DISUSUN OLEH:
BIOLOGI/B
NAMA NIM
HILDIANA APRILIANI D.D 2007026040
1. 1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari mahluk hidup utamanya manusia melakukan
interaksi dengan mikroorganisme baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Mikroorganisme adalah organisme yang sangat mini hingga tidak dapat dilihat
dengan mata secara langsung dan membutuhkan bantuan mikroskop. Mikroorganisme
seringkali disebut organisme mikroskopik karena ukurannya ini, organisme ini
umumnya merupakan uniseluler namun ada pula yang berupa multiseluler. Cakupan
mikroorganisme sangat luas yakni prokariota, alga renik, dan Protista. Fungi yang
membentuk hifa juga merupakan bagian dari organisme ini, virus juga merupakan
bagian mikroorganisme, hingga bakteri tentunya.
Pemurnian kultur adalah kultur yang sel mikrobanya berasal dari pembelahan
satu sel tunggal yang nantiya diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologi untuk
mengidentifikasi mikroba. Dapat dilakukan dengan menumbuhkan mikroba dalam
media padat. Untuk mengamati ciri-ciri kultural dibutuhkan mikroba yang berasal
dari satu spesies. Proses pengambilan bakteri dari media atau lingkungan aslinya dan
menumbuhkannya pada media buatan untuk mendapatkan kultur bakteri murni dari
suatu tempat ke tempat yang lain harus dilakukan dengan proses aseptik agar tidak
terjadi kondisi tercemar karena terdapat mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.
Metode cawan gores atau streak plate adalah metode yang prosesnya menggunakan
jarum ose yang digoreskan ke permukaan media dalam pola tertentu dan hanya sel
bakteri individu yang akan menempel ke medium. Sel bakteri individu ini
membentuk koloni individu dan dapat dipindahkan ke media berikutnya untuk
mendapatkan kultur murni.
Oleh karena itu, dilaksanakannya praktikum pemurrnian kultur dengan metode
streak atau cawan gores ialah untuk mengetahui hasil yang didapatkan dari media
isolasi -4, untuk mengetahui hasil yang didapatkan dari media isolasi -5, dan untuk
mengetahui prinsip kerja dari metode streak plate.
1. 2 Rumusan Masalah
- Apa hasil pengamatan dari media isolasi -4
- Apa hasil pengamatan dari media isolasi -4
- Apa prinsip kerja dari metode streak plate?
No Gambar Keterangan
1. -sp 1
Jumlah Koloni: 1
Media Isolasi -4
Bentuk: Bulat
Warna: Putih kekuningan
-sp 2
Jumlah Koloni: 1
Bentuk: Bulat
Warna: Putih kekuningan
-sp 1
Jumlah Koloni: 1
2. Media Isolasi -5
Bentuk: Bulat
Warna: Putih kekuningan
-sp 2
Jumlah Koloni: 1
Bentuk: Bulat
Warna: Putih kekuningan
-sp 3
Jumlah Koloni: 1
Bentuk: Bulat
Warna: Putih kekuningan
4. 2 Pembahasan
Identifikasi bakteri sangat sulit, karena selain bakteri, mereka tidak berwarna,
transparan dan sangat kecil.Untuk mengatasi masalah ini, telah dikembangkan teknik
pewarnaan sel bakteri yang merupakan salah satu metode terpenting dalam penelitian
mikrobiologi. Pewarnaan Gram bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri dengan
mudah. Pewarnaan Gram membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok utama,
yaitu Gram positif dan Gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding
selnya. Metode ini dinamai dari penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853-1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884. Prinsip dasar teknik
pewarnaan bakteri adalah adanya ikatan ion antara sel-sel penyusunnya bakteri dan
senyawa aktif dari warna yang disebut chromogens. (Yusmaniar, 2017).
Proses identifikasi bakteri didasarkan pada karakter fenotipik bakteri seperti
pewarnaan Gram, morfologi koloni dan aktivitas enzim seringkali tidak statis dan
dapat berubah dengan evolusi kesalahan identifikasi itu sering terjadi karena adanya
bakteri yang tidak biasa karakteristik fenotipe atau kurangnya pengalaman dalam
menafsirkan data fenotipe. Hal ini menyebabkan munculnya metode identifikasi
molekuler untuk menggunakan gen 16S rRNA. Ini juga mengurangi bias dalam
interpretasi dan menghilangkan kebutuhan untuk kemungkinan "prates" mengenai
klasifikasi organisme untuk pemeriksaan langsung dan pemilihan database. Proses
identifikasi bakteri konvensional berdasarkan dan aktivitas enzim seringkali tidak
statis dan dapat berubah selama evolusi. Biasa atau tidak berpengalaman dalam
menafsirkan data fenotip. Hal ini menyebabkan pengenalan metode identifikasi
molekuler untuk menggunakan gen 16S rRNA. Ini juga mengurangi bias penafsiran
dan menghilangkan kebutuhan untuk kemungkinan "pengujian awal" klasifikasi
mikroorganisme untuk pemeriksaan langsung dan pemilihan database. Gen 16S
rRNA adalah gen yang digunakan pada untuk menentukan taksonomi filogenetik dan
molekuler bakteri Penggunaan sekuensing gen 16S rRNA di laboratorium klinis telah
menjadi umum bagi untuk mengidentifikasi bakteri yang tidak diketahui secara
biokimia atau untuk memberikan referensi tidak biasa tegangan. Penggunaan gen 16S
rRNA dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) memungkinkan identifikasi
cepat dan spesifik dari bakteri amilolitik PCR adalah metode enzimatik untuk dengan
mengalikan secara eksponensial urutan nukleotida spesifik secara in vitro
(Sabbathini, Pujiyanto, Wijanarka, & Lisdayanti, 2017).
Berdasarkan percoban yang telah dilakukan dilakukan dengan disiapkan cawan
petri sebagai media pembiakan yang steril dan media NA sebagai media yang
mengandung nutrisi bagi pertumbuhan bakteri. Kemudian dipanaskan ujung
erlenmeyer menggunakan Bunsen agar terhindar dari mikroba lain di udara yang
dapat membuat hasil pengamatan menjadi tidak diinginkan, selanjutnya dituang
media NA kedalam cawan Petri, ditutup lalu dibiarkan hingga media padat agar
bakteri dapat bertumbuh di media buatan tersebut. Selanjutnya, dipanaskan jarum ose
menggunakan bunsen lalu ditunggu hingga jarum ose mendingin sejenak, kemudian
disentuh permukaan koloni yang telah ditentukan dengan jarum ose untuk
memindahkan bakteri dari cawan petri ke jarum ose, kemudian disentuhkan jarum ose
ke permukaan cawan petri yang berisi media NA dengan membentuk zig-zag tanpa
terputus agar dapat membuat jalur pertumbuhan bagi bakteri dan mengenai disetiap
kuadrannya. Dipanaskan cawan petri menggunakan bunsen, selanjutnya disimpan
cawan petri tersebut dengan posisi terbalik ke dalam inkubator untuk menghindari
jatuhnya tetesan air ke media pertumbuhan. Didiamkan dalam suhu ruangan. Setelah
itu, diperoleh kultur murni dari cawan petri NA (-4) diperoleh Sp. 1 yang berbentuk
bulat, berwarna putih, dan termasuk jenis bakteri Coccus dan Sp. 2 yang berbentuk
bulat, berwarna putih, juga termasuk jenis Coccus. Selanjutnya, pada cawan petri NA
(-5) ditemukan Sp.1 yang berbentuk bulat, berwarna putih kekuningan, dab termasuk
jenis Coccus, Sp. 2 berbentuk bulat, berwarna kuning, dan termasuk jenis Coccus,
dan Sp. 3 berbentuk bulat, berwarna putih kekuningan, dan termasuk jenis Coccus.
Hal ini sesuai dengan literatur Komalasari (2020) yang menyatakan bahwa bakteri
dengan bentuk sferis atau bulat dinamakan bakteri kokus (coccus) yang terbagi atas
monokokus, diplokokus, sarkina, streptokokus, dan stafilokokus.
Dalam menggunakan metode streak plate dengan jarum ose yang teruji secara
steril, isolasi bakteri dengan teknik gores ini memiliki kelebihan jika dibandingkan
dengan jenis-jenis metode isolasi bakteri lainnya. Kelebihan tersebut antara lain
koloni yang didapatkan atau diperoleh dari metode ini merupakan koloni tunggal
sehingga memudahkan pengisolasian, selanjutnya bakteri yang kontaminan lebih
gampang untuk dibedakan dengan bakteri yang lainnya, serta pada metode ini kita
dapat membuat goresan dengan pola-pola tertentu (Dahlia, 2017).
Metode tuang atau pour plate terdiri dari 2 cara, yaitu dengan cara
mencampurkan suspensi bakteri dengan media agar pada suhu 50°C kemudian
dituang ke dalam petridisk, atau dengan cara menyemprotkan suspensi tersebut ke
bagian bawah petridisk, kemudian menuangkan media agar dan diaduk. Setelah agar-
agar mengeras, bakteri berada di tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri
tidak berkumpul menjadi satu koloni (Harley dan Presscot, 2002).
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada
media isolasi -4 sebanyak 2 sp dimana keduanya memiliki jumlah koloni
sebanyak 1, bentuknya bulat dan berwarna putih kekuningan.
- Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada
media isolasi -5 sebanyak 3 sp dimana ketiganya memiliki jumlah koloni
sebanyak 1, bentuknya bulat dan berwarna putih kekuningan.
- Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa prinsip
dari metode streak plate pengggunaan jarum ose yang digoreskan ke
permukaan media dalam pola tertentu sehingga hanya sel bakteri individu yang
akan menempel ke medium.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya agar dapat menggunakan metode isolasi
bakteri seperti pour plate untuk menggantikan metode isolasi bakteri streak plate agar
hasil yang didapatkan lebih bervariasi dan dapat dibandingkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(a) (b)
(d)
(c)
(e) (f)
(g) (h)
(i) (j)
(k) (l)
(m) (n)
Keterangan: (a) Gelas Erlenmeyer, (b) Cawan Petri, (c) Nutrient Agar, (d) Kapas,
(e) Inkubator, (f) Korek api, (g) Bunsen, (h) Jarum ose, (i) sikat tabung, (j) spons, (k)
keranjang alat, (l) hasil isolasi fungi, (m) aluminium foil, (n) sabun cuci