit, tidak dapat mengikuti praktikum.

7. Kerusakan peralatan selama praktikum berlangsung, sepenuhnya tanggung jawab praktikan


dan alat dikembalikan sebelum berlangsungnya ujian akhir praktikum, apabila praktikan belum
mengembalikan alat maka tidak diperbolehkan untuk mengikuti ujian dan nilai tidak akan
diproses.

8. Setelah selesai praktikum, peralatan harus dibersihkan kembali dan ditempatkan pada tempat
semula dalam keadaan bersih, utuh, serta dalam jumlah yang sama dengan semula.

9. Praktikan dilarang memakai aksesoris, parfume dan make up.

10. Praktikan dilarang menggunakan alat komunikasi selama praktikum berlangsung kecuali
mendesak.

11. Praktikan yang memiliki sakit bawaan diwajibkan membawa obat-obatan pribadi.

12. Apabila praktikan sakit pada saat praktikum di laboratorium segera menghubungi asisten
yang sedang bertugas.

13. Jadwal yang telah ditentukan, tidak boleh diubah.

14. Praktikan wajib mentaati seluruh tata tertib praktikum Analisis Pangan.
HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

PENENTUAN KADAR AIR


METODE GRAVIMETRI DAN METODE DESTILASI
(MASAKO DAN WORTEL)

Oleh:
Nama : Zahra Ashri A
NRP : 193020177
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 22 Oktober 2021
Asisten : Silvia Malanti

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: MASAKO

Hasil Percobaan Kadar Air Metode Gravimetri

Diketahui : W₀ = 23,654 gram

W₁ = 24,675 gram

W₂ = 24,643 gram

Ditanyakan : Kadar Air?

Jawab :

𝑊₁ − 𝑊₂
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (%) = × 100%
𝑊₁ − 𝑊₀

24,675 − 24,643
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (%) = × 100%
24,675 − 23,654

0,032
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (%) = × 100%
1,021

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (%) = 3,134%

Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan kadar air dengan metode


gravimetri digunakan sampel masako dengan didapatkan berat cawan uap konstan
(W₀) sebesar 23,654 gram, berat cawan konstan + sampel (W₁) sebesar 24,675
gram, dan berat cawan + sampel konstan (W₂) sebesar 24,643 gram. Kadar air yang
didapatkan pada sampel masako sebesar 3,134%.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat pada penentuan kadar air metode gravimetri diantaranya
terdapat cawan uap yang berfungsi untuk menampung suatu padatan atau
sampel. Neraca digital berfungsi sebagai alat penimbangan. Eksikator berfungsi
untuk mengikat air yang diuapkan pada sampel. Tang krus berfungsi untuk
menjepit cawan panas. Oven berfungsi untuk mengeringkan bahan atau sampel.
Fungsi bahan yaitu sampel D (masako) sebagai sampel yang ditentukan kadar
airnya. Fungsi perlakuan diantaranya cawan dikonstankan untuk menetapkan
berat cawan agar tidak berubah saat ditambahkan dengan sampel. Pemanasan
dilakukan untuk menguapkan kadar air yang ada di dalam sampel. Cawan
didiamkan di ruang terbuka yang berfungsi untuk mendinginkan suhu cawan
agar pada saat dimasukan ke dalam eksikator tidak terjadi bumping.

Mekanisme pada metode gravimetri yaitu air yang terdapat di dalam


sampel akan terjadi proses penguapan oleh oven pada suhu 105°C sehingga
berat sampel akan menurun. Kemudian, sampel akan dimasukkan ke dalam
eksikator dan terjadi proses pengikatan air dalam keadaan vakum sehingga
kadar air dapat diketahui dengan ditandai bobot sampel yang berkurang.

Perbandingan dengan SNI yaitu kadar air yang terkandung pada sampel
D (masako) atau kaldu bubuk maksimal 4%, sehingga kadar air sampel yang
diujikan yaitu 3,134% memenuhi syarat SNI (Octaviyanti, 2017).

Alternatif metode lain yang bisa digunakan selain metode gravimetri


adalah metode destilasi, metode kimia, metode fisis, dan metode kromatografi

Faktor kesalahan yang dapat mempengaruhi penentuan kadar air metode


gravimetri adalah tidak mengkonstankan cawan uap sehingga berat yang akan
didapat sudah bercampur dengan berat sampel, tidak menutup eksikator secara
sempurna sehingga tidak terjadi penurunan kadar air, tidak membersihkan
neraca digital sebelum penimbangan sehingga berat akan terkontaminasi dan
memasukan cawan panas langsung ke dalam eksikator sehingga akan terjadi
bumping.
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

bumping.

Menurut Sudarmadji (2010) Air adalah suatu unsur yang penting dalam
bahan pangan, meskipun bukanlah sumber nutrient seperti bahan lainnya, namun
air memiliki peran yang sangan penting dalam kelangsungan hidup makhluk
hidup. Air dalam suatu bahan pangan terdapat dalam berbagai jenis, yaitu:

o Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular dan pori-
pori yang terdapat pada bahan.
o Air yang terikat secara lemah, dikarenakan terserap (teradsorbsi) pada
permukaan kolloid makromolekuler seperti protein, pektin pati, selulosa. Air
pun terdispersi diantara kolloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang
ada dalam sel. Air dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas
dan dapat dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air dengan
kolloid disebut ikatan hidrogen.
o Air dalam keadaan terikat kuat, yaitu membentuk hidrat. Ikatannya bersifat
ionik sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan.

Menurut Sudarmadji (2010) kadar air dalam bahan makanan dapat


ditentukan dengan berbagai cara/ metode, yaitu:

o Metode Pengeringan
Penguapan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian,
menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah
diuapkan.
o Metode Destilasi
Menguapkan air dengan sebagai pembawa cairan kimia yang mempunyai titik
didik lebih tinggi dibandingkan air dan tidak dapat bercampur dengan air serta
mempunyai berat jenis lebih rendah daripada air.
o Metode Khemis
Terdapat cara titrasi Karl Fischer, dimana menitrasi sampel dengan larutan
iodin dalam metanol. Cara Kalsium Karbid, dimana berdasarkan reaksi antara

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

kalsium karbid dan air akan menghasilkan gas asetilin. Cara Asetil Klorida,
dimana reaksi asetil klorida dan air menghasilkan asam yang dapat dititrasi
menggunakan basa.
o Metode Fisis
Ada beberapa cara diantaranya, berdasarkan tetapan dielektrikum, dimana
diperlukan kurva standar yang melukiskan hubungan antara air dan tetapan
dielektrikumnya. Berdasarkan konduktivitas listrik atau resistansi dan
berdasarkan resonansi nuklir magnetik.
o Metode Khusus misalnya dengan kromatografi

Menurut Sudarmadji (2010), kelebihan dan kekurangan pada metode


gravimetri diantaranya:

o Kelebihan
Mudah, sederhana, memiliki modal yang murah.
o Kekurangan
▪ Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama
dengan uap air misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-
lain.
▪ Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat
mudah menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau
karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dan sebagainya.
▪ Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat,
sulit melepaskan airnya, meskipun sudah dipanaskan.

Silica gel adalah sebuah alat yang digunakan sering diberi warna guna
memudahkan apakah bahan tersebut sudah jenuh dengan air atau belum. Bila
sudah jenuh akan berwarna merah muda dan bila dipanaskan menjadi kering
berwarna biru. Penyerap air atau uap ini dapat menggunakan kapur aktif, asam
sulfat, silika gel, allumunium oksida, kalium klorida, kalium hidroksida, kalium
sulfat atau barium oksida (Sudarmadji, 2010).

Fungsi pengkonstanan yaitu untuk mengetahui penguapan pada cawan


apak
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

apakah sudah menguap atau tidak. Cara mengkonstanan yaitu dengan metode
pengeringan pada cawan bisa menggunakan oven, kemudian dibiarkan diudara
terbuka. Setelah itu, dimasukan ke dalam eksikator dan ditimbang untuk
mengetahui berat nya. Melakukan hal yang sama hingga didapatkan berat konstan
(Nurmalasari, 2017).

Faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan yaitu faktor internal


dan faktor eksternal. Faktor internal dimana terdapat sifat bahan, ukuran dan unit
permukaan. Faktor eksternal yaitu suhu, udara, aliran udara, kecepatan
(Wirakartakusumah, 1992).

Menurut Foertinawati (2015) terdapat beberapa cara mempercepat


pengeringan, diantaranya:

o Luas permukaan, dimana bahan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau


dihaluskan, dikarenakan pemotongan digunakan untuk memperluas
permukaan bahan sehingga air mudah keluar.
o Partikel-partikel kecil ataupun lapisan yang tipis mengurangi jarak, dimana
panas akan bergerak sampai ke pusat bahan.
o Perbedaan suhu dan udara lingkungan, dimana semakin tinggi suhu
lingkungan maka semakin cepat pula proses pengeringannya.
o Kecepatan aliran udara, dimana udara disekitar haruslah berjalan dengan baik
agar dalam mengangkut air selama pengeringan dapat berlangsung efektif
sehingga pengeringan lebih cepat.
o Tekanan udara, dimana semakin tekanan udara akan semakin besar
kemampuan udara untuk mengangkut air selama pengeringan.

Syarat sampel atau bahan yang digunakan pada penentuan kadar air
metode gravimetri yaitu sampel yang tidak mengandung senyawa yang mudah
mengikat air, sampel yang tidak mengandung bahan bersifat volatil dan memiliki
kadar air rendah. Selain itu, sampel yang tidak mengalami dekomposisi
(Sudarmadji, 2010).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Suhu pada penentuan kadar air dengan metode gravimetri menggunakan


pada suhu 105°C, dikarenakan suhu ini merupakan suhu yang efektif untuk
menguapkan air tanpa merusak makronutrien yang ada di dalam bahan pangan
(Daud, 2019).

Higroskopis adalah suatu kemampuan senyawa yang mudah menyerap air


ketika diletakkan di dalam suatu wadah atau tempat terbuka. Suatu bahan pangan
dikatakan mengalami higroskopis yaitu ketika zat mempunyai kemampunan
menyerap molekul air yang baik (Burhanuddin, 2001).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan kadar air dengan metode
gravimetri dapat disimpulkan bahwa kadar air yang didapatkan pada sampel
masako sebesar 3,134%.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin. (2001). Strategi Pengembangan Industri Garam di Indonesia .
Yogyakarta: Kanisius.

Daud, A. (2019). Kajian Penerapan Faktor yang Mempengaruhi Akurasi


Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri. 11-13.

Nurmalasari. (2017). Briket Kulit Batang Sagu (Metroxylon sagu)


Menggunakan Perekat Tapioka dan Ekstrak Daun Kapuk . 1-10.

Octaviyanti, N. (2017). Mutu Kimiawi dan Mutu Organoleptik Kaldu Ayam


Bubuk dengan Penambahan Sari Bayam Hijau. Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan, 3.

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Wirakartakusuma, M. (1992). Sifat Fisik Pangan. Bogor: PAU Pangan Gizi


IPB.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Wortel

HASIL PENGAMATAN
Hasil Percobaan Kadar Air Metode Destilasi

Diketahui : Wsampel = 3 gram

Vair dipipet = 5 mL

Vhasil destilasi D = 1,4 mL

Ditanyakan : FD dan Kadar Air (%)?

Jawab :

a) FD
𝑉 𝑎𝑖𝑟 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖
𝐹𝐷 =
𝑉 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑝𝑒𝑡
4,4
𝐹𝐷 =
5
𝐹𝐷 = 0,88
b) Kadar Air (%)
𝑊 𝑎𝑖𝑟
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟(%) = × 𝐹𝐷 × 100%
𝑊 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1,4
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟(%) = × 0,88 × 100%
3
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟(%) = 41,06%

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Berdasarkan hasil pengamatan penetapan kadar air dengan metode destilasi


pada sampel D (wortel) didapatkan bahwa nilai Wsampel sebesar 3gram, Vair
dipipet sebesar 5 mL, Vhasil destilasi D sebesar 1,4 mL. Faktor Destilasi (FD)
sebesar 0,88 dan nilai Kadar air dari wortel sebesar 41,06%.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan diantaranya terdapat batu didih yang
berfungsi untuk meratakan panas. Labu didih berfungsi untuk menampung
sampel yang akan didestilasi. Oven berfungsi sebagai alat pemanas atau
pengeringan sampel. Kondensor sebagai tempat untuk terjadinya proses
kondensasi atau penguapan. Fungsi bahan pada percobaan ini adalah pelarut
toluene berfungsi untuk memudahkan pembacaan skala dimana memiliki berat
jenis lebih rendah dibandingkan dengan air. Sampel D (wortel) untuk ditentukan
kadar airnya. Fungsi perlakuan yang dilakukan diantaranya membilas labu didih
dengan alkohol 70% untuk melarutkan dan menghilangkan lemak. Pengeringan
dilakukan untuk menguapkan air secara optimal.

Mekanisme pada penentuan kadar air dengan metode destilasi yaitu


penguapan atau terjadi proses kondensasi akibat pemanasan yang dilakukan
sehingga menguapkan toluene dan air. Toluene yang memiliki titik didih dan
berat jenis yang berbeda dengan air. Toluene tidak akan bercampur dengan air
dan akan membentuk cairan azeotrop sehingga air akan berada dibawah
berdasarkan berat jenisnya dan didapatkan hasil volume air pada sampe.

Berdasarkan data SNI 3163:1992 kadar air yang dimiliki wortel yaitu
sebesar 87%, sehingga kadar air yang diujikan di laboratorium memenuhi syarat
mutu SNI (Apriyanto, 1989).

Alternatif metode lain pada penentuan kadar air diantaranya metode


thermogravimetri, metode kimia (titrasi Karl Fischer, kalsium karbid, dan asetil
klorida), metode fisis (tetapak elektridium, konduktivitas listrik), dan metode
kromatografi (Sudarmadji, 2010).

Faktor kesalahan pada metode ini yaitu kesalahan dalam tidak


memasukan batu untuk meratakan panas, sehingga panas tidak merata, tidak
membilas labu didih dengan alkohol 70%, sehingga lemak tidak akan terlarut.
Pemasangan kondensor yang tidak rapat, sehingga banyak uap air hasil
kondensa

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

kondensasi tidak maksimal.

Toluene adalah suatu cairan yang tidak dapat larut di dalam air, memiliki
aroma yang khas dan digunakan pada metode destilasi. Toluene ini adalah
hidrokarbon aromatic. Zat yang dapat menggantikan adalah benzene, xylol,
xylone, dan dantetrakloroetilen (Sudarmadji, 2010).

Azeotrop adalah campuran komponen pada komposisi tertentu dimana


komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui destilasi biasa. Azeotrop ini
merupakan sistem dimana ada 2 fasa yang memiliki berat jenis berbeda (Batutah,
2017).

Batu didih memiliki fungsi untuk meratakan panas sehingga proses


pemanasan lebih cepat. Batu didih ini dapat terbuat dari bahan silika, kalsium
karbonat, porselen. Selain itu, gunakan batu didih yang tidak bisa larut di dalam
air, seperti keramik, pecahan kaca, dan lainnya (Supaya, 2014).

Kondensor merupakan alat memiliki fungsi sebagai tempat atau media


terjadinya proses kondensasi (Diah, 2016).

Alat penampung Stark Dean adalah alat yang memiliki fungsi untuk
menampung hasil destilasi yang terdiri dari 2 fasa berdasarkan berdasarkan berat
jenisnya dan tidak akan larut ke dalam air (Sudarmadji, 2010).

Fungsi alkohol 70% yaitu untuk melarutkan lemak pada labu destilasi
juga memiliki fungsi sebagai media untuk mempercepat penguapan saat proses
destilasi (Hardjono, 2018).

Cara untuk mempercepat proses destilasi dipengaruhi oleh suhu dan juga
jenis pelarut yang digunakan (Winarno, 1992).

Fakto-faktor yang ada pada proses destilasi adalah zat pelarut, sampel
bahan, suhu, dan lama waktu pemanasan (Hardjono, 2018).

Jenis sampel atau bahan yang diuji yaitu dilihat dari bahan pelarut yang
di
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

digunakan haruslah memiliki berat jenis dibawah air. Hal ini akan memudahkan
saat pembacaan volume dalam hasil akhir dari destilasi. Apabila mengambil
pelarut yang memiliki berat jenis lebih tinggi diatas air akan menyulitkan pada
saat pembacaan volume. Hindari penggunaan sampel yang mengandung gliserol
(Andarwulan, 2019).

Titik didih toluen yaitu sebesar 110,60°C sedangkan air memiliki titik
didih sebesar 100°C. Kedua titik didih ini akan mempengaruhi pada proses
destilasi. Dimana akan terbentuk 2 fasa, sehingga volume dapat terbaca (David,
2001).

Fungsi serbuk asbes pada proses destilasi untuk mencegah terjadinya


overheating yang dapat menimbulkan dekomposisi bahan yang mengandung gula
dan juga protein tinggi. Tanah diatomea berfungsi untuk memperluas permukaan
sehingga panas yang ada akan menyebar lebih merata (Sudarmadji, 2010).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penetapan kadar air dengan metode
destilasi pada sampel D (wortel) dapat disimpulkan bahwa Kadar air dari wortel
sebesar 41,06%.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N. (2019). Analisis Pangan. Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Apriyanto. (1989). Analisis Pangan. Bogor: IPB-Press.

Batutah. (2017). Distilasi Bertingkat Bioetanol dari Buah Maja (Aegle


Marmelos L). Surabaya: Universitas Muhammadiyah.

David. (2001). Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Diah, W. (2016). Optimasi Proses Destilasi Uap Essential Oil. Jurnal Reka
Buana, 105-109.

Hardjono. (2018). Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM Press.

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Supaya. (2019). Refdes Kombinasi Alat Refluks dan Distilasi, Upaya Efisiensi
Proses Refluks dan Distilasi. 2, 41-46.

Winarno. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

UJI BATAS LOGAM TIMBAL (Pb) DAN ARSEN (As)


METODE PERBANDINGAN
(KWETIAW DAN BAKSO)

Oleh:
Nama : Zahra Ashri A
NRP : 193020177
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 22 Oktober 2021
Asisten : Silvia Malanti

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Kwetiaw

Sampel Hasil Keterangan


Kwetiaw (-) Tidak ada endapan hitam pada larutan sampel

Berdasarkan hasil pengamatan Uji batas timbal (Pb) dengan sampel D


(kwetiaw) didapatkan bahwa hasil uji batas timbal bernilai negatif (-) dengan
keterangan tidak ada endapan hitam pada larutan sampel.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan pada uji batas timbal ini diantaranya pH
universal berfungsi untuk mengetahui pH sampel. Labu ukur berfungsi sebagai
media penampung pada saat proses pengenceran. Nessler berfungsi sebagai
media penampung larutan baku timbal (Pb). Fungsi bahan yang digunakan pada
uji batas timbal adalah HAC berfungsi untuk menurunkan pH apabila pH yang
didapatkan lebih dari 4. NH₄OH berfungsi untuk menaikan pH, apabila pH yang
didapatkan kurang dari 3. Aquadest berfungsi dalam proses pengenceran. Na₂S
berfungsi sebagai pereaksi dari Pb ditandai dengan adanya endapan hitam.
Fungsi perlakuan diantaranya penghomogenan yang berfungsi untuk
mencampurkan 2 senyawa berbeda sehingga menjadi suatu larutan yang sama.
Pengenceran berfungsi untuk menurunkan konsentrasi pada sampel.

Mekanisme uji batas timbal (Pb) yaitu aquadest akan mengencerkan


sampel. Setelah itu, aquadest + sampel akan berada disuasana asam.
Selanjutnya, Na₂S akan bereaksi dengan Pb sehingga menghasilkan PbS yang
ditandai dengan adanya endapan hitam.

SNI 7387: 2009 mengenai batasan maksimum terdapat cemaran logam


Pb dalam sampel sebanyak 0,25 mg/kg. Pada hasil praktikum bernilai negatif,
maka tidak ada Pb di dalam bahan pangan tersebut.

Metode lain untuk mengentahui uji batas Pb yaitu dengan metode


kuantitatif Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), diukur dengan panjang
gelombang sebesar 283,3 nm (APHA, 2012).

Faktor kesalahan yang dapat terjadi adalah pada saat pengenceran yaitu
penambahan aquadest berlebih sehingga membuat hasil pengenceran tidak
akurat. Tidak melalukan penghomogenan, sehingga larutan yang didapat tidak
akurat.

Fungsi larutan pembanding yaitu sebagai pembanding dengan sampel


yang

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

yang akan diujikan. Larutan ini adalah larutan dengan tingkat kemurnian tertentu
yang digunakan sebagai pembanding dari uji batas timbal (Mardatillah, 2018).

Pengendapan disebabkan oleh Na₂S yang bereaksi dengan sampel yang


mengandung Pb sehingga membentuk endapan hitam PbS. Berikut reaksinya:
𝑁𝑎₂𝑆 + 𝑃𝑏²⁺ → 𝑃𝑏𝑆 ↓ +2𝑁𝑎. Timbal adalah logam berat yang bersifat
karsinogenik dan dapat menyebabkan terurai dalam jangka waktu yang lama
(Brass 1981).

Timbal merupakan bahan logam yang bersifat toktik dimana bisa


menyebabkan efek atau bahkan klorins. Gelaja konis ini ditandai dengan rasa
mual, anemia, sakit perut dan lainnya. Keracunan timbal ini akan mempengaruhi
sistem peredaran, dan lain lain (Palar 2012).

Sumber timbal yaitu air yang berasal dari pembuangan limbah yang
mengandung timbal. Selain itu bisa dari transportasi, dan untuk dari bahan
pangannya sendiri ada ikan yang terpapar oleh logam timbal (Surani, 2002).

Menurut Palar (2004), Sifat logam timbal:

o Sifat fisika timbal


Memiliki densitas 11,34g/cm³, memiliki kalor jenis seberat 26,650 J/ MolK,
memiliki titik didih sebesar 1,620°C, memiliki fasa pada suhu kamar yaitu
berupa padatan.
o Sifat kimia timbal
Memiliki bilangan oksidasi 4,2-4, memiliki elektronegatifitas sebanyak 2,33
(skala penuh), jari-jari atom 175pm, memiliki radius ikaan kovalen sebesar
146 pm

Akibat yang ditimbulkan apabila loga Pb masuk ke dalam tubuh


diantaranya dapat merusak organ tubuh terutama ginjal, yaitu terjadinnya
interstitial fibrosis, selerosis dan pembuluh dan atrofi glomerulus. Kegagalan renal
mengakibatkan kematian (Dellyani, 2010)

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan Uji batas timbal (Pb) dengan sampel D
(kwetiaw) dapat disimpulkan bahwa hasil uji batas timbal bernilai negatif (-),
maka dinyatakan memnuhi syarat. Hal ini ditandai dengan ketidakadanya
endapan hitam.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
APHA. (2012). Standard Method for the Examination of Water and Wastewater
(22nd ED.). New York : American Public Health Association Inc.

Brass, G. (1981). Air Pollution Control. New York: Willy&Sons.

Dellyani, H. (2010). Pengaruh Timbal (Pb) Pada Udara Jalan Tol terhadap
Mikroskopis Ginjal dan Kadar Timbal (Pb) dalam Darah Mencit Balb.
Tesis.

Palar. (2004). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Penerbit


Rineke Cipta.

Surani, R. (2002). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat . Jakarta: Gadjah


Mada University Press.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Bakso

Sampel Hasil Keterangan


Bakso (+) Terdapat noda coklat pada kertas saring

Berdasarkan hasil pengamatan Uji batas timbal (As) dengan sampel D


(Bakso) didapatkan bahwa hasil uji batas Arsen bernilai positif (+) dengan
keterangan terdapat noda coklat pada kertas saring.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan pada uji batas Arsen ini diantaranya guzzeit
berfungsi sebagai penampung sampel. Labu ukur berfungsi sebagai media
penampung pada saat proses pengenceran. Fungsi bahan yang digunakan pada
uji batas arsen adalah PbAc untuk menahan gas yang terbentuk akibat
dekomposisi. Kertas saring berfungsi sebagai indikator zat arsen. Aquadest
berfungsi dalam proses pengenceran. HCl berfungsi untuk mereduksi granula,
dan membentuk noda coklat pada kertas saring. Fungsi perlakuan diantaranya
penghomogenan yang berfungsi untuk mencampurkan 2 senyawa berbeda
sehingga menjadi suatu larutan yang sama. Pengenceran berfungsi untuk
menurunkan konsentrasi pada sampel.

Mekanisme uji batas Arsen (As) dimana Zn akan ditambahkan dengan


HCl sehingga terjadi suatu reaksi dengan arsen, ditandai dengan adanya
pembentukan gas. Gas tersebut akan menguap dan mengalir menuju pipa
dengan melewati PbAc sebagai penyaringan selain arsen. Kemudian, gas
tersebut akan bereaksi dengan membentuk noda coklat.

SNI 7387: 2009 mengenai batasan maksimum terdapat cemaran logam


As dalam sampel sebanyak 1,0 mg/kg. Pada hasil praktikum bernilai positif,
maka ada As di dalam bahan pangan tersebut.

Metode lain untuk mengentahui uji batas arsen yaitu dengan metode
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) diukur dengan panjang gelombang
sebesar 283,3 nm dan spektofotometri cara I (metode biru molybdenum), Cara
II (metode perak dieiltiokarbamat) (SNI 01-4866-1998).

Faktor kesalahan yang dapat terjadi adalah pada saat pengenceran yaitu
penambahan aquadest berlebih sehingga membuat hasil pengenceran tidak
akurat. Tidak melalukan penghomogenan, sehingga larutan yang didapat tidak
akurat.

Fungsi larutan pembanding yaitu sebagai pembanding dengan sampel


yang
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Reaksi yang terjadi yaitu saat penambahan HCl, mulut tabung akan di
tutup dengan sertas saring yang ditetesi oleh HgCl₂ dan arsen yang terbentuk
berupa gas yang akan melewati kapas PbAc dan bereaksi dengan Hg²⁺ pada kertas
saring sehingga menimbulkan noda coklat (Svehla, 1990)

Arsen (As) adalah unsur yang beracun dan sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Alaminya, arsen dihasilkan dari letusan gunung vulkanik
yang dapat melepas sekitar 3000ton setiap tahunnya. Arsen banyak ditemukan di
dalam air tanah, terbagi dalam 2 bentuk ada yang tereduksi ada pula yang
terbentuk dalam kondisi anaerobik dan sering dikenal dengan arsenit (Titin, 2010)

Sumber arsen yaitu berasal dari kegiatan seperti penambangan. Proses


peleburan, baik itu konvensional maupun modern akan mencemari sumber air dan
mempengaruhi kualitasnya. Kontaminasi air tanah seperti mineral arsenik
(Smedley, 2002)

Arsen adalah elemen yang tersebar luas dengan sifat seperti mineral.
Senyawa arsen sangatlah kompleks dan berbeda antara arsen bentuk organik dan
anorganik. Senyawa arsen anorganik yang terpenting adalah arsen trioksida
(As₂O₃). Pada suhu diatas 1073°C senyawa arsen ini dapat dihasilkan dari hasil
samping produksi tembaga dan pembakaran batu bara. Arsen trioksida
mempunyai titik didih 465°C dan akan menyublim pada suhu rendah. Kelarutan
arsen trioksida dalam air rendah, kira-kira 2% pada suhu 25°C dan 8,2% pada
98°C. Sedikit larut dalam asam membentuk asam arsenida. Arsen trioksida sangat
cepat larut dalam asam klorida dan alkalis (Sukar, 2003).

Arsen ditemukan dalam 200 bentuk mineral, diantaranya arsenat (60%),


sulfida dan sulfosalts (20%), dan kelompok kecil berupa arsenida, arsenat, oksida
silikat, dan arsen murni. Mayoritas arsen ditemukan dalam kandungan utama
asepnopyrite (FeAsS), realgar (As₄S₃) dan orpiment (As₂S₃). Realgar (As₄S₃),
denorpiment (As₂S₃) biasanya menurunkan bentuk dari arsen itu sendiri. Kondisi
natural lainnya yakni loellingite (FeAs₂), safforlite (CoAs), nicolite (NiAs),
rammelsbergit (
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Rammelsbergit (NiAs₂), arsenopyrite (FeAsS), kobaltite (CoAsS), enargite


(Cu₃AsS₄), gerdosorfite (NiAsS), glaucodot ((Co, Fe) AsS), dan elemen arsen
(Widaningrum, 2007).

Senyawa arsen yang beracun berbentuk methyl dan dimethyl arsenic


berada dalam jumlah yang kecil. As (III) dilaporkan memiliki tingkat racun 25-60
kali lebih tinggi dibanding As (V) dan beratus kali lebih beracun dari arsenik
organik dalam kasus bentuk mono dan dimetil (LIANG et al., 2009)

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan Uji batas timbal (As) dengan sampel D
(Bakso) didapatkan bahwa hasil uji batas Arsen bernilai positif (+), maka
dinyatakan tidak memnuhi syarat. Hal ini ditandai dengan adanya noda coklat
pada kertas saring.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
LIANQ P., L. (2009). Speciation of As (III) ) and As (V) in water samples by
dispersive liquid-liquid microextraction separation and determination
by Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrophotometry.

Smedley, P. (2002). A Review of The Source behavior and distribution of


arsenic in natural waters.

SNI, 0.-4.-1. (2009). Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan.

Sukar. (2003). Sumber dan terjadinya Arsen di Lingkungan. 232-238.

Svehla, G. (1990). Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT Kalman Media


Pustaka.

Titin, A. (2010). Kontaminasi Logam Berat pada Makanan dan Dampaknya


pada Kesehatan. 2(2), 53-65.

Widaningrum. (2007). Bahaya Kontaminasi Logam Berat dalam Sayuran dan


Alternative Pencegahan cemarannya. . Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

PENENTUAN KADAR ABU METODE GRAVIMETRI, KADAR


KALSIUM (Ca) METODE PERMANGANOMETRI, DAN KADAR
BESI (Fe) METODE SPEKTROFOTOMETRI
(SUSU COKLAT BUBUK ZEE)

Oleh:
Nama : Zahra Ashri A
NRP : 193020177
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 22 Oktober 2021
Asisten : Silvia Malanti

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Susu Coklat Bubuk Zee


Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Abu Metode Gravimetri

Diketahui : Wcawan konstan = 26,098 gram

Wcawan + abu = 26,113 gram

Wsampel = 1,004 gram

VNaOH = 1,01 mL

NNaOH = 0,9323 N

VHCl = 10 mL

NHCl = 0,1015 N

Ditanyakan :

a) Kadar abu
b) Angka abu
c) Angka asam
d) Kebebasan abu

Jawab :

Wcawan + abu − Wcawan konstan


𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 (%) = × 100%
Wsampel

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

26,113 − 26,098
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 (%) = × 100%
1,004

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 (%) = 1,49%

1
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐴𝑏𝑢 = × [𝑉 × 𝑁𝐻𝐶𝑙 ] − [𝑉 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻] × ∅
𝑊𝑎𝑏𝑢

1 100
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐴𝑏𝑢 = × [10 × 0,1015] − [1,01 × 0,9323] ×
0,0149 10

𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐴𝑏𝑢 = 49,246 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙/𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢

1 (𝑉 × 𝑁𝐻𝐶𝑙 ) − (𝑉 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻)
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐴𝑠𝑎𝑚 = ×[ ]×∅
𝑊𝑎𝑏𝑢 0,1

1 (10 × 0,1015) − (1,01 × 0,9323) 100


𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐴𝑠𝑎𝑚 = ×[ ]×
0,0149 0,1 10

𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝐴𝑠𝑎𝑚 = 492,46 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙 0,1𝑁/𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢

100 (𝑉 × 𝑁𝐻𝐶𝑙 ) − (𝑉 × 𝑁𝑁𝑎𝑂𝐻)


𝐾𝑒𝑏𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝐴𝑏𝑢 = ×[ ]×∅
𝑊𝑎𝑏𝑢 0,1

100 (10 × 0,1015) − (1,01 × 0,9323) 100


𝐾𝑒𝑏𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝐴𝑏𝑢 = ×[ ]×
0,0149 0,1 10

𝐾𝑒𝑏𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝐴𝑏𝑢 = 49246,3 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙 0,1𝑁/100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar abu, angka abu, angka asam
dan kebasaan abu dengan metode gravimetri pada sampel D (susu coklat bubuk
zee) didapatkan nilai Wcawan konstan sebesar 26,098 gram, Wcawan + abu sebesar
26,113 gram, Wsampel sebesar 1,004 gram, VNaOH sebesar 1,01 mL, NNaOH
sebesar 0,9323 N, VHCl sebesar 10 mL, dan NHCl sebesar 0,1015 N. Nilai kadar
abu sebesar 1,49%. Nilai angka abu sebesar 49,246 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙/𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢. Nilai
Angka asam sebesar 492,46 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙 0,1𝑁/𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢. Nilai Kebasaan abu
sebesar 49246,3 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙 0,1𝑁/100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan diantaranya tanur yang berfungsi
untuk mengeringkan bahan atau sampel pada suhu 600°C, cawan krus sebagai
media atau tempat pengabuan, tang krus untuk mengambil cawan krus dari
tanur. Neraca digital berfungsi sebagai alat penimbangan. Eksikator berfungsi
untuk mengikat air yang diuapkan pada sampel pada kondisi vakum. Fungsi
bahan diantaranya, NaOH 0,1N sebagai larutan baku sekunder dan
phenolphtalein (PP) sebagai indikator. Fungsi perlakuan diantaranya cawan
dikonstankan untuk menetapkan berat cawan agar tidak berubah saat
ditambahkan dengan sampel. Cawan didiamkan di ruang terbuka yang
berfungsi untuk mendinginkan suhu cawan agar pada saat dimasukan ke dalam
eksikator tidak terjadi bumping. Cawan dimasukan ke dalam tanur pada suhu
600°C untuk membentuk abu. Pemanasan cawan yang berisi sampel di atas
kompor untuk mengarangkan sampel dan membentuk karbon berwarna hitam.

Mekanisme penentuan kadar abu dan angka abu yaitu oksidasi semua
zat organik pada suhu yang tinggi yaitu 500-600°C. Dilakukan penimbangan
zat yang tertinggal setelah proses pembakaran disebut kadar abu. Penambahan
etanol pada sis karbon adalah bahan yang mudah terbakar pada saat pemijaran,
senyawa organik dan air akan terdekomposisi menjadi uap, sehingga tersisa
residu anorganik yang menguap dalam suhu tinggi.

SNI 01-2970-2006 mengenai batasan maksimum kadar abu pada sampel


D (susu coklat bubuk zee) sebanyak 6%. Pada hasil praktikum bernilai 1,49%,
maka memenuhi syarat SNI.

Metode lain untuk mengentahui kadar abu dapat menggunakan cara


kering atau secara langsung. Dapat pula secara basah atau tidak langsung
(Sudarmadji, 2010).

Faktor kesalahan yang dapat terjadi adalah tidak mengkonstankan


cawan uap sehingga berat yang akan didapat sudah bercampur dengan berat
sampel, tidak menutup eksikator secara sempurna sehingga tidak terjadi
penurunanAnalisis
Laboratorium kadar air, tidakUniversitas
Pangan, membersihkan neraca digital sebelum penimbangan
Pasundan
sehingga berat akan terkontaminasi dan memasukan cawan panas langsung ke
dalam eksikator sehingga akan terjadi
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

sampel, tidak menutup eksikator secara sempurna sehingga tidak terjadi


penurunan kadar abu, tidak membersihkan neraca digital sebelum penimbangan
sehingga berat akan terkontaminasi dan memasukan cawan panas langsung ke
dalam eksikator sehingga akan terjadi bumping. Penutupan tanur yang tidak benar.

Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik yang
dipanaskan hingga 600°C (Sudarmadji, 2010)

Perbedaan pengabuan cara basah dan kering yaitu, pada pengabuan cara
kering biasanya digunakan untuk penentuan total abu dalam suatu bahan makanan
dan hasil pertanian, sedangkan cara basah untuk trace element. Cara kering untuk
penentuan abu yang larut dan tidak larut dalam air serta abu yang tidak larut dalam
asam memerlukan waktu yang relatif lama sedangkan cara basah memerlukan
waktu yang cepat. Cara kering memerlukan suhu yang relatif tinggi, sedangkan
cara basah dengan suhu relatif rendah. Cara kering dapat digunakan untuk sampel
yang relatif banyak, sedangkan cara basah sebaiknya sampel sedikit dan
memerlukan reagensia yang kadangkala agak berbahaya. Oleh karena itu,
penentuan cara basah diperlukan koreksi terhadap reagen yang digunakan
(Sudarmadji, 2010).

Fungsi penentuan kadar abu yaitu untuk menentukan kadar mineral yang
terdapat di dalam sampel, angka abu bertujuan untuk mengetahui kandungan
mineral dan kadar abu. Angka asam digunakan untuk menentukan kadar abu
bahan pangan yang berasal dari hewani. Sedangkan kebasaan abu digunakan
untuk menentukan kadar abu yang berasal dari bahan pangan nabati (Sudarmadji,
2010).

Tujuan penentuan kadar abu total adalah untuk menentukan baik atau
tidaknya suatu proses pengolahan, untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan.
Penentuan abu total sangat berguna sebagai parameter nilai gizi bahan makanan.
Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi
menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain (Sudarmadji, 2010).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

menunjukkan adanya pasir atau kotoran yang lain (Sudarmadji, 2010).

Kehilangan komponen abu selama pengabuan dapat diketahui pada tabel


berikut ini.

Macam 250°C 450°C 650°C 700°C 750°C


Garam 16 jam 1-3 jam 8 jam 8 jam 8 jam
Potasium
- 0,99 0,37 1,36 8,92
klorida
Potasium
- 1,11 0,33 0 0
Sulfat
Potasium
- 1,53 0,07 1,01 2,45
Karbonat
Kalsium
- 1,92 0,93 14,31 Mencair
klorida
Kalsium
- 1,37 0,4 0 0
sulfat
Kalsium
- 0,22 42,82*) - -
oksida
Magnesium
31,87 32,61 0,33 - -
Sulfat
Magnesium
74,72 78,28 0,3 - 0
klorida
*) sebagai kalsium oksida

Mengingat adanya berbagai komponen abu yang mudah mengalami dekomposisi


atau bahkan menguap pada suhu yang tinggi maka suhu pengabuan untuk tiap-tiap
bahan dapat berbeda-beda bergantung pada komponen yang ada dalam bahan
tersebut (Sudarmadji, 2010).

Tahapan pengabuan yaitu dapat dilakukan dengan dua tahap. Tahap


pertama yaitu pemijaran, dimana pemijaran ini bertujuan untuk merubah zat
organik
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

organik menjadi anorganik, bisa juga mengurangi kadar air. Lalu tahap kedua
adalah proses pemanasan di dalam tanur, dengan suhu 500-600˚C hingga menjadi
abu. (Sudarmadji, 2010)

Cara untuk mempercepat pengabuan diantaranya dengan mencampur


bahan dengan pasir kwarsa murni sebelum pengabuan, dimaksudkan untuk
memperbesar luas permukaan dan mempertinggi porositas sampel, sehingga
kontak antara oksigen dengan sampel selama proses pengabuan akan diperbesar.
Dengan demikian oksidasi zat-zat organik akan berjalan dengan lebih baik dan
cepat sehingga waktu pengabuan dapat dipercepat. Menambahkan campuran
gliserol alkohol ke dalam sampel sebelum diabukan. Pada waktu dipanaskan akan
terbentuk suatu kerak yang poreus, hal ini disebabkan karena gliserol-alkohol
yang ditambahkan antioksidan dalam waktu yang sangat cepat pada suhu yang
tinggi. Dengan demikian oksidasi bahan akan menjadi lebih cepat. Menambahkan
hidrogen peroksida pada sampel sebelum pengabuan dapat pula mempercepat
proses pengabuan karena peroksida dapat membantu proses oksidasi bahan
(Sudarmadji, 2010).

Suhu pengabuan harus diperhatikan karena banyak elemen abu yang dapat
menguap pada suhu tinggi seperti Na, K, Ca, S, Cl, P dan juga dapat menyebabkan
dekomposisi senyawa tertentu misalnya K2CO3, CaCO3 (Sudarmadji, 2010).

Perlakuan pada proses pengabuan terhadap kondisi bahan yang memiliki


sifat tertentu, contohnya bahan yang bersifat asam misalnya buah-buahan
disarankan menggunakan kurs porselen yang bagian dalamnya dilapisi silika,
sebab bila tidak dilapisi akan terjadi pengikisan oleh zat asam tersebut. Untuk
produk yang banyak mengandung karbon tidak dianjurkan menggunakan wadah
yang terbuat dari nikel karena akan bereaksi membentuk nikel karbonil
(Sudarmadji, 2010).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada penentuan kadar abu metode
gravimetri pada sampel D (susu coklat bubuk zee) dapat disimpulkan bahwa
nilai kadar abu sebesar 1,49%. Nilai angka abu sebesar 49,246 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙/
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢. Nilai Angka asam sebesar 492,46 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙 0,1𝑁/𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢.
Nilai Kebasaan abu sebesar 49246,3 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙 0,1𝑁/100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
SNI, 0.-2.-2. (2006). Batas Maksimum Kadar Abu pada Sampel.

Sudarmadji, S. (2010). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty Yogyakarta.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Susu Coklat Bubuk Zee


Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Kalsium (Ca) Metode Permanganometri

Diketahui : V KMnO₄ sampel = 9,35 mL

N KMnO₄ = 0,0108 N

Ws = 1,004 gram

Ditanyakan :

Mg. Ca/gram sampel?

Jawab :

𝑉. 𝑁KMnO₄ × BE. Ca × V lar abu


𝑚𝑔. 𝐶𝑎/𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
V lar abu yang digunakan × Ws

9,35 × 0,0108 × 20 × 100


𝑚𝑔. 𝐶𝑎/𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
20 × 1,004

𝐶𝑎
𝑚𝑔. 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 10,058
𝑔

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar Ca metode permanganometri


pada sampel D (susu coklat bubuk zee) didapatkan nilai VKMnO₄ sampel sebesar
9,35mL, nilai N KMnO₄ sampel sebesar 0,0108 N dan nilai Wsampel sebesar
1,004gram. Nilai mg. Ca/g sampel didapatkan sebesar 10,058.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan diantaranya tanur yang berfungsi
untuk mengeringkan bahan atau sampel pada suhu 600°C, cawan krus sebagai
media atau tempat pengabuan, tang krus untuk mengambil cawan krus dari
tanur. Neraca digital berfungsi sebagai alat penimbangan. Eksikator berfungsi
untuk mengikat air yang diuapkan pada sampel pada kondisi vakum. Fungsi
bahan diantaranya, NaOH 0,1N sebagai larutan baku sekunder dan
phenolphtalein (PP) sebagai indikator. Fungsi perlakuan diantaranya cawan
dikonstankan untuk menetapkan berat cawan agar tidak berubah saat
ditambahkan dengan sampel. Cawan didiamkan di ruang terbuka yang
berfungsi untuk mendinginkan suhu cawan agar pada saat dimasukan ke dalam
eksikator tidak terjadi bumping. Cawan dimasukan ke dalam tanur pada suhu
600°C untuk membentuk abu. Pemanasan cawan yang berisi sampel di atas
kompor untuk mengarangkan sampel dan membentuk karbon berwarna hitam.

Mekanisme penentuan kadar kalsium (Ca) ketika ditambahkan dengan


ammonium oksalat jenuh akan menghasilkan kalsium oksalat dan ammonium
karbonat, dimana kalsium oksalat yang bereaksi dengan 𝐻₂𝑆𝑂₄ → 𝐶𝑎𝑆𝑂₄ +
𝐻₂𝐶₂𝑂₄ menghasilkan warna merah muda.

SNI 01-2970-2006 mengenai batasan maksimum kadar Kalsium pada


sampel D (susu coklat bubuk zee) sebanyak 6%. Pada hasil praktikum bernilai
10,058mg. Ca/g sampel maka memenuhi syarat SNI.

Metode lain untuk mengentahui kadar kalsium yaitu dengan titrasi


kompleksometri dengan ethylenediaminetetraacetate (EDTA) yang mana dapat
membentuk kompleks 1:1 dengan stabil berbagai ion mneral. Hal ini
memberikan pengaplikasian yang luas dalam analisis mineral khususnya
kalsium. Dengan indikator calmagite dan Eriochrome Black T (EBT) dengan
titik akhir titrasi (TAT) ditandai dengan perubahan warna dari biru menjadi
merah muda ketika kompleksnya bereaksi dengan Kalsium (Nielsen, 2009).

Faktor kesalahan yang dapat terjadi adalah tidak mengkonstankan


cawan uapAnalisis
Laboratorium sehingga beratUniversitas
Pangan, yang akanPasundan
didapat sudah bercampur dengan berat
sampel, tidak menutup eksikator secara sempurna sehingga tidak terjadi
penurunan kadar air, tidak membersihkan neraca digital sebelum penimbangan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Faktor kesalahan yang biasa terjadi pada penetapan kalsium yaitu saat
penyaringan kurang sempurna sehingga terdapat filtrat masih banyak. Pada saat
titrasi, keran dibuka terlalu besar sehingga Titik Akhir Titrasi berlebih, sehingga
warna yang berubah pekat.

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi


oleh kalium permanganat (KMnO₄). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi
dan reduksi yang terjadi antara KMnO₄ dengan bahan baku tertentu (Sunarya,
2007)

Pengertian oksidasi untuk menyatakan setiap perubahan kimia


yangmemebrikan arti adanya kenaikan dlaam bilangan oksidasi. Sebagai contoh,
bila hydrogen, bereaksi dengan oksigen untukmembentuk air, maka atom atom
hydrogen bilangan oksidasinya berubah dari 0 menjadi +1. Dikatakan mengalami
Oksidasi. Sedangkan pengertian reduksi adalah digunakan untuk menyatakan
setiap penurunan dalam bilangan oksidasi. Sebagai contoh bila oksigen, bereaksi
dengan hydrogen untuk membentuk maka atom atom oksigen berubah bilangan
oksidasinya dari 0 menjadi -2. Ini merupakan penurunan dalam bilangan oksidasi,
hingga dikatakan mengalami reduksi (Hardjono, 2018).

Autooksidasi yaitu reaksi yang melibatkan zat yang mengalami reaksi


reduksi dan oksidasi sekaligus (Khopkar, 1990).

Kalium permanganat (KMnO₄) merupakan oksidator kuat yang mampu


mengoksidasi sebagian besar reduktor secara kuantitatif, selain bahwa larutannya
yang berwarna ungu menjadikannya sekaligus indikator titik ekivalensi. Larutan
KMnO₄ dapat dibakukan terhadap larutan baku primer Na₂C₂O₄ (Mulyono, 2006).

Pembuatan larutan baku KMnO₄ adalah dengan menambahkan oksalat ke


dalam 100 mL aquadest kemudian dipanaskan, lalu dititrasi menggunakan KMnO₄
sehingga diperoleh konsentrasi KMnO₄ (Mulyono, 2006).

Sifat KMnO₄ mudah rusak bila terkena sinar matahari, bersifat


autoindikator
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

mudah rusak bila terkena sinar matahari, higroskopis, mudah terbakar dan
mempunyai kestabilan terbatas (Chang, 2004).

Sumber kalsium dari bahan pangan yaitu terutama dari susu dan hasil susu.
seperti keju. Kemudian ikan dimakan dengan tulang termasuk ikan kering
merupakan sumber kalsium yang baik (Almatsier, 2004).

Dosis kalsium per harinya yaitu untuk dewasa antara 0,5-4gram perhari,
dibagi dalam 1-3 dosis. Untuk anak-anak, memiliki dosis 0,5-1gram (Ramayulis,
2011).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan Penetapan Kalsium (Ca) dengan metode
permanganometri dapat disimpulkan bahwa nilai Mg. Ca/ g sampel D (susu
coklat bubuk zee) sebesar 10,058 Mg. Ca/ g.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Chang, R. (2004). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Hardjono, S. (2018). Kimia Dasar Edisi ke-2. Yogyakarta: Gajah Mada


Univesity.

Mulyono. (2006). Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi


Aksara.

Nielsen, S. (2009). Food Analysis Fourth Edition. West Lafayyete USA:


Springer.

Ramayulis, R. (2011). Asupan Vitamin, Mineral, Rasio Asupan kalsium dan


fosfor dan hubungannya dengan kepadatan mineral tulang kalkaneus
wanita. 115-122.

Sunarya. (2007). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Grafindo.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Susu Coklat Bubuk Zee


Hasil Perhitungan Penentuan Kadar Abu Fe Metode Spektrofotometri

Diketahui :

Pembuatan Larutan Baku Standar =100ppm

𝑉 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝐵𝑀 𝐹𝑒(𝑁𝐻₄)𝑆𝑂₄. 12𝐻₂𝑂


𝐺𝑟𝑎𝑚 𝐹𝑒(𝑁𝐻₄)𝑆𝑂₄ = ×𝐶×
1000 𝐵𝐴 𝐹𝑒

1000 482,19
𝐺𝑟𝑎𝑚 𝐹𝑒(𝑁𝐻₄)𝑆𝑂₄ = × 100 ×
1000 56

𝐺𝑟𝑎𝑚 𝐹𝑒(𝑁𝐻₄)𝑆𝑂₄ = 861,054𝑚𝑔 = 0,861𝑔𝑟𝑎𝑚

Rumus Pengenceran:

𝑉₁ × 𝐶₁ = 𝑉₂ × 𝐶₂

a) Larutan standar 0,5 mL


0,5 × 100 = 100 × 𝐶₂
C₂ = 0,5 ppm
b) Larutan Standar 1 mL
1 × 100 = 100 × 𝐶₂
C₂ = 1 ppm
c) Larutan Standar 2 mL
2 × 100 = 100 × 𝐶₂
C₂ = 2 ppm

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

d) Larutan standar 3 mL
3 × 100 = 100 × 𝐶₂
C₂ = 3 ppm
e) Larutan Standar 4 mL
4 × 100 = 100 × 𝐶₂
C₂ = 4 ppm
f) Larutan standar 5 mL
5 × 100 = 100 × 𝐶₂
C₂ = 5 ppm

Konsentrasi
Y (Absorban)
(ppm)
0,5 0,071
1 0,135
2 0,27
3 0,412
4 0,547
5 0,706

A = -0,0035

B = 0,1397

R = 0,9996

Ymin = 0,1397 (0) – 0,0035

= -0,0035

Ymaks = 0,1397 (5) – 0,0035

= 0,695

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

𝑌𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 𝑎 + 𝑏(𝑥)
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan kadar abu, angka abu, angka asam
dan kebasaan
0,004 abu dengan
= −0,0035 metode gravimetri pada sampel D (susu coklat bubuk
+ 0,1397(𝑥)
zee) didapatkan nilai kadar abu sebesar 1,49%. Nilai angka abu sebesar
𝑋 = 0,0537
49,246 𝑚𝐸𝑞𝑁𝐻𝐶𝑙/𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢. Nilai Angka asam sebesar 492,46 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙 0,1𝑁/
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢. Nilai Kebasaan abu sebesar 49246,3 𝑚𝐸𝑞 𝐻𝐶𝑙 0,1𝑁/100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑎𝑏𝑢.

𝑐 × 𝐹𝑃
%𝐹𝑒 = × 100%
𝑊𝑠 × 1000

0,0537 × 10
%𝐹𝑒 = × 100%
1,004 × 1000

%𝐹𝑒 = 0,0534%

Gambar 1.1 Kurva penentuan Kadar Fe metode Spektrofotometri

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan penentuan kadar Fe dengan


metode spektrofotometri pada sampel D (susu coklat bubuk zee) didapatkan nilai
gram Fe(NH₄)SO₄ sebesar 0,861 gram. Nilai/ konsentrasi pengenceran larutan
standar 0,5mL sebesar 0,5 ppm, untuk 1 mL sebesar 1 ppm, untuk 2 mL sebesar 2
ppm, untuk 3 mL sebesar 3 ppm, untuk 4 mL sebesar 4 ppm, dan untuk 5 mL
sebesar 5 ppm. Didapatkan nilai A sebesar -0,0035, B sebesar 0,1397, R sebesar
0,9996. Nilai Ymin sebesar -0,0035, dan nilai Ymax sebesar 0,695. Nilai x sebesar
0,0537 N. Didapatkan %Fe sebesar 0,0534%.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Alat yang digunakan pada penetapan kadar Fe dengan metode
spektrofotometri adalah pipet untuk memindahkan larutan. Fungsi labu takar
sebagai tempat penyimpanan cairan absorban. Fungsi kuvet sebagai dari media
sampel. Fungsi larutan standar untuk menentukan konsentrasi larutan dan
aquadest untuk pengencer. KSCN sebagai indikator warna. Blanko untuk
pengkoreksi absorbansi.

Mekanisme yang terjadi yaitu bekerja dengan cara mengukur jumlah


relatif cahaya dari panjang gelombang yang berbeda yang diabsorbsi dan
ditransmisikan oleh suatu senyawa cahaya putih dibiasksn oleh prisma menjadi
cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda, cahaya tersebut akan
melewati kuvet yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik yang
digunakan untuk mengukur konsentrasi sampel tersebut.

SNI 7387:2009, batas maksimum kadar Fe yang diperbolehkan tidak


melebihi 5,0 ppm. sedangkan pada analisis di laboratorium, sampel (coklat
bubuk) mengandung kadar Fe sebesar 0,0534%. Maka pada susu bubuk coklat
zee masih memenuhi SNI.

Alternatif metode lain yaitu dengan metode AAS berdasarkan


penguraian molekul senyawa logam menjadi atom dengan energi api atau arus
listrik, metode titrasi reduksi-oksidasi, metode gravimetri yaitu penerapan besi
dalam sampel bijih besi yang dilarutkan dalam asam dan besi dioksidasi
menjadi besi (III) dan diendapkan sebagai Fe₂O₃ maka kadar besi dalam Fe₂O₃
dapat dihitung (Underwood,1999).

Faktor kesalahan yang dapat terjadi adalah sampel larutan abu belum
larut sepenuhnya sehingga hasil yang didapatkan tidak akurat. Rusaknya larutan
blanko dan kesalahan penempatan kuvet sehingga panjang gelombang tidak
dapat terbaca.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Sampel yang digunakan harus dalam bentuk abu karena untuk membentuk
gelombang polikromatis menjadi monokromatis. Sampel yang digunakan harus
dalam bentuk abu karena sudah tidak ada zat organic yang dapat menjadi
kontaminan atau pengganggu, sehingga lebih memudahkan proses analisis sampel
(Devriani, 2014). Karena jika berbentuk aslinya akan sangat sulit sehingga
dilakukan pengabuan agar menjadi lebih mudah dalam pelarutan dan pengenceran
(Sudarmadji, 2010).

Fungsi zat besi bagi tubuh adalah mengikat oksigen dari paru-paru dalam
bentuk proteim hemoglobin, media transportasi besi elektron-elektron dalam sel
membentuk myoglobine mengakibatkan potensi tubuh terserang penyakit
menyebabkan anemia (Susanti, 2013).

Menurut Brown, M (2004), Sumber utama zat besi dalam bahan pangan:

1) Hati Ayam Organ ayam.


Sebagai contoh, hati ayam mencapai 15,8 mg per 100 gram.
2) Kerang Makanan laut
Pada 100 gram kerang mengandung sekitar 15,6 mg zat besi. Kerang juga
kaya akan banyak nutrisi lain dan dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL
(baik) dalam darah.
3) Bayam
Sekitar 3,5 ons (100 gram) bayam kukus mengandung 5,7 mg zat besi.
4) Tempe
Pada 100 gram tempe, mengandung 4,9 mg zat besi. Berdasarkan penelitian
Lonnerdal (2009) disebutkan bahwa zat besi akan lebih mudah diserap dalam
bentuk feritiin.
5) Daging Sapi Satu porsi daging sapi giling 100 gram mengandung 2,6 mg
untuk zat besi dan merupakan salah satu sumber zat besi heme yang paling
mudah diakses

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Absorban yaitu suatu polarisasi cahaya yang terserap untuk bahan tertentu
pada panjang gelombang tertentu sehingga memberikan warna tertentu pada
bahan. Sinar yang masuk bersifat monokromatis dan memiliki panjang gelombang
tertentu (Khopkar, 2010).

Menurut Hasanudin (2016), secara hukum lambert-beer akan terpenuhi


apabila peralatan yang digunakan memenuhi kriteria - kriteria berikut:

o Sinar masuk atau sinar yang mengenai sel sampel (monokromatis).

o Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada didalam larutan tidak
dipengaruhi oleh molekul yang lain.

o Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal


kuvet) yang sama

o Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor, artinya larutan


yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh
partikel partikel koloid atau suspense yang ada di dalam larutan.

o Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan


mengganggu kelinearan grafik absorbansi versus konsentrasi

Mekanisme Spektrofotometer: berdasarkan hukum Lambert Beer, bila


cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Transmitan adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika
melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati
sampel (Io) (Elsa, 2016).

Menurut Sudarmadji (2010) berikut ini adalah tabel Spektrum cahaya


tampak dan warna komplementer

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Panjang Gelombang nm Warna Warna Komplementer


400-435 Violet (ungu) Hijau kekuningan
435-480 Biru Kuning
480-490 Biru Kehujauan Jingga
490-600 Hijau Kebiruan Merah
500-560 Hijau Ungu kemerahan
560-595 Hijau kekuningan Ungu
595-610 Jingga Biru kehijauan
610-680 Merah Hijau kebiruan
680-700 Ungu kemerahan Hijau

Adanya penambahan reagen fenantrolin dilakukan mengingat kompleks


besi (II) fenantrolin akan terbentuk dalam waktu yang relatif singkat tanpa bantuan
zat pengadsorpsi. Selain itu, kompleks ini menghasilkan warna komplementer
merah jingga karena keberadaan ion [Fe(C1₂H₈N₂)₃]²⁺ dalam suasana sedikit asam.
larutan standar besi (III) 5 ppm sebelum direduksi menjadi besi (II) oleh agen
pereduksi natrium tiosulfat. Selanjutnya larutan besi (II) yang terbentuk
dikomplekskan dengan 1,10-fenantrolin membentuk kompleks berwarna jingga
yang stabil pada kondisi asam dengan penambahan buffer asetat pH 4,5 dengan
pelarut aseton (Underwood, 1999).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan penentuan kadar Fe
dengan metode spektrofotometri pada sampel D (susu coklat bubuk zee) dapat
disimpulkan nilai kadar %Fe sebesar 0,0534%.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Brown, M. (2004). Carotenoid bioavailability is higher from salads ingestd
with full-fat than with fatreduced salad dressings as measured with
electrochemical detection.

Devriani. (2014). Penetapan Kadar Zat Besi (Fe) pada Buah Naga Isi Super
Merah (Hylocereus costaricensis L.) dan Isi Putih (Hylocereus undatus
L.).

Elsa. (n.d.). Mengenal Spektrofotometer dan prinsip kerjanya. Retrieved


Oktober 23, 2021, from https://news.labsatu.com/mengenal-
spektrofotometer-dan-prinsip-kerjanya/

Hasanudin, H. (2016). Spektrofotometri.

Khopkar. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Sudarmaji, S. (2007). Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:


Liberty.

Susanti. (2013). Perbandingan Zat Besi dengan dan Tanpa Vitamin C Terhadap
Kadar Hemogoblin.

Underwood, A. (1999). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi VI. Jakarta: Erlangga.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


HASIL PENGAMATAN
PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

TOTAL PADATAN TERLARUT


METODE GRAVIMETRI
(MASAKO)

Oleh:
Nama : Zahra Ashri A
NRP : 193020177
Kelompok :D
Tanggal Percobaan : 22 Oktober 2021
Asisten : Silvia Malanti

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

Nama : Zahra Ashri A NILAI


NRP : 193020177
Kelompok :D
Asisten : Silvia Malanti

Sampel: Masako

Hasil Pengamatan Total Padatan Terlarut

Diketahui : Wkertas saring konstan = 0,509 gram

Wkertas saring + residu = 0,531 gram

Wsampel = 2 gram

Kadar Air (%) Gravimetri = 3,134%

Ditanyakan :

a) Tidak larut (%)


b) TPT

Jawab :

𝑊 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 + 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 − 𝑊𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛


𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = × 100%
𝑊𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

0,531 − 0,509
𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = × 100%
2

𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 = 1,1%

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

𝑇𝑃𝑇 = 100% − (%𝑎𝑖𝑟 + %𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡)

𝑇𝑃𝑇 = 100% − (3,134% + 1,1%)

𝑇𝑃𝑇 = 95,77%

Berdasarkan hasil pengamatan penentuan total padatan terlarut pada sampel


D (masako) didapatkan nilai persen tidak larut sebesar 1,1% dan nilai Total Padatan
Terlarut (TPT) sebesar 95,77%

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

PEMBAHASAN
Fungsi alat yang digunakan pada penetapan total padatan terlarut
diantaranya gelas kimia sebagai penampung sampel. Bunsen sebagai media
pemanas. Kawat kasa sebagai penahan panas saat gelas kimia dipanaskan. Oven
sebagai tempat pengeringan kertas saring. Fungsi bahan yang digunakan yaitu
kertas saring untuk menyaring sampel dibantu dengan aquadest.

Mekanisme Total Padatan Terlarut yaitu terjadi filtrasi dimana sampel


akan melewati proses penyaringan yang dibantu oleh kertas saring. Partikel
yang lebih kecil akan melewati kertas saring, sehingga padatan yang memiliki
partikel lebih besar akan tertahan di atas kertas saring.

Berdasarkan standar mutu SNI 01-4273-1996 pada kaldu bubuk tidak


tercantum kadar total padatan terlarut dalam kaldu bubuk. Karena kaldu bubuk
dibuat agar larut sepenuhnya di air atau dalam bahan pangan. Sedangkan hasil
uji di laboratorium total padatan terlarut sebesar 95,77%.

Metode lain untuk mengentahui total padatan terlarut dengan metode


Alternatif metode untuk menganalisis total padatan terlarut antara lain dengan
hand-refractometer (Ningsih, 2018). Selain itu kandungan padatan terlarut juga
dapat menggunakan metode NIR spectroscopy yang memiliki kelebihan tidak
akan merusak bahan yang diuji (Suhandy, 2010)

Faktor kesalahan yang dapat terjadi adalah tidak mengkonstankan kertas


saring terlebih dahulu, sehingga berat yang didapat sudah tercampur dengan
sampel. Pada saat penyaringan terlalu cepat, sehingga masih ada filtrat yang
tidak melewati kertas saring.

TSS (Total suspended solid) merupakan suatu metode analisis bahan


pangan berdasrkan pada pengukuran berat hasil penimbangan dari suatu zat
yang hendak ditentukan (analit) yang dipisahkan dari semua komponen lain
yang ada pada sampel pelarutnya pengeringan dan penyaringan dalam
perhitungan kadar total padatan yang tidak larut dan yang larut dalam salah satu
bahan pangan (Harijono, 2001).
Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan
Fungsi zat pada percobaan TSS yaitu aquadest berfungsi untuk
melarutkan
Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

melarutkan sampel sehingga dapat menghilangkan padatan yang tersisa dari


sampel. Fungsi perlakuan diantaranya menambahkan aquadest pada sampel untuk
menghilangkan padatan yang tersisa, pemanasan setelah penambahan sampel
berfungsi untuk menghilangkan kadar air dalam sampel. Pengeringan kertas
saring berfungsi untuk menghilangkan kadar air, sehingga ditemukan padatan
yang tidak larut. Kertas saring dimasukkan dalam eksikator berfungsi untuk
menyerap uap air dalam sampel yang telah dikeringkan (Maya, 2013).

Yang termasuk TSS (Total Soluble Solid) adalah lumpur, tanah liat, logam
oksida, sulfide, ganggang, bakteri, dan jamur (Prihartanto, 2017).

Fungsi zat pada pengujian TSS yaitu koagulan yang berfungsi


mengkoagulasi zat- zat yang tidak larut dalam air dan perlakukan antara lain
ditambahkan koagulan dan dilakukan rapid mixing untuk mengkoalugasi zat yang
tidak larut dalam air, dan disaring untuk mendapatkan bahan yang tidak terlarut
(Maya,2013).

Faktor yang mempengaruhi kelarutan diantaranya ialah konsentrasi yang


dimana jika semakin besar konsentrasinya, maka akan memperbesar hasil
perkalian konsentrasi ion yang ada didalam larutan. Lalu ada suhu yang dimana
kenaikan suhu akan memeberikan tambahan energy untuk memutuskan ion-ion
dan suatu senyawa elektrolitnya. Penambahan ion senama seperti AgCl. Sifat
pelarut yang dimana garam –garam organic akan lebih mudah larut, pH yag
dimana kelarutan dari garam-garam yang berasal dari asam lemah yang
bergantung pada larutannya, hidrolisis yang dimana kation dari garam mengalami
hidrolisis yang sehingga menambah kelarutan garam tersebut, serta yang terakhir
adanya faktor kompleks yang dimana kelarutannya garam yang sedikit larut dalam
suatu larutan lain yang dapat menghasilkan senyawa kompleks (Khopkar, 1992).

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan penentuan total padatan terlarut pada
sampel D (masako) dapat disimpulkan nilai Total Padatan Terlarut (TPT)
sebesar 95,77%.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan


Praktikum Analisis Pangan 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA
Harijono. (2001). Pengaruh Kadar Karaginan dan Total Padatan Terlarut Sari
Buah Apel Muda Terhadap Aspek Kualitas Permen Jelly. Teknologi
Pertanian, 2(2), 110-116.

Khopkar, S. M. (1992). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Maya, V. (2013). Studi Persebaran TSS Di Air Senunu. NTB: ITS.

Ningsih. (2018). Analisis Total Padatan Terlarut, Kadar Alkohol, Nilai pH dan
Total Asam pada Kefir Optima dengan Penambahan High Fructose
Syrup (HFS). 84-89.

Prihartanto, P. (2017). Pola Fluktuasi Kekeruhan Air. Jakarta: BPPT.

Laboratorium Analisis Pangan, Universitas Pasundan

Anda mungkin juga menyukai