Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1
Di

Latar Belakang
alam, populasi mikroba merupakan populasi campuran dari berbagai

mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Teknik biakan murni digunakan untuk memisahkan berbagai macam bakteri tersebut. Untuk dapat memperoleh biakan murni digunakan beberapa teknik biakan yaitu metode agar tuang dan metode penggoresan lempengan agar.

Dalam mempelajari mikroba tidak bisa dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disana masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacammacam jenisnya. Selain itu, di alam mikroba pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain. Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain.

Mikroorganisme terdapat dimana-mana di dalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita, di dalam tubuh kita, dan di sekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Di habitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Di dalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara beberapa bersifat menguntungkan dan beberapa merugikan.

Oleh karena itu dilakukan praktikum pembuatan biakan murni untuk dapat menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai cara dan teknik pembuatan biakan murni, serta mengetahui prinsip pembiakan dengan metode cawan gores (streak plate) dan alat alat yang digunakan pada percobaan kali ini.

1.2

Tujuan Praktikum

A. Untuk mengetahui prinsip pembuatan biakan murni. B. Untuk mengetahui prinsip metode cawan gores, cawan tuang, cawan sebar. C. Untuk mengetahui manfaat biakan murni.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teknik Biakan Murni Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain seringkali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba saprobe (saprobakteri). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencernaan dari luar. Medium untuk membiakan mikroba haruslah steril sebelum digunakan pencemaran (kontaminasi), dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme.

Teknik biakan murni untuk spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu: A. Cara Pengenceran Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister berhasil menerima murni Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah masam. Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi, kalau perlu dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. B. Cara Penuangan Isolasi dengan menggunakan medium cair dengan cara pengenceran, seperti dijelaskan diatas prinsip melakukan pengeceran adalah menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan suatu sel dalam satu tabung. Demikian juga dengan cara penuangan. C. Cara Penggoresan Cara ini lebih sering digunakan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteribakteri anaerob tidak dapat tumbuh (Dwidjoseputro, 1998).

D. Cara Penyebaran Pengenceran sampel sama seperti pada cara-cara penuangan, dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengencer dan biarkan cairan mengalir keatas permukaan agar. E. Cara Pengucilan 1 Sel Cara ini dengan menggunakan suatu alat yang dapat mengambil satu bakteri dari sekian banyak bakteri, dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain. Alat semacam ini tidak mudah untuk menggunakannya. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan pada suatu micromanipulator. F. Cara Inokulasi Pada Hewan Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misalnya, kita ambil bahan pemeriksaan berupa dahak (sputum) dari seseorang yang disangka menderita TBC, bila dahak disuntikkan kedalam tubuh tikus putih, maka bakteri akan ikut serta, tetapi tidak dapat bertahan hidup. Sehingga kemudian hanya kita dapatkan kuman TBC saja. Biakan murni Pneumococcus dapat diperoleh dengan cara demikian juga (Waluyo, 2007).

G. Metode Pembiakkan Dua masalah akan dibicarakan pemilihan medium yang sesuai dan isolasi organisme bakteri secara murni. Teknik yang digunakan dan tipe medium yang dipilih tergantung pada sifat penelitian. Pada umumnya tiga situasi dapat ditemukan, yaitu: a. Menumbuhkan sel spesies tertentu, mikroorganisme yang teramati secara mikroskopik dan yang tumbuh dalam lingkungan alami dapat terbentuk sangat sukar untuk tumbuh secara murni pada medium buatan. Contohnya, bentuk parasit terbentuk tidak pernah dapat dibiakkan diluar inangnya. b. Pemeriksaan mikrobiologi bahan-bahan alami tertentu mengandung berbagai lingkungan mikro yang berbeda, masing-masing menyediakan tempat untuk spesies yang berbeda. Penanaman sebuah contoh bahan kelompok terseleksi memproduksi koloni-koloni tetapi menyebabkan banyak tipe lainnya terlupakan.

c.

Isolasi tipe tertentu mikroorganisme. Sedikit contoh tanah, jika ditanam dengan tepat, akan menghasilkan tipe organisme yang berbeda untuk tiap lingkungan mikro yang ada.

Medium cair digunakan untuk membiarkan adanya persaingan dan seleksi optimal meskipun tipe yang diinginkan hanya beberapa sel saja diantara populasi yang jutaan. Keuntungan dapat diperoleh dari encrichment alami. Sebagai contoh pada pencarian kerosene oxiditers, tanah berminyak dipilih, karena sudah menjadi lingkungan enrichment untuk bentuk demikian.

Isolasi mikroorganisme secara biakan murni. Untuk mempelajari sifat-sifat suatu organisme adalah penting untuk mempelajarinya dari biakan murni yang bebas dari semua tipe organisme lain. Untuk melakukan ini, sel tunggal harus diisolasi dari seluruh sel lainnya dengan cara sedemikian rupa sehingga progeny yang terkumpul juga masih terpisah. Beberapa metode yang ada adalah: a. Penanaman pada agar (platting) tidak seperti sel-sel dalam medium cair sel-sel dalam atau pada medium sel dibuat menetap oleh karenanya, jika cukup sedikit sel diletakkan dalam atau pada medium sel tiap sel akan tumbuh menjadi koloni yang terpisah. Bahan gas ideal untuk kebanyakkan media mikrobiologi adalah agar, polisakarida asam yang diekstrak dari alga merah tertentu. b. Pengenceran adalah metode yang sedikit dapat dipercaya adalah pengenceran suspensi diencerkan seri dan contoh masing-masing pengenceran ditanam pada agar. Jika hanya sedikit contoh dari pengenceran tertentu menunjukkan pertumbuhan, diperkirakan bahwa beberapa biakan tadi dimulai dari sel tunggal. (Brooks, 2001)

H. Pembiakan atau Reproduksi Pada umumnya bakteri hanya mengenai satu macam pembiakan saja, yaitu pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat. Jika faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan diri atau division. Pembelahan diri dapat dibagi atas 3 fase yaitu:

a.

Fase pertama, di antara sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada arah memanjang.

b.

Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang ini tidak selalu merupakan penyekat yang sempurna, di tengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang kecil, dimana protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung. Hubunganhubungan protoplasma itu disebut plasmadesmida.

c.

Fase terakhir ialah berpisah, yaitu yang satu terlepas sama sekali dari pada yang lain. Setelah dinding melintang menyekat secara sempurna. Bakteri yang semacam ini merupakan koloni yang merata, jika dipiara pada medium padat. Sebaliknya, bakteri-bakteri yang dindingnya lebih kokoh itu tetap bergandenggandengan setelah pembelahan bakteri macam ini merupakan koloni yang kasar permukaannya.

(Dwidjoseputro, 1998)

Kalau pertama kali mengadakan piaraan biasanya yang kita peroleh itu suatu piaraan campuran, misal kita ambil bahan (sampel) dari udara, dari tanah, dari kotoran, kalau bahan itu kita sebarkan pada medium steril, akan tumbuhlah beraneka koloni yang masing-masing mempunyai sifat-sifat khas. Jika kita menggambil bahan dari salah satu koloni tersebut, kemudian bahan itu kita akan tumbuh menjadi koloni yang murni asalkan pekerjaan pemindahan itu dilakukan dengan cermat menuntut teknik aseptic, yaitu menggunakan alat-alat yang steril dan aturan-aturan laboratorium tertentu. Piaraan kita peroleh dan sifatnya murni (Dwidjoseputro, 1998).

Persyaratan utama bagi isolasi dan kultuvasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofag yang paling baik dan paling utama adalah habitat inangnya. Sebagai contoh fage coli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).

Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir dengan metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta micromanipulator. Dua

diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies dapat dipisahkan (Pleczar, 2006).

2.2 Teknik Penggoresan a. Goresan T Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar cawan petri. 1. 2. 3. 4. 5. Inokulasikan daerah 1 sebanyak mungkin dengan gerakan redaksi. Panaskan ose dan biarkan dingin kembali. Gores ulang daerah 1 sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan di daerah 2 Pijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali. Prosedur diatas diulangi untuk daerah 2.

b. Goresan Kuadran Teknik ini sama dengan goresan T hanya lempengan agar dibagi menjadi 4. c. Goresan Radian. 1. 2. 3. Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan. Pijarkan ose dan dinginkan kembali. Putar lempengan agar 90 dan buat goresan terputus diatas goresan sebelumnya. 4. Pijarkan ose.

d. Cara Redaksi. 1. Ambil satu mata ose suspensi dan goreskan setengah permukaan lempengan agar. 2. Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180 gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar. (Prescott, 2008)

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1

Waktu dan Tempat

Praktikum biologi dan mikrobiologi berjudul Pembuatan Biakan Murni dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 21 November 2013 pada pukul 15.00 - 17.30 WITA dan pengamatan dilakukan pada hari Jumat, tanggal 22 November 2013 pada pukul 16.00 17.00 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2

Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-Alat 1. Tabung reaksi 2. Lampu bunsen 3. Cawan petri 4. Jarum ose 5. Inkubator 6. Rak tabung reaksi 7. Labu erlenmeyer 8. Batang pengaduk 9. Penggaris 10. Laminer air flow cabinet 11. Camera 12. Toolbox 13. Serbet 14. Gunting 15. Masker 16. Jas lab 17. Botol semprot

18. Sarung tangan karet 19. Sarung tangan oven 20. Alat tulis

3.2.2 Bahan-Bahan 1. Media NA (Nutrient Agar) 2. Bakteri 3. Alkohol 70% 4. Aquadest 5. Kertas label 6. Sabun cuci 7. Alumunium foil 8. Tissue 9. Air bersih 5 liter 10. Korek Api 11. Spiritus 12. Kertas HVS 13. Kertas label

3.3

Cara Kerja

3.3.1 Metode Cawan Gores Pada Cawan Petri 1. Dibakar jarum ose hingga berpijar. 2. Dibakar terlebih dahulu cawan petri sebelum dibuka. 3. Diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose. 4. Dibakar terlebih dahulu cawan petri sebelum cawan petri yang berisi media NA dibuka. 5. Digoreskan perlahan di cawan petri sesuai dengan urutan penggoresan yang diawali dengan first streak. 6. Digoreskan menggunakan jarum ose pada media NA di cawan petri dengan goresan pertama digores secara rapat (first streak).

7. Dilakukan ketiga jenis goresan secara tidak terputus dan selalu menyambung dari goresan pertama hingga goresan ketiga. 8. Diinkubasi cawan petri yang telah digores pada suhu 37C selama 24 jam. 9. Diamati pertumbuhan koloninya.

3.3.2 Metode Cawan Gores Pada Tabung Reaksi (Media NA Miring) 1. Disterilkan jarum ose dengan menggunakan lampu Bunsen. 2. Dibakar terlebih dahulu cawan petri sebelum dibuka. 3. Diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose. 4. Dibakar mulut tabung reaksi. 5. Digoreskan bakteri pada media NA miring pada tabung reaksi dengan membentuk pola zig-zag. 6. Ditutup tabung reaksi menggunakan alumuniun foil. 7. Diinkubasi tabung reaksi yang telah digores pada suhu 37C selama 24 jam. 8. Diamati pertumbuhan koloninya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Pengamatan Biakan Murni

No. 1 Media NA

Gambar

Keterangan

1. Kontaminan

2 Media NA 1. Kontaminan

4.2

Pembahasan

Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni dalam pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril, hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni.

Biakan murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Prinsip dari biakan murni yaitu biakan murni sangat diperlukan untuk mempelajari mikroorganisme di dalam laboratorium. Biakan murni dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu, metode cawan sebar (spread plate), metode cawan tuang (pour plate) dan metode cawan gores (streak plate). Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut juga dikenal dengan isolasi mikroba. Prinsip metode metode cawan gores (Streak Plate) yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3 - 4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali membentuk garis horizontal di satu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.

Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar.

Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dengan menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan. Pengenceran dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni tunggal.

Pada percobaan pertama menggunakan metode cawan gores pada cawan petri. Langkah pertama dibakar jarum ose hingga berpijar lalu didiamkan sampai pijaran pada jarum hilang. Sebelum mengambil bakteri di cawan, dibakar pinggiran cawan terlebih dahulu di dekat lampu Bunsen. Kemudian diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose. Sebelum cawan petri yang berisi media NA dibuka, cawan petri harus dibakar terlebih dahulu. Setelah itu digoreskan perlahan di cawan petri sesuai dengan urutan penggoresan yang diawali dengan first streak. First streak, menggunakan jarum ose digoreskan pada media NA di cawan petri dengan goresan pertama digores secara rapat, second streak, dengan goresan kedua digores agak jarang, lalu third streak, goresan ketiga digores jarang. Dari ketiga jenis goresan ini dilakukan secara tidak terputus dan selalu menyambung dari goresan pertama hingga goresan ketiga dan membentuk pola zig-zag. Kemudian diinkubasi cawan petri yang telah digores pada suhu 37C selama 24 jam. Setelah diamati pertumbuhan koloninya, tidak terbentuk bakteri pada cawan.

