Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM MANTEKLAB

ACARA 3 TEKNIK ASEPTIS DI LABORATORIUM


MIKROBIOLOGI

DISUSUN OLEH:

NAMA : HANA ANISA’ATUL ABROR


NIM : 22104070023
ASISTEN : EULIS SIFAUL AULIA
KELOMPOK : TIGA (3)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2022
A. Tujuan
1. Mempelajari prinsip kerja aseptis dalam bekerja di laboratorium mikrobiologi
2. Menerapkan prinsip kerja aseptis pada inokulasi mikroorganisme

B. Dasar Teori
Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat
dalam suatu benda (alat ataupun bahan). Tujuan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah
mematikan, menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang
ada pada alat dan bahan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan
suasana aseptis. Bahan, alat dan meja kerja yang akan digunakan dalam praktik di
laboratorium mikrobiologi harus melalui tahap sterilisasi terlebih dahulu, hal ini
bertujuan supaya pekerjaan dikerjakan secara aseptis atau terbebas dari mikroba
pencemar yang tidak diinginkan (Murtius, 2018). Secara umum sterilisasi dapat
dilakukan dengan 3 metode yaitu:
1. Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya
larutan enzim dan antibiotik. (Suriawiria, 2005).
2. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol.
3. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran. Autoklaf
merupakan alat yang biasa digunakan untuk sterilisasi panas.

Untuk menumbuhkan bakteri tentu dibutuhkan media tumbuh, yaitu medium


nutrient agar (NA
). Nutient agar merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa kimia. Nutrient agar terbuat
dari campuran ekstrak daging dan pepton dengan menggunakan agar sebagai pemadat.
Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya mudah membeku dan
mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan
oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai
bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat
yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang
(Fatmariza & Inayati, 2017)
Dalam praktikum mikrobiologi diperlukan adanya sampel, berikut merupakan
teknik pengambilan sampel:
Beberapa Teknik pengambilan sampel antara lain:
1. Pengambilan Sampel Probabilitas (Probability Sampling) Probabilitas sampling
berarti bahwa setiap item dalam populasi memiliki
a. Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
b. Sampling Sistematis (Sampling Systematic) Sampling sistematis adalah di mana
setiap kasus ke-n setelah awal acak dipilih.
c. Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Stratified Random Sampling) Stratified
sampling adalah di mana populasi dibagi menjadi strata (atau sub kelompok) dan
sampel acak diambil dari setiap sub kelompok.
d. Pengambilan Sampel Klaster (Cluster sampling), adalah di mana seluruh populasi
dibagi menjadi cluster atau kelompok. Selanjutnya, sampel acak diambil dari
cluster ini, yang semuanya digunakan dalam sampel akhir
e. Pengambilan Sampel Multi-Tahap (Multi-stage Sampling) adalah proses
perpindahan dari sampel yang luas ke sampel yang sempit.
2. Pengambilan Sampel Non Probabilitas (Non probability sampling) Pengambilan
a. Sampel Kuota (Quota Sampling) Quota sampling adalah teknik non random
sampling dimana partisipan dipilih berdasarkan karakteristik yang telah
ditentukan sebelumnya
b. Pengambilan Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)
c. Pengambilan Sampel Keingingan (Convanience Sampling)
d. Pengambilan Sampel yang Bertujuan atau Pertimbangan (Purposive or Judgment
Sampling) (Firmansyah, 2022)
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan
membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Beberapa cara atau metode untuk
memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran (Sabbathini et al., 2017)
Kultur bakteri dapat ditumbuhkan pada cawan petri berbagai ukuran yang terisi
lapisan agar. Setelah agar dikenai bakteri (inokulasi), maka cawan petri diinkubasi pada
temperatur yang optimum untuk pembiakan bakteri tertentu (biasanya 37 derajat Celsius
untuk kultur dari manusia atau hewan, atau lebih rendah untuk kultur lingkungan). Cara
lain dari kultur bakteri adalah kultur cair (liquid culture), dimana bakteri yang dinginkan
direndam dalam cairan kaldu (liquid broth), yang merupakan media bernutrisi. Hal ini
ideal untuk persiapan antimicrobial assay. Peneliti akan menginokulasi cairan kaldu
dengan bakteri dan membiarkannya berkembang semalaman (mungkin diperlukan
penggoyang/shaker agar bakteri tumbuh seragam). Kemudian dilakukanlah tes dengan
berbagai macam obat atau protein (antimicrobial peptides) (Wikipedia, 2021).

C. Cara Kerja/Metode

Teknik aseptis dalam laboratorium dalam bidang mikrobiologi penting untuk


diterapkan agar mencapai hasil yang diharapkan. Teknik aseptsis dapa diterapkan salah
satunya dalam praktikum inokulasi bakteri. Dalam praktikum ini, bakteri yang
diinokulasi adalah bakteri E.coli. Hal utama yang perlu diakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan. Alat-alat yang digunakan antara lain tabung reaksi steril,
erlenmeyer, cawan petri steril, ose, lampu spiritus, penyemprot alkohol. Sedangkan
bahan-bahan yang digunakan antara lain medium nutrient agar (NA), kultur bakteri
E.coli, label, alkohol dan tissue. Setelah semua alat dan bahan siap, hal yang pertama
dilakukan adalah menyemprotkan alkohol di sekitar meja kerja. Langkah kedua adalah
menyalakan spiritus lalu memanaskan NA di dalam erlenmeyer. Setelah NA mencair,
tangan kanan memegang erlenmeyer berisi medium dan tangan kiri memegang tabung
reaksi atau cawan petri. Lalu medium NA dituangkan dalam tabung reaksi atau cawan
petri. Penuangan medium NA dilakukan di sekitar api agar tetap steril.

Pada tabung reaksi, sebelum medium dituang mulut tabung reaksi terlebih dahulu
dipanaskan dengan api kemudian medium NA dituangkan dengan posisi miring lalu
ditutup dengan kapas. Medium kemudian didiamkan hingga dingin dengan posisi miring.
Sama halnya dengan NA yang dituangkan pada cawan petri. Sebelum penuangan tepi
cawan petri dilewatkan ke api secara memutar. Telunjuk dan ibu jari membuka tutup
cawan petri sementara jari lainnya menopang cawan petri. Tutup cawan petri dibuka
sedikit hingga celahnya hanya cukup untuk memasukkan medium. Lalu medium NA
dituang secara perlahan sebanyak 5 ml lalu ditutup Kembali dan didiamkan kurang lebih
20 menit hingga mengeras.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan Ketika medium NA sudah mengeras


adalah melakukan inokulasi. Sebelum memulai inokulasi bakteri, semprotkan alkohol
pada meja kerja agar tetap steril. Sebelum memulai inokulasi lampu spiritus dinyalakan
terlebih dahulu, lalu persiapkan medium NA dan kultur biakan bakteri E.coli. tangan
kanan mengambil jarum ose kemudian dicelupkan dalam alkohol 70% lalu jarum
dipanaskan dengan api. Pemanasan jarum ose dilakukan dari atas ke bawah hingga jarum
berwarna merah. Setelah jarum ose dipanaskan, ambil kultur biakan bakteri dengan
tangan kanan dengan posisi di mulut tabung berada di dekat api, kemudian suspensi
bakteri diambil dengan jarum ose. Setelah suspensi bakteri di ambil, pegang medium NA
miring dengan tangan kiri lalu mulut tabung dilewatkan pada api, selanjutnya buat
goresan pada permukaan agar dengan jarum ose. Sesudah membuat goresan, tabung
reaksi ditutup dengan kapas dan diberi label dan siap di inkubasi. Jarum ose yang telah
digunakan, dicelupkan ke dalam alkohol.

Proses inokulasi bakteri pada cawan petri hampir sama dengan proses inokulasi
bakteri pada tabung reaksi. Sebelum menggores bakteri pada medium NA ambil suspensi
bakteri, lalu telunjuk dan ibu jari membuka tutup cawan petri sementara jari lainnya
menopang cawan petri kemudian lewatkan tepi cawan petri pada api. Tutup cawan petri
dibuka sedikit hingga celahnya hanya cukup untuk memasukkan jarum ose. Buat goresan
pada permukaan agar lalu tutup Kembali cawan petri dan beri label.

Proses inkubasi dilakukan dalam waktu 24 jam dengan suhu 37ºC. Setelah 24 jam
akan tumbuh koloni bakteri pada permukaan agar bekas goresan. Koloni bakteri tersebut
dapat diamati secara langsung. Ada kemungkinan terdapat kontaminasi atau bakteri tidak
tumbuh diatas permukaan agar.
D. Pembahasan

Tabel 1 Hasil Pertumbuhan E.coli dalam Tabung Reaksi

No Spesifikasi Medium NA
1 Tebal streak ++++
2 Ukuran koloni +++
3 Kesuburan +++
4 Kepadatan ++
5 Warna koloni ++++

Tabel 2 Hasil Pertumbuhan E.coli dalam Cawan Petri 1

No Spesifikasi Medium NA
1 Tebal streak ++
2 Ukuran koloni +
3 Kesuburan ++
4 Kepadatan ++
5 Warna koloni ++

Tabel 3 Hasil Pertumbuhan E.coli dalam Cawan Petri 2

No Spesifikasi Medium NA
1 Tebal streak +
2 Ukuran koloni +
3 Kesuburan +
4 Kepadatan +
5 Warna koloni +

Keterangan ++++ +++ ++ +


Tebal streak Sangat tebal Tebal Cukup tebal Tipis
Ukuran koloni Besar Sedang Kecil Sangat kecil
Kesuburan Sangat subur Subur Cukup subur Kurang subur
Kepadatan Sangat padat Padat Cukup padat Kurang padat
Putih Putih
Warna koloni Putih susu Putih
kekuningan Trasnsparan
Tabel 4 Keterangan
Gambar 1 Hasil Pertumbuhan Bakteri E.coli dalam Tabung Reaksi

Gambar 2 Hasil Pertumbuhan Bakteri E.coli dalam Cawan Petri 1

Gambar 3 Hasil Pertumbuhan Bakteri E.coli dalam Cawan Petri 2


E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum inokulasi bakteri yang telah dilakukan, diperoleh
beberapa hasil yaitu:
 hasil pertumbuhan Bakteri E.coli dalam tabung reaksi sangat baik dan tidak terdapat
kontaminan.
 hasil pertumbuhan Bakteri E.coli dalam Cawan Petri 1 cukup baik dan tidak terdapat
kontaminan
 hasil pertumbuhan Bakteri E.coli dalam Cawan Petri 2 kurang baik dan terdapat
kontaminan

Sehingga, dapat dimabil kesimpulan bahwa inokulasi bakteri pada praktikum kali ini
berhasil namun belum memperoleh hasil yang maksimal.
Daftar Pustaka

Fatmariza, M., & Inayati, N. (2017). TINGKAT KEPADATAN MEDIA NUTRIENT AGAR
TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI. 4(2), 2–6.

Firmansyah, D. (2022). Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian :


Literature Review General Sampling Techniques in Research Methodology : Literature
Review. Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH), 1(2), 85–114.

Murtius, W. S. (2018). Modul Praktek Dasar Mikrobiologi. In Modul Praktek Dasar


Mikrobiologi (pp. 1–44). repo.unand.ac.id

Sabbathini, G. C., Pujiyanto, S., & Lisdiyanti, P. (2017). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI
BAKTERI GENUS Sphingomonas DARI DAUN PADI ( Oryza sativa ) DI AREA
PERSAWAHAN CIBINONG. Jurnal Biologi, 6(1), 59–64.

Anda mungkin juga menyukai