Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Sterilisasi dapat dilakukan pada alat dan bahan makanan. Sterilisasi alat dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain penguapan dan pemanasan. Pemanasan dapat
dilakukan dengan memasukan alat yang telah dibersihkan ke dalam oven dengan suhu 180 oC
selama 2 jam. Keadaan ini dapat mematikan mikroorganisme dan spora. Selain itu pemanasan
juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat pensteril yang disebut autoklaf. Alat
dimasukan ke dalam dengan suhu121oC dan tekanan 15 atm/cm2 selama 15 menit. Sementara
itu penguapan dilakukan dengan memasukkan alat yang akan disterilkan dan telah di bungkus
rapat ke dalam dandang selama 1 jam dengan suhu 100oC. untuk dapat mematikan spora dan
bakteri, pemasan harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu kurang dari 24 jam.
Sterilisasi bahan makanan dapat dilakukan dengan penguapan dalam uap air selama 1 jam
pada suhu 100oC dan diulang sebanyak 3 kali juga dapat dilakukan dengan autoclave.
2.1 Autoclave
Spesifikasi alat pasteurisasi autoclave adalah :
1. Autoclave merupakan alat untuk mensterilkan alat dan bahan dalam waktu yang cukup
singkat.
2. Dapat langsung mematikan sel-sel vegetative dari suatu mikroba.
3. Tidak semua bahan bias di sterilkan dengan autoclave seperti vitamin, antibiotic dan
enzim
Bagian-bagian dari autoclave dan fungsinya :
1. Tombol epngatur waktu mundur (Timer), berfungsi sebagai pengatur waktu lama atau
sebentarnya proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan atau penggeunaan yang
diinginkan
2. Katup uap adalah komponen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air
3. Pengukur tekanan adalah komponen yang berfungsi untuk mengetahui tekanan uap yang
berada didalam autoclave saat proses sterilisasi berlangsung
4. Kelep pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci dari penutup autoclave
5. Tombol on/off berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin
6. Thermometer adalah komponen yang berfungsi untuk mengetahui suhu yang sudah
dicapai pada saat pensterilan
7. Lempeng sumber panas adalah komponen yang dapat mengubah energy listrik menjadi
energy panas. Pada dasarnya heater terbuat daru kumparan atau lilitan kawat tembaga
yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energy panas
8. Aquadest
9. Skrup pengaman
10. Angsa adalah komponen yang berfungsi sebagai batas penambah air.
11. Pompa vacuum berfungsi untuk menghisap udara atau uap campuran dari chamber,
setelah proses sterilisasi selesai uap panas akan segera hilang. Sehingga saat suyer
membuka lied handle terbuka uap panas yang ada di dalam chamber sudah berkurang
sehingga tidak membahayakan yuser saat mengeluarkan alat yang hendak dipakai dari
dalam autoclave.
12. Penutup yang berfungsi sebagai penutup autoclave pada saat sterilisasi.
Macam-macam autoklaf:
1. Gravity Displacement Autoclave
Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga
udara terletak di bawah uap.
Cara kerjanya dimulai dengan memasukkan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga
udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan
udara semakin turun dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf, sehingga
selanjutnya suhunya meningkat dan terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan
cakupan suhu antara 121-134 0C dengan waktu 10-30 menit.
2. Prevacuum/ High Vacuum
Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hamper semua udara dari dalam
autoklaf. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini berlangsung
selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakun tercipta, uap dimasukkan kedalam autoklaf.
Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan selruh permukaan benda,
kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung. Autoklaf ini
bekerja dengan suhu 132-1350C dengan waktu 3-4 menit.
3. Steam flush pressure pulse
Autoklaf ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer
dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung pada benda yang
disterilisasi.
2.2 Oven
Spesifikasi Alat :
1. Merupakan alat untuk mensterilisasi alat dan bahan.
2. Tidak semua bahan dapat disterilisasi dengan oven seperti serum, vitamin, antibiotic, dan
enzim.
3. Tidak menimbulkan embun/kondensasi pada alat yang disterilisasi karena menggunakan
uap panas kering.
4. Dapat digunakan sebagai incubator
Fungsi dari bagian-bagian oven yaitu:
1. Temperatur berfungsi sebagai pengatur suhu yang ada di dalam oven.
2. Rak oven berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan atau alat yang akan di sterilisasi.
3. Pintu oven berfungsi sebagai pembuka dan penutup oven.
4. Aluminium voil, berfungsi sebagai media yang digunakan untuk membungkus alat dan
bahan yang akan di sterilkan di dalam alat sterilisasi, serta menjaga dan melindungi bahan
yang ada didalam gelas reaksi agar tidak terkontaminasi.
2.3 BSC
Spesifikasi alat:
1. Dapat dilakukan untuk kerja aseptis.
2. Resiko kontaminan kecil karena adanya pengaturan udara dan sinar UV.
3. Tidak dapat langsung digunakan karena harus adanya penyinaran UV selama 2 jam
terlebih dahulu
BAB III
PRINSIP KERJA
Prinsip kerja autoklaf, pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama
kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi
autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap atau udara
ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu
yang sesuai., maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun
perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0
psi.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan
mikroba penguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus
stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk spore
strip. Kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses
sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan
autoklaf telah bekerja dengan baik. Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan
dengan autoklaf adalah :
1. Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
2. Pelarut organik, seperti fenol
3. Buffer dengan kandungan detergen
Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi coklat) dan
hancurnya substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
1. Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa fosfat
2. Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau senyawa
garam mineral lain
3. Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan agar
4. Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan dengan autoklaf
5. Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH < 6,0
Prinsip kerja oven terjadi melalui mekanisme konsuksi panas. Panas akan diabsorpsi
oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan
sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai.
Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui
mekanisme oksidasi sampai-sampai terjadinya koagulasi protein sel.
3.3. BSC
Prinsip Kerja:
BSC merupakan alat untuk mensterilisasi alat dan bahan dengan menggunakan teknik
pengaturan udara dan adanya penyinaran UV. sistem kerja ini sangat erat hubungannya
dengan kontaminasi mikroorganisme. Alat Ini juga penting dalam proses Pembuatan Media
Pertumbuhan Mikrobiologi agar tidak terjadi kontaminasi.
Cara Kerja:
1. Hidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai
bekerja.
2. Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah.
3. Nyalakan lampu neon dan blower.
4. Biarkan selama 5 menit.
5. Cuci tangan dan lengan dengan sabun germisidal / alcohol 70%.
6. Usap permukaan interior BSC dengan alcohol 70% atau disinfektan cocok dan
biarkan menguap.
7. Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload)
karena memperbesar resiko kontaminan.
8. Atur alat dan bahan yang telah dimasukkan ke BSC sedemikian sehingga efektif
dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.
9. Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alcohol tetapi gunakan
yang berbahan bakar gas.
10. Kerja aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
11. Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya komtaminan tidak keluar dari BSC.
12. Usap permukaan interior BSC dengan alcohol 70% dan biarkan menguap lalu tangan
dibasuh dengan desinfektan.
13. Matikan lampu neon dan blower
BAB IV
4.1. Kesimpulan
Sterilisasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan dan
membinasakan semua alat dan media dari gangguan organisme mikroba, termasuk
virus, bakteri, spora dan fungi beserta sporanya. Alat-alat sterilisasi beragam
sesuai dengan kebutuhan dan bahan yang digunakan, contoh alat sterilisasi
diantaranya autoclave, oven, dan BSC.
4.2. Saran
Dalam penggunaan mesin sterilisasi sebaiknya ber hati-hati dalam
menggunakanya di karenakan proses strolisasi menggunakan suhu yang sangat
tinggi. Sebelum menggunakan alat sebaiknya memahami fungsi kerja alat agar
mendapatkan hasil yang maksimal
PASTEURISASI
BAB I
PENDAHULUAN
Dari berbagai macam peralatan pasteurisasi susu maka Alat Penukar Panas (Heat
Exchanger) merupakan alat yang paling esensial dalam proses pasteurisasi, karena tidak saja
digunakan untuk proses pemanasan susu (heating/pasteurizing dan regenerasi) tetapi juga
untuk proses pendinginan susu awal (cooling dengan air sumur) maupun pendinginan lanjut
(Chilling) dengan air es agar suhu susu segera berada pada suhu 4C dimana semua kegiatan
mikrobiologis dan enzymatic susu berhenti/terhambat.Dikenal berbagai tipe alat penukar
panas, yaitu :
Alat penukar panas ini terdiri dari pipa (tunggal atau kelompok pipa) yang dialiri
produk dan diluarnya terdapat pipa dengan diameter yang lebih besar (jacketed) yang dialiri
media pemanas atau pendingin (double tube type THE).
Sebuah penukar panas adalah perangkat yang dirancang untuk tujuan memungkinkan
perpindahan panas dari satu medium ke lainnya pada temperatur yang berbeda . Paling umum
, media ini terdiri dari dua cairan yang mengalir dekat satu sama lain dan dipisahkan oleh
bahan , sering logam , dengan sifat perpindahan panas yang baik . Cairan terutama ditandai
dengan suhu mereka di pintu masuk ke penukar panas . Panas ( hangat , pada gambar di
bawah ) cairan , cairan dengan suhu tertinggi awalnya , transfer panas ke fluida dingin karena
keduanya melewati penukar panas , sehingga menurunkan suhu cairan panas dan
meningkatkan suhu fluida dingin
BAB III
PRINSIP KERJA
Prinsip kerjanya adalah aliran dua atau lebih fluida kerja diatur oleh adanya
gasket-gasket yang didesain sedemikian rupa sehingga masing-masing fluida
dapat mengalir di plat-plat yang berbeda.
Gasket berfungsi utama sebagai pembagi aliran fluida agar dapat mengalir ke
plat-plat secara selang-seling. Gambar di bawah ini menunjukkan desain gasket
sehingga di satu sisi plat fluida 1 masuk ke area plat yang (a), sedangkan gasket
yang lain mengarahkan fluida 2 agar masuk ke sisi plat (b).
Heat exchanger tipe ini melibatkan penggunaan tube pada desainnya. Bentuk
penampang tubeyang digunakan bisa bundar, elips, kotak, twisted, dan lain
sebagainya. Heat exchanger tipe tubular didesain untuk dapat bekerja pada
tekanan tinggi, baik tekanan yang berasal dari lingkungan kerjanya maupun
perbedaan tekanan tinggi antar fluida kerjanya. Tipe tubular sangat umum
digunakan untuk fluida kerja cair-cair, cair-uap, cair-gas, ataupun juga gas-gas.
Namun untuk penggunaan pada fluida kerja gas-cair atau juga gas-gas, khusus
untuk digunakan pada kondisi fluida kerja bertekanan dan bertemperatur tinggi
sehingga tidak ada jenis heat exchanger lain yang mampu untuk bekerja pada
kondisi tersebut.
BAB IV
4.1. Kesimpulan
Pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan pada suhu dibawah 100 oC dan
dalam jangka waktu tertentu dapat mematikan sebagian mikroba susu. Selain
ditujukan untuk membunuh mikroba pembawa penyakit (pathogen) seperti bakteri
TB; Coli, dll, proses pasteurisasi yang dilanjutkan dengan pendinginan segera akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tahan suhu pasteurisasi juga akan merusak
sistem ensimatis yang dihasilkannya (misalnya enzim phosphatase, lipase, dll). Dan
alat-alat yang sering digunakan pada proses pasteurisasi Plate Heat Exchanger (PHE)
dan Tubular Heat Exchanger (THE),
4.2. Saran
Sebelum bahan pangan akan di pasteurisasi segera tutup penutup mesin
sehingga mikroba di udara yang masuk tidak terlalu banyak. Segera bersihkan
peralatan yang sudah di pakai ketika selesai melakukan proses pasteurisasi