Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 120

ISOLASI MIKROBA DARI LINGKUNGAN

Nama : Lillyan Meychu


NIM : 1308622040
Kelas : Biologi B 2022
Kelompok :9

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2024
⁠A. TUJUAN

Tujuan dari praktikum Isolasi Mikroba, yaitu untuk mengetahui adanya mikroorganisme
di lingkungan sekitar.

B. PENDAHULUAN

1.1 Mikroba

Mikrobiologi berasal dari kata mikro (kecil atau renik), bio (hidup) dan logos (ilmu). Jadi
mikrobiologi merupakan bidang ilmu biologi yang mengkaji tentang mikroba yang mencakup
bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun
kelompok sel seperti bakteri, alga, protozoa dan fungi mikroskopik, bahkan virus meskipun
virus tidak termasuk sel sebab materi genetikanya hanya dibungkus oleh protein dan tidak
memiliki kemampuan tumbuh secara mandiri. Istilah mikroba (disebut juga mikroorganisme,
mikrobia, maupun jasad renik) bukan nama dari suatu kelompok organisme seperti hewan dan
tumbuhan, melainkan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu organisme yang
mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa
menggunakan mikroskop. Secara umum, mikroba merupakan organisme yang sangat sederhana.
Umumnya bakteri, protozoa, dan beberapa alga serta fungi mikroskopik merupakan mikroba
bersel tunggal. Bahkan mikroba yang multiseluler pun tidak memiliki ukuran sel yang besar.
Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi antara lain mengkaji tentang: 1) karakteristik
sel hidup dan bagaimana sel tersebut melakukan aktivitas; 2) karakteristik mikroba, khususnya
bakteri; 3) keanekaragaman mikroba; 4) interaksi mikroba dengan organisme lain; dan 5)
peranan mikrobiologi dalam berbagai bidang (Hafsan, 2011)

1.2 Isolasi Mikroba

Mikroba ada yang bermanfaat dan ada yang merugikan yang bersifat patogen. Mikroba
yang bermanfaat dan mikroba yang merugikan untuk membedakannya tentu sulit, mengingat
mikroba tersebut dalam bentuk populasi campuran. Hal ini dapat diatasi dengan proses
identifikasi antara mikroba bermanfaat dan mikroba yang merugikan dapat melalui pemisahan
populasi campuran dari lingkungannya. Pemisahan ini lebih dikenal dengan nama isolasi
mikroba. Pengamatan mikroba hanya dapat dilakukan jika mikroba yang diamati di isolasi di
tempat-tempat tertentu sehingga mereka mudah diamati. Pengamatan terhadap mikroba tertentu
hanya dapat dilakukan jika mikroba dipisahkan dari lingkungan dan mikroba lainnya. Ini bisa
dilakukan dengan teknik isolasi.

Teknik isolasi mikroba adalah upaya menumbuhkan mikroorganisme di luar lingkungan


alaminya. Pemisahan mikroba di luar lingkungan bertujuan untuk memperoleh kultur mikroba
yang tidak lagi bercampur dengan mikroba lain yang disebut kultur murni. Prinsip isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran
berbagai mikroba. Ini bisa dilakukan dengan menumbuhkannya di media padat, sel mikroba akan
membentuk koloni sel yang tetap di tempatnya (Lestari dan Hartati 2017).

1.3 Teknik Isolasi Mikroba

Kultur murni sangat berguna di dalam mikrobiologi yaitu untuk menelaah dan
mengidentifikasi mikroorganisme dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam media
buatan. Ada beberapa isolasi mikroba yakni (Wati, 2013).

- Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke
permukaan media agar dengan pola tertentu.
- Metode tuang atau pour plate yaitu mencampur suspensi bakteri dengan medium agar
pada suhu 50°C dan menuangkannya pada cawan petri.
- Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menuangkan suspensi bakteri ke atas
medium agar kemudian menyebarkannya secara merata menggunakan trigalski atau L
glass.

Pada pemindahan bakteri dari media lama ke media baru diperlukan ketelitian dan kesterilan
pada alatalat yang digunakan supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan
bakteri ke media cawan petri yang baru, maka setelah itu, cawan petri tersebut harus dibalik, hal
ini berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup
cawan petri (Alam et al., 2013). Dalam mempelajari sifat pertumbuhan dari masingmasing jenis
mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya
sehingga didapatkan kultur murni yang disebut isolat. Kultur murni diperoleh dengan cara isolasi
menggunakan metode tuang maupun gores

1.4 Media

Sebelum dilakukan kultur bakteri, disiapkan terlebih dahulu media bakteri tersebut.
Adapun media kultur bakteri terdiri dari dua jenis, yaitu media nutrient agar dan media nutrient
broth.

