Anda di halaman 1dari 16

Tanggal Praktikum

Praktikum
Tujuan Praktikum

Kelompok
Nama Anggota

Uji Biokimia
1. Untuk
mengetahui
beberapa
uji
biokimia
untuk
mengkarakterisasi mikroorganisme.
2. Untuk melakukan beberapa uji biokimia dalam mikrobiologi dan
menganalisis hasilnya
4 ( empat)
1. Ayuk Marta P.
2. Petrisia Putri R.
3. Petrisius Eston N.
4. Rissa Anggraini
5. Neni Maulina W.

1) Dasar Teori
a. Biokimia
Biokimia berasal dari kata bio yang berarti organisme hidup, sedangkan kimia adalah
satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dari bahan bahan kimia.
Dari dua definisi biokimia tersebut dapat disimpulkan bahawa terdapat dua aspek, yaitu
struktur senyawa dan reaksi antara senyawa yang didalam organism hidup.
Biokimia mempelajari proses biologi yang terjadi dalam sel. Biokimia erat kaitanya
dengan biologi molekuler. Biologi molekuler yaitu studi mekanisme molekuler dengan
adanya informasi genetic yang terkode dalam DNA . Ilmu biokimia bertujuan mempelajari
sifat zat kimia yang terdapat didalam jazad hidup dan senyawa yang diproduksinya,
mempelajari fungsi dan transfomasi zat kimia serta menelaah transfomasi tersebut
sehubungan dengan aktifitas kehidupan ( girindra,1993). Hal-hal yang dipelajari dalam
biokimia adalah struktur kimia dan bentuk tiga dimensi molekul biologi, interaksi antar
biomolekul, sintesis dan degradasi biomolekul dalam sel, perolehan dan mpemanfaatan
energi oleh sel, mekanisme pengkoordinasian aktivitasnya, serta penyimpanan, pemindahan
dan ekspresi informasi genetika.
Pengamatan aktivitas biokimia atau metabolism mikroorganisme yang diketaui dari
kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks
seperti karbohidrat, lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu dilakukan pula pengamatan
pada molekul-molekul sederhana seperti asam dan monosakarida. Dan hasil dari berbagai uji
ini digunakan unutk perincian dan identifikasi mikroorganisme. Penggunaan zat hara

tergantung dari aktivitas metabolism mikroba. Metabolism sering kali menghasilkan hasil
sampingan yang dapat digunakan untuk identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas
metabolisme diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan
menguraikan molekul yang kompleks seperti zat pati, lemak, protein dan asam nukleat.
selain itu pengamatan juga dilakukan pada molekul yang sederhana seperti amino dan
monosakaida (maisyah,2009).

b. Uji Biokimia
Uji biokimia adalah pengujian larutan atau zat-zat kimia dari bahan-bahan dan prosesproses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, sebagai upaya untuk memahami proses
kehidupan dari sisi kimia (Lehninger, 1995). Biokimia bertujuan untuk memahami
bagaimana interaksi biomolekul satu dengan lainnya yang membawa sifat-sifat kehidupan
ini.Belum pernah dalam pengamatan logika molekul sel hidup, kita menemukan suatu
pelanggaran terhadap hukum-hukum yang telah dikenal, seiring dengan itu pula, kita belum
pernah memerlukan pendefinisian hukum baru. Mesin organik lunak sel hidup berfungsi di
dalam kerangka hukum-hukum yang sama mengatur mesin buatan manusia. Akan tetapi,
reaksi-reaksi kimia dan proses pengaturan sel telah maju demikian pesat, melampaui
kemampuan kerja mesin buatan manusia (Lehninger, 1995).
Ciri biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen
bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan ataupun sel bakteri yang berbeda
dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik
yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan.Karakteristik dan
klasifikasi sebagai mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun
biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi metabolit tentunya
yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang mana menghasilkan
perubahan warna reagen (Murray, 2005).
Uji fisiologi bisanya identik dengan uji biokimia. Uji biokimia yang biasanya dipakai
dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase,
koagulase, dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam dunia mikrobiologi (Lim, 1998).

Sifat biokimia yang diamati meliputi : (a) perubahan karbohidrat, (b) hidrolisa lemak,
(c) penguraian protein,(d) reduksi berbagai macam unsur, (e) pembentukan pigmen, dan (f)
pengujian biokimia khusus lain.

Perubahan Karbohidrat

Sifat karakteristik suatu spesies mikroba antara lain adalah daya fermentasinya terhadap
gula-gula (dekstoksa, laktosa, sukrosa, hidrolisis pati). Sifat-sifat ini dapat membantu
identifikasi dan determinasi bakteri. Gula dapat difermentasi menjadi bermacam-macam zat,
seperti alkohol, asam, dan gas; tergantung macam gula dan spesies. Terbentuknya asam
dapat diketahui dengan berubahnya warna indikator dalam medium, sedang terbentuknya
gas dapat dilihat dari tabung fermentasi. Amilum dapat dihidrolisis menjadi gula oleh
bakteri tertentu. Penguraian karbohidrat dapat terjadi dalam keadaan aerob dan anaerob.

Hidrolisa Lemak

Beberapa bakteri dapat mengidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam-asam lemak.

Penguraian Protein

Setiap spesies bakteri mempunyai daya hidrolisis dan menguraikan protein yang
berbeda-beda.
a.

Proteolisis

Proteolisis adalah perubahan dari bentuk tidak larut menjadi bentuk larut pada berbagai
macam protein. Peptonasi terjadi dalam keadaan aerob dan anaerob
b.

Pembentukan indol

Indol merupakan zat yang berbau busuk yang dihasilkan oleh beberapa bakteri yang
ditumbuhkan pada medium yang mengandung triptofan. Adanya indol dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara misalnya pengujian Ehrlich, Kovacs, gnezda dan lain-lain.
c.

Pembentukan Amonia (NH3)

Amonia terjadi karena deaminasi asam-asam amino oleh bakteri heterotrof. Adanya
amonia ditunjukkan dengan pengujian Nessler; jika ada amonia warna reagensia akan
berubah menjadi kuning sampai coklat kemerahan.
d.

Pembentukan Asam Sulfida (H2S)

Penguraian asam amino yang mengandung belerang yakni sistin oleh metionin oleh
bakteri dibebaskan gas H2S. untuk mengetahui terbentuknya gas tersebut pada medium

ditambahkan garam-garam logam berat seperti Pb, Fe, Ni, Co, dan sebagainya. Jika pada
medium terjadi warna hitam sepanjang garis inokulasi maka menunjukkan adanya gas H2S.

Reduksi berbagai macam unsur

Beberapa bakteri dapat hidup tanpa oksigen dari udara. Hal ini disebabkan bakteri
tersebut dapat mereduksi garam-garam nitrat atau senyawa-senyawa lainnya. Metilen blue
dan indikator lain direduksi sehingga menjadi tidak berwarna. H2O2 direduksi menjadi H2O
dan O2 oleh bakteri yang memiliki enzim katalase.

Pembentukan pigmen

Biasanya warna pigmen hanya tampak bila ada O2 bebas. Dalam keadaan anaerob,
warna spesifik pigmen akan hilang. Bila keadaan menjadi aerob maka warna pigmen akan
berangsur-angsur kembali. Kebanyakan pigmen larut dalam bahan pelarut lemak alkohol,
aseton, eter, dan lain-lain. Hanya beberapa macam pigmen larut dalam air.

c. Tujuan Biokimia
Tujuan utama dari bikimia adalah mengerti secara lengkap, pada tingkat molekuler, semua
proses kimia yang berlangsung dalam sel makluk hidup. Untuk mengerti proses proses
tersebut maka diperlukan pengisolasian sejumlah molekul yang ditemukan didalam sel,
mengidentifikasi, menentukan strukturnya dan menganalisis bagaimana mereka berfungsi.
Biokimia telah menghasilkan konsep-konsep mendalami yang mengungkapkan sebagian
dari misteri hidup serta berbagai aplikasi praktis dalam bidang kedokteran, pertanian, ilmu
biji dan industri.

d. Manfaat Biokimia dalam Kehidupan


-

Penerapan biokimia dalam bidang kesehatan


Dengan dimanfaatkannya biokimia dalam bidang kesehatan kita dapat memafami

kesehatan dan memelihara kesehatan kita agar terhindar dari berbagai penyakit yang ada,
misalnya : antibiotic penisilin dapat memebunuh bakteri dengan menghambat
pembentukan poli sakarida pada dinding sel bakteri. Dengan demikian bakteri akan mati
karena tidak dapat membentuk dinding sel.
-

Penerapan biokimia dalam bidang pertania

Contoh biokimia dalam bidang pertanian diantaranya adalah dalam proses


penggunaaan pestisida. Pada umumnya pestisida bekerja dengan jalan menghambat
enzim yang bekerja pada hama atau organism tertentu dalam hal ini biokimia berperan
dalam

meneliti

mekanisme

pestisida

tersebut

sehingga

dapat

meningkatkan

selectivitasnya dan dengan demikian dapat dicegah dampak negative terhadap lingkungan
hidup yang dapat ditimbulkannya.
-

Penerapan biokimia dalam status gizi dalam makanan


Biokimia mempunyai peranan dalam memcahkan masalah gizi dalam suatu makanan

yang akan kita makan jika makanan yang kita makan tidak memiliki gizi yang cukup
untuk kebutuhan gizi sehari hari maka kita dapat terserang penyakit. Dengan biokimia
kita dapat mengetahui reaksi reaksi apa saja yang terjadi dalam tubuh kita, kita dapat
mengatasi kekurangan gizi dan kita akan dapat mengatur pola makanan yang akan kita
makan sehingga kita memperoleh manfaat dari makanan secara optimal.

e. Uji Biokimia yang Digunakan untuk Identifikasi Bakteri


1.

Indol
Media ini biasanya digunakan dalam identifikasi yang cepat. Hasil uji indol yang

diperoleh negative karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada
permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai sumber
karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovacks. Asam amino tryptopan
terdapat dalam protein sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh
mikroorganisme akibat penguraian protein.
2.

MR-VP

a.

Uji MR dengan hasil positif, terjadi perubahan warna merah setelah ditambahkan metil
red. Artinya, bakteri ini menghasilkan asam campuran (metylen glikon) dari proses
fermentasi glukosa yang terkandung dalam medium MR-VP. Terbentuknya asam
campuran dalam media akan menurunkan Ph sampai 5,0 atau kurang, oleh karena itu
bila indicator methyl dimbahkan pada biakan tersebut dengan pH serendah itu maka
indicator tersebut menjadi merah. Hal ini menandakan bahwa bakteri ini peragi asam
campuran.

b.

Uji VP dengan hasil negative tidak terbentuk warna merah pada medium setelah
ditambahka alpha-napthol dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan
asethyl methyl karbonil (asetolin) (anonym2,2008).

c.

Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui
apakah bakteri tersebut merupkan bakteri bakteri aerob, anaerob vakutatif, atau anaerob
obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen menghasilkan hydrogen peroksida (H2O2)
yang sebenarnya beracun bagi bakteri itu sendiri. Namun mereka hidup dengan adanya
antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat
mengubah hydrogen peroksida menjadi air dan oksigen dengan reaksi sebgai berikut:
2H2O 2H2O+O2 (Volk and Wheleer 1993)

d.

Voges Proskauer
Uji Voges Proskauer in idi gunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme
untuk memproduksi hasil akhir yang bersfat netral seperti asetilmetilkarbinol dari asam
organik yang di hasilkan dari metabolisme glukosa. Uji ini dapat dilihat dengan di tetesi
pereaksi Barrits, hasil positif apabila membentuk warna merah mawar.

e.

Perbenihan agar Simmons Citrate


Perbenihan in idi gunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme enterik
berdasarkan kemampauan memfermentasi sitrat sebagai sumber karbon. Perbenihan in
imengandung indikator birubromtimol yng akan berubah menjadi biru pada reaksi
positif.

f.

Perbenihan Triple Sugar Iron Agar


Perbenihan ini digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam
memfermentasi gula-gula membentuk senyawa asam, senyawa basa, senyawa asambasa, dengan ada atau tidaknya pembentukkan gas. Uji ini digunakan untuk melihat
lebih jauh kelompok-kelompok atau genus dalam Enterobacteriaceae di mana
seluruhnya merupakan basil gram negaif yang dapat memfermentasi gula menjadi asam.
Pembedaan ini didasarkan pada pola fermentasi karbohidrat dan produksi gas H2S yan
gberbeda untuk setiap organisme perbenihan TSIA mengandung tiga macam gula-gula
aoitu laktosa 1%, Sukrosa 1% dan gukosa 0,1%. Indikator asam-basa merah fenol dan
natrium tiosulfat serta fero sulfat. Adanya pebentukan asam akan merubah warna
erbenihan yang semula jingga menjadi kemerahan menjadi, sedangkan jika basa yang

terbentuk maka perbenihan akan berubah menjadi merah. Adanya pembentukan gas di
tandai dengan adanya gelembung atau pecahnya agar di daerah tusukan, dan jika
terbentuk gas H2S, maka akan terbentuk endapan hitan fero sulfida di daerah tusukan.
g.

Perbenihan Lysine Iron Agar


Pebenihan

ini

digunakan

untuk

melihat

kempuan

mikroorganisme

dalam

mendekarboksilse lisin membentuk amin kadaverin yang bersifat basa, dimana warna
perbenihan ini yang mengandung indicator bromkresol ungu dari warna coklat menjadi
warna ungu.
h.

Metil Merah
Perbenihan in di gunakan utuk mendeteksi bakteri yan gemiliki kemampuan untuk
mengoksidasi glukosa menjadi produk asam dengan konsentrasi tinggi. Reaksi merah
metil ini di gunakan untuk membedakan organisme enterik yang dapat menghasilkan
glukosa. Pereaksi yang di gunakan untuk melihat ada atau tdaknya pembentukan asam
menggunakan pereaksi indikator merah metil, dimana hasil positif apabila terjadi
pembentukan warna merah.

Enzim merupakan katalisator sejati, dimana molekul ini meningkatkan dengan nyata
kecepatan reaksi kimia spesifik yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim
tidak dapat mengubah titik keseimbangan reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan
habis dipakai atau diubah secara permanen oleh reaksi-reaksi ini. Enzim merupakan
biokatalis yang berfungsi untuk membantu proses metabolism. Enzim mengkatalis suatu
reaksi. Suatu enzim adalah katalis biologis. Hamper tiap reaksi biokimia dikatalis oleh
enzim. Enzim merupakan katalis yang sudah efisien daripada kebanyakan katalis
laboratorium atau industry. Enzim juga memungkinkan suatu selektifitas pereaksi-pereaksi
suatu pengendalian laju reaksi yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis-katalis lain.
Kespesifikasi

f. Aktivitas Biokimia Mikroorganisme


Mikroorganisme dapat dipisahkan dan diidentifikasi karena berbagai alasanyaitu:
1) Determinasi patogen yang bertanggung jawab terhadap penyakit menular.
2) Seleksi dan isolasi strain mikroorganisme fermetatif penting untuk industri penghasil
alkohol, pelarut, vitamin, asam organik, antibiotik, dan industryenzim.

3) Isolasi dan perkembangan strain mikroorganisme yang cocok untuk pabrikdan


peningkatan kualitas dan rasa dalam bahan-bahan makanan tertentuseperti yogurt, keju,
produk susu.
4) Membandingkan aktifitas biokimia untuk kepentingan taksonomi. Untuk melakukan
kegiatan identifikasi tersebut, para ahli mikrobiologi dibantu oleh data tersebut, seperti
halnya manusia memiliki suatu karakteristik dan seperangkat sidik jari yang khas.
Mikroorganisme

memiliki

sifat

tersebut

untukmengidentifikasi

karakteristik

biokimianya. Hal tersebut dinamakan sidik jari biokimia yang dikendalikan oleh
aktivitas enzimatis sel, dan kemampuan untuk menanggapi bioenergetik, biosintesis,
dan biodegradasi.Jumlah total semua reaksi kimia tersebut ditetapkan sebagai
metabolisme

sel,dan

transformasi

biokimia

yang

terjadi

diluar

dan

dalam

sel serta dibangun oleh katalis biologi yang disebut enzim. Hampir semua aktivitas
biokimia dalam sel mikroorganisme melibatkan peran katalis biologi enzim, terutama
dalam reaksi reaksi reduksi dan oksidasi, hidrolisis, transfer energi dll.
g. Alat dan Bahan
Alat

Bahan

Tabung reaksi

Biakan bakteri

Tabung durham
Spiritus
Rak tabung
Jarum ose
Pipet tetes
Kapas

h. Prosedur Kerja
1. Praktikum hidrolisis zat pati (tepung)
Bahan

Biakan murni bacillus substilis dalam medium nutrien cair umur 24 jam

Biakan murni E. Coli dalam medium nutrien cair umur 24 jam

Medium nutrien cair sebanyak 250 cc dalam erlenmeyer 2 buah


medium pati cair masing-masing 5 cc dalam tabung reaksi
medium pati agar
larutan iodium

Seitz filter steril

Erlenmeyer 500 cc steril 2 buah

Petridis steril

Cara kerja
1) Inokulasi menggunakan filtrat biakan bakteri
a. Menginokulasikan biakan murni B. Subtilis satu buah dan biakan E. Coli satu
buah ke medium nutrien cair
b. Menginkubasikan pada suhu 37 0 C selama 5 hari
c. menyaring masing-masing biakan dengan seitz filter dan ditampung filtratnya
dalam erlenmeyer steril
d. menginokulasi 2 tabung medium pati cair masing-masing dengan 3 ml filtrat B.
Subtilis dan E. Coli serta 1 tabung untuk kontrol
e. menginkubasikan pada temperatur 37 0 C selama 24 jam
f. pada akhir inkubasi ditambahkan beberapa ml larutan iodium pada masingmasing tabung dan gojog, kemudian diperhatikan warna yang terjadi
2) inokulasi inokulasi menggunakan biakan bakteri
a. menginokulasi dengan goresan 2 petridis medium pati agar dengan biakan B.
Subtilis dan E. Coli serta 1 tabung untuk kontrol
b. menginkubasikan pada temperaatur 37 0 C selama 48 jam
c. pada akhir inkubasi setiap petridis dituangi larutan iodium dan perhatikan warna
yang terjadi disekeliling goresan
d. mencatat hasil pengujian
2. Praktikum Hidrolisis Kasein
Bahan

Biakan murni B. subtilis, E. coli, dan Streptococcus lactis dalam medium nutrien cair
umur 24 jam.

Medium milk agar base dan medium skim milk (susu tidak berlemak)

Cawan petri steril

Cara kerja
a. Mencairkan medium susu agar dalam penangas air dan mendinginkannya sampai
temperature 50oC
b. Memipet 1 ml medium susu tidak berlemak ke dalam cawan petri secara aseptik
c. Menuangkan medium kedalam susu agar ke dalam cawan petri dan mencampur
secara merata
d. Setelah medium susu agar padat dan dingin di inokulsikan secara goresan masingmasing 2 cawan petri dengan biakan B. subtilis, E. coli, dan Streptococcus lactis dan
1 cawan petri untuk control
e. Menginkubasikan secara terbalik pada temperature 30o C selama 96 jam
f. Mengamati adanya zona jernih disekitar koloni bakteri
g. Mencatat hasil pengamatan termasuk bau pada medium
3. Praktikum Hidrolisis Lemak
Bahan

Biakan murni B. subtilis, E. coli, Pseudomonas fluorenscenst, dan Serratia


marcescens dalam medium nutrien cair umur 24 jam

Medium nutrien agar tegak

Minyak tumbuhan yang steril

Larutan CuSO4 jenuh

Cawan petri steril

Pipet 1 ml steril

Cara kerja
a. Mencairkan medium nutrien agar dan mendinginkannya sampai temperature 50oC
b. Menambahkan 0,3 0,4 ml minyak tumbuh-tumbuhan steril secara aseptic ke dalam
tabung medium nutrien agar kemudian di gojog sampai minyaknnya campur secara
homogen

c. Menuangkan secara aseptic campuran tersebut ke dalam cawan petri dan membiarkan
menjadi padat
d. Menginokulasi secara goresan masing-masing 2 cawan petri dengan biakan murni B.
subtilis, E. coli, Pseudomonas fluorenscenst, dan Serratia marcescens dan 1 cawan
petri untuk control
e. Menginkubasikan secara terbalik pada temperature 30oC atau pada suhu kamar
selama paling sedikit 3 hari (biasanya 5-7 hari)
f. Menuangkan larutan CuSO4 jenuh ke dalam cawan petri dan mendiamkan selama 10
15 menit
g. Membuang larutan CuSO4 yang masih ada dalam cawan petri
h. Mengamati terjadinya warna mengkilat warna kehijauan
i. Mencatat hasil pengamatan
4. Praktikum Reduksi Methylene Blue
Bahan

Biakan murni E. coli dalam medium nutrien cair umur 24 jam

Larutan methylene blue (1 : 20.000)

Medium nutrien cair steril 100 ml

Pipet 1 ml streil

Pipet 10 ml streril

Tabung reaksi steril

Cara kerja
a. Membuat pengenceran biakan murni E. coli dalam nutrien cair masing-masing 2
tabung sebagai berikut :

Tabung No.

Nutrien Cair

Biakan E. coli

Volume semuanya

(ml)

(ml)

(ml)

b. Menambahkan tiap-tiap tabung 1 ml larutan methylene blue dan di campur sampai


merata
c. Menginkubasi pada temperature 37oC
d. Mengamati setiap 30 menit sampai warna biru menghilang sempurna, kecuali pada
lapisan saja
e. Mencatat hasil pengamatan dalam table
5. Praktikum Reduksi Nitrat
Bahan

Biakan murni B. subtilis, E. coli, dan streptococcus lactis dalam medium cair umur 24
jam

Medium nitrat cair

Larutan asam sulfanilat

Larutan naftalamin

Pipet 1 ml steril

Cara kerja
a. Menginokulasikan biakan murni B. subtilis, E. coli, dan streptococcus lactis masingmasing 2 tabung dalam 1 tabung medium untuk control
b. Menginkubasikan pada temperature 37oC selama 2-4 hari
c. menguji adanya nitrit dengan cara menambahkan masing-masing tabung 1 ml
sulfanilat dan 1 ml naftalamin. Bila stelah di gojog terbentuk warna merah
menunjukkan adanya nitrit
d. mencatat hasil pengamatan
6. Praktikum Reduksi Hidrogen Peroksida
Bahan

Biakan murni B. subtilis, E. coli, Proteus vulgaris dan Streptococcus aureus dalam
medium nutrien cair umur 24 jam

Medium nutrien agar miring

Medium nutrien cair dalam tabung smith

Larutan H2O2 30% dan larutan H2O2 3%

Pipet 1 ml

Cara kerja
1) Menggunakan medium nutrient cair dalam tabung smith
a. Menginokulasikan dalam tabung smith dan biakan murni B. subtilis, E. coli,
Proteus vulgaris dan Streptococcus aureus masing-masing 2 tabung dan 1 kontrol
b. Menginkubasi dalam temperatur 37oC selama 48 jam
c. Menambahkan pada masing-masing tabung 1 ml larutan H2O2 30% dengan pipet
d. Membiarkan larutan H2O2 mengalir sendiri (tanpa ditiup) dan dibiarkan selama 1
jam
e. Mengukur prosentase (%) gas yang terdapat pada tabung yang tertutup
f. Mencatat hasil pengamatan
2) Menggunakan Medium Nutrien Agar Miring
a. Menginokulsikan dalam tabung smith dengan biakan murni B. subtilis, E. coli,
Proteus vulgaris dan Streptococcus aureus masing-masing 2 tabung dan 1 kontrol
b. Menginkubasi dalam temperature 37oC selama 2 hari
c. Menambahkan pada masing-masing tabung 2-3 ml larutan H2O2 3% dengan pipet
d. Membiarkan larutan H2O2 mengalir sendiri (tanpa ditiup) dan dibiarkan selama 1
jam
e. Mengukur prosentase (%) gas yang terdapat pada tabung yang tertutup. Bila
terjadi reduksi H2O2 akan terlihat adanya gelembung-gelembung O2 di sekitar
pertumbuhan bakteri
f. Mencatat hasil pengamatan
7. Praktikum Pembentukan Indol
Bahan

Biakan murni B. subtilis, E. coli dalam medium nutrien cair umur 24 jam

Medium trypton cair atau hidrolisat kasein

Larutan reagen kovacs

Larutan reagen ehrilch

Larutan reagen salkowski

Kertas penguji yang mengandung asam oksalat (gnezda)

Cara kerja
a. Menginokulasikan medium B. subtilis dan E. coli masing-masing 2 tabung dan 1
kontrol
b. Menginkubasi pada temperature 37oC selama 4 hari dan kemudian menguji
pembentukan indol.
Cara-cara pengujian indol adalah :

Pengujian Genezda (untuk indol dalam bentuk gas)


Setelah di inokulasikan biakan murni bakteri ke dalam tabung di masukkan kertas
penguji yang mengandung asam oksalat (jangan terendam dalam medium). Setelah
inkubasi jika terbentuk indol, Kristal asam oksalat akan berwarna merah muda

Pengujian kovacs ( untuk indol murni)


Setelah inkubasi tiap-tiap tabung ditambah 5 ml larutan reagensia kovacs, maka akan
terbentuk warna merah pada lapisan larutan reagensia menunjukkan terbentuknya
indol.

Pengujian Ehrlich (untuk indol murni)


Setelah di inkubasi tiap-tiap tabung ditambah eter kemudian digojog dan selanjutnya
dibiarkan sampai terbentuk lapisan. Secara hati-hati ditambahkan larutan reagensia
ehrlich (tabung dimiringkan dan pemberian reagensia melalui dinding tabung), maka
jika terbentuk warna merah ungu di bawah lapisan eter menunjukkan terbentuknya
indol.

Pengujian salkowski (untuk indol murni) dan indol dalam bentuk ikatan
Setelah inkubasi tiap-tiap 5 menit medium di tambahkan 2 ml H2SO4 pekat dan
dengan perlahan-lahan di tambah 1 ml KNO3 0,02%, maka jika terbentuk warna
merah menunjukkan terbentuknya indol.

Pengujian Coles dan Onslow (untuk indol dalam bentuk uap)

Setelah inkubasi sebelah bawah tutup kapas ditetesi larutan reagensia Ehrlich,
kemudian tabung direndam dalam air panas pada temperatur 80C, maka jika kapas
berwarna merah ungu menunjukkan adanya indol.

8. Praktikum pembentukan H2S


Bahan :

Biakan murni E. Coli dalam medium berumur 24 jam

Medium pepton iron agar tegak

Medium lead acetat agar tegak

Cara kerja :
a. Menginokulasikan secara tusukan E. coli masing-masing 2 tabung ke medium pepton
iron agar tegak dan 1 tabung medium untuk kontrol.
b. Menginokulasikan secara tusukan E. Coli maing-masing 2 tabung ke medium lead
acetat agar tegak dan 1 tabung medium untuk kontrol.
c. Menginkubasikan pada temperatur 37C selama 2-4 hari.
d. Mengamati adanya pewarnaan sepanjang daerah pertumbuhan bakteri, jika terbentuk
H2S terjadi warna hitam.
e. Mengamati hasil pengamatan.
9. Praktikum pembentukan Amonia
Bahan :

Biakan murni E. Coli dalam medium mutrien cair umur 24 jam.

Medium nutrien cair pH 7,2

Kertas lakmus merah.

Cara kerja :
a. Menginokulasikan E. Coli maing-masing 2 tabung ke medium nutrien cair dan 1
tabung medium untuk kontrol.
b. Menginkubasikan pada temperatur 37C selama 48 jam.
c. Setelah inkubasi letakkan kertas lakmus merah pada masing-masing mulut tabung
sehingga kertas lakmus terjepit oleh tutup kapas.
d. Meletakkan tabung-tabung tersebut pada air mendidih selama 5 menit.

e. Mengamati perubahan kertas lakmus. Bila kertas lakmus menjadi biru menunjukkan
adanya amonia.
10. Praktikum pengaruh karbohidrat terhadap pembentukan indol.
Bahan :

Biakan murni E.coli dalam medium nutrien cair umur 24 jam.

Medium trypton cair atau sukrosa hidrolisat kasein

Medium sukrosa tripton cair atau sukrosa hidrolisat kasein

Larutan reagen Kovacs

Larutan reagen Ehrlich

Larutan reagen Salkowski

Kertas penguji yang mengandung asam oksalat (Gnezda)

Cara kerja :
a. Menginokulasikan E. Coli masing-masing 2 tabung ke medium sukrosa tripton cair
atau sukrosa hidrolisat kasein cair dan 1 tabung medium untuk kontrol.
b. Untuk yang diuji menurut Gnezda sebelum inkubasi dimasukkan kertas penguji yang
mengandung asam oksalat (jangan sampai terendam).
c. Menginkubasikan pada temperatur 37C selama 4 hari dan kemudian menguji
pembentukan indol.
d. Mencatat hasil pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai