Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
IDENTIFIKASI MIKROBA
LABORATORIUM:
MIKROBIOLOGI TEKNIK
I. Tujuan Percobaan
Untuk mengidentifikasi mikroba pada sampel seperti produk fermentasi dan lainnya
Setelah satu menit, objek dialiri air. Diberikan larutan lugol dan kembali didiamkan
selama satu menit. Setelah satu menit, lugol dibuang dan objek dicuci dengan alkohol
96%, dan dibilas dengan air dan dikeringkan. Larutan safranin dituangkan dan dibiarkan
selama satu menit kemudian dicuci dengan air. Selanjutnya dilakukan pengamatan di
bawah mikroskop. (Christita,2018)
II.2 Mikroba
Mikroba adalah salah satu golongan makhluk hidup yang terdapat dalam suatu
ekosistem dan sebagai penyusun keanekaragaman hayati di dalam ekosistem tersebut.
Mikroba merupakan salah satu organisme yang mempunyai keanekaragaman spesies
yang sangat tinggi. Mikroba menempati 60 persen lebih biomassa dan telah hidup
berevolusi paling tidak 3,8 miliar tahun. Untuk mempertahankan kehidupannya sebagai
salah satu komponen ekosistem, rnikroba harus berinteraksi dengan lingkungannya.
(Mudatsir,2007).
Mikroba dapat berperan positif di makanan. Mereka dapat dikonsumsi sebagai makanan
mereka sendiri dalam bentuk fungi,mycoprotein, dan algae. Mereka juga memberi efek
berupa perubahan dalam makanan, mengubah ciri tersebut dalam suatu proses yang
menguntungkan. (Adams,2005).
Identifikasi jenis bakteri berdasarkan sifat morfologi, biokimia, fisiologi dan serologi
adalah sebagai berikut :
a. Bakteri gram positif
1) Kokus
a) Katalase positif : Staphylococcus
b) Katalase negatif : Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus
2) Batang
a) Anaerobik atau Fakultatif Anaerobik : Clostridium botulinum, Lactobacillus,
Propionic bacterium
b) Aerobik : Bacillus,
b. Bakteri Gram Negatif
1) Fermentatif (batang) : Proteus, Eschericia coli, Enterobacter
2) Non Fermentatif (spiral/batang) : Pseudomonas, Alcaligenes
(Rifqianingrum,2003).
mikroskopik, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, melihat struktur dalam bakteri
seperti dinding sel dan vakuola, dan menghasilkan sifat-sifat fisik serta kimia khas dari
bakteri dengan zat warna. Dalam pewarnaan, bakteri Gram positif berwarna ungu
sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah. Bakteri memiliki beberapa bentuk
yaitu bacillus (batang), coccus (bulat), dan spirilum (lengkung). Bakteri yang berbentuk
bacillus dibagi atas diplobacillus dan tripobacillus. Pada bentuk coccus dibagi atas
monococcus, diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur).
Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan tidak
melengkung. (Bulele,2019).
II.4.2 Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman kesehatan yang terbuat dari fermentasi susu didalam
yoghurt terdapat bakteri yang sangat menguntungkan yaitu Lactobacillus acidophilus,
Lactobacillus bulgaricus dan streptococcus thermophilus. Yoghurt memeng sangat
baik untuk kesehatan.
Bakteri ini mampu menguraikan gula susu menjadi asam laktat, asam laktat inilah
yang menyebabkan yohurt rasanya asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar
laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga aman dikonsumsi. Bakteri ini mampu
menguraikan gula susu menjadi asam laktat, asam laktat inilah yang menyebabkan
yughurt rasanya asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt
berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh orang yang alergi susu dan
lansia. (Syainah,2014).
II.5.2 Pekat
Ketika konsentrasi meningkat, laju pertumbuhan naik dengan cepat ke nilai
maksimum, yang dipertahankan sampai konsentrasi nutrisi mencapai tingkat
penghambatan, di mana titik laju pertumbuhan mulai turun. (Vogel,1997).
II.6.2 Menutup
Beberapa jenis bakteri, terutama yang berbentuk batang dan bereaksi Gram negatif
seperti Pseudomonas dapat disimpan cukup lama dalam akuades steril pada suhu
ruang atau suhu 10-15oC. Tidak semua bakteri dapat disimpan dengan baik
menggunakan cara ini, misalnya pada anggota genus Pseudomonas, Agrobacterium,
dan Curtobacterium. Pada kondisi penyimpanan ini bakteri yang disimpan masih
berpeluang tumbuh dengan lambat, sehingga tidak dapat dijamin stabilitas
genetiknya untuk jangka panjang. (Stanbury,2017).
Hasil penelitian Winarsi dan Purwanto tahun 2010 menunjukkan bahwa proses
perkecambahan dapat meningkatkan kandungan protein dan isoflavon. Isoflavon dalam
protein kedelai didominasi genistein dan daidzein, sedangkan dalam protein kecambah
kedelai didominasi daidzein dan glisitein. Isoflavon kedelai maupun tempe dideteksi dan
diuji konsentrasinya menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC),
sedangkan potensi antioksidan dalam isoflavon kedelai dapat diukur menggunakan
metode kandungan total fenol dan aktivitas antioksidan.
Oleh karena isoflavon memiliki fungsi sebagai antioksidan dan antikanker maka
berbagai upaya dilakukan cara mengonsumsi ke delai juga perlu diperhatikan agar dalam
penggunaannya tidak meng hilangkan manfaatnya bagi tubuh atau merusak isoß avon
tersebut. Indonesia memiliki megabiodiversiti dengan potensi Bakteri Asam Laktat
(BAL) sangat tinggi antara lain Lactobacillus plantarum, L. casei. BAL dapat diisolasi
dan dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, dan secara tradisional bakteri ini
dimanfaatkan untuk proses fermentasi asam laktat dalam makanan, seperti tahu, tempe,
tauco, kecap, dan asinan.
Mikroflora yang digolongkan BAL adalah mikroba yang memproduksi asam laktat
terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria. Salah satu contohnya
Lactobacillus acidophilus FNCC 0051. Keberadaan BAL probiotik dalam usus besar
disebut probiotik sangat dipengaruhi oleh tersedianya substrat yang dapat difermentasi
oleh Bifidobacteria dan Lactobacillus. Substrat yang diperlukan berasal dari bahan
makanan yang tidak dapat diserap dan dicerna oleh enzim mamalia termasuk manusia
antara lain dietary fiber yang larut dalam air (pectin, gum, mannan, alginate, laminarin)
dan yang tidak larut dalam air (selulosa, hemiselulosa, lignin).
Dalam fermentasi, BAL akan menfermentasikan bahan pangan untuk
menghasilkan perubahan yang diinginkan dan yang terutama adalah terbentuknya asam
laktat dimana asam laktat akan menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya
dan menimbulkan rasa asam. Hal ini juga berakibat menghambat pertumbuhan dari
beberapa jenis mikroorganisme patogen lainnya. Produk yang dihasilkan dari fermentasi
bakteri asam laktat akan berbeda tergantung pada jenis bakteri asam laktatnya apakah
homofermentatif atau heterofermentatif.
Fermentasi asam laktat dari bahan baku karbohidrat dapat menggunakan mikroba
antara lain bakteri asam laktat (Lactobacillus.sp) dan jamur Rhizopus oryazae.
Lactobacillus melalui proses fermentasi akan menghasilkan asam laktat bentuk D(-) dan
L(+). L-asam laktat merupakan bentuk yang diinginkan untuk dimanfaatkan dalam
industry terutama dalam aplikasinya pada industry makanan. Bakteri asam laktat dapat
diisolasi dan dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, dan secara tradisional bakteri ini
dimanfaatkan untuk proses fermentasi makanan, seperti tapai, kecap, dan asinan. BAL
memiliki keunggulan bagi kesehatan manusia terutama di saluran pencernaan dalam
bentuk probiotik, yang dikenal dapat meningkatkan sistem kekebalan manusia.
(Murni W,2014).
3.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Kawat inokulasi
Fungsi : Sebagai alat mengambil sampel
2. Beaker glass
Fungsi : Sebagai wadah larutan
3. Pipet tetes
Fungsi : sebagai alat mengambil larutaan dalam jumlah kecil
4. Kaca objek
Fungsi : sebagai tempat pengamatan sampel
5. Mikroskop
Fungsi : sebagai alat mengamati mikroba
6. Lilin
Fungsi : sebagai alat fiksasi
7. Penjepit tabung
Fungsi : sebagai alat menjepit kaca objek
8. Gelas ukur
Fungsi : sebagai alat mengukur volume larutan
V. Data Percobaan
VI. Pembahasan
VI.1 Pengaruh Konsentrasi Sampel Terhadap Pertumbuhan Mikroba
Pada Konsentrasi Encer sampel yang digunakan adalah Yoghurt Minum,
sedangkan pada konsetrasi Pekat sampel yang digunakan adalah Yoghurt Makan.
20
15
Sebelum diwarnai
10 Sesudah diwarnai
0
Yoghurt minum Yoghurt makan
Pada bagan didapatlah hasil bahwa semakin pekatnya konsentrasi sampel yang
diamati maka semakin banyak terdapat jumlah koloni mikroba didalamnya, berbeda
dengan konsentarsi sampel yang encer jumlah koloni mikroba lebih sedikit.
Hal ini telah sesuai dengan teori yang ada, yakni semakin pekat substrat maka
pertumbuhan mikroba akan semakin baik sehingga jumlahnya akan lebih banyak
dibandingkan dengan substrat yang lebih encer.
Pada perlakuan membuka yang digunakan adalah sampel tauco terbuka selama
waktu tertentu,sedangkan pada perlakuan menutup sampel yang digunakan adalah
sampel tauco tertutup.
Pengaruh perlakuan membuka dan menutup sampel nampak pada grafik dibawah
ini.
60
50
40 Sesudah diwarnai
Sebelum diwarnai
30
Sebelum diwarnai
20 Sesudah diwarnai
Sesudah diwarnai
10
Sebelum diwarnai
0
Tauco Tauco Tauco Tauco Tauco Tauco
tertutup terbuka 12 terbuka 24 terbuka 36 terbuka 48 busuk
jam jam jam jam
Gambar 6.7 Grafik pengaruh perlakuan membuka dan menutup sampel dengan
pertumbuhan Koloni Mikroba.
Pada grafik didapatlah hasil bahwa semakin lama kita membuka sampel yang
diamati maka semakin banyak terdapat jumlah koloni mikroba didalamnya, berbeda
dengan sampel yang tertutup dimana koloni mikroba merupakan koloni tetap yang
berasal dari mikroba dalam proses pembuatan tauco sehingga mikroba tersebut
terisolasi dan tidak terkontaminasi mikroba dari luar.
Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin lama sampel dibuka maka jumlah
mikroba yang terkandung akan semakin banyak. Sementara sampel tertutup akan
mengalami isolasi sehingga tidak terdapat kontaminasi udara luar yang menyebabkan
masuknya mikroba asing ke sampel.
VII.2 Saran
1. Disarankan untuk melakukan fiksasi sampel dan kawat inokulum tidak terlalu
dekat dengan api lilin.
2. Disarankan untuk mengambil sampel ke preparat dengan kawat inokulum
dengan lapisan tipis agar lebih mudah dalam pengamatannya.
3. Disarankan untuk memberikan pewarna dengan tidak berlebihan agar warna
tidak menumpuk.
4. Disarankan untuk memberikan air dengan intensitas yang kecil agar mikroba
yang ada tidak ikut tertuang setelah pewarnaan.
5. Disarankan untuk dapat menghitung jumlah koloni bakteri pada keseluruhan
permukaan sampel.
Syainah , Ermina. Sari Novita. Rusmini Yanti. 2014. Kajian Pembuatan Yoghurt Dari
Berbagai Jenis Susu Dan Inkubasi Yang Berbeda Terhadap Mutu Dan Daya
Terima. Jurnal Skala Kesehatan.Vol. 5 No. 1
Vogel, Henry C., Celeste L. Todaro. 1997. Fermentation and Biochemical
Engineering Handbook. Edisi Ke-2. United States : Noyes Publications
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
NILAI : PESAN :