Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobia (meliputi virus, archae, bakteri, jamur, dan protozoa, dapat


dikatakan sebagai makhluk tertua dengan diversitas terbanyak di planet bumi.
Mikroorganisme atau mikrobia adalah organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan, mikroorganisme disebut
juga organisme mikroskopik. Mikroba memang dapat bertahan pada berbagai
kondisi lingkungan, ekstrim panas, ekstrim dingin, lingkungan yang
berkonsentrasi garam tinggi, asam, basa, tekanan tinggi, bahkan di daerah yang
mendekati kemustahilan untuk hidup makhluk hidup lain seperti lingkungan
dengan radioaktivitas tinggi (Adam, 1992).

Mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya berada dalam populasi


campuran dan di alam jarang mikrobia berada sebagai satu spesies tunggal dan
selalu dalam hidup berkoloni dalam menjalankan peranannya pada siklus
kehidupan Dalam bidang mikrobiologi dan bioteknologi, ketersediaan biakan
murni sangatlah penting. Selain pemurnian isolate selama dalam penyimpanan
juga sangat perlu diperhatikan, karena bekaitan dengan produk atau metabolit
tertentu dari satu spesies tunggal, untuk itu pertama-tama spesies tersebut harus
dapat diisolasi dari organisme lain kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni
dimana sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal melalui teknik
pemurnian (Kusnadi et al, 2005).

Dalam mempelajari mikroba tidak dapat dilakukan secara kasat mata,


sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil masih
terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam-macam jenisnya. Di alam
mikroba pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan
terlepas dari spesies yang lain. Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk
koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain (Seiler 2000). Di dalam
komunitas ini, satu spesies mikroba dapat memengaruhi spesies lain dengan
berbagai cara. Beberapa bersifat menguntungkan dan beberapa merugikan. Oleh
karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari suatu tempat lalu
diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni merupakan biakan yang
hanya berisi satu jenis bakteri (Adam, 1992).

Dalam memindahkan biakan murni, harus dilakukan dengan teknik


aseptik. Teknik aseptik ialah perlakuan yang bertujuan agar terbebas dari
mikroorganisme. Aseptik diimbangi dengan sterilisasi yang merupakan upaya
untuk menghilangkan kontaminan mikroorganisme yang menempel pada alat atau
bahan yang akan dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan analisis berikutnya.
Sehingga teknik aseptik harus dikuasai dengan baik (Jati 2007). Langkah-langkah
yang diambil adalah dalam rangka untuk memperolehnya hasil yang akurat.
Sebagai contoh dengan menghindarkan percobaan dari mikroorganisme yang
dapat mengkontaminasi produk sehingga terjadi perubahan yang tidak diinginkan
(Kusnadi et al, 2005).

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel- sel mikroba
akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya. Biakan murni diperlukan
dalam berbagai metode mikrobioligis, antara lain digunakan dalam
mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi,
dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro
1980).

1.2 Tujuan

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan proses isolasi


dan pemurnian jenis mikrobia tertentu dari suatu koloni, melakukan penyimpanan
suatu kultur murni mikroorganisme, dan pengkarakterisasi mikrobia dari suatu
koloni.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan


mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu
medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari
mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat – sifat
tersebut di alam terbuka sangat mustahil untuk dilakukan. Prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal
dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni
sel yang tetap pada tempatnya (Adam, 1992).

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam


dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Biakan yang berisi lebih dari satu macam
mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari
dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam
asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alawiyah et al, 2015).

Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka


ada pada tubuh kita, didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan
komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam
suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama
spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba
dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat
menguntungkan beberapa merugikan (Isdaryanti, 2015).

Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan


menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat
menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-
macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang
berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan
udara (Riffiani, 2010).
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata.
Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan
masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya.
Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai
individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering
ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
(Putri,et al.2012).

Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan


biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara aseptik, sehingga hanya
biakan murni yang diharapkan yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap
awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur (bukan dari
substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan
kontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Alawiyah et al,
2015).
Seperti semua bentuk kehidupan lain, mikroba membutuhkan zat-zat hara
dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Pertama-tama media harus
mangandung senyawa-senyawa hara yang penting untuk pertumbuhan mikroba.
Disamping itu media harus juga memberikan lingkungan yang cocok bagi
pertumbuhan seperti pH, tekanan osmosis, oksigen dan lain-lain. Pada umumnya
semua media untuk pertumbuhan mikroba terdapat dalam dua bentuk yaitu
media cair (Broth Media) dan media Padat (Solid Media) (Sari et al, 2013).

Beberapa cara atau metode yang dikenal untuk memperoleh biakan murni
dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah
metode cawan gores dan metode cawan tuang. Metode tersebut didasarkan pada
prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu, dengan
anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat
diamati (Nursyiwarni dan Kathy, 2007).

Teknik Piringan Goresan (Streak plate method), Medium agar dicairkan,


didinginkan pada suhu 450C, dituang ke dalam cawan petri steril dan dibiarkan
sampai menjadi padat. Kemudian menginokulasi biakan dilakukan dengan jarum
ose pada permukaan atas agar yang penuh dengan biakan campuran (misalnya
specimen ludah atau bahan lain). Ada beberapa metode penggoresan yang
berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar
organisme pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan
menggerakkan jarum ose bergantian dari satu bagian ke bagian lain cawan petri,
bakteri yang tertinggal pada jarum ose semakin berkurang. Jika dilakukan secara
sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah
satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal
dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni
tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni
(Putri,et al.2012).
Metode Tuang (pour-plate method) terdiri atas penginokulasian biakan
campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar cair yang telah didinginkan
pada suhu 450 C isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium.
Campuran itu kemudian dituangkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan
padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses
ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel itu akan tumbuh
menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian
dapat diambil sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Piringan
kedua dalam praktek sering digores kembali dengan organisme yang berasal dari
koloni yang diisolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan
murni (Alawiyah et al, 2015).
Teknik Sebar (spread plate), pada metode cawan sebar adalah suatu teknik
di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara
menuangkan stok kultur bakteri atau mengapuskannya di atas media agar yang
telah memadat. Bedanya dengan pour plate adalah, pencampuran stok kultur
bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkanpour plate kultur
dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini
adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian
permukaan media agar (Isdaryanti, 2015).
Teknik Pengenceran (dilution method), pada suatu sampel dari suatu
suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam
suatu tabung yang tersendiri. Hasil pengenceran ini kemudian diambil kira-kira 1
mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil
0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan
mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan
tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Hal yang
demikian ini dapat kita jadikan biakan murni. Jika kita belum yakin, bahwa koloni
tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat
mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel
(Kusnadi et al, 2005).

Teknik Micromanipulator, yaitu pada saat kita mengambil satu bakteri


dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian
ditempatkan ke dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan ke dalam
medium encer untuk proses pembiakkan. Proses pemisahan atau pemurnian dari
mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis,
misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi
yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal
dengan isolasi (Riffiani, 2010).

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam melakukan isolasi menurut Jutono


(1980), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi bakteri,
yaitu: Kita harus mengetahui sifat – sifat spesies mikrobia yang akan diisolasi.
Mengetahui sifat – sifat spesies mikrobia sangat penting agar tidak terjadi
kesalahan. Kemudian harus mengetahui tempat hidup atau tempat asal mikrobia
yang akan diisolasi. Selanjutnya, ketahui medium yang cocok untuk pertumbuhan
mikrobia agar mikrobia tidak mati. Setelah mengetahui medium yang cocok untuk
pertumbuhan mikrobia, cari tahu cara membiakkan mikrobia yang akan diisolasi.
Kemudian cari tahu cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa
biakan murni dan sesuai dengan yang dimaksud dan cara memelihara agar
mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni (Alawiyah et al,
2015).
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir. 1992. Mikrobiologi Parasitologi. Jakarta: Penerbit Kedokteran


EGC.

Alawiah SD, Ida BGD dan I KS. 2015. Isolasi dan Optimalisasi Pertumbuhan
BakteriI Pelarut Fosfat (BPF) pada Limbah Tahu Cair dengan
Menggunakan Konsentrasi Karbon yang Berbeda. Jurnal Simbiosis.
Volume 3 No(1). ISSN : 2337-7224.
Kusnadi, Diana R dan Diah K. 2005. Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa
Pendidikan Biologi dalam Mengisolasi Plasmid Bakteri. Jurnal
Pengajaran Mipa. Volume 6 No(2). ISSN : 1412-0927.
Nursyirwani dan Kathy CA. 2007. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri
Hidrokarbonoklastik dari Perairan Dumai. Jurnal Ilmu Kelautan. Volume
12 No(1). ISSN : 0853 – 7291.
Putri WDR, Haryadi, Djagal WM dan Muhammad NC. 2012. Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Amilolitik. Jurnal Teknologi
Pertanian. Volume 13 No(1).
Riffiani R. 2010. Isolasi Bakteri Pendegradasi Phenanthrene dari Batanta-Salawati
Raja Ampat Papua. Jurnal Biologi Indonesia. Volume 6 No(2). ISSN :
0854-4425.
Sari ML, Abrar A dan Merint. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam
Laktat pada Usus Ayam Broiler. Jurnal Agripet. Volume 13 No(1).

Anda mungkin juga menyukai