Anda di halaman 1dari 3

Praktikum 3 Mikrobiologi

“Isolasi Mikroba”
Oleh : Annisa Fitratul Rahimah

NIM : 20031122

1. Pengertian dan Tujuan Isolasi Mikroba


Isolasi mikroba adalah proses pemisahan mikroba dari medium atau lingkungannya di
alam dan menumbuhkannya dalam medium buatan sehingga diperoleh kultur murni atau
biakan murni.
Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi campuran dari
berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara, makanan, maupun yang terdapat
pada tubuh hewan maupun tumbuhan. Isolas mikroba diperlukan untuk mengetahui jenis,
mempelajari kultural, morfologi, fisiologi, dan karakteristik.
Mikroba sangat jarang terdapat di alam dalam keadaan murni. Kebanyakan merupakan
campuran bermacam-macam spesies mikroba. Macam-macam cara mengisolasi dan
menanam mikrobia adalah : 1). Spread plate method (cara tebar/sebar), 2). Streak
platemethod (cara gores), 3). Pour plate method (cara tabur).

2. Teknik Isolasi Mikroba


a) Spread Plate Method (Tebar/Sebar)
Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi
kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat.
Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena konsentrasi
sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan
beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang
mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni mikrobia yang terpisah
memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung
b) Pour Plate Method (Tabur)
Dasar dari metode ini yaitu menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada
temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan
menuangkannya ke dalam cawan petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-koloni
yang tersebar di permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat
diisolasi lebih lanju
c) Streak Plate Method (Gores)
Metode gores umumnya digunakan mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar
sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Dasar metode ini yaitu
dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan
medium agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan
akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga
dapat diisolasi lebih lanjut. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang
terpisah. Bakteri yang memiliki flagella seringkali membentuk koloni yang menyebar
terutama bila digunakan lempengan yang basah. Untuk mencegah hal itu harus digunakan
lempengan agar yang benar-benar kering permukaannya

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Isolasi Mikroba


Teknik-teknik Isolasi atau Penanaman Mikroba Untuk menanam suatu mikroba perlu
diperhatikan faktor-faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara). Cara
menumbuhkan mikroba yang anaerob sangat berbeda dengan yang aerob.
Beberapa faktor yang mempengaruhi isolasi mikroba adalah adalah komponen daru
medium biakan seperti PH, aktivitas air, tekanan osmosis, serta beberapa faktor eksternal
seperti suhu, kadar oksigen dan tekanan.
Pada alam, umumnya siklus kehidupan mikroba baik fungi maupun bakteri tergantung
dari objek yang ada untuk dirombak Adakalanya degradasi atau perombakan diawali oleh
mikroba golongan fungi, setelah terjadi proses degradasi dalam kurun waktu tertentu, fungi
akan mati tetapi tersimpan dalam bentuk spora untuk selanjutnya degradasi tersebut
dilanjutkan oleh bakteri, atau bisa sebaliknya yaitu degradasi diawali oleh bakteri untuk
selanjutnya diteruskan oleh fungi.
Faktor faktor yang harus diperhatikan dalam isolasi mikroba adalah sebagai berikut :
 Nutrient
Nutrien atau zat makanan yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri harus
mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, mineral (sulfur, fosfat) dan faktor-
faktor pertumbuhan yang meliputi asam amino, purin, pirimidin dan vitamin.
 Suhu
Suhu optimal untuk pertumbuhan bagi bakteri sangat bervariasi tergantung pada
jenis bakteri itu sendiri. Pada suhu yang tepat (optimal), sel bakteri dapat
memperbanyak diri dan tumbuh sangat cepat.
 Kelembapan
Kelembaban sangat penting untuk pertumbuhan bakteri bakteri membutuhkan
kelembaban tinggi, pada umumya untuk pertumbuhan bakteri yang baik dibutuhkan
kelembaban diatas 85%.
 Pencahayaan
Bakteri lebih menyukai kondisi gelap, karena terdapatnya sinar matahari secara
langsung dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
 Oksigen
Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan mekanisme yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya.
 PH
pH pembenihan juga mempengaruhi kuman, kebanyakan kuma pathogen
mempunyai pH optimum 7,2 – 7,6.
 Tekanan Osmotik
Suatu tekanan osmotik akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan osmotik
lingkungan lebih besar (hipertonis) sel aka mengalami plasmolysis. Sebaliknya jika
tekanan osmotic lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel membengkak dan
rusak.

Anda mungkin juga menyukai