Pada percobaan yang kedua yaitu metode cawan gores pada tabung reaksi (media NA miring). Hal yang pertama yang dilakukan yaitu jarum ose disterilkan dengan menggunakan lampu bunsen hingga berpijar. Kemudian dibakar terlebih dahulu pinggiran cawan petri sebelum dibuka. Kemudian diambil bakteri dari cawan petri menggunakan ujung jarum ose. Sebelum tabung reaksi yang berisi media NA dibuka, tabung reaksi harus dibakar terlebih dahulu. Lalu jarum ose yang telah terdapat bakteri digoreskan pada media NA miring pada tabung reaksi. Setelah itu mulut tabung reaksi ditutup menggunakan alumuniun foil. Diinkubasi tabung reaksi yang telah digores pada suhu 37C selama 24 jam. Setelah diamati, hasilnya hanya terbentuk seperti busa putih tanpa ada bakteri.

Laminar Air Flow Cabinet berfungsi untuk preparasi bahan-bahan atau alat-alat mikrobiologi agar tidak terkontaminasi dengan udara luar, alat ini dilengkapi dengan lampu UV yang dapat mematikan bakteri dalam ruangan laminar.

Dalam praktikum yang dilakukan menggunakan metode cawan gores (streak plate) metode ini sulit digunakan karena proses penggoresan yang cukup lama dan sulit,

sehingga memudahkan terjadinya kontaminasi dan kegagalan. Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.

Nutrient agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

Prinsip biakan murni ialah biakan murni yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan. Medium ini dapat berfungsi sebagai sumber nutrisi yang diperlukan bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof medium dilengkapi dengan air molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil lebih agar bakteri yang tumbuh, alat dan bahan yang lebih agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu.

Jarum ose digunakan untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia yang akan dibiakkan ke suatu media sebagai tempat perkembang biakan mikroba.

Terdapat beberapa faktor kesalahan yang terjadi dalam praktikum, yaitu pada saat membakar jarum ose jarum terlalu cepat digunakan sehingga jarum masih terasa panas pada saat pengambilan bakteri pada cawan sehingga tidak terlihat bakteri pada cawan maupun tabung miring. Faktor kesalahan kedua adalah pada saat penggoresan pada cawan petri yang berisi media penggoresannya sampai merusak media yang seharusnya hanya digores tipis saja.

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan

a. Prinsip dari biakan murni yaitu biakan murni sangat diperlukan untuk mempelajari mikroorganisme di dalam laboratorium. Biakan murni dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu, metode cawan sebar (spread plate), metode cawan tuang (pour plate) dan metode cawan gores (streak plate). b. Prinsip metode cawan gores (streak plate) yaitu mendapatkan koloni yang benarbenar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Prinsip metode cawan tuang (pour plate) merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme, sedangkan cawan sebar (pread plate) adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. c. Manfaat dari biakan murni yaitu mendapatkan 1 jenis spesies dan mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apapun dari mikroba yang hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolasi murni atau biakan murni.

5.2

Saran

Diharapakan untuk praktikum selanjutnya menggunakan metode lain seperti metode cawan gores maupun cawan tuang dan untuk praktikum selanjutnya menggunakan media lain yang dapat digunakan sebagai tempat pembiakan selain PDA ataupun NA.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim.

2011.

Laporan

Mikrobiologi

dan

Sterilisasi.

http://semuacoretankuliah.com. Diakses pada tanggal 27 November 2013. Pukul 19.20. 2. Dwidjoseputro, D. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. 3. Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 4. Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta: Andi. 5. Pelczar, Michael J, dan Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

LAMPIRAN

Media NA Tampak Atas

Media NA Tampak Bawah

Media PDA Miring

Anda mungkin juga menyukai