Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Isolasi Mikroba

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan


menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari
satu jenis mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagaibiakan murni atau biakan
aksenik. Biakan yang berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri)
dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri dari dua jenis
mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi,
dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013)

Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya,


sebab itu media buatan (agar) dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung
percobaan labu atau cawan Petri. Pada permulaannya tabung atau cawan Petri
harus dalam keadaan steril (bebas dari setiap mikroorganisme hidup) lalu setelah
itu dimasukkan mikrobia yang diinginkan, tabung atau cawan harus dilindungi
terhadap kontaminasi dari luar. Sumber utama pencemaran dari luar adalah udara,
yang banyak mengandung mikroorganisme yang berterbangan. Bentuk cawan
petri, dengan tutup yang saling menyelubungi, dirancang untuk mencegah
pencemaran udara (Alam dkk, 2013).

Mikroba yang terdapat di udara berasal dari tanah yang disebabkan oleh percikan
tanah dan akibat tiupan angin. Daerah yang terbebas dari mikroba tanah atau
disebut juga daerah steril yaitu terdapat pada 100-1000 m di atas permukaan tanah
(Idhe, 2011).

Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi


juga menunjukkan respon yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam
lingkungannya.
Perkembangan bakteri dipengaruhi:
1. Suhu.
Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu
pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu
maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat
hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba.
Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba.

2. Cahaya.
Bakteri sangat peka terhadap cahaya. Sinar biru dan sinar-sinar lainnya dengan
panjang gelombang yang lebih pendek mempunyai kekuatan untuk mematikan
bakteri. Dalam spektrum, yang paling kuat mematikan ialah ultraviolet
sedangkan yang tidak kuat adalah hijau, sedangkan merah, orange dan kuning
tidak merusak.
3. Kelembaban.
Untuk mempelajari morfologi bakteri-bakteri soal kebetahan/kelembaban
adalah penting apabila kita hendak mempelajari koloni, bakteri harus dipupuk
pada perbenihan padat, sedangkan bila dipupuk pada perbenihan cair bakteri-
bakteri meluas, jadi lebih dalam hingga tidak dapat dipelajari.
4. pH.
pH juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri, kebanyakan bakteri yang
patogen mempunyai suhu pH optimum 7,2 – 7,6. Meskipun suatu pembenihan
pada suatu permulaannya baik pada suatu bakteri, tetapi pertumbuhan bakteri
selanjutnya juga akan terbatas karena produk metabolisme bakteri itu sendiri.
5. Pengaruh O2 dari udara.
Untuk membakar atau mengikat bakteri memerlukan oksigen. Oksigen dipakai
sama halnya dengan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan diisap dengan
pernapasan. Pernapasan dipandang sebagai suatu proses pengambilan oksigen
dan pengeluaran karbondioksida secara aktif oleh tubuh dan berhubungan
dengan pembentukkan energi atau zat makanan oleh sel hidup. Ada bakteri
yang mengambil oksigen dari udara dan disebut bakteri aerob sedangkan
bakteri yang tidak dapat hidup dengan adanya oksigen disebut bakteri anaerob.
6. Pengaruh tekanan osmotik.
Tekanan osmotik sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan air.
Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan
mengalami
plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat
mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel
mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk
ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.
7. Pengaruh zat kimia.
Pertumbuhan dan pengerasan bakteri-bakteri dipengaruhi oleh berbagai macam
zat kimia dalam lingkungan karena pengaruh zat kimia, maka bakteri seperti
bergerak menuju atau menjauhi zat kimia itu. Peristiwa. Bila bakteri-bakteri itu
tertarik dan bergerak menuju kearah zat kimia kita sebut chemotaxis (+) dan
sebaliknya kita sebut chemotaxis (-). Bakteri-bakteri yang tidak bergerak,
pertumbuhan koloninya dapat dipengaruhi oleh zat-zat kimia, peristiwa itu
disebut chemotropis.

2.2 Metode Isolasi Mikroba

Mikroba yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai
jenis mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia dalam memisahkan satu
jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan
ditumbuhkan dalam medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan
dalam medium padat, karena dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk
suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya, ada beberapa teknik isolasi mikroba
yakni (Wati, 2013):
1.      Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya
ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung
goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke
medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang
kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan
murni.
2.      Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan
mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC kemudian
menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar
petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar
mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan
bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
3.      Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menyemprotkan suspensi
ke atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski.
Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh
menjadi koloni tunggal (Wati, 2013)

Terdapat berbagai teknik mengisolasi mikroba, yaitu (Idhe, 2011):


1.  Isolasi pada agar cawan.
Prinsip pada metode ini adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga
diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya.
Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu metode
gores kuadran dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran, bila
metode ini digunakan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya
mikroorganisme dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang
mengguanakan medium agar yang dicairkan dan di dinginkan (50oC) dan
dicawankan. Pengenceran perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir
mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan atau di dalam
cawan.
2.  Isolasi pada medium cair.
Dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada cawan (medium
padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Semakin tinggi
pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
3.  Isolasi sel tunggal.
Dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak
dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair. Sel 
mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali.
Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang
sangat halus  ataupun micromanipulator.
2.3 Media Isolasi Mikroba

Media yang digunakan untuk isolasi mikroba yaitu:

1. NA (Nutrient Agar)

Nutrient Agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang
tidak selektif dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini
merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beefI, pepton, dan
agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji air, produk pangan, untuk membawa stok
kultur untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri dan untuk mengisolasi
organism dalam kultur murni.
2. PDA (Potato Dextose Agar)

PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast atau


kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam
suatu sampel atau produk makanan. PDA cocok untuk pertumbuhan
jamur. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu
terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk
pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang cocok untuk pertumbuha
bakteri.

2.4 Aplikasi Isolasi Mikroba Dalam Bidang Teknik Lingkungan

Peran sarjana teknik lingkungan dalam hal ini adalah untuk dapat
mengidentifikasi suatu daerah, air atau tanahnya sudah terkontaminasi oleh
mikroba atau belum dan juga untuk meminimalisir mikroba yang bersifat
merugikan. Cara untuk meminimalisir mikroba yang merugikan dapat dilakukan
dengan cara antara lain yaitu pengadaan ventilasi yang memadai di dalam rumah
sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi udara bersih, dan membiasakan diri
hidup bersih dan sehat. Membiasakan hidup bersih dan sehat dapat dicontohkan
dengan membuang sampah pada tempatnya. Karena, sampah yang dibuang
sembarangan dapat memicu pertumbuhan mikroba dan menyebabkan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai