oleh :
Kelompok 6
Biologi C 2018
Autoklaf yang bertipe yang lebih canggih menggunakan sumber energi dari listrik.
Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan
dengan baik, maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain.
Kelemahan dari autoklaf ini adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan
persiapan media menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada
autoklaf (Mulyaningsih dan Alluh , 2009).
Keunggulan autoklaf adalah dapat mensterilkan alat dan bahan hingga tidak ada
oraganisme yang hidup lagi. Autoklaf memerlukan waktu yang singkat untuk sterilisasi.
Autoklaf mengggunakan suhu dan tekanan tinggi sehingga memberikan kekuatran yang
lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas biasa. Autoklaf
memiliki kelebihan yaitu alat perebus yang bertekanan tinggi ( Permatasari dkk., 2013).
Kekurangan autoklaf adalah harus menggunakan air mendidih karena uapnya
memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Autoklaf
membutuhkan sumber panas yang terus menerus. Autoklaf membutuhkan peralatan yang
butuh perawatan terus menerus (Fardias, 1992).
Ada tiga jenis autoclave yang diklasifikasikan berdasarkan pada perbedaan dalam
proses menghilangkan udara dalam autoclave selama proses sterilisasi.
1. Gravity Displacement Autoclave
Jenis autoclave yang satu ini merupakan standar dan paling umum dari mesin autoclave.
Jenis autoclave yang dapat bekerja pada cakupan suhu antara 121-134 °C dan waktu 10-30
menit ini, melakukan pemindahan udara dalam ruang autoclave didasarkan pada gravitasi.
Prinsip dasarnya, jenis autoclave ini adalah memanfaatkan perbedaan massa jenis antara
uap dibandingkan dengan udara. Uap mengandung H2O dalam bentuk gas, sedangkan udara
terdiri dari berbagai kandungan material semisal CO2, H2O dan sebagainya.
Cara kerja jenis autoclave ini dimulai dengan memasukan uap melalui bagian atas
autoclave. Proses ini menyebabkan udara tertekan ke dasar. Setelah uap semakin banyak
dan menekan udara makin ke dasar, kemudian udara akan keluar melalui suatu saluran yang
ada dibagian bawah autoclave. Proses ini menyebabkan peningkatan suhu dan terjadilah
proses sterilisasi.
2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoclave jenis ini dilengkapi dengan sebuah pompa yang berfungsi untuk
mengevakuasi sebagian besar udara dari dalam autoclave. Proses pengeluaran udara yang
dimaksudkan untuk menciptakan keadaan vakum ini berlangsung selama 8-10 menit.
Setelah kondisi vakum didapatkan, maka uap mulai diinfiltrasi ke dalam autoclave.
Kevakuman udara dan pengisian uap akan langsung bersentuhan dengan seluruh
permukaan benda yang ada dalam autoclave yang akan menyebabkan terjadinya
peningkatan suhu dan terjadinya proses sterilisasi. Berbeda dengan jenis autoclave
kebanyakan, pada Prevacuum atau High Vacuum Autoclave bekerja pada suhu 132-135 °C
dengan rentang waktu 3-4 menit.
3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Pada prinsipnya, jenis autoclave ini menggunakan uap dan dorongan tekanan di atas
tekanan atmosfer dengan rangkaian yang berulang. Waktu yang dibutuhkan dalam proses
sterilisasi dengan autoclave ini bergantung pada jenis benda yang akan disterilkan.
G. Hasil Pengamatan
Tujuan dari dokumen ini yaitu menyediakan SOP untuk keamanan penggunaan
autoklaf. Sterilisasi dengan autoklaf merupakan proses membunuh mikroorganisme dan
kontaminasi pada alat yang akan digunakan pada Biosafety Cabinet level 1,2, dan 3 serta
limbah biohazard.
Bahaya
Autoklaf menggunakan tekanan dan suhu tinggi untuk sterilisasi. Resiko keselamatan
yang berpotensi terjadi antara lain.
1. Terpaparnya panas hingga terbakarnya kulit akibat dari material panas serta
dinding dan pintu autoklaf.
2. Uap panas dari dalam autoklaf dan matrial yang disterilisasi dapat menghasilkan
uap panas.
3. Cairan yang mendidih dan tumpah di dalam autoklaf.
4. Tangan dan lengan dapat terluka bakar terkena uap dari dalam autoklaf atau
panas dari dinding dan pintu autoklaf.
5. Tubuh terluka jika terjadi ledakan autoklaf.
Keamanan
Untuk menjamin kesehatan dan keamanan pengguna autoklaf, penting bagi
setiap departemen untuk memelihara autoklaf dan melatih para pengguna dalam
penggunaan autoklaf yang tepat.
1. Nama orang yang bertanggung jawab harus dipasang dekat autoklaf. SOP harus
terpasang dan terlihat ketika seseorang menggunakan autoklaf.
2. Pengawas laboratorium harus memastikan pengguna autoklaf telah dilatih
sebelum menggunakan autoklaf.
3. Prosedur dan instruksi dokumen dari pabrikan harus diikuti.
4. Autoklaf harus diinspeksi setidaknya setahun sekali. Inspeksi secara visual
harus dilakukan sebulan sekali oleh penanggung jawab autoklaf. Inspeksi,
servis, dan perbaikan harus dicatat untuk keperluan pemeliharaan alat.
5. Spora strip mungkin perlu digunakan untuk menguji dan memvalidasi
keefektivan autoklaf.
Alat Proteksi Diri
Alat untuk menjaga tuduh dari air mendidih dan panas yang membakar kulit saat
penggunaan autoklaf antara lain :
1. Sarung tangan anti panas yang dapat menutupi hingga ke lengan.
2. Jas laboratorium.
3. Pelindung mata.
4. Sepatu tertutup.
I. Kesimpulan
Prinsip kerja autoklaf adalah sterilisasi panas basah dengan penggunaan uap air jenuh
pada tekanan diatas tekanan atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoklaf.
Cara penggunaan autoklaf yaitu nyalakan tombol on/off dan buka autoklaf. Cek
exhauge bottle untuk memastikan air harus ditanda batas sehingga tidak terjadi peluapan
karena kelebihan air dan mesin tidak akan rusak. Masukkan aquades secara perlahan pada
autoklaf dengan cara melewati dinding-dindingnya untuk menghindari kerusakan pada
autoklaf. Masukkan alat dan bahan yang akan disterilisasi yang telah dibungkus dengan
kertas payung yang telah diletakkan di dalam keranjang kemudian ditutup. pastikan
autoklaf telah terkunci dan periksa katup buangan agar tidak ada udara yang keluar. Pilih
mode pada autoklaf. Atur suhu dan tekanan pada autoklaf kemudian klik start. Tunggu
hingga proses sterilisasi selesai dan suhu pada autoklaf turun menjadi 97°C. Keluarkan alat
dan bahan dari autoklaf, tunggu hingga suhu autoklaf menjadi 50°C dan matikan autoklaf.
Daftar Pustaka
Adji, D., Larashanty, H., dan Zuliyanti. 2007. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol
70%, Inframerah, Autoklaf, dan Ozon terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus
subtilis. Jurnal Sain Ver. 25(1) : Hal 18 – 26.
Batavialab. (2016). Standar Oprasional Prosedur. Artikel, Tersedia [Online] :
http://batavialab.com
Elsa. (2016). Bagian-Bagian Autoclave dan Fungsinya. Jurnal, Tersedia [Online] :
http://news.labsatu.com
Esmiyati., 2012. Pembudidayaan Bandeng Juwana Bebasis Kearifan Lokal sebagai Muatan
Lokal untuk Menumbuhkan Sikap Konservasi Siswa. Jurnal Sains Universitas
Negeri Semarang. 1(1) : Hal 21 – 25.
Fardias, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.
Mulyaningsih, T.dan Aluh, N. 2009.Sterilisasi Alat Media, ANDI, Jakarta.