DISUSUN OLEH:
NIM :
KELAS : 1E
Sterilisasi Dengan Uap Air Yang Ditekan/ Sterilisasi Panas Basah (Uap)
Proses sterilisasi termal meggunakan uap jenuh di bawah tekanan berlangsung di
suatu bejana yang disebut autoclave. Metode yang paling sering digunakan. Suhu 1210C
selama 15-20 menit tergantung bahan/prosedur sterilisasi. Prinsip: Udara di dalam bejana
diganti dengan uap jenuh.
Fase Siklus Sterilisasi:
1. Pemanasan/Vakum (Conditioning)
2. Fase Pemaparan Uap (Exposure)
132°C 2’
121°C 12’
116°C 30’
3. Pembuangan Uap (Exhaust)
4. Fase Pengeringan (Drying)
Metode ini paling banyak digunakan karena hampir 80% alat dan bahan dapat
disterilkan dengan metode ini, seperti karet. Biaya operasional cukup rendah dibanding
metode lain. Temperatur merata pada setiap tempat selama proses. Cepat dan hasil kering
(Indan Endjang, 2003: 44). Prinsip Sterilisasi adalah terjadi koagulasi dan denaturasi protein
sehingga Ikatan disulfida dan hidrogen dari strains protein dirusak (inaktif).
Definisi Autoklaf
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi media mikrobiologi, peralatan
gelas laboratorium dan dekontaminasi atau membunuh bakteri dengan menggunakan uap
bersuhu dan bertekanan tinggi 1210C selama kurang lebih 15 menit.
Sejarah
Alat ini diciptakan oleh Charles Chamberland di 1879, meskipun prekursor yang
dikenal sebagai digester uap diciptakan oleh Denis Papin pada tahun 1679. Nama ini berasal
dari bahasa Yunani auto-, pada akhirnya berarti diri, dan Latin yang berarti Clavis kunci-
perangkat self-locking.
Pada mulanya autoklaf yang banyak digunakan dalam mikrobiologi, kedokteran, tato,
tindik, ilmu kedokteran hewan, mikologi, kedokteran gigi, perawatan kaki dan fabrikasi
prosthetics. Mereka bervariasi dalam ukuran dan fungsi tergantung pada media yang akan
disterilkan. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang
akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora,
yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan,
dan antibiotik.
Jenis-Jenis Autoclave
Ada tiga jenis autoclave berdasarkan perbedaan pada bagaimana udara dihilangkan
dari dalam autoclave selama proses sterilisasi.
Keterangan :
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap (Pompa Vacum)
3. Pressure Gauge (pengukur tekanan)
4. Kelep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Elemen Pemanas (Heater)
8. Aquades (dH2O)
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air
1. Tombol pengatur waktu mundur (Timer)
Timer pada autoclave berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atau sebentarnya
proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang di inginkan.
2. Katup pengeluaran uap (Pompa Vacum)
Pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara atau uap campuran
dari kamar/ruang sterilisasi (chamber), setelah proses sterilisasi selesai uap panas
akan segera hilang. Sehingga saat pengguna membuka lied handle terbuka uap panas
yang ada di dalam chamber sudah berkurang sehingga tidak membahayakan
pengguna saat mengeluarakan alat/peralatan yang hendak dipakai dari dalam
Autoclave.
3. Pressure Gauge (pengukur tekanan)
Presure gauge berfungsi untuk mengetahui tekanan uap yang berada didalam
autoclave saat proses sterilisasi berlangsung.
4. Kelep pengaman
Berfungsi sebagai jalan keluar uap air pada akhir proses sterilisasi.
5. Tombol on-off
Merupakan tombol yang digunakan untuk mematikan dan menghidupkan autoklaf.
6. Termometer
Berfungsi untuk mengukur suhu dalam autoklaf.
7. Elemen Pemanas (Heater)
Elemen pemanas adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
kalor (panas). Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan/lilitan kawat tembaga yang
jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi panas. Elemen pemanas pada
dasarnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Elemen basah
Yaitu elemen pemanas yang dapat bekerja jika terdapat media benda cair.
Elemen ini akan rusak jika tidak ada dalam media tersebut ketika masih teraliri
arus listrik.
b) Elemen kering
Yaitu elemen pemanas yang bekerja dengan media udara, atau dapat dikatakan
dapat bekerja tanpa media. Elemen kering bertentangan dengan elemen basah,
jadi elemen ini akan rusak jika terkena cairan/larutan.
8. Aquades (dH2O)
Sebagai tempat aquades (dH2O).
9. Sekrup pengaman
Berfungsi sebagai baut pengaman antara tutup dan badan autoklaf.
10. Batas penambahan air
Sebagai tanda atau pembatas penambahan air dalam autoklaf.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja autoklaf adalah penggunaan uap air jenuh pada tekanan di atas
tekanan atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoklaf. Pada awalnya,
muatan/isi autoklaf tersebut dalam keadaan dingin, kemudian uap air memenuhi ruang
dalam autoklaf sehingga tekanannya menghasilkan suhu tinggi. Agar autoklaf bekerja
dengan tepat, perlu dipastikan bahwa uap air telah benar-benar jenuh (udara dalam
autoklaf harus dikeluarkan). Umumnya, autoklaf telah dirancang bekerja untuk
sterilisasi pada temperatur 121C dengan tekanan 103,4kPa (15 lbf in) atau pada
temperatur 115C dengan tekanan 6kPa (10 lbf in). Temperatr yang bisa dicapai akan
lebih rendah jika masih terdapat sebagian udara yang bercampur dengan uap air dalam
ruangan autoklaf. Hal ini mengikuti hukum tekanan parsial Dalton, bahwa tekanan
total campuran uap air dan udara akan sama dengan jumlah tekanan individualnya.
Dengan demikian, semakin banyak terdapat udara, maka tkanan parsial uap air akan
semakin rendah sehingga akan menurunkan keseluruhan temperatur campuran.
Sterilisasi Panas Lembab : Waktu matinya organisme dengan pemanasan basah (air
mendidih) menggunakan autoclave
- virus hepatisis : 30 menit
- endospora : 70 jam
Pada tekanan 15 psi suhu 121°C : seluruh organisme dan endospora dapat terbunuh
dalam waktu sekitar 15 menit-lebih sedikit.
Waktu Sterilisasi
Autoclave adalah alat pemanasan tertutup yang digunakan untuk
mensterilisasikan suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi
(121oC, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Makin besar tekanan yang digunak
makin tinggi temperature yang di capai dan makin pendek waktu yang di butuhkan
untuk sterilisasi. Sebagiaan besar autoklaf dioprasikan secara rutin biasanya pada
temperature 121◦C, yang di ukur pada saat uap air mulai keluar dari autoklaf.
Penurunan tekanan pada autoclave tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoclave. Suhu yang tinggi
inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan
kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan-kekuatan yang lebih
besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk
mensterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa)
selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8oF karena air mendidih pada
suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. untuk tekanan 0 psi pada ketinggian
dipermukaan laut air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoclave yang
diletakkan diketinggian sama, mengunakan tekanan 15 psi maka air akan mendidih
pada suhu 121oC. Kejadian ini hanya berlaku untuk dipermukaan laut, jika
dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu
disetting ulang. Misalnya autoclave diletakkan pada ketinggian 2700 dari permuakaan
laut, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk
mendidihkan air. Autoclave ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten
yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan dan
antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan
yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada
suhu 100oC, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu
121oC, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri
dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 60oC (Stefanus, 2006).
Aplikasi dan Cara Penggunaan
Sterilisasi menggunakan autoklaf merupakan cara yang paling baik karena uap
air panas dengan tekanan tinggi menyebabkan penetrasi uap air ke dalam sel-sel
mikroba menjadi optimal sehingga langsung mematikan mikroba (Sumarsih, 2010).
Kelebihan metode ini, yaitu:
Metode sterilisasi yang paling sering dipakai dan efektif
Waktu siklus sterilisasi lebih pendek dari pada panas kering atau siklus kimia (Tietjen,
2004).
Kekurangan metode ini, yaitu:
Membutuhkan sumber panas yang terus menerus (bahan bakar kayu, minyak tanah
atau aliran listrik).
Membutuhkan peralatan (sterilisator uap yang harus dipelihara dengan cermat agar
tetap berfungsi dengan baik).
Membutuhkan ketaatan waktu, suhu dan tekanan secara teliti.
Sukar menghasikan paket kering kerena gangguan prosedur sering terjadi (misalnya
mengangkat bahan-bahan sebelum kering, khususnya pada iklim yang lembab dan
panas).
Siklus sterilisasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan bopeng dan mengumpulan
sisi instrument yang tajam (seperti gunung).
Bahan-bahan plastik tidak tahan suhu tinggi (Tietjen, 2004).
Meskipun autoklaf terbukti lebih ekonomis dan efektif digunakan dalam proses sterilisasi,
terdapat beberapa bahan yang tidak dapat disterilisasi menggunakan autoklaf. Berikut ini
beberapa bahan yang digolongkan dalam bahan yang dapat dan tidak disterilisasi
menggunakan autoklaf:
Bahan yang dapat disterilisasi menggunakan autoklaf:
- Media kultur dan lauran stok untuk agen infeksius
- Kuktur dari suatu penyakit tertentu dan peralatan yang digunakan dalam prosesnya
- Peralatan padatan: petri dish, ependorf, tips, pipet, gloves, tissue
- Vaksin
- Limbah dari organisme hidup
- Alat untuk proses sterilisasi : larutan aqueous, peralatan gelas, media
Bahan yang tidak dapat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf:
- Material yang mengandung zat tertentu: solvent, zat volatil, senyawa terklorinasi,
senyawa kimia yang bersifat korosif.
- Material yang terkontaminasi dengan agen kemoterapi
- Senyawa radioaktif
- Plastik
Hal yang mempengaruhi waktu sterilisasi menggunakan autoklaf:
1. Tujuan penggunakan autoklaf untuk sterilisasi atau dekontaminasi
2. Pesyaratan manufakturing pada peralatan, defia atau bahan yang akan disterilisasi
menggunakan autoklaf
3. Bentuk bahan yang disterilisasi (padatan atau cairan)
4. Volume cairan yang disterilisasi
5. Bentuk dan ukuran peralatan atau bahan yang disterilisiasi
6. Konduktor termal (panas) yang terdapat pada bahan atau alat
7. Viskositas dari cairan
8. Densitas dari cairan
9. Posisi kontak antara bahan atau peralatan yang disterilisasi dengan autoklaf
Cara penggunaan autoklaf adalah:
1. Lakukan pengecekan jumlah air yang dimasukkan kedalam autoklaf sehingga
memenuhi jumlah air yang telah dietntukan (dapat dilihat melaui tanda batas pada
bagian dalam autoklaf). Air yang digunakan merupakan air hasil destilasi, untuk
menghindari terbentuknya kerak dan karat yang dapat merusak autoklaf.
2. Peralatan dan bahan yang akan disterilisasi dimasukkan terlebih dahulu dibungkus
menggunakan kertas perkamen atau bahan yang dapat ditembus uap, dan kemudian
dimasukkan ke dalam autoklaf menggunakan keranjang sebagai wadah.
3. Autoklaf ditutup dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap
yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Menyalakan autoklaf, dilakukan pengaturan waktu disesuai dengan alat dan bahan
yang disterilisasi.
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan)
dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2
atm.
Dr. Dwi Suryanto, dkk. Department Of Biology, Faculty Of Mathematics And Natural
Sciences-North Sumatra University
Entjang,Indan. 2003 . Mikrobiologi dan Parasitologi untuk akademi keperawatan dan
sekolah tenaga kesehatan yang sederajat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti .
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi. Bandung : Yrama Widya..
Lachman, L. 2008. Teori dan Praktik Farmasi Industri 3. Jakarta : UI-Press.
Stefanus, L. 2006. Formulasi Steril. Indonesia: ANDI
Tietjen, Linda. Debora Bossemeyer. Noel Mc Intosh. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi
Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.