Anda di halaman 1dari 17

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri merupakan organism mikroskopik, hal ini menyebabkan organism ini
sangat sulit untuk dideteksi terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah
abad ke 18 ilmu tentang mikroorganisme terutama bakteri mulai berkembang.
Bakteri merupakan kelompok makhluk hidup bersel tunggal yang dimasukkan
dalam golongan jasad renik atau mikrobia. Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel ini
mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Ada yang berbentuk peluru, bola, bintang,
bengkok, sekrup, dan spiral. Bentuk tubuhnya merupakan salah satu sifat yang dijadikan
dasar dalam pengidentifikasian bakteri. Dalam kondisi tertentu sel bakteri dengan salah
satu bentuk dapat mengalami perubahan bentuk. Ukuran tubuhnya hanya beberapa
micron, paling besar sekitar 100 mikron sehingga hamper terlihat dengan mata telanjang.
Berhubungan dengan bentuknya yang amat kecil itu, maka dapat dipahami mengapa
struktur bakteri tidak mudah untuk ditentukan.
Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri,
fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya.
Karena itu, untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu
kita membuat biakan atau piaraan organisme. Menumbuhkan mikroorganisme yang
sudah dibiakkan (murni) digunakan media. Media merupakan campuran dari beberapa
zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba
tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media
setengah padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media
semi sintesis, dan media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui
sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.

1.2 Tujuan
a. Mampu melakukan kerja aseptis
b. Mampu mengisolasi, melakukan pembenihan dan sub kultur bakteri dengan
teknik/metode cawan gores
c. Memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
d. Mampu melakukan identifikasi mikroorganisme berdasarkan morfologi dan reaksi
biokimia
2

1.3 Manfaat
a. Untuk mengetahui cara kerja aseptis
b. Untuk mengetahui cara mengisolasi, melakukan pembenihan dan sub kultur bakteri
dengan teknik/metode cawan gores
c. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
mikroorganisme
d. Untuk mengetahui cara melakukan identifikasi mikroorganisme berdasarkan
morfologi dan reaksi biokimia
3

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Pembenihan/Inokulasi Mikroorganisme


Pembenihan mikroorganisme atau inokulasi mikroorganisme adalah kegiatan
yang bertujuan untuk menumbuhkan, mengembangbiakkan, meremajakan
mikroorganisme, dan mendapatkan populasi mikroorganisme yang murni. Inokulasi
adalah proses memindahkan bakteri dari media tumbuh yang lama ke media tumbuh
yang baru dengan teknik tertentu. Syarat yang dibutuhkan oleh suatu media tanam
untuk menumbuhkan mikroorganisme dengan baik yaitu: media diinkubasikan pada
suhu tertentu, kelembaban cukup, pH sesuai kadar oksigen baik, media pembenihan
harus steril, media tidak mengandung zat-zat penghambat pertumbuhan, dan media
harus mengandung semua nutrisi yang dapat digunakan mikroorganisme (Radji, 2010).
Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan meliputi karbon,
nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K,
Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Cappucino, 2014).

2.2 Teknik Pembenihan Mikroorganisme


2.2.1 Metode Cawan Gores
Metode cawan gores adalah metode isolasi kualitatif yang cepat. Pada
dasarnya ini adalah teknik pengenceran yang melibatkan penyebaran satu
lingkaran penuh mikroba di atas permukaan lempeng agar (Cappucino, 2014).
Ada beberapa tipe goresan dalam metode ini yaitu, goresan sinambung, goresan
T, dan goresan kuadran.
2.2.2 Metode Cawan Sebar
Metode cawan sebar dapat dilakukan dengan syarat bahwa campuran
mikroorganisme yang sebelumnya diencerkan harus digunakan. Selama
inokulasi, sel-sel bakteri disebar di atas permukaan media agar padat dengan
bantuan spreder yang steril sementara cawan Petri diputar di atas meja putar
“lazy Susan” (Cappucino, 2014).
2.2.3 Metode Cawan Tuang
Metode cawan tuang membutuhkan pengenceran serial dari kultur
bakteri campuran melalui loop atau pipet. Inokulum yang diencerkan kemudian
ditambahkan ke media agar cair dalam cawan Petri, dicampur, dan dibiarkan
mengeras (Cappucino, 2014).
4

2.3 Faktor Pertumbuhan Mikroba


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika
antara lain temperatur/suhu, oksigen, tekanan osmosis, pH, dan radiasi. Faktor kimia
antara lain nutrisi yang berasal dari senyawa racun atau senyawa kimia lain (Pratiwi,
2008).

2.4 Identifikasi Mikroorganisme


Morfologi koloni yang terbentuk dipengaruhi oleh faktor genetik bakteri dan
faktor lingkungan seperti ketersediaan nutrisi, suhu, dan waktu inkubasi. Morfologi
koloni bakteri dapat berupa warna, ukuran, bentuk, dan tekstur dari suatu koloni.
 Bentuk koloni, dapat berupa circular (bulat beraturan), irregular (tidak beraturan),
dan punctiform (berupa titik).
 Bentuk margin atau bentuk pinggiran koloni, dapat berupa entire (halus dan
beraturan), undulate (bergelombang), lobate, filamentous (berfilamen), dan rhizoid
(bercabang seperti akar).
 Elevasi koloni, dapat dilihat melalui sisi samping cawan Petri, dapat berupa flat
(rata), raised, convex, pulvinate (lebih tinggi dari convex), dan umbonate (raised in
the center).
 Pembentukan pigmen atau warna koloni, berupa warna koloni yang terbentuk,
dapat pula digabungkan dengan penampakan warna lainnya seperti opaque
(buram), translucent (agak transparan), shiny (mengkilap), dan dull (pucat).
5

BAB 3. METODE

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Pembenihan Mikroorganisme
a. Alat
- Ose
- Lampu spiritus
b. Bahan
- Nutrien agar miring
- Nutrien agar cawan
- Kultur mikroba
3.1.2 Identifikasi Mikroorganisme
a. Alat
- Mikroskop Cahaya
b. Bahan
- Mikrorganisme
- Media yang sesuai

3.2 Skema Kerja Praktikum


3.2.1 Pembenihan Mikroorganisme
Praktikan melakukan pembenihan dengan menggoreskan bakteri ke
cawan petri yang berisi media Na agar kemudian diamati setelah diinkubasi
selama 24 jam.
3.2.2 Identifikasi Mikkroorganisme
Praktikan mengidentifikasi koloni bakteri dalam media umum dan
media spesifik. Pengamatan dalam media umum dilakukan dengan mengamati
morfologi koloni yang berupa warna, bentuk, tepi, elevasi, dan tipe
pertumbuhan. Bakteri pada media spesifik diamati pertumbuhannya apakah
dapat tumbuh atau tidak dalam media tersebut.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pembenihan Mikroorganisme

Memanaskan media agar padat dalam tabung reaksi dengan hotplate hingga
mencair
6

Tutup cawan petri dibuka sedikit dengan perlahan-lahan di dekat api agar
tetap steril

Media yang sudah cair dituang ke cawan petri, proses ini dilakukan di dekat
api

Cawan petri kembali ditutup, diputar-putar di dekat api dan diletakkan di


sekitar sumber api

Tabung berisi kultur dibuka dengan memanaskan mulut tabung dengan


spiritus

Jarum ose dipanaskan sampai memerah dan ditunggu hingga dingin

Jarum ose dimasukkan ke tabung berisi kultur dan dioleskan ke media untuk
mendapatkan bakteri

Cawan petri dibuka kembali di dekat api kemudian jarum ose digoreskan ke
permukaannya. Penggoresan dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak
media

Penggoresan dilakukan dalam delapan cawan petri yang berbeda jenis


bakteri dan teknik penggoresan yaitu:

1. S. epidermidis (+) dengan goresan sinambung


2. S. epidermidis (+) dengan goresan T
3. B. cereus (-) dengan goresan sinambung
4. B. cereus (-) dengan goresan kuadran
5. S. epidermidis (+) dengan goresan kuadran
6. S. epidermidis (+) dengan goresan T
7. B. cereus (-) dengan goresan sinambung
8. B. cereus (-) dengan goresan T
7

Goresan sinambung dilakukan dengan menggoreskan ose pada setengah


permukaan lempeng, lempeng diputan 180o kemudian ose digoreskan pada
sisa permukaan media.

