Anda di halaman 1dari 9

SCBI603402 PTA

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2019/2020

Drs. IMAN SANTOSO, M. Phil

Dra. SITARESMI, M. Sc

FITRIANINGSIH, M. Eng

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

TEKNIK ASEPTIK

NAMA : OWEN ARIGOHENA

NPM : 1706022786

KELOMPOK : I (SATU) - PAGI

TANGGAL PRAKTIKUM : 18 SEPTEMBER 2019

ASISTEN : ELLA PANGGABEAN

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMEN BIOLOGI

2019
2

TEKNIK ASEPTIK

I. TUJUAN
1. Memahami teknik-teknik aseptik.
2. Mempraktikan teknik menuang medium secara aseptik.
3. Mempraktikan teknik transfer mikroorganisme secara aseptik

II. HASIL PENGAMATAN

2.1. Menuang Medium


Tabel 1. Kondisi Agar 48 Jam Setelah Penuangan
Kontaminasi
Pinggir
No. Praktikan Permukaan Ketebalan (Pengamatan
Petri
48 jam)
1. Jesaya Datar Rata X +

2. Farah Shabihah Datar Rata X -

3. Syavana L. A. Datar Rata X -

4. Yoshida Aussiana Datar Rata X +

5. M. Hilmi Rizadha Datar Rata X +

6. Katherina Elizabeth Datar Rata X +

Keterangan:
√ : Ada agar yang menempel
X: Tidak ada agar yang menempel
+ : Kontaminasi
- : Tidak kontaminasi
3

2.2 Transfer Biakan


Tabel 2. Hasil Pengamatan Inokulasi
No. Praktikan P. 48 jam Ket.

Basilus subtilis

- Agar tidak rusak


- Goresan zig-zag (baik)
1. Yoshida Aussiana +++
- Bakteri warna putih susu
- Bakteri tidak berspora
- Agar tidak rusak
- Goresan zig-zag (baik)
2. Syavana L. A. +++
- Bakteri warna putih susu
- Bakteri tidak berspora
- Agar tidak rusak
3. +++ - Goresan zig-zag (baik)
Farah Shabihah
- Bakteri warna putih susu
- Bakteri tidak berspora
- Agar tidak rusak
4. Katherina +++ - Goresan kurang baik
Elizabeth - Bakteri warna putih susu
- Bakteri tidak berspora
- Agar tidak rusak
5. +++ - Goresan kurang baik
M. Hilmi Rizadha
- Bakteri warna putih susu
- Bakteri tidak berspora
- Agar tidak rusak
6. +++ - Goresan kurang baik
Jesaya
- Bakteri warna putih susu
- Bakteri tidak berspora
4

Keterangan:
+ : Ada (sangat sedikit)
++ : Cukup banyak
+++ : Banyak
++++ : Sangat banyak
- : Tidak ada pertumbuhan

III. PEMBAHASAN
3.1 Menuang Medium
Medium yang digunakan pada saat praktikum menuangkan medium adalah
medium Mueller-Hinton Agar atau yang lebih dikenal dengan medium MHA.
Medium Mueller-Hinton Agar (MHA) adalah medium transparan yang digunakan
untuk menguji dari kepekaan terhadap antimikroba dari banyak berbagai spesies
bakteri (Atlas 2006: 249).
Mueller-Hinton Agar atau yang lebih dikenal dengan medium MHA
mengandung beef infusio, ekstrak kasein, agar-agar, dan pati. Untuk membuat
Mueller-Hinton Agar (MHA) sebanyak 1 liter maka komposisi yang dibutuhkan
adalah beef infusion sebanyak 300 gram, ekstrak kasein sebanyak 17,5 gram, agar-
agar sebanyak 17 gram, dan yang terakhir adalah pati sebanyak 1,5 gram (Atlas
2006: 249). Komposisi tersebut mendukung untuk bertumbuhan sebagian besar
organisme (Mahon dkk. 2011: 988).
Penambahan darah domba yang dipanaskan ke dalam medium Mueller-
Hinton Agar membuat medium tersebut dapat digunakan untuk menguji kerentanan
organisme yang rumit, seperti Haemoplilus dan Neisseria. Pati masuk kedalam
komposisi pembuatan medium Mueller-Hinton Agar karena terdapat dua alasan,
yaitu dapat melindungi organisme dari zat beracun dan juga berfungsi sebagai
sumber energi. Konsentrasi Ca dan Mg yang terkandung dalam medium Mueller-
Hinton Agar sangat penting dalam pengujian isolat Pseudomonas dengan antibiotik
ami-noglikosida. Biasanya medium Mueller-Hinton Agar mengandung kation
bivalen dalam jumlah yang cukup. Mungkin zat ini perlu ditambahkan ke medium
Mueller-Hinton Agar (Mahon dkk. 2011: 988).
5

Teknik penuangan yang dilakukan dalam praktikum penuangan medium


adalah pour plate technique, atau teknik tuang. Teknik tuang dapat digunakan untuk
mikroba
menentukan jumlah /mL dalam suatu spesimen, dan biasa dilakukan untuk
mengatahui kontaminasi dalam suatu zat. Langkah-langkah pokok dalam teknik ini
yaitu, menyiapkan Mueller-Hinton Agar sebanyak ±15 mL 45 oC, kemudian
tuangkan ke dalam cawan petri. Cawan petri dimiringkan dan diberi gaya memutar
supaya Mueller-Hinton Agar tersebar merata pada permukaan cawan petri.
Mueller-Hinton Agar tidak boleh terkena tutup cawan petri, kemudian jika medium
Mueller-Hinton Agar sudah dipastikan menyebar dengan merata, maka biarkan
cawan petri yang berisi medium Mueller-Hinton Agar dapat mendingin dan
mengering selama ±10 menit (Frankhauser 2010: 56).

3.2 Transfer Biakan


Saat melakukan praktikum transfer biakan, medium yang digunakan sama
dengan medium pada saat melakukan praktikum menuang medium pada cawan
petri, yaitu medium Mueller-Hinton Agar atau yang lebih dikenal dengan medium
MHA. Medium tersebut berwarna transparan (Mahon dkk. 2011: 988). Karena
berwarna transparan, maka bakteri mudah diamati didalam tabung dengan medium
miring. Praktikum transfer biakan menggunakan biakan bakteri Bacillus sp.
Bacillus sp. merupakan bakteri yang terdapat di mana saja seperti tanah, dan air
termasuk pada air laut. Bebebrapa jenis Bacillus sp. menghasilkan enzim
ekstraseluler yang dapat menghidrolisis protein dan polisakarida kompleks.
Bacillus sp. mampu tumbuh pada temperatur 10-50o C, serta merupakan bakteri
fakultatif gram positif, bergerak dengan flagel, bersifat aerobik atau anaerobik, dan
bersifat katalase positif (Pelczar et al. 2001: 889).
Tabung reaksi digunakan sebagai wadah medium pengkulturan
mikroorganisme. Wadah tersebut disiapkan dengan menuangkan medium padat
saat berada dalam bentuk cair ke dalam tabung reaksi, sehingga permukaan medium
dapat mengeras dengan posisi miring atau diagonal. Permukaan yang miring
memberikan luas permukaan yang lebih besar untuk pertumbuhan mikroorganisme
dibandingkan bidang datar. Selain itu, bidang miring mempermudah proses streak
yang dilakukan dalam praktikum (Aneja 2005: 47).
6

Cawan petri merupakan wadah untuk mengkultivasi mikroorganisme


(Aneja 2005: 46). Cawan petri yang digunakan dalam praktikum harus dalam
keadaan steril, dan digunakan sebagai wadah MHA. MHA dituangkan ke dalam
cawan dan disebar sehingga memenuhi permukaan cawan. Agar cawan kedap udara
setelah ditutup, cawan diselubungi oleh pembungkus yang berbahan dasar plastik
(Berrios 2002: 571).
Praktikum pemindahan bakteri Bacillus subtilis menggunakan jarum tanam
bulat dengan metode streak. Jarum yang digunakan adalah tanam bulat (inoculating
loop) yang bersifat hanya sekali pakai karena terbuat dari bahan plastik. Jarum
tanam bulat biasa digunakan untuk memindahkan mikroorganisme dari medium
cair (Aneja 2005: 47).

IV. KESIMPULAN
1. Teknik aseptik adalah prosedur yang dilakukan untuk membuat suatu objek
atau area bebas dari sel generatif dan vegetatif mikroorganisme. Hal tersebut
dilakukan agar meminimalisir kemungkinan terjadi kontaminasi pada
pekerjaan.
2. Teknik menuang secara aseptik dapat dilaksanakan setelah mensterilisasi
alat dengan api pada pembakar Bunsen. Teknik penuangan dilakukan dekat
pembakar bunsen untuk memastikan kondisi steril dan bebas dari
mikroorganisme.
3. Teknik mentransfer biakan dilakukan dengan metode metode streak untuk
bakteri. Transfer biakan mikroorganisme dilakukan secara aseptik, yaitu
dengan melakukan kegiatan dengan jarak dekat pada pembakar bunsen.

V. DAFTAR ACUAN
Aneja, K. R. 2005. Experiments in microbiology, plant pathology, and
biotechnology, 4th ed. New Age International Ltd., New Delhi: xxiii + 609
hlm.
Atlas, R. M. 2004. Handbook of microbiological media, 3rd ed. CRC Press,
Florida: 2051 hlm.
Berrios, M. 2002. Methods in cell biology. Academic Press, California: xviii +
7

626 hlm.
Frankhauser, D. B. 2010. Pour plate technique for bacterial enumeration. 1 hlm.
http://biology.clc.uc.edu/fankhauser/Labs/Microbiology/Meat_Milk/Pour_
Plate.htm, diakses 24 September 2018 pk. 22.24 WIB.
Mahon, C. R., Lehman, D. C. & Manuselis, G. (2011). Text Book of
Diagnostic Microbiology, 3rd edn. Philadelphia, PA, USA: Saunders.
Pelczar, M.J., & E.C.S. Chan. 2001 Microbiology, McGraw-Hill Book
Company, New York : 889 hlm.
8

LAMPIRAN

Gambar 1. Hasil menuang medium dari kelompok 4 yang terjadi kontaminasi


[Sumber: Dokumentasi Kelompok 4]

Gambar 2. Hasil menuang medium dari kelompok 4 yang tidak terkontaminasi


[Sumber: Dokumentasi Kelompok 4]
9

Gambar 3. Hasil transfer biakan dari kelompok 4, dari kiri ke kanan: Sanya;
Farah; Hilmi; Yoshie; Katherine; dan Jesaya.
[Sumber: Dokumentasi Kelompok 4]

Anda mungkin juga menyukai