Dra. SITARESMI, M. Sc
FITRIANINGSIH, M. Eng
TEKNIK ASEPTIK
NPM : 1706022786
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPARTEMEN BIOLOGI
2019
2
TEKNIK ASEPTIK
I. TUJUAN
1. Memahami teknik-teknik aseptik.
2. Mempraktikan teknik menuang medium secara aseptik.
3. Mempraktikan teknik transfer mikroorganisme secara aseptik
Keterangan:
√ : Ada agar yang menempel
X: Tidak ada agar yang menempel
+ : Kontaminasi
- : Tidak kontaminasi
3
Basilus subtilis
Keterangan:
+ : Ada (sangat sedikit)
++ : Cukup banyak
+++ : Banyak
++++ : Sangat banyak
- : Tidak ada pertumbuhan
III. PEMBAHASAN
3.1 Menuang Medium
Medium yang digunakan pada saat praktikum menuangkan medium adalah
medium Mueller-Hinton Agar atau yang lebih dikenal dengan medium MHA.
Medium Mueller-Hinton Agar (MHA) adalah medium transparan yang digunakan
untuk menguji dari kepekaan terhadap antimikroba dari banyak berbagai spesies
bakteri (Atlas 2006: 249).
Mueller-Hinton Agar atau yang lebih dikenal dengan medium MHA
mengandung beef infusio, ekstrak kasein, agar-agar, dan pati. Untuk membuat
Mueller-Hinton Agar (MHA) sebanyak 1 liter maka komposisi yang dibutuhkan
adalah beef infusion sebanyak 300 gram, ekstrak kasein sebanyak 17,5 gram, agar-
agar sebanyak 17 gram, dan yang terakhir adalah pati sebanyak 1,5 gram (Atlas
2006: 249). Komposisi tersebut mendukung untuk bertumbuhan sebagian besar
organisme (Mahon dkk. 2011: 988).
Penambahan darah domba yang dipanaskan ke dalam medium Mueller-
Hinton Agar membuat medium tersebut dapat digunakan untuk menguji kerentanan
organisme yang rumit, seperti Haemoplilus dan Neisseria. Pati masuk kedalam
komposisi pembuatan medium Mueller-Hinton Agar karena terdapat dua alasan,
yaitu dapat melindungi organisme dari zat beracun dan juga berfungsi sebagai
sumber energi. Konsentrasi Ca dan Mg yang terkandung dalam medium Mueller-
Hinton Agar sangat penting dalam pengujian isolat Pseudomonas dengan antibiotik
ami-noglikosida. Biasanya medium Mueller-Hinton Agar mengandung kation
bivalen dalam jumlah yang cukup. Mungkin zat ini perlu ditambahkan ke medium
Mueller-Hinton Agar (Mahon dkk. 2011: 988).
5
IV. KESIMPULAN
1. Teknik aseptik adalah prosedur yang dilakukan untuk membuat suatu objek
atau area bebas dari sel generatif dan vegetatif mikroorganisme. Hal tersebut
dilakukan agar meminimalisir kemungkinan terjadi kontaminasi pada
pekerjaan.
2. Teknik menuang secara aseptik dapat dilaksanakan setelah mensterilisasi
alat dengan api pada pembakar Bunsen. Teknik penuangan dilakukan dekat
pembakar bunsen untuk memastikan kondisi steril dan bebas dari
mikroorganisme.
3. Teknik mentransfer biakan dilakukan dengan metode metode streak untuk
bakteri. Transfer biakan mikroorganisme dilakukan secara aseptik, yaitu
dengan melakukan kegiatan dengan jarak dekat pada pembakar bunsen.
V. DAFTAR ACUAN
Aneja, K. R. 2005. Experiments in microbiology, plant pathology, and
biotechnology, 4th ed. New Age International Ltd., New Delhi: xxiii + 609
hlm.
Atlas, R. M. 2004. Handbook of microbiological media, 3rd ed. CRC Press,
Florida: 2051 hlm.
Berrios, M. 2002. Methods in cell biology. Academic Press, California: xviii +
7
626 hlm.
Frankhauser, D. B. 2010. Pour plate technique for bacterial enumeration. 1 hlm.
http://biology.clc.uc.edu/fankhauser/Labs/Microbiology/Meat_Milk/Pour_
Plate.htm, diakses 24 September 2018 pk. 22.24 WIB.
Mahon, C. R., Lehman, D. C. & Manuselis, G. (2011). Text Book of
Diagnostic Microbiology, 3rd edn. Philadelphia, PA, USA: Saunders.
Pelczar, M.J., & E.C.S. Chan. 2001 Microbiology, McGraw-Hill Book
Company, New York : 889 hlm.
8
LAMPIRAN
Gambar 3. Hasil transfer biakan dari kelompok 4, dari kiri ke kanan: Sanya;
Farah; Hilmi; Yoshie; Katherine; dan Jesaya.
[Sumber: Dokumentasi Kelompok 4]