Gorresan T dilakukan dengan membagi media menjadi tiga bagian,


kemudian dioleskan secara sinambung dari area satu sampai tiga

Goresan kuadran dilakukan dengan membagi media menjadi empat bagian


kemudian menggoreskan ose secara sinambung dari area satu sampai empat

Setelah selesai digoreskan, cawan petri segera ditutup dan dilapisi dengan
plastic wrap kemudian kembali dipanaskan di dekat api

Melakukan inkubasi selama 24 jam

3.3.2 Identifikasi Mikroorganisme

Mengamati morfologi koloni dan macam bakteri yang meliputi warna,


bentuk, tepi, elevasi, mengkilat atau suram, diameter koloni.

Mengisi tabel pengamatan koloni


8

Mengamati koloni dan reaksi yang terjadi pada bakteri yang ditumbuhkan
pada media Mac Conkey dan BAP (Blood Agar Plate)
9

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembenihan Mikroorganisme


4.1.1 Hasil Praktikum
Pada praktikum kali ini, mikroorganisme yang digunakan adalah S.
epidermidis (gram positif). Sebelum melakukan pembenih, alat dan bahan yang
akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu, meja kerja disterilkan dengan
menyemprotkan alkohol. Tahap pertama yang dilakukan adalah mencairkan media
yakni nutrient agar diatas hot plate.Tabung reaksi yang berisi media nutrient agar
diletakkan ke beaker glass, kemudian diisi air dan dipanaskan di atas hot plate. Hal
ini dilakukan agar media dapat dituang ke petri dish. Tahap dua cawan petri yang
akan digunakan disterilkan terlebih dahulu dengan cara ujung petri dish dipanaskan
di api bunsen secara memutar / rata. Kemudian media yang telah mencair
dituangkan dan ditunggu hingga memadat (diletakkan di dekat api bunsen). Pada
bagian belakang cawan petri diberi tanda sesuai dengan cara penggoresan yakni
goresan kuadran dan goresan T.
Tahap selanjutnya adalah pembenihan yaitu pertama memanaskan kawat
ose sampai memerah guna mensterilkan. Kemudian tabung yang berisi biakan
S.epidermidis dibuka tutupnya, mulut tabung dipanaskan (dekat dengan api
bunsen). Kawat ose yang telah disterilkan ditunggu hingga dingin. Mikroorganisme
diambil secara hati-hati dengan kawat ose, jangan sampai merusak media
pertumbuhan (media miring). Lalu mikroorganisme digoreskan pada media di
cawan petri sesuai dengan goresan yang diinginkan (goresan T dan kuadran).
Setelah pembenihan selesai, cawan petri ditutup kemudian dipanaskan
bagian ujungnya dengan memutar. Kemudian diberi plastik wrap pada seluruh sisi
agar sterilisasinya terjaga. Kemudian cawan petri dimasukan ke inkubator dan
diinkubasi selama 24 jam. Setelah 24 jam bakteri tumbuh sesuai goresan yang
dibuat dan tidak terlihat adanya kontaminasi.

4.1.2 Prinsip Kerja


Prinsip kerja yang menjadi dasar metode isolasi bakteri yaitu
menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu dengan
tujuan mendapatkan mikroorganisme tunggal.
10

4.1.3 Gambar/Ilustrasi Cara Penggoresan Inokulasi Bakteri

Goresan Sinambung Goresan T Goresan Kuadran

4.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Isolasi Bakteri Cawan Gores


Kelebihan metode cawan gores adalah hemat biaya dan waktu, praktis atau
mudah diaplikasikan karena tidak membutuhkan bantuan alat. Dan kekurangannya
adalah tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores, criteria pemisahan
sulit diketahui saat penggoresan, memerlukan keterampilan menggores yang baik.

4.1.5 Media Agar Miring pada Stok Kultur Mikroorganisme


Pada praktikum mikroorganisme yang digunakan adalah tabung reaksi
dengan media agar miring. Media ini digunakan untuk stok kultur mikroba dengan
tujuan meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan oksigen
sehingga pertumbuhan dapat maksimal. Selain itu digunakan untuk mencegah
mikroorganisme lain masuk atau menjadi kontaminan.

4.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba


Selain mengandalkan nutrient, dalam pertumbuhan mikroba dipengaruhi
beberapa faktor lingkungan yang akan mempengaruhi secara biologis dan fisiologis.
Adapun faktor-faktortersebut :
a. Temperatur atau Suhu
Beberapa jenis mikroba dapat hidup pada rentang temperatur yang luas,
ada pula yang hidup pada temperatur yang terbatas. Suhu akan mempengaruhi
kerja enzim, sehingga proses metabolismese yang melibatkan suatu enzim akan
terganggu. Apabila keadaan ini terjadi , pertumbuhan akan terhambat bahkan
tidak terjadi dan mikroba akan mati.
11

b. Kebasahan dan kekeringan


Pada umumnya untuk pertumbuhan bakteri diperlukan kelembaban
yang tinggi di atas 81%. Pengeringan secara perlahan menyebabkan perusakan
sel akibat pengaruh tekanan osmosis dan pengaruh lainnya dengan naiknya
kadar zat terlarut.
c. Tekanan osmotik
Larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroba karena dapat
menyebabkan plasmolisis yakni keadaan dimana sel kehilangan banyak air.
Tekanan lama-lama akan berkurang sampai sel mikroba menjadi lemah dan
tidak dapat tumbuh.
d. Sinar UV
Sinar UV menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri bahkan menyebabkan kematian. Sel
mikroorganisme akan rusak terutama pada mikroba yang tidak mempunyai
pigmen fotosintetik.
e. pH
Media yang digunakan untuk menanam bakteri harus memiliki pH yang
cocok atau sesuai dengan klasifikasi mikroba tersebut.
f. Oksigen
Bakteri membutuhkan O2 untuk melakukan respirasi sel (bakteri aerob).
Namun, bagi beberapa bakteri kehadiran oksigen ini bersifat toksik, sehingga
tidak memerlukan oksigen untuk bertahan hidup.
g. Air
Air diperlukan sel untuk mengaktifkan kerja enzim dan melarutkan
nutrien agar mudah ditransportasi kedalam sel.
12

4.2 Pembenihan Mikroorganisme


4.2.1 Hasil Praktikum
a. Tabel Pengamatan Koloni Bakteri
Pseudomonas Staphylococcus
Escherichia coli
aerogin aureus
Bentuk Rhizoid Irregular Circular
Warna Bening Putih Bening
Tepi Curled Undulate Entire
Elevasi Raised Umbonate Convex
Mengkilat/Suram Mengkilat Suram Mengkilat
Tipe
Rhizoid Echinulate Spreading
Pertumbuhan
Media Tumbuh Nass Nass Nass

Bacillus cereus Bacillus subtilis Occus epidermidis


Bentuk Irregular Irregular Irregular
Warna Putih pucat Bening Bening
Tepi Lobate Undulate Crateriform
Elevasi Raised Umbonate Raised
Mengkilat/Suram Suram Mengkilat Mengkilat
Tipe
Beaded Spreading Echinulate
Pertumbuhan
Media Tumbuh Nass Nass Nass

b. Tabel Pengamatan Pertumbuhan Bakteri pada Media Selektif

Spesies Bakteri
Media
Reaksi (+) Reaksi (-)
Escherichia coli Staphylococcus
BAP
K. pneumonia epidermidis
Escherichia coli
Mac Conkey Staphylococcus epidermidis
Bacillus cereus
13

4.2.2 Media yang Digunakan


a. BAP (Blood Agar Plate)
Merupakan media pertumbuhan bakteri yang dapat membedakan
bakteri patogen berdasarkan efek eksotoksin hemolitik bakteri pada sel darah
merah. Media berbentuk padat, diperkaya dan diferensial (bukan selekif murni),
universal (tidak menumbuhkan beragam jenis). BAP dapat membedakan bakteri
hemolitik berdasarkan kemampuan bakteri melisiskan sel-sel darah merah yang
ditandai dengan adanya zona (halo) disekitar koloni. Biasanya digunakan untuk
bakteri gram positif. Mikroba yang dapat hidup atau mempunyai reaksi (+) pada
media ini terjadi karena sifat mikroba yang mampu melisiskan sel-sel darah
merah. Ada 3 jenis hemolisis yang terjadi yaitu Beta hemolisis, alpha hemolisis,
dan gamma hemolisis. Bakteri yang dapat diidentifikasikan pada media ini yaitu
Escherichia coli, K.pneumonia.
b. Mac Conkey Agar ( MCA)
Media kultur yang dirancang untuk tumbuhnya bakteri gram negatif
dan noda mereka untuk fermentasi laktosa, serta menghambat pertumbuhan
mikroorganisme gram positif. Media ini termasuk selektif diferensial atau jenis
mikroba tertentu akan membentuk koloni tertentu dengan ciri yang khas.
Mikroba yang dapat hidup atau mempunyai reaksi (+) pada media ini terjadi
karena pemecahan laktosa yang ditandai dengan perubahan warna merah dan
tekstur berlendir. Contoh mikroba yang dapat diidentifikasikan pada media ini
yaitu Escherichia coli, Bacillus cereus, Staphylococcus epidermis.

4.2.3 Media Umum dan Media Selektif


Media merupakan suatu penutrisi yang berguna sebagai tempat mikroba
tumbuh. Di era sekarang media yang paling sering digunakan adalah media umum
dan media selektif. Kedua media ini memiliki perbedaan mendasar pada fungsinya.
Media umum sendiri memiliki fungsi untuk menumbuhkan semua jenis mikroba
secara kompleks. Contohnya NAAS, MH, Nutrient agar. Sedangkan media selektif
merupakan media yang ditambah zat kimia lain yang berfungsi untuk mencegah
pertumbuhan mikoba yang lain. Contohnya Mac Conkey dan BAP.
14

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Pembenihan mikroorganisme dilakukan dengan metode cawan gores yang memiliki
kelebihan hemat biaya dan waktu serta praktis atau mudah diaplikasikan.
- Media dan bakteri harus senantiasa dijaga kesterilannya dengan memanaskan di dekat
api.
- Media agar miring digunakan dengan tujuan untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba
dalam keadaan kekurangan oksigen dan untuk mencegah mikroorganisme lain masuk
atau menjadi kontaminan.
- Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba antara lain temperatur, tekanan
osmotik, pH, sinar UV, oksigen, dan air.
- Bakteri memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran.
- Media umum berfungsi untuk menumbuhkan semua jenis mikroba secara kompleks.
Sedangkan media selektif merupakan media yang hanya menumbuhkan bakteri tertentu
dan mencegah pertumbuhan mikoba yang lain.
15

DAFTAR PUSTAKA

Cappucino, J. G. Dan N. Sherman. 2014. Microbiology: a Laboratory Manual, Tenth Edition.


Glen View: Pearson Education.

Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga.

Radji, M. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
16

LAMPIRAN

Pemanasan cawan di Penggoresan bakteri Pengambilan bakteri


dekat api ke media dari media agar miring

Bakteri dalam
inkubator
17

Media BAP dan Mc Conkey

Koloni bakteri yang diamati dalam tabung reaksi

Anda mungkin juga menyukai