Anda di halaman 1dari 19

Departemen Teknik Kimia

Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

NAMA PRAKTIKAN NIM PRAKTIKAN

SAMUEL MAHENDRA 180405007

PUTRI DEVIA CIKA 180405136

KELOMPOK: A-7 TIM : A-6

NAMA DOSEN PEMBIMBING MODUL :

Dr. Ir. FATIMAH, M.T


NIP : 196406171994032001
NAMA ASISTEN PEMBIMBING MODUL:

DANIEL MICAEL FRANSISKUS BONNKE SIREGAR


NIM : 16.04.05.118
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM:

RABU/O8 MEI 2019

JUDUL MODUL PRAKTIKUM:

IDENTIFIKASI MIKROBA

LABORATORIUM:

MIKROBIOLOGI TEKNIK

I. Tujuan Percobaan

Untuk mengidentifikasi mikroba pada sampel seperti produk fermentasi dan lainnya

II. Landasan Teori


II.1 Identifikasi
Identifikasi merupakan upaya untuk mengetahui nama suatu makhluk hidup dalam suatu
kelompok tertentu berdasarkan karateristik persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh
masing-masing makhluk hidup. Identifikasi mikroorganisme dilakukan dengan
membandingkan ciri-ciri yang ada pada satuan yang belum diketahui dengan satuan-
satuan yang sidah dikenal. (Lawnia,2017)
Identifikasi bakteri dilakukan secara konvensional dengan uji morfologi, uji fisiolagi,
dan uji biokimia. Uji morfologi dilakukan dengan melakukan pewarnaan gram.
Pewarnaan gram dilakukan dengan mengoleskan sediaan bakteri pada kaca objek,
selanjutnya ditambahkan dengan zat kristal violet dan dibiarkan selama satu menit.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

Setelah satu menit, objek dialiri air. Diberikan larutan lugol dan kembali didiamkan
selama satu menit. Setelah satu menit, lugol dibuang dan objek dicuci dengan alkohol
96%, dan dibilas dengan air dan dikeringkan. Larutan safranin dituangkan dan dibiarkan
selama satu menit kemudian dicuci dengan air. Selanjutnya dilakukan pengamatan di
bawah mikroskop. (Christita,2018)

II.2 Mikroba
Mikroba adalah salah satu golongan makhluk hidup yang terdapat dalam suatu
ekosistem dan sebagai penyusun keanekaragaman hayati di dalam ekosistem tersebut.
Mikroba merupakan salah satu organisme yang mempunyai keanekaragaman spesies
yang sangat tinggi. Mikroba menempati 60 persen lebih biomassa dan telah hidup
berevolusi paling tidak 3,8 miliar tahun. Untuk mempertahankan kehidupannya sebagai
salah satu komponen ekosistem, rnikroba harus berinteraksi dengan lingkungannya.
(Mudatsir,2007).
Mikroba dapat berperan positif di makanan. Mereka dapat dikonsumsi sebagai makanan
mereka sendiri dalam bentuk fungi,mycoprotein, dan algae. Mereka juga memberi efek
berupa perubahan dalam makanan, mengubah ciri tersebut dalam suatu proses yang
menguntungkan. (Adams,2005).
Identifikasi jenis bakteri berdasarkan sifat morfologi, biokimia, fisiologi dan serologi
adalah sebagai berikut :
a. Bakteri gram positif
1) Kokus
a) Katalase positif : Staphylococcus
b) Katalase negatif : Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus
2) Batang
a) Anaerobik atau Fakultatif Anaerobik : Clostridium botulinum, Lactobacillus,
Propionic bacterium
b) Aerobik : Bacillus,
b. Bakteri Gram Negatif
1) Fermentatif (batang) : Proteus, Eschericia coli, Enterobacter
2) Non Fermentatif (spiral/batang) : Pseudomonas, Alcaligenes
(Rifqianingrum,2003).

II.3 Pewarnaan Gram


Pewarnaan gram: itu adalah diferensial pewarnaan teknik yang digunakan untuk
mencirikan bakteri Gram positif dan negatif Gram. Tetap bakteri smear terkena Crystal
ungu, yodium solusi, alkohol (decolorizing agent) dan Safranin masing-masing. Bakteri
gram-positif mempertahankan crystal violet dan oleh karena itu muncul dalam ungu
warna, sementara Bakteri gram negatif kehilangan violet kristal dan yang counter
stained oleh Safranin. Maka mereka muncul berwarna merah. (Narasimhulu,2010).
Pada pewarnaan Gram terdapat 2 jenis bakteri yaitu Gram positif dan Gram negatif.
Tujuan dari pewarnaan Gram ini yaitu untuk mempermudah melihat bakteri secara

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

mikroskopik, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, melihat struktur dalam bakteri
seperti dinding sel dan vakuola, dan menghasilkan sifat-sifat fisik serta kimia khas dari
bakteri dengan zat warna. Dalam pewarnaan, bakteri Gram positif berwarna ungu
sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah. Bakteri memiliki beberapa bentuk
yaitu bacillus (batang), coccus (bulat), dan spirilum (lengkung). Bakteri yang berbentuk
bacillus dibagi atas diplobacillus dan tripobacillus. Pada bentuk coccus dibagi atas
monococcus, diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur).
Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan tidak
melengkung. (Bulele,2019).

II.4 Teori Sampel


II.4.1Tauco
Tauco Makanan hasil fermentasi yang bahan baku utamanya kedelai cukup banyak di
Indonesia dan salah satu pengolahan kedelai melalui proses fermentasi adalah produk
yang dikenal sebagai tauco. Tauco bagi kalangan tertentu merupakan produk yang
tidak dapat dipisahkan dari menu makanan sehari-hari. Kandungan protein tauco
cukup tinggi, tetapi tauco tidak dapat digunakan sebagai sumber protein dalam
makanan. (Djayasupena,2014).
Tauco diproduksi dengan teknik fermentasi. Fermentasi merupakan cara untuk
memproduksi berbagai produk yang menggunakan biakan mikroba melalui aktivitas
metabolisme baik secara aerob maupun anaerob. Meskipun kandungan protein tauco
cukup tinggi, tauco tidak dapat digunakan sebagai sumber protein dalam makanan
secara langsung karena biasanya hanya dimakan dalam jumlah kecil, yaitu sebagai
bumbu dalam makanan ataupun sebagai saus, bumbu (condiment) ataupun sebagai
penyedap rasa (flavoring agent). Salah satu komponen penting dalam tauco yaitu
antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang memiliki kemampuan untuk
melindungi sel dan jaringan dari ancaman kerusakan yang disebabkan oleh
keberadaan radikal bebas yang bersifat reaktif. (Larasati,2017).

II.4.2 Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman kesehatan yang terbuat dari fermentasi susu didalam
yoghurt terdapat bakteri yang sangat menguntungkan yaitu Lactobacillus acidophilus,
Lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermophilus. Yoghurt memeng sangat
baik untuk kesehatan.
Bakteri ini mampu menguraikan gula susu menjadi asam laktat, asam laktat inilah
yang menyebabkan yohurt rasanya asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar
laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga aman dikonsumsi. Bakteri ini mampu
menguraikan gula susu menjadi asam laktat, asam laktat inilah yang menyebabkan
yughurt rasanya asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt
berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang alergi susu dan
lansia. (Syainah,2014).

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

II.4.3 Jambu Merah


Buah jambu biji merah adalah salah satu buah terbaik yang dapat dikonsumsi setiap
hari karena buah jambu biji merah sangat kaya akan vitamin C. Nama Daerah untuk
jambu biji ini diantaranya Glima breueh (Aceh), galiman (Sumatera), jambu klutuk
(Jawa), jambu batu (Sunda), jambu bender (Madura), gojawas (Manado), libu
(Kalimantan), kojabas (Nusa Tenggara), dan kayawese (Maluku).
Buah jambu biji merah telah terbukti dapat mengobati diare, disentri, demam
berdarah, gusi bengkak, sariawan, jantung, dan diabetes. Buah jambu biji merah
mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Vitamin C sangat baik sebagai zat
antioksidan. Kandungan nutrisi dalam 100 gram buah jambu biji merah terdapat
energi 51 kkal; karbohidrat 11,88 g; protein 0,82 g; lemak 0,6 g, dan vitamin C 183,5
mg dan bagian yang dapat dimakan sebanyak 82%. Sebagian besar vitamin C jambu
biji terkonsentrasi pada kulit serta daging bagian luarnya yang lunak dan tebal, serta
kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang.
(Rachmaniar,2016).

II.4.4 Susu Kedelai


Kedelai merupakan salah satu jenis kacangkacangan yang mengandung protein nabati
yang tinggi, sumber lemak, vitamin, dan mineral. Kedelai mengandung protein 35
kadar proteinnya dapat mencapai 40–43 dibandingkan dengan beras, jagung, tepung
singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai
kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim
kering. Produk olahan kedelai dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu produk
makanan nonfermentasi dan makanan terfermentasi. Salah satu produk olahan
kedelai nonfermentasi modern adalah susu kedelai.
Susu kedelai merupakan susu dengan harga murah, memiliki nilai gizi tinggi serta
cocok untuk golongan umur tua dan muda. Produk berupa susu kedelai dipilih
sebagai usaha untuk berwirausaha karena memiliki prospek yang baik. Selain itu,
produk susu kedelai yang nantinya dibuat sendiri bisa membantu peningkatan gizi
yang ada mengingat harga normal susu sapi jauh lebih mahal dari susu kedelai.
(Rohmani,2018)

II.5 Pengaruh Konsentrasi Sampel Terhadap Pertumbuhan Mikroba


II.5.1 Encer
Pada dasarnya semua nutrisi dapat membatasi laju fermentasi dengan hadir dalam
konsentrasi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Pada konsentrasi rendah, laju
pertumbuhan kira-kira sebanding dengan konsentrasi.

II.5.2 Pekat
Ketika konsentrasi meningkat, laju pertumbuhan naik dengan cepat ke nilai
maksimum, yang dipertahankan sampai konsentrasi nutrisi mencapai tingkat
penghambatan, di mana titik laju pertumbuhan mulai turun. (Vogel,1997).

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

II.6 Pengaruh Perlakuan membuka dan menutup Sampel Terhadap Pertumbuhan


Mikroba
II.6.1 Membuka
Dalam tinjauan luas operasi aseptik, Pollard (2011) merangkum
taksa mikroba yang menyebabkan kontaminasi fermentasi dan kemungkinan asal
mereka. Itukontaminan yang paling umum adalah batang pembentuk spora Gram
positif (Bacillus spp.) biasanya dikaitkan dengan sterilisasi media yang tidak
memadai, karena adanya besarpartikel medium yang tidak larut, atau pembersihan
fermentor yang buruk sebelum sterilisasimenghasilkan akumulasi kaldu kering di
celah-celah dan sendi. Kehadiran dariBatang Gram-negatif merupakan indikasi
kebocoran air pendingin, air di udara masuk, atausterilisasi filter yang tidak
memadai sementara kontaminasi oleh kokus Gram-positif biasanyaterkait dengan
kegagalan dalam penyaringan udara. Frekuensi yang dapat diterima secara
ekonomikontaminasi telah disebut sebagai satu fermentasi dalam seratus.
(Stanbury,2017).

II.6.2 Menutup
Beberapa jenis bakteri, terutama yang berbentuk batang dan bereaksi Gram negatif
seperti Pseudomonas dapat disimpan cukup lama dalam akuades steril pada suhu
ruang atau suhu 10-15oC. Tidak semua bakteri dapat disimpan dengan baik
menggunakan cara ini, misalnya pada anggota genus Pseudomonas, Agrobacterium,
dan Curtobacterium. Pada kondisi penyimpanan ini bakteri yang disimpan masih
berpeluang tumbuh dengan lambat, sehingga tidak dapat dijamin stabilitas
genetiknya untuk jangka panjang. (Stanbury,2017).

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

II.7 Aplikasi Industri :

“PEMANFAATAN BAKTERI ASAM LAKTAT DALAM PROSES PEMBUATAN TAHU


DAN TEMPE UNTUK PENINGKATAN KADAR ISOFLAVON, ASAM LINOLEAT
DAN ASAM LINOLENAT”

Hasil penelitian Winarsi dan Purwanto tahun 2010 menunjukkan bahwa proses
perkecambahan dapat meningkatkan kandungan protein dan isoflavon. Isoflavon dalam
protein kedelai didominasi genistein dan daidzein, sedangkan dalam protein kecambah
kedelai didominasi daidzein dan glisitein. Isoflavon kedelai maupun tempe dideteksi dan
diuji konsentrasinya menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC),
sedangkan potensi antioksidan dalam isoflavon kedelai dapat diukur menggunakan
metode kandungan total fenol dan aktivitas antioksidan.
Oleh karena isoflavon memiliki fungsi sebagai antioksidan dan antikanker maka
berbagai upaya dilakukan cara mengonsumsi ke delai juga perlu diperhatikan agar dalam
penggunaannya tidak meng hilangkan manfaatnya bagi tubuh atau merusak isoß avon
tersebut. Indonesia memiliki megabiodiversiti dengan potensi Bakteri Asam Laktat
(BAL) sangat tinggi antara lain Lactobacillus plantarum, L. casei. BAL dapat diisolasi
dan dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, dan secara tradisional bakteri ini
dimanfaatkan untuk proses fermentasi asam laktat dalam makanan, seperti tahu, tempe,
tauco, kecap, dan asinan.
Mikroflora yang digolongkan BAL adalah mikroba yang memproduksi asam laktat
terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria. Salah satu contohnya
Lactobacillus acidophilus FNCC 0051. Keberadaan BAL probiotik dalam usus besar
disebut probiotik sangat dipengaruhi oleh tersedianya substrat yang dapat difermentasi
oleh Bifidobacteria dan Lactobacillus. Substrat yang diperlukan berasal dari bahan
makanan yang tidak dapat diserap dan dicerna oleh enzim mamalia termasuk manusia
antara lain dietary fiber yang larut dalam air (pectin, gum, mannan, alginate, laminarin)
dan yang tidak larut dalam air (selulosa, hemiselulosa, lignin).
Dalam fermentasi, BAL akan menfermentasikan bahan pangan untuk
menghasilkan perubahan yang diinginkan dan yang terutama adalah terbentuknya asam
laktat dimana asam laktat akan menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya
dan menimbulkan rasa asam. Hal ini juga berakibat menghambat pertumbuhan dari
beberapa jenis mikroorganisme patogen lainnya. Produk yang dihasilkan dari fermentasi
bakteri asam laktat akan berbeda tergantung pada jenis bakteri asam laktatnya apakah
homofermentatif atau heterofermentatif.
Fermentasi asam laktat dari bahan baku karbohidrat dapat menggunakan mikroba
antara lain bakteri asam laktat (Lactobacillus.sp) dan jamur Rhizopus oryazae.
Lactobacillus melalui proses fermentasi akan menghasilkan asam laktat bentuk D(-) dan
L(+). L-asam laktat merupakan bentuk yang diinginkan untuk dimanfaatkan dalam
industry terutama dalam aplikasinya pada industry makanan. Bakteri asam laktat dapat
diisolasi dan dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, dan secara tradisional bakteri ini
dimanfaatkan untuk proses fermentasi makanan, seperti tapai, kecap, dan asinan. BAL
memiliki keunggulan bagi kesehatan manusia terutama di saluran pencernaan dalam
bentuk probiotik, yang dikenal dapat meningkatkan sistem kekebalan manusia.
(Murni W,2014).

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

III. Bahan dan Peralatan


3.1 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Aseton alkohol
Fungsi : peluntur zat warna utama
2. Kristal violet
Fungsi : pewarna utama bakteri
3. Larutan iodin
Fungsi : pengintensifikasi zat warna utama
4. Safranin
Fungsi : pewarna penutup
5. Tauco busuk
Fungsi : sebagai sampel dalam percobaan
6. Yogurt makan
Fungsi : sebagai sampel dalam percobaan
7. Yogurt minum
Fungsi : sebagai sampel dalam percobaan
8. Jambu merah busuk
Fungsi : sebagai sampel dalam percobaan
9. Susu kedelai busuk
Fungsi : sebagai sampel dalam percobaan
10. Yakult
Fungsi : sebagai sampel dalam percobaan

3.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Kawat inokulasi
Fungsi : Sebagai alat mengambil sampel
2. Beaker glass
Fungsi : Sebagai wadah larutan
3. Pipet tetes
Fungsi : sebagai alat mengambil larutaan dalam jumlah kecil
4. Kaca objek
Fungsi : sebagai tempat pengamatan sampel
5. Mikroskop
Fungsi : sebagai alat mengamati mikroba
6. Lilin
Fungsi : sebagai alat fiksasi
7. Penjepit tabung
Fungsi : sebagai alat menjepit kaca objek
8. Gelas ukur
Fungsi : sebagai alat mengukur volume larutan

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

IV. Prosedur Percobaan


1. Dituang sampel untuk dianalisa dan diletakkan ke cawan petri.
2. Preparat diambil dengan menggunakan kawat inokulasi yang telah disterilkan
terlebih dahulu dengan lilin.
3. Bakteri diambil sebanyak 4 sampai 5 loop dari sampel yang ada dengan
menggunakan kawat inokulasi, lalu digoreskan ke atas kaca objek lalu dibiarkan
kering diudara terbuka kemudian kaca objek difiksasi di atas api lilin.
4. Diamati di bawah mikroskop lalu digambar hasil yang didapat.
5. Preparat dibasahi dengan Kristal Violet lalu dimiringkan untuk membuang cairan
yang berlebih.
6. Kemudian preparat dibasahi dengan Iodine dan preparat dimiringkan untuk
membuang cairan yang berlebih.
7. Lalu, dicuci dengan alkohol-aseton. Kemudian dicuci dengan air.
8. Kemudian, preparat dicuci dengan pewarna penutup safranin dan dibiarkan selama 1
menit
9. Selanjutnya preparat dicuci dengan air dan memiringkan cairan yang berlebih
10.Preparat dikeringkan di udara terbuka lalu kemudian diamati di bawah mikroskop
dan hasilnya digambarkan

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

V. Data Percobaan

Sampel Sebelum Pewarnaan Sesudah Pewarnaan Morfologi Keterangan


Tauco Busuk Basil Gram
negatif

Yoghurt Coccus dan Gram


Minum Basil positf

Yoghurt Coccus dan Gram


Makan Basil Positif

Jambu Merah Basil dan Gram


Busuk Spiral positif

Yakult Coccus dan Gram


Basil positif dan
gram
negatif

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

Susu Kedelai Basil dan Gram


Busuk Spiral positif dan
gram
negatif

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

VI. Pembahasan
VI.1 Pengaruh Konsentrasi Sampel Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Pada Konsentrasi Encer sampel yang digunakan adalah Yoghurt Minum,
sedangkan pada konsetrasi Pekat sampel yang digunakan adalah Yoghurt Makan.

Pengaruh Encer Pekatnya sampel nampak pada grafik dibawah ini.


25

20

15
Sebelum diwarnai

10 Sesudah diwarnai

0
Yoghurt minum Yoghurt makan

Gambar 6.1 Bagan Perbandingan Jumlah Mikroorganisme dalam variasi


Konsentrasi encer Vs Konsentasi pekat sampel

Pada bagan didapatlah hasil bahwa semakin pekatnya konsentrasi sampel yang
diamati maka semakin banyak terdapat jumlah koloni mikroba didalamnya, berbeda
dengan konsentarsi sampel yang encer jumlah koloni mikroba lebih sedikit.
Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada, yakni semakin pekat substrat maka
pertumbuhan mikroba akan semakin baik sehingga jumlahnya akan lebih banyak
dibandingkan dengan substrat yang lebih encer.

VI.2 Pengaruh Perlakuan membuka dan menutup Sampel Terhadap Pertumbuhan


Mikroba

Pada perlakuan membuka yang digunakan adalah sampel tauco terbuka selama
waktu tertentu,sedangkan pada perlakuan menutup sampel yang digunakan adalah
sampel tauco tertutup.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

Pengaruh perlakuan membuka dan menutup sampel nampak pada grafik dibawah
ini.
60

50

40 Sesudah diwarnai
Sebelum diwarnai
30
Sebelum diwarnai
20 Sesudah diwarnai
Sesudah diwarnai
10
Sebelum diwarnai
0
Tauco Tauco Tauco Tauco Tauco Tauco
tertutup terbuka 12 terbuka 24 terbuka 36 terbuka 48 busuk
jam jam jam jam

Gambar 6.7 Grafik pengaruh perlakuan membuka dan menutup sampel dengan
pertumbuhan Koloni Mikroba.

Pada grafik didapatlah hasil bahwa semakin lama kita membuka sampel yang
diamati maka semakin banyak terdapat jumlah koloni mikroba didalamnya, berbeda
dengan sampel yang tertutup dimana koloni mikroba merupakan koloni tetap yang
berasal dari mikroba dalam proses pembuatan tauco sehingga mikroba tersebut
terisolasi dan tidak terkontaminasi mikroba dari luar.
Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin lama sampel dibuka maka jumlah
mikroba yang terkandung akan semakin banyak. Sementara sampel tertutup akan
mengalami isolasi sehingga tidak terdapat kontaminasi udara luar yang menyebabkan
masuknya mikroba asing ke sampel.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

VII. Kesimpulan dan Saran


VII.1 Kesimpulan
1. Tauco busuk, yoghurt, jambu merah busuk, yakult dan susu kedelai busuk
mengandung mikroba.
2. Semakin lama tauco dibiarkan pada udara terbuka, jumlah mikroba akan
semakin banyak.
3. Yoghurt makan mengandung mikroba yang lebih banyak dibanding yoghurt
minum.
4. Hanya tauco dan kedelai busuk mengandung bakteri gram negatif.

VII.2 Saran
1. Disarankan untuk melakukan fiksasi sampel dan kawat inokulum tidak terlalu
dekat dengan api lilin.
2. Disarankan untuk mengambil sampel ke preparat dengan kawat inokulum
dengan lapisan tipis agar lebih mudah dalam pengamatannya.
3. Disarankan untuk memberikan pewarna dengan tidak berlebihan agar warna
tidak menumpuk.
4. Disarankan untuk memberikan air dengan intensitas yang kecil agar mikroba
yang ada tidak ikut tertuang setelah pewarnaan.
5. Disarankan untuk dapat menghitung jumlah koloni bakteri pada keseluruhan
permukaan sampel.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

VIII. Daftar Pustaka


Adams, M.R, M.O. Moss. 2005. Food Microbiology. Edisi Ke-2. Cambridge : The
Royal Society of Chemistry.
Bulele, Trijeri Bulele. Fredine E. S. Rares. John Porotu’o. 2019. Identifikasi Bakteri
dengan Pewarnaan Gram pada Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit
Mata Kota Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm). Vol. 7, No. 1
Christita, Margaretta,Iwanuddin, Yermias Kafiar, Supratman Tabba, Hendra S.
Mokodompit.2018. Identifikasi Bakteri Pada Air Dari Lahan Bekas Tambang
Nikel di Halmahera Timur. Jurnal Wasian. Vol. 5 No. 1. Manado: Balai
Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manado.
Djayasupena, Sadiah Djayasupena. Giana Suci Korinna. Saadah Diana Rachman . Uji
Pratomo. 2014. Potensi Tauco Sebagai Pangan Fungsional. Chimica et Natura
Acta. Vol.2 No.2. Hal. 137-141
Larasati, Nadila. 2017. Studi Aktivitas Antioksidan Dan Karakteristik Fisiko Kimia
Tauco Yang Beredar Di Kota Malang, Jawa Timur. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Vol.5 No.2:85-95
Lawnia, Vika. 2017. Isolasi dan Identifikasi Serta Studi Asidogenik Bakteri pada
Kotoran Sapi. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah.
Mudatsir. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Mikroba Dalam Air.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. Vol. 7 No.1
Murni W, Ika. Eka Reftiana Z. Aldila Puji N. Agnes Sri Harti. Estuningsih. Heni Nur
Kusumawati. Pemanfaatan Bakteri Asam Laktat Dalam Proses pembuatan Tahu
Dan Tempe Untuk Peningkatan Kadar Isoflavon, Asam Linoleat Dan Asam
Linolenat. Jurnal KesMaDaSka
Narasimhulu, Korrapati, P. Sreenivasa Rao, A. Venu Vinod. 2010. Isolation and
Identification of Bacterial Strains and Study oftheir Resistance to Heavy Metals
and Antibiotics. Journal of Microbial & Biochemical Technology.
Rachmaniar , Revika. Haruman Kartamihardja. Merry. 2016. Pemanfaatan Sari Buah
Jambu Biji Merah (Psidium Guajava Linn) Sebagai Antioksidan Dalam Bentuk
Granular Effervescent. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and
Technology. Vol.V, No.1
Rifqianingrum, Melia Ayu. 2003. Pengaruh Konsentrasi Tawas terhadap Lisis Sel
Bakteri untuk Melihat Kemampuan Merusak Dinding Sel Bakteri. Semarang :
Universitas Muhammadiyah.
Rohmani, Sholichah. Adi Yugatama. Fea Prihapsara. 2018. Inovasi Minuman Sehat
Berbahan Kedelai dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat melalui Wirausaha
di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 4,
No. 1, Hal. 68-74. ISSN: 2460-8572
Stanbury, Peter F., Allan Whitaker, Stephen J. Hall. 2017.Principles of Fermentation
Technology. Edisi Ke-3. Oxford : Butterworth-Heinemann

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

Syainah , Ermina. Sari Novita. Rusmini Yanti. 2014. Kajian Pembuatan Yoghurt Dari
Berbagai Jenis Susu Dan Inkubasi Yang Berbeda Terhadap Mutu Dan Daya
Terima. Jurnal Skala Kesehatan.Vol. 5 No. 1
Vogel, Henry C., Celeste L. Todaro. 1997. Fermentation and Biochemical
Engineering Handbook. Edisi Ke-2. United States : Noyes Publications

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A

WADAH SAMPEL SEBELUM PERLAKUAN

Gambar A.1 Wadah Tauco Busuk

Gambar A.2 Wadah Yoghurt Makan

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

Gambar A.3 Wadah Yoghurt Minum

Gambar A.4 Wadah Susu Kedelai

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN B

KESAN DAN PESAN DALAM PRAKTIKUM

A. Modul dan Laboratorium


Kesan:
1. Mempelajari modul identifikasi mikroba di laboratorium mikrobiologi teknik
sangat menyenangkan, menambah wawasan dan menguji ketelitian terutama saat
pewarnaa gram bakteri. Kami juga bersyukur laboratorium ini dilengkapi dengan
mikroskop elektrik sehingga praktikan lebih mudah dalam pengamatan dan
identifikasi bakteri.
2. Laboratorium Mikrobiologi Teknik terlihat suram dari luar, tampak tidak rapi
dan kurang terawat, namun sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran
bagi mahasiswa sudah cukup lengkap dan modern.
Pesan:
1. Modul Identifikasi Mikroba sebaiknya dilaksanakan setelah Modul Preparasi
Media dan Inokulum.
2. Sebaiknya meja dan beberapa alat penunjang praktikum dibenahi atau diganti
menjadi lebih baik, tata letak ruang laboratorium diperbaiki agar lebih rapi dan
nyaman, tempat penyimpanan alat dan bahan praktikum dibuat terpisah dari
tempat pengerjaan praktikum.

B. Asisten Pemegang Modul


Kesan: Abang adalah sosok yang ramah, dan menyenangkan. Asistensi dengan abang
unik dan berbeda dari asisten lain, memakai media elektronik dan
menghemat kertas. Hal tersebut sederhana untuk menghemat kertas namun
menunjukkan kepada kami bahwa abang adalah sosok yang berintegritas, dan
mampu bergerak dengan jalan yang abang pilih meskipun beda dari
kebanyakan khalayak umum.
Pesan: Asisten sebaiknya tidak sering meninggalkan laboratorium agar dapat
dijumpai di laboraorium jika berkepentingan. Dan semoga abang menjadi
sosok yang dapat menginspirasi asisten lainnya dan menjalani perkuliahan
dengan baik.

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara

TANDA TANGAN PRAKTIKAN

NAMA NIM TANDA TANGAN

SAMUEL MAHENDRA 180405007

PUTRI DEVIA CIKA 180405136

DIPERIKSA OLEH DOSEN PEMBIMBING MODUL

NAMA NIP TANDA TANGAN

Dr. Ir. FATIMAH, M.T 196406171994032001

NILAI : PESAN :

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai