Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 sampai September 2014 ini
adalah pengolahan pangan, dengan judul Pengaruh Perendaman Umbi Singkong
dalam Larutan Asam Asetat terhadap Karakteristik Mutu Keripik Singkong.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak (Majid Ginting), Ibu (Juniati Br
Tarigan), Kakak (Dewy Chitra Br Ginting), Adik (Artanta Ginting), serta seluruh
keluarga besar atas doa, kasih sayang dan dukungannya. Terima kasih kepada Bapak
Prof Dr Ir Sugiyono MAppSc selaku dosen pembimbing skripsi dan yang telah
mendanai penelitian penulis, Bapak Dr Ir Budi Nurtama MAgr dan Ibu Dr Elvira
Syamsir STP., MSi selaku dosen penguji dalam ujian akhir serta yang telah
memberikan banyak saran dalam penulisan skripsi penulis, seluruh teknisi
laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, serta seluruh staff Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan yang telah membantu penulis selama penelitian.
Disamping itu, terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dimyati yang telah
senantiasa membantu penyediaan bahan baku singkong varietas Manggu selama
pelaksanaan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada sahabat-
sahabat saya Roma ES, Satriani KS, Dessy JD, Christine S, Kartika ST, Cony AP,
Isnaini AL, dan teman-teman seperjuangan ITP angkatan 47, serta Dedy LT, yang
senantiasa memberi doa serta dukungan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir.
Semoga skripsi ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia.
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Bahan 2
Alat 2
Tahapan Penelitian 2
1. Penelitian Pendahuluan 2
1.1 Karakterisasi Umbi Singkong 2
1.2 Pembuatan Keripik Singkong dengan Perlakuan Perendaman
dalamLarutan Asam Asetat 2
2. Penelitian Lanjutan 3
2.1 Pembuatan Keripik Singkong dengan Perlakuan Perendaman
dalam Larutan Asam Asetat Perlakuan Terpilih 3
2.2 Penyimpanan Keripik Singkong 3
Prosedur Analisis 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
1. Penelitian Pendahuluan 8
1.1 Karakterisasi Umbi Singkong 8
1.2 Pembuatan Keripik Singkong dengan Perlakuan Perendaman
dalam Larutan Asam Asetat 9
2. Penelitian Lanjutan 12
2.1 Pembuatan Keripik Singkong dengan Perlakuan Perendaman
dalam Larutan Asam Asetat 12
2.2 Penyimpanan Keripik Singkong 19
SIMPULAN DAN SARAN 25
Simpulan 25
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 28
RIWAYAT HIDUP 45
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Latar Belakang
Singkong (Manihot esculenta) yang sering dikenal juga dengan nama ubi kayu
atau ketela pohon merupakan jenis tanaman tropika dan subtropika dari keluarga
Euphorbiaceae. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian yang sangat
potensial di industri maupun unit bisnis karena ketersediaannya dan peluang
pengolahannya. Singkong termasuk dalam sumber karbohidrat terbesar di Indonesia
menduduki urutan ketiga setelah padi dan jagung, sehingga menjadi sangat potensial
bila dimanfaatkan dalam pengolahan industri makanan (Lidiasari et al. 2006).
Singkong di Indonesia semakin dibudidayakan sejalan dengan permintaan pasar
akan hasil olahan singkong, salah satunya yang semakin populer adalah keripik
singkong. SNI 01-4305-1996 tentang keripik singkong mendefinisikan keripik
singkong sebagai produk makanan ringan dari umbi singkong (Manihot sp) yang
melalui proses perajangan, penggorengan baik dengan maupun tanpa penambahan
bahan makanan yang lain dan tambahan makanan yang diizinkan. SNI ini juga
menyebutkan bahwa kriteria uji dan persyaratan mengenai karakteristik keripik
singkong diantaranya adalah memiliki bau yang normal, memiliki rasa khas, warna
yang normal, serta tekstur yang renyah. Keripik singkong juga tergolong dalam
kelompok pangan dengan umur simpan yang panjang yakni sampai berbulan-bulan
sehingga memiliki prospek ekonomi yang baik (BSN 1996).
Prospek pengembangan usaha keripik singkong dirasakan cukup menjanjikan
khususnya di Indonesia. Hal ini seiring dengan berubahnya pola hidup masyarakat
yang mengarah pada gaya hidup vegetarian yang juga didukung oleh ketersediaan
singkong yang potensial. Namun dengan berkembangnya kemajuan jaman, maka
keinginan dan tingkat kepuasan masyarakat juga ikut meningkat. Melihat banyaknya
usaha sejenis di masyarakat, maka diperlukan pengolahan keripik singkong yang
sederhana namun dapat memenuhi keinginan masyarakat dan memiliki daya saing di
pasaran (Lidiasari et al. 2006).
Salah satu upaya untuk memperoleh produk keripik singkong yang memiliki
daya saing di pasaran adalah dengan memodifikasi proses pengolahan. Salah satu
upaya modifikasi proses pengolahan keripik singkong adalah dengan menggunakan
asam asetat sebagai media perendaman umbi singkong. Penambahan asam asetat
sebagai media perendaman umbi singkong diharapkan dapat menghasilkan keripik
singkong dengan karakteristik mutu yang spesifik, diantaranya keripik singkong
dengan nilai kerenyahan dan kekerasan lebih rendah serta dapat diterima dengan baik
oleh masyarakat.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman umbi
singkong dalam larutan asam asetat terhadap karakteristik mutu keripik singkong.
2
Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini yakni diketahuinya cara pengolahan umbi
singkong yang menghasilkan keripik singkong dengan karakteristik mutu yang spesifik.
METODE
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi singkong varietas
Manggu dengan umur panen 7-8 bulan, asam asetat (asam cuka), air, dan minyak
goreng kelapa sawit.
Alat
Alat yang digunakan adalah slicer, deep fat fryer, oven listrik, tanur listrik,
pemanas Kjeldahl lengkap, alat ekstraksi soxhlet (kondensor dan pemanas listrik),
texture analyzer TA Xt2i dan jenis probe untuk mengukur kerenyahan dan kekerasan
yakni probe 0.25s, chromameter Minolta CR-310, buret 50 mL, serta spektrofotometer
UV-160.
Tahapan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yakni 1) penelitian pendahuluan yang meliputi
karakterisasi umbi singkong dan pembuatan keripik singkong dengan perlakuan
perendaman dalam larutan asam asetat; 2) penelitian lanjutan yang meliputi pembuatan
keripik singkong dengan perlakuan perendaman dalam larutan asam asetat perlakuan
terpilih dan penyimpanan keripik singkong terbaik hasil uji organoleptik.
1. Penelitian Pendahuluan
2. Penelitian Lanjutan
Prosedur Analisis
dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Cawan
kosong ditimbang (A). Sebanyak 2 gram sampel (W) dimasukkan ke dalam
cawan dan ditimbang beserta cawan. Cawan beserta sampel dimasukkan ke
dalam oven untuk dikerigkan pada suhu 130 oC selama 1 jam., untuk kemudian
didinginkan di dalam desikator dan ditimbang (Y). Selanjutnya cawan berisi
sampel dikeringkan kembali di oven pada suhu yang sama selama 15-30 menit.
Pengeringan diulang sampai dicapai bobot konstan (selisih bobot 0.005 gram).
Penimbangan menggunakan neraca analitik. Kadar air sampel diukur dengan
cara :
( )
Kadar air =
Keterangan :
W = bobot sampel awal (g)
Y = bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan (g)
A = bobot cawan kosong (g)
( )
Kadar Abu =
Keterangan :
W = bobot sampel awal (g)
X = bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan (g)
A = bobot cawan kosong (g)
( )
Kadar N (%) =
Kadar protein = %N x faktor konversi
Keterangan :
Faktor konversi = 6,25
( )
Kadar Lemak =
Keterangan :
W = bobot sampel (g)
W1 = bobot lemak sebelum ekstraksi (g)
W2 = bobot labu lemak sesudah ekstraksi (g)
pemasangan jenis probe yang sesuai pada alat, yakni probe 0.25s untuk
kekerasan dan kerenyahan. Setelah itu dilakukansetting pada program texture
analyzer untuk texture profile analyzer. Kemudian dilakukan pengukuran tekstur
keripik singkong. Pengolahan data hasil pengukuran texture analyzer dilakukan
dengan mencatat data dan plot grafik yang diperoleh dari texture analyzer yang
selanjutnya dilakukan perhitungannilai rata-rata.
( )
( )
Total gula (ppm) =
( )
Kadar pati (%) =
Keterangan :
a = nilai a pada kurva standar
b = nilai b pada kurva standar
W = berat contoh (g)
( )
( )
Kadar amilosa (ppm) =
Kadar amilosa (%) = kadar amilosa (ppm)/10000
Keterangan :
a = nilai a pada kurva standar
b = nilai b pada kurva standar
W = berat contoh (g)
8
( )
BP =
Keterangan :
BP = bilangan peroksida (meq peroxide/ kg contoh)
Vs = volume sodium thiosulfat untuk titrasi contoh (mL)
Vb = volume sodium thiosulfat untuk titrasi blanko (mL)
N = konsentrasi sodium thiosulfat (N)
W = berat contoh (g)
1. Penelitian Pendahuluan
kekerasan
Time (sec)
800
700
600
Force (g)
500
400
300
200
100
0
2 4 6 2 4 6 2 4 6 2 4 6
jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam
0.5% 1.0% 2.0% 3.0%
Perlakuan lama perendaman (jam) dan
konsentrasi asam asetat (%)
Force (g)
500
400
300
200
100
0
2 4 6 2 4 6 2 4 6 2 4 6
jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam
0.5% 1.0% 2.0% 3.0%
Perlakuan lama perendaman (jam) dan
konsentrasi asam asetat (%)
Nilai warna
Perlakuan L a b
2 jam 62.84 0.05 3.71 0.09 29.31 0.14
0.5% 4 jam 63.79 0.03 -0.05 0.06 27.23 0.06
6 jam 66.45 0.13 -1.96 0.02 24.09 0.04
Berikutnya dari segi warna pada Tabel 3 terlihat dimana semakin lama waktu
perendaman dan semakin tinggi konsentrasi asam asetat yang digunakan, maka
semakin cerah keripik singkong yang dihasilkan. Selain itu dari Tabel 3 terlihat
bahwa perendaman umbi singkong selama 2 jam dan 4 jam rata-rata menghasilkan
keripik singkong yang lebih kuning dibanding keripik singkong hasil perendaman
dalam larutan asam asetat selama 6 jam, khususnya pada konsentrasi asam asetat
0.5 % dan 1.0 %. Berdasarkan hasil analisis tekstur dan warna obyektif tersebut
maka disimpulkan untuk pembuatan keripik singkong berikutnya digunakan
konsentrasi larutan asam asetat 0.5 % dan 1.0 % serta lama perendaman lebih kecil
dan sama dengan 2 jam sebagai perlakuan terpilih pada penelitian lanjutan.
2. Penelitian Lanjutan
600
500
Force (g)
400
300
200
100
0
0.5 1 1.5 2 0.5 1 1.5 2
jam jam jam jam jam jam jam jam
Kontrol 0.5% 1.0%
Perlakuan lama perendaman (jam) dan
konsentrasi asam asetat (%)
700
600
500
Force (g)
400
300
200
100
0
0.5 1 1.5 2 0.5 1 1.5 2
jam jam jam jam jam jam jam jam
Kontrol 0.5% 1.0%
Perlakuan lama perendaman (jam) dan
konsentrasi asam asetat (%)
lebih kecil dalam gram Force untuk memecah atau menghancurkan keripik
singkong hasil perendaman umbi singkong selama 1.5 jam dan 0.5 jam. Hasil ini
juga menunjukkan bahwa hidrolisis pati selama perendaman umbi singkong
dalam larutan asam asetat selama waktu tersebut akan menghasilkan rasio amilosa
amilopektin yang menurunkan nilai kerenyahan produk. Penelitian sebelumnya
yakni oleh Shin et al. (2013) telah membuktikan rasio amilosa amilopektin bahan
adalah yang utama mempengaruhi tekstur dari produk yang dihasilkan.
Analisis fisik keripik singkong hasil perlakuan perendaman terpilih juga
mencakup analisis warna obyektif dengan chromameter.Hasil nilai warna L, a,
dan b keripik singkong dapat dilihat pada Tabel 4.
Nilai warna
Perlakuan L a b
Kontrol 62.06 0.47 1.61 0.04 27.12 0.54
7
6
5
4
3
Skala
2
1
0
0.5 1 1.5 2 0.5 1 1.5 2
jam jam jam jam jam jam jam jam
Kontrol 0.5% 1.0%
Perlakuan lama perendaman (jam) dan
konsentrasi asam asetat (%)
7
6
5
Skala
4
3
2
1
0
0.5 1 1.5 2 0.5 1 1.5 2
jam jam jam jam jam jam jam jam
Kontrol 0.5% 1.0%
Perlakuan lama perendaman (jam) dan
konsentrasi asam asetat (%)
7
6
5
Skala
4
3
2
1
0
0.5 1 1.5 2 0.5 1 1.5 2
jam jam jam jam jam jam jam jam
Kontrol 0.5% 1.0%
Perlakuan lama perendaman (jam) dan
konsentrasi asam asetat (%)
8
7
6
5
4
3
Skala
2
1
0
0.5 1 1.5 2 0.5 1 1.5 2
jam jam jam jam jam jam jam jam
Kontrol 0.5% 1.0%
Perlakuan lama perendaman (jam) dan
konsentrasi asam asetat (%)
7
6
5
4
3
Skala
2
1
0
0.5 1 1.5 2 0.5 1 1.5 2
jam jam jam jam jam jam jam jam
Kontrol 0.5% 1.0%
Perlakuan lama perendaman (jam) dan
konsentrasi asam asetat (%)
Rata-rata (%) SD
Parameter
Kontrol Sampel
Kadar pati 73.02 1.32 46.91 0.59
Kadar amilosa 6.08 0.07 4.09 0.11
Kadar amilopektin 66.94 1.26 42.82 0.61
18
550
y = 3.9x + 496.59
R = 0.8596
500
Force (g)
Kontrol
450 y = 22.987x + 424.88
R = 0.8955 Sampel
400
0 1 2 3 4
Minggu penyimpanan
500
y = 26.121x + 447.88 Kontrol
450 R = 0.9347 Sampel
400
0 1 2 3 4
Minggu penyimpanan
70 y = 1.522x + 62.156
R = 0.7665
68
Nilai warna
66
y = 1.496x + 61.75
64 R = 0.7948 Kontrol
Sampel
62
60
0 1 2 3 4 5
Minggu penyimpanan
5
4
3
Nilai warna
2
y = -0.896x + 3.23
1 R = 0.801 Kontrol
0 Sampel
-1 0 1 2 3 4 5
-2 y = -0.917x + 1.636
-3 R = 0.8075
Minggu penyimpanan
32
30
y = -0.84x + 29.386
Nilai warna
28
R = 0.3224
26
Kontrol
24
Sampel
22 y = -0.756x + 26.548
R = 0.6014
20
0 1 2 3 4 5
Minggu penyimpanan
7
y = -0.1x + 6.17
R = 0.7246
6
Skala
5
Kontrol
y = -0.33x + 5.93
4 R = 0.7127 Sampel
3
0 1 2 3 4 5
Minggu penyimpanan
6
y = -0.18x + 5.37
5 R = 0.4396
Skala
3
0 1 2 3 4 5
Minggu penyimpanan
5
y = -0.265x + 5.51
Skala
R = 0.9849
Kontrol
4 y = -0.355x + 5.61
R = 0.8906 Sampel
3
0 1 2 3 4 5
Minggu Penyimpanan
6
y = -0.5x + 6.14
5 R = 0.8938
Skala
Kontrol
4 y = -0.59x + 5.71 Sampel
R = 0.884
3
0 1 2 3 4 5
Minggu penyimpanan
6
y = -0.34x + 5.91
Skala
5 R = 0.9081 Kontrol
4 y = -0.31x + 5.54 Sampel
R = 0.8596
3
0 1 2 3 4 5
Minggu penyimpanan
y = 2.426x + 30.136
meq Peroxibe/ kg
40
R = 0.9019
contoh
30
y = 7.302x + 10.724 Kontrol
20 R = 0.6817
Sampel
10
0 1 2 3 4
MInggu penyimpanan
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amertaningtyas D, Masdiana CP, Manik ES, Khothibul UA.2010.Kualitas
Organoleptik (Kerenyahan dan Rasa) Kerupuk Rambak Kulit Kelinci pada
Teknik Buang Bulu yang Berbeda. Di dalam: Katz EE, Labuza TP. Effect
of Water activity on the Sensori Crispiness and Mechanical Deformation of
Food Product. J Food Science.49:403- 408.
Anupama D, Scott A, Rankin. 2006. Moderately Acidic pH Potentiates Browning
of Sweet Whey Powder. International Dairy Jornal. 16:822-828.
doi:10.1016/j.idairyj.2005.07.006.
AOAC. 1990. Official Methods of Analysis of the Association of Analytical
Chemist, 14th ed. AOAC Inc. Arlinton. Virginia
AOAC. 1997. Official Methods of Analysis. 15th ed. Arlington. Virginia
AOAC International Method 965.33. In; P Cuniff,ed. 1999. Official Methods of
Analysis of AOAC International, 16th ed., 5th revision. Gaithersburg(MD):
AOAC International.
Aparicio S, Flores HE, Tovar J, Garcia SF, Guterrez MF, Bello
LA.2005.Resistant Starch-Rich Powders Prepared by Autoclaving of
Native and Lintnerized Banana Starch: Partial Characterization. 57:405-
412.
Arimi JM, Duggan E, Sullivan M, Lyng JG, O'Riordan ED. 2010. Effect of Water
Activity on the Cripiness of a Biccuit (Crackerbread): Mechanical an
Acoustic Evaluation. Food Res Int. 43: 1650-1655.
Bourne, MC. 2002.Food, Texture and Viscosity Concept and
Measurement.Academic Press. London.
Buck. 1991. Antioxidant. Di dalam:Jim Smith (eds). Food Additive Users Hand
Book.London. Blackie & Sons Ltd. pp 149-183
[BSN] Badan Standardisasi Nasional.1992.Cara Uji Makanan dan
Minuman.http;//sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/3279. [2
3 Desember 2013].
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 1996. Keripik Singkong. http://sisni.bsn.go.
id/. [23 Desember 2013].
[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2006. Tepung Terigu sebagai Bahan
Makanan. http;//sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/detail_sni/7341.
[23 Desember 2013].
Carolina. 2009. Menera Peluang Inovasi Berbasis Sampeu Manggu (Manihot
esculenta Linn). Subang: LIPI.
Cervera SS, Olarte C, Echavarri JF, Alaya F. 2007.Influence of Exposure to Light
on Sensorial Quality of Minimally Process Cauliflower.Journal of Food
Science. 37:12-18.
Chandra A, Hie MI, Verawati. 2013. Pengaruh pH dan Jenis Pelarut pada
Perolehan dan Karakterisasi Pati dari Biji Alpukat. Parayangan:
Universitas Katolik Parahyangan.
[Depkes] Departemen Kesehatan. 1992. Daftar Komposisi Bahan
Makanan.Jakarta : Direktorat Gizi Departemen kesehatan RI.
Ediati R, Rahardjo B, Hastuti P. 2006. Pengaruh Kadar Amilosa terhadap
Pengembangan dan Kerenyahan Tepung Pelapis selama
Penggorengan.Agrosains. 19(4):395-413.
27
Elsayed Elbadrawy, Amany Sello. 2011. Evaluation of Nutritional Value and
Antioxidant Activity of Tomato Peel Extracts. Arabian J of Chemistry.doi:
10.1016/j.arabjc.2011.11.011.
Eriksson C.1981. Maillard Reaction in Food: Chemical, Physiological and
Technological Aspects. Pergamon Press. Oxford.
Eveline, Siregar TM, Sanny. 2014. Studi Aktivitas Antioksidan pada Tomat
(Lycopersicon esculentum) Konvensional dan Organik selama
Penyimpanan. Universitas Pelita Harapan. Tangerang.
Faridah DN, Kusnandar F, Herawati D, Wulandari N, Kusumaningrum HD.
Purnomo EH, Indrasti D. 2012. Analisis Pangan. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Dwiyanti G, Hati NK. 2014. Aktivitas Antioksidan Teh Rosela ( Hibiscus
sabdariffa) selama Penyimpanan pada Suhu Ruang. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung.
International Starch Institute. 2005. Maize (Corn). http://www.starch.dk/isi/starch.
(17 November 2014).
Kusnandar F. 2011. Kimia Pangan Komponen Makro. Dian Rakyat. Jakarta.
Lidiasari E, Syafutri MI, Syaiful F. 2006. Influence Of Drying Temperature
Difference On Physical And Chemical Qualities Of Partially Fermented
Cassava Flour.JIPI. 8:141-146.
Lu S, Tan TC, Cheng YL, Phoency L, Hua HC. 2013. Effect of Amylose Content
on Structure, Texture and -amylase Reactivity of Cooked Rice. J Food
Science and Technology. 54(1): 224-228.
Matz SA. 1992. Bakery Technology and Engineering 3rd Ed. Texas: Pan-tech
International Inc.
Meilgaard M, Civille GV, Carr BT. 1999. Sensory Evaluation Technique. Florida,
USA: CRC Press LLC.
Nugroho A.2007. Kajian Metode Umur Simpan Produk Flat Wafer dengan
Metode Akselerasi Berdasarkan Pendekatan Model Kadar Air Kritis
[skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknologi Pangan IPB.
O'Brien NM, O'Connor TP. 2011. Milk Lipids | Lipid Oxidation.Encyclopedia of
Dairy Science. (2):716-720.doi:10.1016/B978-0-12-374407-4.00342-3.
Peleg M & EB Bagley. 1983. Physical Properties of Food. Connecticut: AVi
Publishing Company, Inc.
Roudaut G, Simatos D, Champion D, Contreras LE, Meste MI. 2004.Molecular
Mobility Around the Glass Transition Temperature: A Mini Review. Inn
Food Sci Em Technol. 5(2):127134.
Ramsey. 2002. http://www.konicaminolta.com/instruments/download/catalog/colo
r/pdf/cr400_catalog_eng.pdf. (21 Februari 2014).
Sutresna N. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Tester RF, John K, Xin Q. 2004.Starch-Composition, Fine Structure and
Architecture.Journal of Cereal Science.39:151-165.
Winarno FG. 1986. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia. Jakarta.
Wulandari T. 2010. Optimasi Penggunanan Campuran Asam Asetat dan Fenol
sebagai Antioksidan pada Karet Alam SIR 20[skripsi]. Medan:
Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara.
28
LAMPIRAN
Dimensi U1 U2 Rata-rata SD
Panjang (cm) 24.95 30.75 27.85 3.68
Diameter (cm) 5.50 4.70 5.10 0.66
Warna Putih Putih
Berat (g) 503.00 577.50 540.25 52.00
Nilai (%)
Parameter Rata-rata SD
U1 U2
Kadar air 58.65 58.20 58.42 0.81
Kadar abu 1.67 1.68 1.67 0.01
Kadar protein 1.52 1.48 1.50 0.03
Kadar lemak 1.47 1.44 1.45 0.02
Kadar karbohidrat 36.71 37.22 36.96 0.85
Kons N Subset
1% 30 470.363
0.5 % 30 475.770
3% 30 511.650
2% 30 537.463
Sig. .061
Lama_perendaman
Homogeneous Subsets
Britleness
Duncan
Lama_perendaman N Subset
1 2
2 jam 40 464.023
4 jam 40 464.410
6 jam 40 568.003
Sig. .989 1.000
Kons N Subset
1 2
0.5 % 30 493.733
1% 30 516.680 516.680
31
3% 30 550.477 550.477
2% 30 568.487
Sig. .115 .150
Lama_perendaman
Homogeneous Subsets
Hardness
Duncan
Lama_perendaman N Subset
1 2
4 jam 40 487.590
2 jam 40 503.835
6 jam 40 605.607
Sig. .579 1.000
Nilai warna
Perlakuan L a b
Rata-rata SD Rata-rata SD Rata-rata SD
2 jam 62.84 0.05 3.71 0.09 29.31 0.14
0.5 % 4 jam 63.79 0.03 -0.05 0.05 27.23 0.06
6 jam 66.45 0.13 -1.96 0.02 24.09 0.04
2 jam 66.34 0.05 2.38 0.03 28.61 0.01
1.0 % 4 jam 66.98 0.02 -0.1 0.03 29.23 0.06
6 jam 67.23 0.03 -0.99 0.02 24.69 0.04
2 jam 67.48 0.03 1.95 0.02 26.45 0.01
2.0 % 4 jam 67.53 0.05 0.58 0.01 26.59 0.02
6 jam 66.47 0.08 0.39 0.03 26.4 0.05
2 jam 67.04 0.08 1.67 0.01 23.98 0.02
3.0 % 4 jam 68.45 0.04 2.81 0.01 26.4 0.08
6 jam 71.86 0.03 0.07 0.02 24.1 0.03
32
Lama_perendaman N Subset
1 2 3
Lama_perendam N Subset
an 1 2 3
Kontrol
L a b
U1 62.45 1.62 27.61
U2 61.66 1.61 26.63
Rata- rata 62.06 1.61 27.12
SD 0.47 0.04 0.54
(I) Sampel (J) Sampel Mean Std. Sig. 95% Confidence Interval
Difference (I-J) Error Lower Upper
Bound Bound
*
0.5 %; 0.5 jam 1 %; 2 jam -.97 .214 .000 -1.53 -.41
*
0.5 %; 1 jam 1 %; 2 jam -.64 .214 .017 -1.20 -.08
*
0.5 % 1.5 jam 1 %; 2 jam -.86 .214 .000 -1.42 -.30
0.5 %; 2 jam 1 %; 2 jam -.50 .214 .103 -1.06 .06
*
1 %; 0.5 jam 1 %; 2 jam -.67 .214 .011 -1.23 -.11
1 %; 1 jam 1 %; 2 jam -.24 .214 .774 -.80 .32
1 %; 1.5 jam 1 %; 2 jam .11 .214 .994 -.45 .68
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Aroma
Dunnett t (2-sided)
(I) Sampel (J) Sampel Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Difference (I-J) Lower Bound Upper Bound
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Rasa
Dunnett t (2-sided)
(I) Sampel (J) Sampel Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Difference (I-J) Lower Bound Upper Bound
*
0.5 %; 0.5 jam 1 %; 2 jam -.57 .207 .034 -1.11 -.03
0.5 %; 1 jam 1 %; 2 jam -.10 .207 .997 -.64 .44
0.5 % 1.5 jam 1 %; 2 jam -.49 .207 .100 -1.03 .06
0.5 %; 2 jam 1 %; 2 jam .06 .207 1.000 -.49 .60
1 %; 0.5 jam 1 %; 2 jam .03 .207 1.000 -.51 .57
1 %; 1 jam 1 %; 2 jam .41 .207 .213 -.13 .96
*
1 %; 1.5 jam 1 %; 2 jam .54 .207 .050 .00 1.09
(I) Sampel (J) Sampel Mean Std. Sig. 95% Confidence Interval
Difference (I-J) Error Lower Upper
Bound Bound
*
0.5 %; 0.5 jam 1 %; 2 jam -.56 .178 .012 -1.03 -.09
0.5 %; 1 jam 1 %; 2 jam -.23 .178 .668 -.70 .24
*
0.5 % 1.5 jam 1 %; 2 jam -.61 .178 .004 -1.08 -.15
0.5 %; 2 jam 1 %; 2 jam -.17 .178 .879 -.64 .30
1 %; 0.5 jam 1 %; 2 jam -.26 .178 .548 -.73 .21
1 %; 1 jam 1 %; 2 jam .01 .178 1.000 -.45 .48
1 %; 1.5 jam 1 %; 2 jam .19 .178 .834 -.28 .65
(I) Sampel (J) Sampel Mean Std. Sig. 95% Confidence Interval
Difference (I-J) Error Lower Upper
Bound Bound
Lampiran 10 Kadar pati, amilosa, dan amilopektin sampel terbaik dan kontrol
Kontol Sampel
Parameter
U1 U2 Rata- Rata SD U1 U2 Rata- Rata SD
Kadar pati (%) 73.8 72.24 73.02 1.32 47.01 46.81 46.91 0.59
Kadar amilosa (%) 6.11 6.05 6.08 0.07 4.15 4.03 4.09 0.11
Kadar amilopektin (%) 67.69 66.19 66.94 1.26 42.86 42.79 42.82 0.61
Nilai (%)
Parameter Rata- rata SD
U1 U2
Kadar air 1.13 1.09 1.11 0.02
Kadar abu 1.89 1.90 1.89 0.01
Kadar protein 2.58 2.48 2.53 0.06
Kadar lemak 29.07 29.09 29.08 0.02
Kadar karbohidrat 65.35 65.45 65.4 0.06
41
Minggu ke-4
Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
Kerenyahan Kekerasan Kerenyahan Kekerasan
(gf) (gf) (gf) (gf)
U1 516.00 597.02 531.05 552.79
U2 503.18 583.02 520.28 546.24
Rata-rata 509.59 590.02 525.67 549.52
SD 46.93 83.36 50.92 58.90
Minggu ke-0
Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
L a b L a b
U1 62.53 3.25 28.61 61.84 1.67 26.80
U2 59.87 4.92 28.76 62.04 1.31 24.33
Rata-rata 61.20 4.09 28.69 61.94 1.49 25.57
SD 1.46 0.92 0.09 0.11 0.19 1.36
Minggu ke-1
Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
L a b L a b
42
Minggu ke-2
Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
L a b L a b
U1 64.24 0.48 26.47 66.52 -0.28 24.85
U2 63.98 1.05 23.47 65.43 -0.46 26.14
Rata-rata 64.11 0.76 24.97 65.98 -0.37 25.50
SD 0.15 0.31 1.65 0.60 0.10 0.71
Minggu ke-3
Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
L a b L a b
U1 66.80 0.14 28.45 69.22 -2.35 23.23
U2 65.73 0.71 26.77 65.33 -1.92 23.44
Rata-rata 66.27 0.42 27.61 67.28 -2.14 23.34
SD 0.59 0.31 0.92 2.13 0.24 0.13
Minggu ke-4
Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
L a b L a b
U1 67.26 0.23 26.23 65.38 -0.97 22.96
U2 69.92 0.26 26.20 67.99 -1.71 24.37
Rata-rata 68.59 0.24 26.21 66.69 -1.34 23.67
SD 1.46 0.03 0.05 1.43 0.41 0.77
Minggu ke-0
Kriteria uji Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
U1 U2 Rata-rata SD U1 U2 Rata-rata SD
Penampakan 5.90 5.70 5.80 0.70 6.10 6.10 6.10 0.55
Aroma 5.10 5.20 5.15 0.81 5.30 5.10 5.20 0.83
Rasa 5.50 5.50 5.50 0.61 5.50 5.50 5.50 0.69
Tekstur 5.70 5.60 5.65 0.81 6.10 6.00 6.05 0.69
Keseluruhan 5.50 5.30 5.40 0.60 6.00 5.80 5.90 0.72
Minggu ke-1
Kriteria uji Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
U1 U2 Rata-rata SD U1 U2 Rata-rata SD
43
Penampakan 5.40 5.60 5.50 0.76 6.20 6.00 6.10 0.55
Aroma 5.30 5.30 5.30 0.73 5.50 5.60 5.55 0.60
Rasa 5.20 5.20 5.20 0.70 5.40 5.20 5.30 0.80
Tekstur 5.90 5.60 5.75 0.79 5.80 5.80 5.80 0.83
Keseluruhan 5.30 5.20 5.25 0.64 5.80 5.70 5.75 0.64
Minggu ke-2
Kriteria uji Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
U1 U2 Rata-rata SD U1 U2 Rata-rata SD
Penampakan 5.40 5.50 5.45 0.60 6.10 5.90 6.00 0.65
Aroma 4.30 4.10 4.20 0.77 4.70 4.60 4.65 0.67
Rasa 5.20 5.00 5.10 0.55 4.90 5.00 4.95 0.83
Tekstur 4.00 4.00 4.00 1.03 5.30 5.30 5.30 0.80
Keseluruhan 5.10 5.00 5.05 0.69 4.80 5.10 4.95 0.83
Minggu ke-3
Kriteria uji Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
U1 U2 Rata-rata SD U1 U2 Rata-rata SD
Penampakan 5.30 5.50 5.40 0.88 6.10 5.90 6.00 0.65
Aroma 4.80 4.60 4.70 0.66 5.30 5.00 5.15 0.67
Rasa 4.80 4.70 4.75 0.85 4.70 4.60 4.65 0.81
Tekstur 4.00 4.20 4.10 0.79 4.10 4.30 4.20 0.77
Keseluruhan 4.90 4.80 4.85 0.67 4.60 4.60 4.60 0.68
Minggu ke-4
Kriteria uji Kontrol 1.0 %; 1.5 jam
U1 U2 Rata-rata SD U1 U2 Rata-rata SD
Penampakan 4.30 4.10 4.20 0.70 5.60 5.70 5.65 0.59
Aroma 4.50 4.30 4.40 0.60 4.50 4.50 4.50 0.76
Rasa 4.00 3.90 3.95 0.83 4.40 4.60 4.50 0.76
Tekstur 3.30 3.50 3.40 0.60 4.40 4.30 4.35 0.81
Keseluruhan 4.00 4.10 4.05 0.69 4.90 5.00 4.95 0.76
44
SAMPEL
M-0 M-1 M-2 M-3 M-4
U1 U2 U1 U2 U1 U2 U1 U2 U1 U2
BP (meq peroxide/ kg
contoh) 14.37 14.34 14.50 14.32 17.55 17.44 44.30 44.95 35.77 35.72
Rata- rata BP 14.35 14.41 17.50 44.63 35.75
SD 0.11 0.13 0.12 0.51 0.26
KONTROL
M-0 M-1 M-2 M-3 M-4
U1 U2 U1 U2 U1 U2 U1 U2 U1 U2
BP (meq peroxide/ kg
contoh) 28.93 28.66 33.95 34.23 36.34 35.55 36.17 36.33 40.15 39.56
Rata- rata BP 28.80 34.09 35.95 36.25 39.86
SD 0.32 0.51 0.46 0.66 0.58
45
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kabanjahe pada 6 April 1992 dan
merupakan anak ke dua dari Bapak Majid Ginting (Ayah)
dan Juniati Br Tarigan (Ibu). Penulis mengenyam
pendidikan di SMP Negeri 1 Kabanjahe pada tahun 2004,
kemudian melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1
Kabanjahe pada 2007. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan
kuliah ke Institut Pertanian Bogor, departemen Ilmu dan Teknologi Pangan melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama masa perkuliahan, penulis merupakan anggota dari organisasi daerah
Ikatan Masasiswa Karo (IMKA), anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi
Pangan (HIMITEPA), juga aktif dalam kepanitiaan BAUR 2012. Selama masa
perkuliahan penulis juga mengikuti pelatihanGood Laboratory Practices (GLP) dan
ISO 22000:2009.