- Media Nutrient Agar (NA) Media nutrient agar dibuat dengan tujuan sebagai media
kultur isolat ml air garam dan diaduk menggunakan magnetic Setelah sempurna, bahan
teraduk erlenmeyer steerer. secara ditutup menggunakan kapas dan alumunium foil dan
disterilkan menggunakan autoclave dengan suhu 121ºC selama ± 1 jam. Media yang
sudah steril kemudian dituang secara aseptik ke dalam petry disk steril hingga permukaan
petry disk tertutup dengan media agar. Selanjutnya, media agar didiamkan hingga
mengeras dan ditutup menggunakan Cling Wrap agar tidak terkontaminasi. Media agar
digunakan sebagai media tumbuh dan isolasi bakteri.
- Media Cair Nutrient Broth (NB) Media cair dibuat dengan tujuan sebagai media kultur
bakteri sebelum bakteri diisolasi DNAnya. Pertama, Nutrient Broth sebanyak 0,5 gram
(1%) dilarutkan di dalam 50 ml air garam. Larutan kemudian dituangkan ke dalam
tabung reaksi masing-masing sebanyak 9 ml dan ditutup dengan kapas dan aluminum foil
agar tidak terkontaminasi. Media cair kemudian disterilkan menggunakan autoclave
dengan suhu 121ºC selama ± 1 jam. Setelah steril, media nutrient broth didinginkan pada
Laminar Air Flow kemudian disimpan di dalam kulkas. Nutrient broth yang sudah dibuat
akan dipakai pada tahap sebelum isolasi DNA bakteri.

C. ALAT DAN BAHAN

- Suspensi (bahan) yang mengandung bakteri

- Medium Nutrient Agar

- Jarum inokulasi, lampu spiritus, kertas pembungkus, label

D. LANGKAH KERJA

ISOLASI BAKTERI DENGAN METODE CAWAN GORES

Cara kerja :

1. Sterilisasikan meja kerja dengan alkohol 70%.

2. Buat medium lempeng agar dengan menuangkan media agar yang tengah mencair pada

cawan petri steril. Biarkan hingga dingin dan memadat.

3. Sterilkan jarum inokulasi pada lampu spiritus sampai pijar, kemudian dinginkan dalam alkohol

atau sentuhkan pada permukaan agar.

4. Ambil suspensi bakteri dengan jarum steril tersebut secara aseptis, goreskan pada

permukaan agar lempeng kemudian tutuplah kembali cawan petri tersebut. Beri label dan

bungkus kembali cawan petri tersebut (pada posisi terbalik). Inkubasikan selama 24 – 48 jam

pada suhu ruang.

5. Amati koloni yang tumbuh dan catat dalam tabel pengamatan.


ISOLASI BAKTERI DENGAN METODE CAWAN TUANG

Cara kerja :

1. Siapkan suspensi bahan yang mengandung bakteri

2. Cairkan nutrient agar dengan mendidihkannya dalam penangas air dan biarkan hingga

suhunya sekitar 50oC

3. Masukkan 1-2 ose suspensi bakteri secara aseptis ke dalam cawan petri steril.

4. Tuangkan medium nutrient agar cair (40 – 50oC) ke dalam cawan petri yang telah berisi

suspensi bakteri.

5. Tutup kembali cawan petri dan ratakan dengan menggesernya di atas meja searah angka

delapan.

6. Biarkan hingga agar memadat. Bungkus cawan petri dalam keadaan terbalik.

7. Inkubasikan pada suhu ruang selama 24 – 48 jam.

ISOLASI BAKTERI DENGAN METODE CAWAN SEBAR

Cara kerja :

1. Siapkan suspensi bahan yang mengandung bakteri

2. Buat medium lempeng agar dengan menuangkan media agar yang tengah mencair pada

cawan petri steril. Biarkan hingga dingin dan memadat.

3. Ambil suspensi bakteri dengan trigalski atau L glass, goreskan pada

permukaan agar lempeng kemudian tutuplah kembali cawan petri tersebut. Beri label dan

bungkus kembali cawan petri tersebut (pada posisi terbalik). Inkubasikan selama 24 – 48 jam

pada suhu ruang.

4. Amati koloni yang tumbuh dan dicatat


⁠E. HASIL

1. Pengamatan Mikroorganisme Lingkungan dengan metode Streak Plate

Tabel 1. Isolasi Bakteri menggunakan Media NA, Metode Streeak Plate dari Kuku

Karakteristik Koloni

Bentuk Warna Elevasi Tepi Diameter Jumlah

K1 Circulair Putih Cembung Licin 0,1 cm >50

K2 Circulair Ivory Cembung Licin 0,9 cm 1

Gambar 1. Metode Streak Plate pada Media NA dari Kuku

2. Pengamatan Mikroorganisme Lingkungan dengan metode Spread Plate

Tabel 2. Isolasi Bakteri menggunakan Media NA, Metode Spread Plate dari Tahu

Karakteristik Koloni

Bentuk Warna Elevasi Tepi Diameter Jumlah

K1 Circulair Putih Seperti Licin 0,245 cm 20


Tombol
Tabel 3. Isolasi Bakteri Menggunakan Media NA, Metode Spread Plate dari Sambal

Karakteristik Koloni

Bentuk Warna Elevasi Tepi Diameter Jumlah

K1 Irregulair Putih Seperti Berlekuk 1,21 cm 8


Lolosan

K2 Circulair Putih Datar Licin 0,1 cm 40

Gambar 3. Metode Spread Plate pada Media NA dari Sambal


3. Pengamatan Mikroorganisme Lingkungan dengan metode Pour Plate

Tabel 4. Isolasi Bakteri menggunakan Media NA, Metode Pour Plate dari Tahu

Karakteristik Koloni

Bentuk Warna Elevasi Tepi Diameter Jumlah

K1 Circulair Putih Timbul Licin 0,22 cm 5

K2 Curled Putih Timbul Bercabang 0,4 cm 2

K3 Filamentous Putih Timbul Licin 0,7 cm 1

Gambar 4. Metode Pour Plate pada Media NA dari Tahu

Tabel 5. Isolasi Bakter Menggunakan Media NA, metode Pour Plate dari sambal

Karakteristik Koloni

Bentuk Warna Elevasi Tepi Diameter Jumlah

K1 Amoeboid Putih Cembung Berlekuk 1,65 cm 4

K2 Circulair Putih Seperti Licin 0,29 cm 10


Lolosan
Gambar 4. Metode Pour Plate pada Media NA dari Sambal

⁠F. PEMBAHASAN

Pengamatan Mikroorganisme dari Celah Kuku

Sampel mikroba diambil dari celah kuku dengan lidi kapas steril dan diinkubasi pada media NA
dengan metode streak plate 4 kuadran. Setelah 24 jam, diamati dua jenis koloni: koloni pertama
berbentuk bulat, putih, cembung, tepi licin, berjumlah lebih dari 50, dan diameter 0,1 cm; koloni
kedua berbentuk bulat, krem, cembung, tepi licin, berjumlah 1, dan diameter 0,9 cm.

Isolasi Bakteri dengan Metode Spread Plate

Sampel padat tahu dihancurkan dan dihomogenisasi dengan aquades, sedangkan sampel cair
sambal langsung dituangkan ke cawan petri. Setelah inkubasi 24 jam, sampel tahu menunjukkan
satu koloni berbentuk bulat, putih, tombol, tepi licin, berjumlah 20, dan diameter rata-rata 0,245
cm. Sampel sambal menunjukkan dua koloni: koloni pertama berbentuk tidak teratur, putih,
lolosan, tepi berlekuk, berjumlah 8, dan diameter rata-rata 1,21 cm; koloni kedua berbentuk
bulat, putih, datar, tepi licin, berjumlah 40, dan diameter rata-rata 0,1 cm.

Isolasi Bakteri dengan Metode Pour Plate

Sampel yang digunakan sama dengan metode spread plate. Setelah inkubasi 24 jam,
sampel tahu menunjukkan tiga koloni: koloni pertama berbentuk bulat, putih, timbul, tepi
licin, berjumlah 5, dan diameter rata-rata 0,22 cm; koloni kedua berbentuk keriting,
putih, timbul, tepi bercabang, berjumlah 2, dan diameter rata-rata 0,4 cm; koloni ketiga
berbentuk filamen, putih, timbul, tepi licin, berjumlah 1, dan diameter 0,7 cm. Sampel
sambal menunjukkan dua koloni: koloni pertama berbentuk amoeboid, putih, cembung,
tepi berlekuk, berjumlah 4, dan diameter rata-rata 1,65 cm; koloni kedua berbentuk
bulat, putih, lolosan, tepi licin, berjumlah 10, dan diameter rata-rata 0,29 cm.

Perbedaan Bentuk Mikroba

Perbedaan bentuk mikroba hasil isolasi disebabkan oleh berbagai faktor, seperti jenis
mikroba, kondisi lingkungan, teknik isolasi, media pengembangan, dan kondisi
pengembangan. Setiap jenis mikroba memiliki karakteristik morfologi yang khas, dan
faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi pembentukan dan penampilan mikroba.

⁠G. KESIMPULAN

Pengamatan mikroorganisme dari lingkungan menggunakan tiga metode, yaitu streak


plate, spread plate, dan pour plate, menghasilkan koloni mikroba dengan beragam bentuk dan
karakteristik. Pada metode streak plate, terdapat dua jenis koloni dengan perbedaan jumlah dan
diameter yang signifikan.

Metode spread plate menunjukkan perbedaan ciri-ciri koloni antara sampel padat tahu
dan cair sambal. Sampel tahu memiliki koloni dengan bentuk, warna, dan jumlah yang berbeda
dibandingkan sampel sambal. Pada metode pour plate, variasi bentuk, warna, dan jumlah koloni
juga terlihat pada sampel tahu dan sambal.

Perbedaan bentuk mikroba hasil isolasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

● Jenis mikroba: Setiap jenis mikroba memiliki karakteristik morfologi yang khas.
● Kondisi lingkungan: Suhu, kelembaban, dan pH memengaruhi bentuk dan karakteristik
mikroba.
● Teknik isolasi: Streak plate, spread plate, dan pour plate memiliki cara yang berbeda
dalam menumbuhkan mikroba.
● Media pengembangan: Media yang berbeda memberikan nutrisi dan kondisi yang
berbeda untuk pertumbuhan mikroba.
● Kondisi pengembangan: Nutrisi, kelembaban, suhu, dan oksigen memengaruhi bentuk
dan karakteristik mikroba.
Kesimpulannya, pengamatan mikroorganisme dengan tiga metode menghasilkan koloni
dengan beragam bentuk dan karakteristik. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,
termasuk jenis mikroba, kondisi lingkungan, teknik isolasi, media pengembangan, dan kondisi
pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, M.S., Sarjono, P.R., & Aminin, A.L.N. (2013). Isolasi bakteri selulolitik termofilik
kompos pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Cheminfo, 1(1) 190-193.

Badaring,D.R., Fiqriansyah,M., Bahri,A., (2020). IDENTIFIKASI MORFOLOGI


MIKROBA PADA RUANGAN WATER CLOSET. JURUSAN BIOLOGI UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR

Hatopan G. Napitupulu , Inneke F. M. Rumengan, Stenlly Wullur, Elvy L. Ginting, Joice


R. T. S. L. Rimper, Boyke H. Toloh. (2019). Bacillus sp. SEBAGAI AGENSIA PENGURAI
DALAM PEMELIHARAAN Brachionus rotundiformis YANG MENGGUNAKAN IKAN
MENTAH SEBAGAI SUMBER NUTRISI. Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115.

Lestari, P. B., Hartati, T. W. (2017). Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Penerbit Gunung


Samudera [Grup Penerbit PT Book Mart Indonesia].

Taib,E.N., Maya,H., Shabirah,R., Siregar,F.R., .(2023). Isolasi dan Identifikasi Mikroba


pada Tanah Bekas Pertumbuhan Bawang Merah (Allium cepa L.) Isolation and Identification of
Microorganisms from Onion-Used Soil (Allium cepa L.). Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Tarbiyah & Keguruan, UIN Ar-Raniry, Jl. Syech Abdurrauf, KOPELMA Darussalam,
Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Indonesia

Wati, D.S. & Rukmanasari. (2013). Pembuatan biogas dari limbah cair industri bioetanol
melalui proses anaerob. Universitas Diponegoro. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai