Anda di halaman 1dari 38

BAB IV

SKENARIO PENGOLAHAN AIR BUANGAN

4.1 Periode Desain


Rancangan sistem penyaluran air buangan Kota Padang Panjang direncanakan selama 20
tahun dimulai dari tahun 2020 sampai 2039. Penetapan periode desain tersebut telah
sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Air Buangan Perkotaan Departemen Pemukiman
dan Prasarana Wilayah tahun 2003 dengan waktu perencanaannya 15-20 tahun. Tahapan
periode desain sistem penyaluran air buangan Kota Padang Panjang direncanakan dalam
3 tahapan yaitu:
1. Tahap I : Tahun 2020 – 2024;
2. Tahap II : Tahap 2025 – 2029;
3. Tahap III : Tahap 2030 – 2039.

4.2 Proyeksi Penduduk


Kebutuhan air semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertambahan penduduk,
jika kebutuhan air meningkat maka air buangan yang dihasilkan juga akan semakin
bertambah. Oleh karena itu dibutuhkan proyeksi jumlah penduduk yang akan datang
untuk memperkirakan air buangan yang dihasilkam sebagai gambaran perancangan
Bangunan Pengolahan Air Buangan.
Penduduk Kota Padang Panjang akan diproyeksikan untuk 20 tahun sesuai dengan
periode desain yang direncanakan. Proyeksi penduduk berdasarkan data jumlah penduduk
10 tahun terakhir yakni dari tahun 2010 sampai 2019. Laju pertumbuhan penduduk di
Kota Padang Panjang selama 10 tahun terakhir (2010-2019) yaitu sebesar 2% dengan
kepadatan penduduk sebesar 95 jiwa/Ha (kepadatan Sedang). Proyeksi penduduk dengan
menggunakan dua metode proyeksi yang sudah dijelaskan yaitu:
1. Metode aritmatika;
2. metode geometrik
Penentuan metode terbaik didapatkan dengan cara membandingkan kedua metode
tersebut, yaitu dengan melihat nilai simpangan baku (S) yang paling kecil dan koefisien
korelasi (R) yang mendekati 1 untuk masing-masing metode.

4.2.1 Proyeksi Penduduk Tahap I (2020 - 2024)


4.2.1.1 Metoda Aritmatika
Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode aritmatika, mengunakan
data jumlah penduduk 10 tahun terakhir dari tahun 2010 sampai 2019 untuk
memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun 2020 sampai 2039. Perhitungan proyeksi
penduduk dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan grafiknya pada Gambar 4.1.
Tabel 4.1 Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatika
No (Xi) Tahun Pendd (Yi) Yrata-rata Xi2 Xi.Yi Y' (Yi-Y') (Yi-Y')2 (Yi-Y rata) (Yi-Y rata)2 S R
1 2010 255.201 1 255201 255199 2 3 -4490 20160100
2 2011 256.201 4 512402 256197 4 13 -3490 12180100
3 2012 257.201 9 771603 257196 5 30 -2490 6200100
4 2013 258.201 ` 16 1032804 258194 7 53 -1490 2220100
5 2014 259.201 259691 25 1296005 259192 9 83 -490 240100 31,14 1,00
6 2015 260.201 36 1561206 260190 11 119 510 260100
7 2016 261.101 49 1827707 261188 -87 7617 1410 1988100
8 2017 262.201 64 2097608 262186 15 212 2510 6300100
9 2018 263.201 81 2368809 263185 16 268 3510 12320100
10 2019 264.201 100 2642010 264183 18 331 4510 20340100
55 2596910 385 14365355 2596910 0 8727 82209000
Sumber: Data Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Buangan, 2019

NANDA MUTIA FADILLA IV-2


265000
264000
263000

Jumlah Penduduk
262000
261000
260000
259000 Data Awal
258000 y = 998 x - 1.751.146
257000 R² = 1
256000
255000
254000
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Tahun

Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Penduduk dengan Metode Aritmatika

Contoh perhitungan untuk Xi = 1 tahun 2010:

b
(n)(Xi.Yi)   Xi)(Y' 
n(Xi2)  (Xi) 2

b
(10)(14091055)  (55)(2547010) = 1000,00
10(385)  (55) 2
Y'(b)(Xi) 
a
n
2547010  (1000)(55) 
a = 1.759.799
10
Y’= a + bx = 1.759.799 + 1000,00x
(Yi - Y' )2
R = 1
(Yi - Yrata)2
0.000
R = 1 =1
0.000
n(Yi )  (Y ' )2
S=
n(n  1)
10(0.00)  (0.00) 2
S= = 31,14
10(10  1)

NANDA MUTIA FADILLA IV-3


4.2.1.2 Metode Proyeksi Geometrik
Perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode logaritma, mengunakan data jumlah penduduk 10 tahun terakhir dari tahun 2010 sampai
2019 untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun 2020 sampai 2034. Perhitungan proyeksi penduduk dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan grafiknya
pada Gambar 4.2. Tabel 4.2
Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk dengan Metode Geometrik
NO. (Xi)
Tahun Pendd (Yi) ln Xi ln Xi2 ln Yi ln Xi ln Yi Y' (Yi - Y') (Yi - Y')2 Yrata-rata Yi-Yrata (Yi-Yrata)2 S R
Xi
1 2010 255201 0,00 0,00 12,45 0,00 253810 1391 1933933 -4490,00 20160100
2 2011 256201 0,69 0,48 12,45 8,63 256485 -284 80716 -3490 12180100
3 2012 257201 1,10 1,21 12,46 13,69 258063 -862 742682 -2490 6200100
4 2013 258201 1,39 1,92 12,46 17,28 259188 -987 974282 -1490 2220100
5 2014 259201 1,61 2,59 12,47 20,06 260064 -863 745218 259691 -490 240100 918,37 0,95
6 2015 260201 1,79 3,21 12,47 22,34 260782 -581 337989 510 260100
7 2016 261101 1,95 3,79 12,47 24,27 261391 -290 84139 1410 1988100
8 2017 262201 2,08 4,32 12,48 25,94 261919 282 79246 2510 6300100
9 2018 263201 2,20 4,83 12,48 27,42 262386 815 663432 3510 12320100
10 2019 264201 2,30 5,30 12,48 28,75 262805 1396 1949009 4510 20340100
55 2596910 15,10 27,65 124,67 188,38 2596894,90 15 7590645 0 82209000
Sumber: Data Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Buangan, 2019

NANDA MUTIA FADILLA IV-4


266000
264000

Jumlah Penduduk
262000
260000
258000 Data Awal
y = 980.98x - 2E+06 Proyeksi (Geometri)
256000 R² = 0.9146
254000
252000
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Tahun

Gambar 4.2 Grafik Pertambahan Penduduk dengan Metode Geometrik

Contoh perhitungan untuk Xi = 1 tahun 2010:

b
(n)(ln Yi ln Xi)   Ln Xi)ln Yi 
n(Ln Xi2)  (Ln Xi) 2

10(188.09)  (15.1)(124,48)
b= = 0,015
10(27.65)  (15.1) 2
Xi2  (b)(ln Yi) 
Ln a 
n
27.65  0.015(15.1)
ln a = = 12,424
10(27.65)  (15.1) 2
Y’ = exp(13,476) + 0,067 x ln X) = 983,19x – 2E +6

n(Yi )  (Y ' )2
S=
n(n  1)

10(2547010) - 2546994.7
S= = 918,37
10(10  1)

(Yi - Y' )2
R = 1 = 0,95
(Yi - Yrata)2

4.2.2 Perbandingan Proyeksi Penduduk Kota Padang Panjang

NANDA MUTIA FADILLA IV-5


Metode proyeksi penduduk dari keempat metode dapat diperoleh perbandingan jumlah
penduduk seperti pada Tabel 4.3 dan grafiknya pada Gambar 4.3.
Tabel 4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Padang Panjang Tahun 2020-2034
Proyeksi Penduduk
No. Tahun Penduduk
Aritmatika Geometri
1 2010 255.201 255.201 255.795
2 2011 256.201 256.201 256.405
3 2012 257.201 257.201 256.935
4 2013 258.201 258.201 257.403
5 2014 259.201 259.201 257.822
6 2015 260.201 260.201 258.202
7 2016 261.201 261.201 258.550
8 2017 262.201 262.201 258.870
9 2018 263.201 263.201 259.167
10 2019 264.201 264.201 259.443
11 2020 265.201 259.702
12 2021 266.201 259.946
13 2022 267.201 260.175
14 2023 268.201 260.393
15 2024 269.201 260.599
16 2025 270.201 260.796
17 2026 271.201 260.984
18 2027 272.201 261.163
19 2028 273.201 261.335
20 2029 274.201 261.500
21 2030 275.201 261.658
22 2031 276.201 261.811
23 2032 277.201 261.958
24 2033 278.201 262.100
25 2034 280.201 262.238
26 2035 281.201 266.498
27 2036 282.201 266.657
28 2037 283.201 266.809
28 2038 284.201 266.956
30 2039 285.201 267.098
Sumber: Data Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Buangan, 2019.

290000
285000
280000
275000 aritmatika
Penduduk

270000
265000 Geometri
260000
255000 data awal
250000
2000 2010 2020 2030 2040
Tahun
Gambar 4.3 Grafik Proyeksi Penduduk Kota Padang Panjang Tahun 2010-2039
Penentuan rumus proyeksi jumlah penduduk yang digunakan dilakukan dengan
menghitung standar deviasi dan koefisien korelasi. Kemudian keempat metode proyeksi
penduduk tersebut dibandingkan satu sama lain berdasarkan nilai standar deviasi (S)
paling kecil dan koefisien relasi (R) mendekati 1 atau -1. Perbandingan nilai S dan R dari
keempat metode dapat dilihat pada Tabel 4.4

NANDA MUTIA FADILLA IV-6


Tabel 4.4 Perbandingan Nilai R dan S Masing-masing Metode Proyeksi
No. Metode S R
1. Aritmatika 31,14 1,00
4. Geometrik 918,37 0,95
Sumber: Data Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Buangan, 2019

Proyeksi jumlah penduduk dari keempat metode yang dipakai dapat dilihat bahwa metode
aritmatika memiliki nilai R mendekati 1 dan nilai S yang terkecil yaitu 0,00. Hasil
proyeksi penduduk dengan metode terpilih dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Proyeksi Penduduk Dengan Metode Terpilih Aritmatika
No Tahun Penduduk Aritmatika
1 2010 255.201 255.201
2 2011 256.201 256.201
3 2012 257.201 257.201
4 2013 258.201 258.201
5 2014 259.201 259.201
6 2015 260.201 260.201
7 2016 261.201 261.201
8 2017 262.201 262.201
9 2018 263.201 263.201
10 2019 264.201 264.201
11 2020 265.201
12 2021 266.201
13 2022 267.201
14 2023 268.201
15 2024 269.201
16 2025 270.201
17 2026 271.201
18 2027 272.201
19 2028 273.201
20 2029 274.201
21 2030 275.201
22 2031 276.201
23 2032 277.201
24 2033 278.201
25 2034 279.201
26 2035 281.201
27 2036 282.201
28 2037 283.201
29 2038 284.201
30 2039 285.201
Sumber: Data Perhitungan Tugas Besar Teknik Penyaluran Air Buangan, 2019

4.3 Perhitungan Ekivalensi Penduduk dan Debit Air Buangan

1. Proyeksi Fasilitas

Fasilitas perkotaan di Kota Padang Panjang tahun 2020-2039 diasumsikan mengalami


peningkatan, yang berpengaruh pada kebutuhan air non domestik. Peningkatan fasilitas
perkotaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6.

NANDA MUTIA FADILLA IV-7


Tabel 4.6 Rekapitulasi Penambahan Fasilitas Perkotaan Kota Padang Panjang
Jumlah Fasilitas (unit)
No Fasilitas Kapasitas
Data Awal Tahap I Tahap II Tahap III
Sekolah:
a. TK 100 jiwa/unit 17 18 20 23
b. SD 600 jiwa/unit 37 39 40 42
1
c. SMP 800 jiwa/unit 16 18 20 23
d. SMU 800 jiwa/unit 14 15 15 16
e. PT/Akademi 1.500jiwa/unit 1 2 2 3
Peribadatan:
2 a. Mesjid 400 jiwa/unit 35 36 36 36
b. Mushalla 100 jiwa/unit 56 57 57 58
Kesehatan:
a. Rumah Sakit 300 tt/unit 1 2 2 3
3 b. Puskesmas 40 tt/unit 10 11 12 13
c. Klinik 15 tt/unit 12 13 13 14
d. Apotek 5 tt/unit 15 17 17 18
Industri
4 a. Industri Besar 2 Ha/Unit 10 11 12 13
b. Industri Kecil 200 m2/Unit 33 34 34 34
Perdagangan:
a. Pasar 700 m2/unit 7 8 8 9
5
b. Toko 50 m2/unit 122 132 142 152
c. Restoran 50 m2/unit 7 8 8 9
Perkantoran:
a. Kantor Besar 1.000 m2/unit 5 5 6 6
6
b. Kantor Menengah 600 m2/unit 8 8 8 9
c. Kantor Kecil 300 m2/unit 10 11 12 13
Lain-lain:
a. Hotel Berbintang 3 200 tt/unit 1 3 3 3
b. Hotel
50 tt/unit 3 5 5 5
Melati/Wisma
7
c. Bioskop 500 td/unit 0 0 0 1
d. Stadion Olahraga 4 Ha 0 0 0 1
200 Unit
e. Terminal Bus 1 1 1 1
bus/hari

2. Ekivalensi Penduduk
Perhitungan ekivalensi penduduk Kota Padang Panjang dapat dilihat pada Tabel 4.7.

NANDA MUTIA FADILLA IV-8


NANDA MUTIA FADILLA IV-9
Tabel 4.7 Ekivalensi Penduduk Kota Padang Panjang
Tahun Desain
Tahap I Tahap II Tahap 3
Sarana Kapasitas Satuan Nilai EP
Sarana Populasi Sarana Populasi EP Sarana Populasi EP
EP (Jiwa)
(Unit) (Jiwa) (Unit) (Jiwa) (Jiwa) (Unit) (Jiwa) (Jiwa)
Pendidikan
TK 100 jiwa/unit 0,27 18 1.800 486 20 2.000 540 23 2.300 621
SD 600 jiwa/unit 0,27 39 23.400 6.318 40 24.000 6.480 42 25.200 6.804
SMP 800 jiwa/unit 0,33 18 14.400 4.752 20 16.000 5.280 23 18.400 6.072
SMA 800 jiwa/unit 0,33 15 12.000 3.960 15 12.000 3.960 16 12.800 4.224
TP/Akademik 1.500 jiwa/unit 0,53 2 3.000 1.590 2 3.000 1.590 3 4.500 2.385
Peribadatan
Mesjid 400 jiwa/unit 0,33 36 14.800 4.884 36 14.400 4.752 36 14.400 4.752
Mushalla 100 jiwa/unit 0,33 57 5700 1.881 57 5.700 1.881 58 5.800 1.914
Kesehatan
Rumah Sakit 300 tt/unit 2,83 2 600 1698 2 600 1698 3 900 2.547
Puskesmas 40 tt/unit 0,02 11 440 9 12 480 10 13 520 10
Klinik 15 tt/unit 0,02 13 195 4 13 195 4 14 210 4
Apotek 5 tt/unit 0,02 17 85 2 17 85 1,7 18 90 2
Industri
Industri Besar 2 Ha/Unit 0,67 11 22 15 12 24 16,1 13 26 17
Industri Kecil 200 m2/Unit 0,33 34 6.800 2244 34 6.800 2244 34 6.800 2.244
Perdagangan
Pasar 700 m2/unit 0,67 8 5.600 3752 8 5.600 3.752 9 6.300 4.221
Toko 50 m2/unit 0,67 132 6.600 4422 142 7.100 4.757 152 7.600 5.092
Restoran 50 m2/unit 0,11 8 400 44 8 400 44 9 450 50
Perkantoran
Kantor Besar 1.000 m2/unit 0,33 5 5.000 1.650 6 6.000 1.980 6 6.000 1.980
Kantor Menengah 600 m2/unit 0,33 8 4.800 1.584 8 4.800 1.584 9 5.400 1.782
Kantor Kecil 300 m2/unit 0,33 11 3.300 1.089 12 3.600 1.188 13 3.900 1.287
Lain-lain.

NANDA MUTIA FADILLA IV-10


Tahun Desain
Tahap I Tahap II Tahap 3
Sarana Kapasitas Satuan Nilai EP
Sarana Populasi Sarana Populasi EP Sarana Populasi EP
EP (Jiwa)
(Unit) (Jiwa) (Unit) (Jiwa) (Jiwa) (Unit) (Jiwa) (Jiwa)
Hotel Berbintang
200 tt/unit 1,67 3 600 1.002 3 600 1.002 3 600 1.002
3
Hotel
50 tt/unit 1,67 5 250 418 5 250 417,5 5 250 418
Melati/Wisma
Bioskop 500 td/unit 0,02 0 0 0 0 0 0 1 500 10
Stadion Olahraga 4 Ha 0,02 0 0 0 0 0 0 1 4 0
Unit
Terminal Bus 200 0,02 1 200 4 1 200 4 1 200 4
bus/hari
Total
41.675 43.185 47.442

NANDA MUTIA FADILLA IV-11


Untuk menentukan jumlah air buangan pada Kota Padang Panjang, berdasarkan range
rasio air buangan 60%-80%, diasumsikan rasio air buangan untuk Indonesia adalah 80%
dari debit air minum.Jumlah penduduk yang dilayani tiap tahap perencanaan akan
mengalami peningkatan berdasarkan perencanaan persentase tingkat pelayanan. Jumlah
penduduk yang dilayani oleh sistem penyaluran air minum Kota Padang Panjang pada
tiap tahap dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Perhitungan Jumlah Penduduk
Kebutuhan
Tahap Tahun
Domestik Non Domestik
1 2020-2024 269.201 41.675
2 2025-2029 274.201 43.185
3 2030-2039 285.201 47.442

Jumlah penduduk yang dilayani oleh sistem penyaluran air minum akan mengalami
peningkatan tiap tahapnya hingga mencapai akhir periode perencanaan. Jumlah total
penduduk domestic yang dilayani pada akhir periode adalah 285.201 jiwa dan penduduk
non domestic adalah 47.442 jiwa.
4.4 Tingkat Pelayanan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan suatu instalasi yang mengolah air
limbah. Air limbah yang diolah tergantung kepada jumlah penduduk. Semakin banyak
penduduk maka kebutuhan untuk menggunakan air juga semakin meningkat sehingga air
limbah yang dihasilkan juga semakin banyak. Selain itu, air limbah juga tergantung
kepada debitnya, karena dengan adanya debit maka akan dapat dihitung berapa air limbah
yang dihasilkan oleh penduduk. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang
menggunakan tangki septik dalam pengolahan air buangannya sehingga membutuhkan
sebuah instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) untuk mengolah air buangan tersebut
sebelum dibuang ke IPAL. Tingkat pelayanan penduduk dibagi dalam 3 tahap yaitu tahap
I 80%, tahap II 90%, dan tahap III 100%. Tingkat pelayanan IPAL tahap I 70%, tahap II
75%, tahap III 80%. Tingkat pelayanan IPLT tahap I 30%, tahap II 25%, tahap III 20%.
Tingkat pelayanan pada Kota Padang Panjang dapat ditentukan untuk masing-masing
tahapnya, dimana setiapa tahap mengalami peningkatan tingkat pelayanan.
1. Tahap I
Direncanakan tingkat pelayanan pada tahap I adalah 80% sehingga jumlah penduduk
yang terlayani adalah:
Jumlah penduduk terlayani = jumlah penduduk domestik x tingkat pelayanan
= 269.201 orang x 80%
= 215.361 orang
2. Tahap II
Direncanakan tingkat pelayanan pada tahap II adalah 90% sehingga jumlah penduduk
yang terlayani adalah:
Jumlah penduduk terlayani = jumlah penduduk domestik x tingkat pelayanan
= 274.201 orang x 90%
= 246.781 orang

NANDA MUTIA FADILLA IV-12


3. Tahap III
Direncanakan tingkat pelayanan pada tahap III adalah 100% sehingga jumlah penduduk
yang terlayani adalah:
Jumlah penduduk terlayani = jumlah penduduk domestik x tingkat pelayanan
= 285.201 orang x 100%
= 285.201 orang
Rekapitulasi jumlah penduduk terlayani IPAL dan IPLT dapat dilihat dalam Tabel 4.9
dan Tabel 4.10.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Jumlah Penduduk IPAL yang Terlayani
Penduduk Penduduk Non Penduduk
Jumlah Tingkat Tingkat
Domestik Domestik Domestik Total
Tahap Domestik Pelayanan Pelayanan
Terlayani dilayani Terlayani dilayani
(Jiwa) (%) IPAL (%)
(Jiwa) IPAL IPAL IPAL
I 269.201 80 215.361 70 150.753 41.675 192.428
II 274.201 90 246.781 75 185.086 43.185 228.271
III 285.201 100 285.201 80 228.161 47.442 275.603
Sumber: Data Tugas Besar PBPAB, 2019

Tabel 4.10 Rekapitulasi Jumlah Penduduk IPLT yang Terlayani


Penduduk
Jumlah Tingkat Penduduk
Tingkat Domestik
Tahap Domestik Pelayanan Total dilayani
Pelayanan (%) Terlayani
(Jiwa) IPLT (%) IPLT
(Jiwa)
I 269.201 80 215.361 30 64.608
II 274.201 90 246.781 25 61.659
III 285.201 100 285.201 20 57.040
Sumber: Data Tugas Besar PBPAB, 2019

4.4 Debit Air Buangan Tahap 1, 2 dan 3

Setelah didapatkan jumlah penduduk untuk periode 20 tahun pada masing-masing tahap,
maka dapat ditentukan debit air buangan pada Kota Padang Panjang. . Jumlah penduduk
Kota Padang pada tahap I, II, III dan IV berkisar antara 100.000 – 500.000 jiwa.
Berdasarkan Dep. PU tahun 2006 qam untuk jumlah penduduk tersebut adalah antara 100-
150 L/o/h, dalam perencanaan ini dipilih 150 L/o/h. Jumlah penduduk yang dilayani oleh
sistem penyaluran air buangan yang dirancang akan mengalami peningkatan tiap
tahapnya hingga mencapai akhir periode perencanaan. Jumlah total penduduk yang
dilayani pada akhir periode adalah 275.603 jiwa.

Penentuan debit air buangan penduduk suatu daerah pelayanan:

Qab  f ab  Qam ……………………………..................................................................(5.1)


Dimana : Qm = Debit air minum (m3/dt)
fab = Rasio air buangan
Qab = Debit air buangan (m3/dt)

NANDA MUTIA FADILLA IV-13


Perhitungan Kuantitas Air Buangan Tahap I, II dan III:
Tahap I
IPAL (70%)
Qam = Jumlah Penduduk terlayani IPAL x qam
= 192.428 x 150 l/o/h
= 334,08 x10-3 m3/detik
fab = 80 %
maka: Qab = fab x Qam
= 80 % x 334,08 x10-3 m3/detik
= 267,26 x10-3 m3/detik
IPLT (30%)
Qam = Jumlah Penduduk terlayani IPLT x qam
= 64.608 x 150 l/o/h
= 112,17 x10-3 m3/detik
fab = 80 %
maka: Qab = fab x Qam
= 80 % x 112,17 x10-3 m3/detik
= 89,73 x10-3 m3/detik
Tahap II
IPAL (75%)
Qam = Jumlah Penduduk terlayani IPAL x qam
= 228.271 x 150 l/o/h
= 396,30 x10-3 m3/detik
fab = 80 %
maka: Qab = fab x Qam
= 80 % x 396,30 x10-3 m3/detik
= 317,04 x10-3 m3/detik
IPLT (25%)
Qam = Jumlah Penduduk terlayani IPLT x qam
= 61.659 x 150 l/o/h
= 107,05 x10-3 m3/detik
fab = 80 %
maka: Qab = fab x Qam
= 80 % x 107,05 x10-3 m3/detik
= 85,64 x10-3 m3/detik

Tahap III
IPAL (80%)
Qam = Jumlah Penduduk terlayani IPAL x qam
= 275.603 x 150 l/o/h
= 478,48 x10-3 m3/detik
fab = 80 %
NANDA MUTIA FADILLA IV-14
maka: Qab = fab x Qam
= 80 % x 478,48 x10-3 m3/detik
= 382,78 x10-3 m3/detik
IPLT (20%)
Qam = Jumlah Penduduk terlayani IPLT x qam
= 57.040 x 150 l/o/h
= 99,03 x10-3 m3/detik
fab = 80 %
maka: Qab = fab x Qam
= 80 % x 99,03 x10-3 m3/detik
= 79,22 x10-3 m3/detik
Rekapitulasi dari debit air buangan dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Rekapitilasi Debit Air Buangan
Standar
Terlayani Qam QIPAL Terlayani Qam QIPLT
Penggunaan
Tahap IPAL (x 10- (x 10- IPLT (x 10- (x 10-
Air Minum 3 3 3 3 3 3 3 3
(Jiwa) m /s) m /s) (Jiwa) m /s) m /s)
(l/o/h)
I 192.428 150 334,08 267,26 64.608 112,17 89,73
II 228.271 150 396,30 317,04 61.659 107,05 85,64
III 275.603 150 478,48 382,78 57.040 99,03 79,22
Sumber: Tugas Besar Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019

4.5 Fluktuasi Air Buangan


Perhitungan fluktuasi debit air buangan dan konsentrasi BOD dan TSS influen sebagai
berikut:
1. Tahap 1 (2022)
1. Qab Total = QIPAL + QIPLT
= 267,26 x 10-3m3/s + 89,73 x 10-3m3/s
= 356,99 x 10-3m3/s
= 30.844,32 m3/hari
2. Qp = fp x Q rata-rata
= 2 x 30.844,32 m3/hari
= 61.688,64 m3/hari
3. Qmin = fmin x Q rata-rata
= 0,4 x 30.844,32 m3/hari
= 12.337,73 m3/hari
Fluktuasi Qab berada diantara Qp dan Qmin. Berikut data fluktuasi Qab dapat dilihat pada
Tabel 4.8 dan Tabel 4.9.
Tabel 4.8 Penentuan Fluktuasi Debit untuk IPAL Tahap I
Jam Qab (m3/Jam) BOD (mg/l) TSS (mg/l)
24.00-01.00 801,95 366 308
01.00-02.00 801,95 363 306
02.00-03.00 801,95 361 302
03.00-04.00 801,95 367 305
04.00-05.00 956,17 373 313
05.00-06.00 987,02 375 315
NANDA MUTIA FADILLA IV-15
Jam Qab (m3/Jam) BOD (mg/l) TSS (mg/l)
06.00-07.00 1.387,99 379 319
07.00-08.00 1.542,22 279 315
08.00-09.00 1.696,44 379 322
09.00-10.00 1.511,37 377 319
10.00-11.00 1.418,84 373 317
11.00-12.00 1.326,31 372 314
12.00-13.00 1.480,53 367 312
13.00-14.00 1.357,15 375 310
14.00-15.00 1.387,99 370 309
15.00-16.00 1.357,15 372 305
16.00-17.00 1.480,53 369 306
17.00-18.00 1.603,90 369 307
18.00-19.00 1.696,44 373 309
19.00-20.00 1.542,22 379 311
20.00-21.00 1.511,37 381 316
21.00-22.00 1.357,15 363 318
22.00-23.00 1.172,08 362 308
23.00-24.00 863,64 361 306
Jumlah 30.844,32 8.805 7.472
Rata-rata 1.285,18 367 311
Sumber: Tugas Besar Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019

4. BOD influen rata-rata = Qab x BOD


= 1.285,18 m3/jam x 367 mg/l x 1.000 L/m3
= 471.500.413 mg/jam
5. TSS influen = Qab x TSS
= 1.285,18 m3/jam x 311 mg/l x 1.000 L/m3
= 400.119.373 mg/jam
Tabel 4.9 Penentuan Fluktuasi Debit, BOD Influen dan TSS Influen Untuk IPAL Tahap I
Qab BOD TSS BOD Influen TSS Influen
Jam
(m3/jam) (mg/l) (mg/l) (mg/jam) (mg/jam)
1 2 3 4 2x3 2x4
24.00-01.00 801,95 366 308 293.514.549 247.001.315
01.00-02.00 801,95 363 306 291.108.692 245.397.410
02.00-03.00 801,95 361 302 289.504.788 242.189.601
03.00-04.00 801,95 367 305 294.316.501 244.595.458
04.00-05.00 956,17 373 313 356.652.872 299.282.437
05.00-06.00 987,02 375 315 370.131.840 310.910.746
06.00-07.00 1.387,99 379 319 526.049.878 442.770.214
07.00-08.00 1.542,22 279 315 430.278.264 485.798.040
08.00-09.00 1.696,44 379 322 642.949.850 546.252.907
09.00-10.00 1.511,37 377 319 569.787.123 482.127.566
10.00-11.00 1.418,84 373 317 529.226.843 449.771.874
11.00-12.00 1.326,31 372 314 493.385.743 416.460.009

NANDA MUTIA FADILLA IV-16


Qab BOD TSS BOD Influen TSS Influen
Jam
(m3/jam) (mg/l) (mg/l) (mg/jam) (mg/jam)
1 2 3 4 2x3 2x4
12.00-13.00 1.480,53 367 312 543.353.541 461.924.536
13.00-14.00 1.357,15 375 310 508.931.280 420.716.525
14.00-15.00 1.387,99 370 309 513.557.928 428.890.270
15.00-16.00 1.357,15 372 305 504.859.830 415.287.924
16.00-17.00 1.480,53 369 306 546.314.596 451.560.845
17.00-18.00 1.603,90 369 307 591.840.812 492.398.724
18.00-19.00 1.696,44 373 309 632.771.225 524.199.218
19.00-20.00 1.542,22 379 311 584.499.864 479.629.176
20.00-21.00 1.511,37 381 316 575.832.610 477.593.451
21.00-22.00 1.357,15 363 318 492.645.479 431.573.725
22.00-23.00 1.172,08 362 308 424.294.466 361.001.921
23.00-24.00 863,64 361 306 311.774.387 264.274.134
Jumlah 30.844,32 8.805 7.472 271.584.237.600 230.468.759.040
Rata-rata
1.285,18 367 311 471.500.413 400.119.373
(mg/l)
Sumber: Tugas Besar Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019 .

Dari hasil perhitungan maka hubungan antara waktu dan debit air buangan per jam
digambarkan sebagai fluktuasi aliran air buangan Kota Padang Panjang seperti pada
Gambar 4.4 berikut:

1800.00
1600.00
Q AIR BUANGAN

1400.00
1200.00
1000.00
800.00
600.00
400.00 Fluktuasi Debit AB
200.00
0.00
24.00-01.00

11.00-12.00

22.00-23.00
01.00-02.00
02.00-03.00
03.00-04.00
04.00-05.00
05.00-06.00
06.00-07.00
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00

12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
16.00-17.00
17.00-18.00
18.00-19.00
19.00-20.00
20.00-21.00
21.00-22.00

23.00-24.00

WAKTU

Gambar 4.4 Fluktuasi Debit Air Buangan Tahap I dalam 1 hari


Sumber: Data Tugas Besar PBPAB, 2019

Dari Gambar 4.4 dapat ditentukan:


Qpeak = 1.696,44 m3/jam = 0,47 m3/dtk
Q min = 801,95 m3/jam = 0,22 m3/dtk
Q rata-rata = 1.285,18 m3/jam = 0,36 m3/dtk
Qmax = 1,2 x 1.285,18 m3/jam
= 1.542,22 m3/jam = 0,43 m3/dtk

NANDA MUTIA FADILLA IV-17


2. Tahap II (2029)
1. Qab Total = QIPAL + QIPLT
= 317,04 x 10-3m3/s + 85,64 x 10-3m3/s
= 402,68 x 10-3m3/s
= 34.791,60 m3/hari
2. Qp = fp x Q rata-rata
= 2 x 34.791,60 m3/hari
= 69.583,20 m3/hari
3. Qmin = fmin x Q rata-rata
= 0,4 x 34.791,60 m3/hari
= 13.916,64 m3/hari
Fluktuasi Qab berada diantara Qp dan Qmin. Berikut data fluktuasi Qab dapat dilihat pada
Tabel 4.10 dan Tabel 4.11.
Tabel 4.10 Penentuan Fluktuasi Debit untuk IPAL Tahap II
Jam Qab (m3/jam) BOD (mg/l) TSS (mg/l)
24.00-01.00 904,58 366 308
01.00-02.00 904,58 363 306
02.00-03.00 904,58 361 302
03.00-04.00 904,58 367 305
04.00-05.00 1.078,54 373 313
05.00-06.00 1.113,33 375 315
06.00-07.00 1.565,62 379 319
07.00-08.00 1.739,58 279 315
08.00-09.00 1.913,54 379 322
09.00-10.00 1.704,79 377 319
10.00-11.00 1.600,41 373 317
11.00-12.00 1.496,04 372 314
12.00-13.00 1.670,00 367 312
13.00-14.00 1.530,83 375 310
14.00-15.00 1.565,62 370 309
15.00-16.00 1.530,83 372 305
16.00-17.00 1.670,00 369 306
17.00-18.00 1.809,16 369 307
18.00-19.00 1.913,54 373 309
19.00-20.00 1.739,58 379 311
20.00-21.00 1.704,79 381 316
21.00-22.00 1.530,83 363 318
22.00-23.00 1.322,08 362 308
23.00-24.00 974,16 361 306
Jumlah 34.791,60 8.805 7.472
Rata-rata 1.449,65 367 311
Sumber: Tugas Besar Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019

4. BOD influen rata-rata = Qab x BOD


= 1.449,65 m3/jam x 367 mg/l x 1.000 L/m3
NANDA MUTIA FADILLA IV-18
= 531.914.276 mg/jam
5. TSS influen = Qab x TSS
= 1.449,65 m3/jam x 311 mg/l x 1.000 L/m3
= 452.205.271 mg/jam
Tabel 4.11 Penentuan Fluktuasi Debit, BOD Influen dan TSS Influen IPAL Tahap II
BOD TSS BOD Influen TSS Influen
Jam Qab (m3/jam)
(mg/l) (mg/l) (mg/jam) (mg/jam)
1 2 3 4 2x3 2x4
24.00-01.00 904,58 366 308 331.076.866 278.611.133
01.00-02.00 904,58 363 306 328.363.121 276.801.970
02.00-03.00 904,58 361 302 326.553.958 273.183.643
03.00-04.00 904,58 367 305 331.981.447 275.897.388
04.00-05.00 1078,54 373 313 402.295.271 337.582.895
05.00-06.00 1.113,33 375 315 417.499.200 350.699.328
06.00-07.00 1.565,62 379 319 593.370.738 499.433.418
07.00-08.00 1.739,58 279 315 485.342.820 547.967.700
08.00-09.00 1.913,54 379 322 725.230.902 616.159.236
09.00-10.00 1.704,79 377 319 642.705.227 543.827.500
10.00-11.00 1.600,41 373 317 596.954.273 507.331.111
11.00-12.00 1.496,04 372 314 556.526.434 469.756.183
12.00-13.00 1.670,00 367 312 612.888.826 521.039.002
13.00-14.00 1.530,83 375 310 574.061.400 474.557.424
14.00-15.00 1.565,62 370 309 579.280.140 483.777.198
15.00-16.00 1.530,83 372 305 569.468.909 468.434.102
16.00-17.00 1.670,00 369 306 616.228.819 509.349.024
17.00-18.00 1.809,16 369 307 667.581.221 555.413.102
18.00-19.00 1.913,54 373 309 713.749.674 591.283.242
19.00-20.00 1.739,58 379 311 659.300.820 541.009.380
20.00-21.00 1.704,79 381 316 649.524.380 538.713.134
21.00-22.00 1.530,83 363 318 555.691.435 486.804.067
22.00-23.00 1.322,08 362 308 478.593.250 407.200.886
23.00-24.00 974,16 361 306 351.673.493 298.094.429
Jumlah 34.791,60 8.805 7.472 12.765.942.622 10.852.926.496
Rata-rata
1.449,65 367 311 531.914.276 452.205.271
(mg/l)
Sumber: Tugas Besar Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019

Dari hasil perhitungan maka hubungan antara waktu dan debit air buangan per jam
digambarkan sebagai fluktuasi aliran air buangan Kota Padang Panjang seperti pada
Gambar 4.5 berikut:

NANDA MUTIA FADILLA IV-19


2500.00

2000.00
Q AIR BUANGAN

1500.00

1000.00

500.00 Fluktuasi Debit AB

0.00

22.00-23.00
24.00-01.00
01.00-02.00
02.00-03.00
03.00-04.00
04.00-05.00
05.00-06.00
06.00-07.00
07.00-08.00
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
16.00-17.00
17.00-18.00
18.00-19.00
19.00-20.00
20.00-21.00
21.00-22.00

23.00-24.00
WAKTU

Gambar 4.5 Fluktuasi Debit Air Buangan Tahap II dalam 1 hari


Sumber: Data Tugas Besar PBPAB, 2019

Dari Gambar 4.5 dapat ditentukan:


Qpeak = 1.913,54 m3/jam = 0,53 m3/dtk
Q min = 904,58 m3/jam = 0,25 m3/dtk
Q rata-rata = 1.449,65 m3/jam = 0,40 m3/dtk
Qmax = 1,2 x 1.449,65 m3/jam
= 1.739,58 m3/jam = 0,48 m3/dtk

3. Tahap III (2034)


1. Qab Total = QIPAL + QIPLT
= 382,78 x 10-3m3/s + 79,22 x 10-3m3/s
= 462,00 x 10-3m3/s
= 39.917,16 m3/hari
2. Qp = fp x Q rata-rata
= 2 x 39.917,16 m3/hari
= 79.834,32 m3/hari
3. Qmin = fmin x Q rata-rata
= 0,4 x 39.917,16 m3/hari
= 15.966,86 m3/hari
Fluktuasi Qab berada diantara Qp dan Qmin. Berikut data fluktuasi Qab dapat dilihat pada
Tabel 4.10 dan Tabel 4.11.
Tabel 4.12 Penentuan Fluktuasi Debit untuk IPAL Tahap III
Jam Qab (m3/jam) BOD (mg/l) TSS (mg/l)
24.00-01.00 1.037,85 366 308
01.00-02.00 1.037,85 363 306
02.00-03.00 1.037,85 361 302
03.00-04.00 1.037,85 367 305
04.00-05.00 1.237,43 373 313
05.00-06.00 1.277,35 375 315
06.00-07.00 1.796,27 379 319
07.00-08.00 1.995,86 279 315
NANDA MUTIA FADILLA IV-20
Jam Qab (m3/jam) BOD (mg/l) TSS (mg/l)
08.00-09.00 2.195,44 379 322
09.00-10.00 1.955,94 377 319
10.00-11.00 1.836,19 373 317
11.00-12.00 1.716,44 372 314
12.00-13.00 1.916,02 367 312
13.00-14.00 1.756,36 375 310
14.00-15.00 1.796,27 370 309
15.00-16.00 1.756,36 372 305
16.00-17.00 1.916,02 369 306
17.00-18.00 2.075,69 369 307
18.00-19.00 2.195,44 373 309
19.00-20.00 1.995,86 379 311
20.00-21.00 1.955,94 381 316
21.00-22.00 1.756,36 363 318
22.00-23.00 1.516,85 362 308
23.00-24.00 1.117,68 361 306
Jumlah 39.917,16 8.805 7.472
Rata-rata 1.663,22 367 311
Sumber: Tugas Besar Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019

4. BOD influen rata-rata = Qab x BOD


= 1.663,22 m3/jam x 367 mg/l x 1.000 L/m3
= 610.276.827 mg/jam
5. TSS influen = Qab x TSS
= 1.663,22 m3/jam x 311 mg/l x 1.000 L/m3
= 518.824.950 mg/jam
Tabel 4.13 Penentuan Fluktuasi Debit, BOD Influen dan TSS Influen IPAL Tahap III
BOD TSS BOD Influen TSS Influen
Jam Qab (m3/jam)
(mg/l) (mg/l) (mg/jam) (mg/jam)
1 2 3 4 2x3 2x4
24.00-01.00 1.037,85 366 308 379.851.695 319.656.617
01.00-02.00 1.037,85 363 306 376.738.156 317.580.925
02.00-03.00 1.037,85 361 302 374.662.464 313.429.540
03.00-04.00 1.037,85 367 305 380.889.541 316.543.079
04.00-05.00 1.237,43 373 313 461.562.121 387.316.203
05.00-06.00 1.277,35 375 315 479.005.920 402.364.973
06.00-07.00 1.796,27 379 319 680.787.164 573.010.832
07.00-08.00 1.995,86 279 315 556.844.382 628.695.270
08.00-09.00 2.195,44 379 322 832.073.200 706.932.904
09.00-10.00 1.955,94 377 319 737.389.697 623.945.128
10.00-11.00 1.836,19 373 317 684.898.631 582.072.027
11.00-12.00 1.716,44 372 314 638.514.891 538.961.494
12.00-13.00 1.916,02 367 312 703.180.691 597.799.388
13.00-14.00 1.756,36 375 310 658.633.140 544.470.062

NANDA MUTIA FADILLA IV-21


BOD TSS BOD Influen TSS Influen
Jam Qab (m3/jam)
(mg/l) (mg/l) (mg/jam) (mg/jam)
1 2 3 4 2x3 2x4
14.00-15.00 1.796,27 370 309 664.620.714 555.048.110
15.00-16.00 1.756,36 372 305 653.364.075 537.444.642
16.00-17.00 1.916,02 369 306 707.012.738 584.387.222
17.00-18.00 2.075,69 369 307 765.930.466 637.237.542
18.00-19.00 2.195,44 373 309 818.900.537 678.392.134
19.00-20.00 1.995,86 379 311 756.430.182 620.711.838
20.00-21.00 1.955,94 381 316 745.213.460 618.077.305
21.00-22.00 1.756,36 363 318 637.556.880 558.520.903
22.00-23.00 1.516,85 362 308 549.100.453 467.190.441
23.00-24.00 1.117,68 361 306 403.482.653 342.010.227
Jumlah 39.917,16 8.805 7.472 14.646.643.850 12.451.798.808
Rata-rata
1.663,22 367 311 610.276.827 518.824.950
(mg/l)
Sumber: Tugas Besar Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019

Dari hasil perhitungan maka hubungan antara waktu dan debit air buangan per jam
digambarkan sebagai fluktuasi aliran air buangan Kota Padang Panjang seperti pada
Gambar 4.5 berikut:
2500.00
Q AIR BUANGAN

2000.00

1500.00

1000.00

500.00
Fluktuasi Debit AB
0.00
08.00-09.00
24.00-01.00
01.00-02.00
02.00-03.00
03.00-04.00
04.00-05.00
05.00-06.00
06.00-07.00
07.00-08.00

09.00-10.00
10.00-11.00
11.00-12.00
12.00-13.00
13.00-14.00
14.00-15.00
15.00-16.00
16.00-17.00
17.00-18.00
18.00-19.00
19.00-20.00
20.00-21.00
21.00-22.00
22.00-23.00
23.00-24.00

WAKTU

Gambar 4.5 Fluktuasi Debit Air Buangan Tahap III dalam 1 hari
Sumber: Data Tugas Besar PBPAB, 2019

Dari Gambar 4.5 dapat ditentukan:


Qpeak = 2.195,44 m3/jam = 0,61 m3/dtk
Q min = 1.037,85 m3/jam = 0,29 m3/dtk
Q rata-rata = 1.663,22 m3/jam = 0,46 m3/dtk
Qmax = 1,2 x 1.663,22 m3/jam
= 1.995,86 m3/jam = 0,55 m3/dtk

Berikut merupakan hasil dari rekapitulasi data debit Kota Padang Panjang yang dapat
dilihat pada Tabel 4.14

NANDA MUTIA FADILLA IV-22


Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Debit Kota Padang Panjang
Tahap ke Qmax (m3/det) Qmin (m3/det)
Tahap 1 0,43 0,22
Tahap 2 0,48 0,25
Tahap 3 0,55 0,29
Sumber: Data Tugas Besat PBPAB, 2019

Pengolahan yang digunakan harus dapat memenuhi tujuan akhir dari pengolahan limbah
air buangan, yaitu memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain dapat
memenuhi baku mutu, sistem pengolahan air buangan sebisa mungkin harus ekonomis
dan mempunyai efisiensi kerja yang bagus, sehingga menghasilkan air yang dapat
diterima oleh badan air. Perencanaan sistem pengolahan air buangan ini meliputi empat
tingkatan yang direncanakan yaitu, preliminary treatment, primary treatment, secondary
treatment dan pengolahan lumpur.

4.6 Kualitas Air Buangan


Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka kualitass air buangan tersebut akan
dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik, sehingga dapat diketahui pengolahan yang tepat untuk digunakan. Berikut
Tabel 4.12 yang menjelaskan perbandingan kualitas air buangan dengan baku mutu.
Tabel 4.14 Perbandingan Kualitas Air Buangan dengan Baku Mutu
PERATURAN
N Paramete Satua Permen LH No
Nilai PP No. 82
o r n 112 Thn 2003
Ket Thn 2001 Ket
(Baku mutu air
Kelas III
limbah)
1 TDS mg/L 819 - Memenuhi 1.000 Memenuhi
Tidak
2 TSS mg/L 323 100 400 Memenuhi
Memenuhi
3 pH mg/L 7 6-9 Memenuhi 6-9 Memenuhi
Tidak Tidak
4 BOD mg/L 456 100 6
Memenuhi Memenuhi
Tidak Tidak
5 COD mg/L 671 - 50
Memenuhi Memenuhi
Ammoniu
6 mg/L 9 - Memenuhi - Memenuhi
m
Total
7 mg/L 1 - Memenuhi 1 Memenuhi
Fosfat
Sampah m3/har Tidak Tidak
8 2 - -
Kasar i Memenuhi Memenuhi
MPN/
Total Tidak Tidak
9 100 108 - 10.000
Coliform Memenuhi Memenuhi
mL
Minyak
10 mg/L 10 - Memenuhi 10 Memenuhi
Lemak
Sumber: Data Tugas Besar PBPAB, 2019
4.7 Alternatif Sistem Pengolahan Air Buangan
Berikut merupakan alternatif sistem pengolahan air buangan:
NANDA MUTIA FADILLA IV-23
Gambar 4.1 Sistem Pengolahan Air Limbah
4.7.1 Pre-treatment
Tujuan pengolahan pertama (Primary Treatment) dalam pengolahan limbah cair adalah
penyisihan bahan padat dari limbah cair. Berdasarkan ukuran partikel padatan yang akan
disisihkan terdapat cara-cara atau metode yang ditujukan untuk memisahkan partikel
yang kasar dan besar (Preliminary treatment/pendahuluan), serta penyisihan partikel
yang lebih kecil. Sifat padatan yang disisihkan adalah padatan anorganik dan organik.
Pre-treatment diperlukan untuk menyiapkan air limbah untuk treatment selanjutnya.
Elemen-elemen yang dapat merusak unit treatment dipindahkan dan kecepatan alir
disamakan, mengurangi kondisi aliran maksimum dan memungkinkan plant kecil
memperlakukan aliran air limbah. Sebuah unit pre-treatment biasanya terdiri atas : Bar
Racks , Grit Chamber dan Equalization basin
4.7.2 Primary Treatment
Primary Treatment merupakan pengolahan menggunakan prinsip fisika yang di istilah
kandungan unit operasi. Pada pengolahan primary treatment ini yang akan digunakan unit
pengolahan Bar Screen, Grit Chamber, Tangki Ekualisasi dan bak sedimentasi I.
Tabel 4.15 Unit Pengolahan Primary Treatment
No. Bangunan Kelebihan Kelemahan
Pengolahan
1 Bar Screen 1. Berfungsi untuk menyisihkan 1. Terjadi pengendapan serta
benda-benda kasar yang terapung, penggerusan terhadap saluran
seperti kayu, plastik, lemak yang 2. Membutuhkan waktu lama (≤ 18
menggumpal dalam bentuk busa jam) agar tidak terjadi
dan lain-lain. pembusukan.
2. Maksud penyisihan adalah agar 3. Manual: membutuhkan tenaga
benda-benda tersebut tidak kerja tambahan untuk
mengganggu pengoperasian unit- membersihkan dan mengangkut
unit pengolahan berikutnya. sampah
3. Manual: biaya investasi dan 4. Mekanik: biaya investasi dan
operasional kecil oprasional besar

NANDA MUTIA FADILLA IV-24


No. Bangunan Kelebihan Kelemahan
Pengolahan
4. Mekanik: Lebih praktis dalam
membersihkan sampah di screen
2 Grit Chamber 1. Dapat memisahkan material- 1. Jika material-material ini tidak
material seperti pasir, pecahan dipisahkan maka akan
kaca, kerikil atau koral menyebabkan kerusakan pada
alat mekanik, dan menyebabkan
penyumbatan pada bend, corner
dan memperlambat aliran.
3 Tangki aliran 1. Meratakan aliran yang 1. Sumur pengumpul bergantung
rata-rata (TAR) berfluktuasi pada sistem pemompaan yang
/ Flow 2. Mengatasi shock loading M berkaitan dengan adanya
Equalization 3. Meningkatkan hasil pengolahan fluktuasi air buangan dan waktu
detensi.

4 Bak 1. Dapat mengendapkan partikel 1. Tidak menggunakan kecepatan


Sedimentasi I diskrit aliran puncak (peak hour flow)
2. Dapat menurunkan konsentrasi 2. Waktu detensi dalam bilangan
BOD/ COD dalam aliran sehingga jam
membantu menurunkan beban
pengolahan biologis pada tahapan
pengolahan berikutnya
3. Dapat mengendapkan (50-70)%
padatan yang tersuspensi
(suspended solid) dan mengurangi
(30-40)% BOD

4.7.3 Secondary Treatment


Secondary treatment atau pengolahan tingkat II ini merupakan pengolahan menggunakan
prinsip kimia dan biologi yang dikenal dengan unit proses.
Berikut ini fungsi beberapa unit pengolahan yang direncanakan:
1. Activated Sludge/Lumpur Aktif
Proses activated sludge merupakan proses yang memanfaatkan mikroorganisme
untuk mereduksi senyawa organik terlarut dan tidak terlarut yang terdapat dalam air
limbah dengan cara pembentukan flok-flok mikrobial yang diendapkan secara
gravitasi.
2. Bak sedimentasi II (BS II)
Berfungsi untuk menyisihkan atau mengendapkan solid/partikel dari hasil pengolahan
Activated Sludge.
Tabel 4.16 Unit Pengolahan Secondary Treatment
Bangunan
No Kelebihan Kelemahan
Pengolahan
1 Activated  Dapat mereduksi senyawa  Memungkinkan terjadinya sedimentasi
Sludge organik terlarut dan tidak mikroorganisme dan menghomogenkan
terlarut yang terdapat dalam campuran O2, air limbah, dan mikroorganisme
air limbah apabila pengadukan yang dilakukan tidak
 Dapat menguraikan zat sempurna
organik oleh biomassa yang
terbentuk dalam bak dalam
keadaan aerob.
2 Aerated  Menumbuhkan bakteri  Membutuhkan lahan besar
Lagoon aerobik dalam keadaan  Mempertahankan dalam keadaan suspensi
terdispersi  Harus diikuti kolam yang besar
NANDA MUTIA FADILLA IV-25
Bangunan
No Kelebihan Kelemahan
Pengolahan
 Menguraikan zat organik
 keunggulan baik efektifitas,
efisiensi dan dari segi
ekonomis
2 Bak  Dapat mengendapkan Partikel mudah pecah
Sedimentasi partikel tersuspensi yang
II terbentuk pada proses
aerated lagoon secara
gravitasi
3 Treckling  Tidak terganggu adanya  Kemungkinan timbulnya lalat (serangga).
Filter (TF) beban hidrolik dan organik.  Efluen berbau.
 Mempunyai efisiensi  Perlu tenaga terlatih untuk operasi
pengolahan 60-80 %. pengolahannya.
 Tidak memerlukan lahan  Memerlukan pengolahan lumpur yang lengkap.
yang luas.  Kehilangan tekanan cukup besar antara 1,8-3,6
 Kebutuhan oksigen tidak atm.
terlalu besar.
4 Aeration  Mempunyai efisiensi  Memerlukan area yang luas.
Tank removal BOD tinggi antar  Memerlukan proses stabilisasi lumpur.
80-85 %.  Memerlukan tenaga profesional yang banyak
 Dapat dimodifikasi sesuai dan terlatih.
karakteristik air buangan.  Tidak fleksibel terhadap variasi beban hidrolik.
 Efluen tidak berbau.
 Terhindar dari gangguan
lalat (serangga).
5 Rotating  Kebutuhan energi rendah;  Perlu tenaga terlatih untuk operasi
biological  Perwatan dan pemeliharaan pengolahannya.
contactor mudah;  Sensitif terhadap perubahan temperatur
(RBC)  Lahan yang digunakan tidak  Dapat menimbulkan bau
terlalu luas;
 Kualitas effluennya sangat
baik.

4.7.4 Pengolahan Lumpur

Pada proses pengolahan air limbah terdapat sisa air limbah yang diolah berupa lumpur
yang nantinya akan dilakukan pengolahan juga terhadap lumpurnya.
Tabel 4.17 Unit Pengolahan Lumpur
Bangunan
No Kelebihan Kelemahan
Pengolahan
1 Gravity  Investasi awaltidak terlalu tinggi  Proses pengolahan sederhana
thickening  Operasional dan perawatan tidak terlalu
besar
2 Sludge  Proses pengolahan lebih kompleks dan  Investasi awal tinggi;
Drying Bed sempurna;  Besar biaya operasi dan
 Hasil yang diharapkan akan lebih memenuhi perawatan.
baku mutu.
Unit pengolahan yang direncanakan:
1. Gravity thickening
Thickening tank berfungsi memekatkan lumpur dengan cara memisahkan air dari
lumpur. Proses yang terjadi adalah proses pengendapan yang memisahkan air dari
solidnya dan proses pemekatan yaitu peningkatan konsentrasi.

NANDA MUTIA FADILLA IV-26


2. Sludge Drying Bed
Lumpur endapan yang telah diendapkan pada sludge digester dikeringkan pada
bidang pengering lumpur (sludge drying bed) yang berupa saringan pasir. Lumpur
yang dialirkan kemudian pasir tersebut akan mengalami proses pengeringan dengan
cara:
a. Evaporasi;
b. Merembesnya air secara gravitasi dari lumpur ke dalam media pengering.
Berikut ini Tabel 4.18 yang menjelaskan tentang persentase penyisihan dari unit-unit
pengolahan di atas:
Tabel 4.18 Kinerja Unit Operasi dan Proses BPAB yang Digunakan dalam
Primary dan Secondary Treatment
EFISIENSI PENYISIHAN KONSTITUEN (%)
TREATMENT UNIT
BOD COD SS P ORG-N NH3-N
Grit chamber 0-5 0-5 0-10 - - -
Primary sedimentation 30-40 30-40 50-65 10-20 10-20 0
Active sludge* 80-95 80-85 80-90 10-25 15-50 8-15
Trickling filter:
-High rate, rock media 65-85 60-80 60-85 8-12 15-50 8-15
-Super rate, plastic media 65-85 65-85 65-85 8-12 15-50 8-15
Rotating biological
80-85 80-85 80-85 10-25 15-50 8-15
Contactor (RBCs)
Aerated Lagoon 70-80 75-85
Sumber : Wastewater Engineering, Metcalf & Eddy, 2003
*Benefield & Randall, 1980

4.7.5 Reklamasi Air Buangan


Di dalam aplikasi reklamasi air limbah perkotaan serta guna ulang air limbah memerlukan
tingkat proses pengolahan sampai mencapai tingkat kualitas tertentu sesuai dengan
rencana penggunaannya. Beberapa aplikasi guna ualng air limbah dapat digunakan untuk
berbagai keperluan antara lain yakani untuk irigasi pertanian atau landscape, penggunaan
industri, recharge air tanah, dan untuk keperluan suplai air bersih serta untuk keperluan
umum misalnya untuk flushsing dan untuk air pemadam kebakaran dan lain-lain.
Persyaratan kualitas air untuk reklamasi air limbah bermacam-macam tergantung pada
jenis pemakaiannya (lihat tabel 8). Teknologi reklamasi air limbah saat ini pada umumnya
sama dengan teknik yang digunakan untuk pengolahan air minum atau air limbah. Namun
pada kasus tertentu diperlukan proses pengolahan tambahan untuk menghilangkan
kontaminasi fisik dan kimia tertentu, serta untuk me-nonaktifkan dan menghilangkan
mikroorganisme patogen dalam evaluasi teknologi reklamasi.
Pertama, efluen sekunder dialirkan ke saringan mikro (micro-screen) dengan ukuran 0,3
mm, selanjutnya dilairkan ke unit ultra filtrasi yang dapat memisahkan padatan atau
partikel dengan ukuran 0,2 mm. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses demineralisasi
dengan menggunakan membran reverse osmosis. Hasil dari proses Reverve omosis
dilakukan proses disinfeksi menggunakan irradiasi ultraviolet. Injeksi khlorine dilakukan
di dua titik yakni sebelum dan sesudah Ultrafiltrasi untuk mencegah terjadinya
pertumbuhan biofouling didalam sistem membran. Unit Reverse Osmosis (RO) yang
digunakan terdiri dari dua unit yang dipasang paralel masing-masing kapasitas 5000 m3
per hari. Jenis membrane RO yang digunakan adalah jenis thin-film composite dari bahan
NANDA MUTIA FADILLA IV-27
aromatic polyamide yang dirancang dengan recovery 80 -85 % dan dipasang seri tiga
tahap. Unit proses disinfeksi terdiri dari tiga buah streilisator Ultra Violet (UV) yang
dipasang seri dengan dosis 60 mJ/cm2. Selanjunya dilakukan kontrol pH dengan
menambahkan soda ash.
Tabel 4.18 Penggunaan Daur Ulang Air Limbah dan Kendala Potensial yang Dihadapi
No Penggunakan Daur Ulang Air Kendala Potensial
Limbah
1 Irigasi Pertanian:  Jika tidak dikelola dengan baik dapat
menyebabkan polusi air permukaan atau air tanah.
 Pertanian Produksi  Penerimaan masyarakat terhadap produksi hasil
 Pembibitan Komersial pertanian
2 Irigasi Landscape  Kendala penerimaan masyarakat dalam hubungan
dengan masalah kesehatan masyarakat, patogen,
 Taman virus, bakteria dll.
 Halaman Sekolah/perkantoran  Masalah biaya yang relatif lebih besar
 Lapangan Golf
 Jalan Raya
 Jalur Hijau
 Makam
 Perumahan dll
3 Penggunaa untuk Industri Problem scale (kerak), korosi, concern, kesehatan
masyarakat khususnya mengenai transmisi patogen
 Pendingin lewat aerosol di dalam cooling tower
 Umpan Bioler
 Air Proses
 Pekerjaan Konstruksi
4 Recharge Air Tanah Polutan organik, logam berat, patogen, nitrat

 Pengisian Air Tanah


 Kontrol Intrusi Air Laut
 Kontrol Tanah Ambles
5 Rekreasi dan Fungsi Lingkungan: Masalah kesehatan masyarakat khususnya
hubungannya dengan bakteria, virus, patogen,
 Untuk pengisian danau/kolam eutrofikasi akibat nutrien N, P
 Perikanan dll
6 Keperluan Umum: Concern kesehatan masyarakat khususnya
mengenai transmisi patogen lewat aerosol.
 Air pemadam kebakaran Pengaruh kualitas air, problem scale (kerak), korosi
 Air pendingin udara
 Air bilas toilet
7 Suplai Air bersih ( Potable Reuse ) Masalah polutan mikro dan efek toksisitas patogen.
Estetika dan penerimaan masyarakat.
 Penambahan pada reservoir air bersih Transmisi virus dan patogen lainnya.
 Suplai ke dalam perpipaan air bersih
Dari berbagai macam alternatife penggunaan daur ulang air limbah dapat disimpulkan
bahwa air limbah yang terdapat di kawasan Kota Padang Panjang dapat dimanfaatkan
untuk peggunaan di bidang industry tertentu, reklamasi dan fungsi lingkungan serta
keperluan umum yang dapat dilihat di Tabel 4.18.

4.8 Sistem Pengolahan Air Buangan terpilih


Sistem pengolahan air buangan yang terpilih beserta metode dan bangunal
pengolahannya dapat dilihan pada Tabel 4.19

NANDA MUTIA FADILLA IV-28


Tabel 4.19 Sistem Pengolahan Air Buangan Terpilih
Sistem
Pengolahan
Sistem Sistem Terpilih
No Air Deskripsi
Pengolahan
Buangan
Terpilih
1. Preliminari Screen and  Bertujuan untuk membersihkan  Bar Screen
Treatment grit removal, padatan dan benda yang berukuran
equalization besar lainnya yang sering ditemukan
and storage di air limbah misalnya kain,
serta oil pasir,kayu, plastik, kertas, oli,
separation minyak dan sebagainya. Benda-
benda seperti ini perlu dihilangkan
untuk meningkatkan operasi dan
melindungi peralatan pada unit
pengolahan selanjutnya.
2. Primary Saluran  Dapat mengendapkan partikel  Grid Chamber
Treatment Pembawa, diskrit  Tangki Aliran Rata-
Grid  Dapat menurunkan konsentrasi rata
Chamber, BOD/COD dalam aliran sehingga  Sedimentasi I
Tangki Aliran membantu menurunkan beban
Rata-rata, pengolahan biologis pada tahapan
pengolahan berikutnya. Dapat
Bak mengendapkan (50-70)% padatan
Sedimentasi I yang tersuspensi (suspended solid)
dan mengurangi (30-40)% BOD
3. Secondary Activated  Menumbuhkan bakteri dengan  Activated Sludge
Treatment Sludge proses aerasi
 Menguraikan zat organik
 keunggulan mampu menguraikan zat
organik oleh biomassa yang
terbentuk dalam bak dalam keadaan
aerob.
Bak  Dapat mengendapkan partikel  Bak Sedimentasi II
Sedimentasi tersuspensi yang terbentuk pada
II proses activated sludgesecara
gravitasi
4. Pengolahan Gravity  Dapat meningkatkan kandungan  Gravity thickening
Lumpur thickening material padat pada lumpur dengan
menghilangkan persentase air dalam
lumpur
 Mengurangi volume tangki digester,
mengurangi pemakaian bahan kimia
Sludge  Tidak dibutuhkan operator yang  Sludge Drying Bed
Drying Bed banyak.
 Energi yang digunakan sedikit
 Dapat menyesuaikan dengan
beragam lumpur
 Kandungan solid lebih tinggi dari
metode mekanik.
Land Memanfaatkan aktifitas biologi
Treatment mikroorganisme (genera
Agrobacterium, Arthrobacterium,
Bacillus, Flavobacterium,
Pseudomonas, Actinomycetes, dan
bermacam jamur atau fungi) yang
terdapat di lingkungan

NANDA MUTIA FADILLA IV-29


NANDA MUTIA FADILLA IV-30
4.8 Sistem Pengolahan Air Buangan Terpilih
Sistem air buangan yang terpilih adalah sistem yang apabila ditinjau dari segi teknis, operasional, dan biaya sangat memenuhi kriteria yang
diperlukan dalam pengolahan. Berikut adalah diagram pengolahan air buangan yang telah terpilih.
A. IPAL

Bar Screen Grit Equalization Sedimentasi Activated Sedimentasi


Chamber Tank Sludge
I II

Paving Sludge Gravity


Block Drying Bed Thickening

Desinfeksi

Gambar 4.8 Alternatif IPAL Terpilih


Sumber: Data Tugas Besar PBPAB, 2019

NANDA MUTIA FADILLA IV-31


B. IPLT
Sistem IPLT yang terpilih adalah sistem yang apabila ditinjau dari segi teknis, operasional, dan biaya sangat memenuhi kriteria yang diperlukan
dalam pengolahan. Berikut adalah diagram pengolahan air buangan yang telah terpilih.

Pengering Lumpur

BOD5 2.910 1.164 465,6 139,68 ≤50


Tangki Kolam Kolam Kolam
mg/L mg/L mg/L mg/L Kolam mg/L
4.850 mg/L Imhoff Stabilisasi Stabilisasi Stabilisasi
Anaerobik I Anaerobik II Maturasi
Fakultatif
(reduksi (reduksi
(reduksi (reduksi 400 mg/L (reduksi
BOD>30 BOD>70
BOD>60%) BOD>60%) BOD>70%)
%) pengenceran
%)

Keterangan:
Alternatif ini baik digunakan dengan pertimbangan:
1. Melayani maksimum 100.000 jiwa penduduk
2. Kondisi tanah cukup kedap
3. Jarak IPLT ke pemukiman terdekat minimum 500 m

Gambar 4.9 Alternatif IPLT Terpilih


Sumber: Data Tugas Besar PBPAB, 2019

NANDA MUTIA FADILLA IV-32


4.9 Mass Balance Polutan dan Lumpur Air Buangan
4.9.1 Mass Balance IPAL

Tabel 4.20 Mass Balance Polutan dan Lumpur IPAL


Efisiensi Penyisihan Baku
No. Unit Pengolahan Parameter Influen Satuan Tersisihkan Efluen Ket
(%) Mutu
TDS 819 mg/L 10% 81,9 737,1 1.000 Memenuhi
TSS 323 mg/L 10% 32,3 290,7 50 Belum Memenuhi
pH 7 mg/L 0% 0 7 6-9 Memenuhi
BOD 456 mg/L 5% 22,8 433,2 3 Belum Memenuhi
1 Grit Chamber COD 671 mg/L 5% 33,55 637,45 25 Belum Memenuhi
Ammonium 9 mg/L 0% 0 1 - Memenuhi
Total Fosfat 1 mg/L 0% 0 1 0,2 Belum Memenuhi
Sampah Kasar 2 m3/hari 0% 0 145 - Memenuhi
Total Coliform 108 MPN/100 mL 0% 0 108 5.000 Belum Memenuhi
TDS 737,1 mg/L 0% 0 737,1 1.000 Memenuhi
TSS 290,7 mg/L 0% 0 290,7 50 Belum Memenuhi
pH 7 mg/L 0% 0 7 6-9 Memenuhi
BOD 433,2 mg/L 0% 0 433,2 3 Belum Memenuhi
2 TAR In-line COD 637,45 mg/L 0% 0 637,45 25 Belum Memenuhi
Ammonium 1 mg/L 0% 0 1 - Memenuhi
Total Fosfat 1 mg/L 0% 0 1 0,2 Belum Memenuhi
Sampah Kasar 145 m3/hari 0% 0 145 - Memenuhi
Total Coliform 108 MPN/100 mL 0% 0 108 5.000 Belum Memenuhi
TDS 737,1 mg/L 65% 479,12 257,99 1.000 Memenuhi
TSS 290,7 mg/L 65% 119,93 64,58 50 Belum Memenuhi
pH 7 mg/L 0% 0 7 6-9 Memenuhi
BOD 433,2 mg/L 40% 173,28 259,92 3 Belum Memenuhi
3 Bak Sedimentasi I
COD 637,45 mg/L 40% 254,98 382,47 25 Belum Memenuhi
Ammonium 1 mg/L 0% 0 1 - Memenuhi
Total Fosfat 1 mg/L 20% 0,2 0,8 0,2 Belum Memenuhi
Sampah Kasar 145 m3/hari 0% 0 145 - Memenuhi
NANDA MUTIA FADILLA IV-33
Efisiensi Penyisihan Baku
No. Unit Pengolahan Parameter Influen Satuan Tersisihkan Efluen Ket
(%) Mutu
8 8
Total Coliform 10 MPN/100 mL 0% 0 10 5.000 Belum Memenuhi
TDS 257,99 mg/L 80% 206,39 51,60 1.000 Memenuhi
TSS 64,58 mg/L 80% 51,66 12,92 50 Memenuhi
pH 7 mg/L 0% 0,00 7,00 6-9 Memenuhi
BOD 259,92 mg/L 95% 246,92 13 3 Belum Memenuhi
4 Active Sludge COD 382,47 mg/L 85% 325,10 57,37 25 Belum Memenuhi
Ammonium 1 mg/L 8% 0,08 0,92 - Memenuhi
Total Fosfat 0,8 mg/L 25% 0,2 0,6 0,2 Belum Memenuhi
Sampah Kasar 145 m3/hari 0% 0,00 145,00 - Memenuhi
Total Coliform 108 MPN/100 mL 0% 0,00 108 5.000 Belum Memenuhi
TDS 51,60 mg/L 50% 25,80 25,80 1.000 Memenuhi
TSS 12,92 mg/L 50% 6,46 6,46 50 Memenuhi
pH 7,00 mg/L 0% 0,00 7,00 6-9 Memenuhi
BOD 13 mg/L 40% 5,2 7,8 3 Belum Memenuhi
5 Bak Sedimentasi II COD 57,37 mg/L 40% 22,95 34,42 25 Belum Memenuhi
Ammonium 0,92 mg/L 0% 0,00 0,92 - Memenuhi
Total Fosfat 0,6 mg/L 50% 0,3 0,3 0,2 Belum Memenuhi
Sampah Kasar 145,00 m3/hari 0% 0,00 145,00 - Memenuhi
Total Coliform 108 MPN/100 mL 0% 0,00 108 5.000 Belum Memenuhi
TDS 25,80 mg/L 60% 15,48 10,32 1.000 Memenuhi
TSS 6,46 mg/L 60% 3,88 2,58 50 Memenuhi
pH 7,00 mg/L 0% 0,00 7,00 6-9 Memenuhi
Gravity Thickening BOD 7,8 mg/L 65% 5,07 2,73 3 Memenuhi
6 High rate, rock COD 34,42 mg/L 60% 20,65 13,77 25 Memenuhi
media Ammonium 0,92 mg/L 8% 0,07 0,85 - Memenuhi
Total Fosfat 0,3 mg/L 35% 0,105 0,19 0,2 Belum Memenuhi
Sampah Kasar 145,00 m3/hari 0% 0,00 145,00 - Memenuhi
Total Coliform 108 MPN/100 mL 0% 0,00 108 5.000 Belum Memenuhi
TDS 10,32 mg/L 0% 0 10,32 1.000 Memenuhi
7 Sludge draying bed TSS 2,58 mg/L 0% 0 2,58 50 Memenuhi
pH 7,00 mg/L 0% 0 7,00 6-9 Memenuhi
NANDA MUTIA FADILLA IV-34
Efisiensi Penyisihan Baku
No. Unit Pengolahan Parameter Influen Satuan Tersisihkan Efluen Ket
(%) Mutu
BOD 2,73 mg/L 0% 0 2,73 3 Memenuhi
COD 13,77 mg/L 0% 0 13,77 25 Memenuhi
Ammonium 0,85 mg/L 0% 0 0,85 - Memenuhi
Total Fosfat 0,19 mg/L 0% 0 0,19 0,2 Belum Memenuhi
Sampah Kasar 145,00 m3/hari 0% 0 145,00 - Memenuhi
Total Coliform 108 MPN/100 mL 0% 0 108 5.000 Belum Memenuhi
TDS 10,32 mg/L 0% 0 10,32 1.000 Memenuhi
TSS 2,58 mg/L 0% 0 2,58 50 Memenuhi
pH 7,00 mg/L 0% 0 7,00 6-9 Memenuhi
BOD 2,21 mg/L 0% 0 2,21 3 Memenuhi
8 Dinsifeksi COD 17,34 mg/L 0% 0 17,34 25 Memenuhi
Ammonium 0,85 mg/L 0% 0 0,85 - Memenuhi
Total Fosfat 0,19 mg/L 0% 0 0,19 0,2 Memenuhi
Sampah Kasar 145,00 m3/hari 0% 0 145,00 - Memenuhi
Total Coliform 108 MPN/100 mL 100% 108 0 5.000 Memenuhi
Sumber: Data dan Perhitungan PBPAB, 2019.

B. IPLT
Mass balance dari Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dapat dilihat pada Tabel 4.22
Tabel 4.22 Mass Balanced Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
No Unit Pengolahan Parameter Satuan Influen Efisiensi Tersisihkan Efluen Baku Mutu Keterangan
Penyisihan (%)
1 Tangki Imhoff TSS mg/L 13.500 60% 8.100 5.400 100 Tidak Memenuhi
BOD mg/L 4.850 40% 1.940 2.910 100 Tidak Memenuhi
COD mg/L 6.200 70% 4.340 1.860 50 Tidak Memenuhi
Nitrogen mg/L 7 0% 0 7 0,06 Tidak Memenuhi
Fosfor mg/L 5 0% 0 5 1 Tidak Memenuhi
2 Kolam Anaerobik 1 TSS mg/L 5.400 60% 3.240 2.160 100 Tidak Memenuhi
BOD mg/L 2.910 60% 1.746 1.164 100 Tidak Memenuhi
COD mg/L 1.860 60% 1.116 744 50 Tidak Memenuhi
NANDA MUTIA FADILLA IV-35
No Unit Pengolahan Parameter Satuan Influen Efisiensi Tersisihkan Efluen Baku Mutu Keterangan
Penyisihan (%)
Nitrogen mg/L 7 0% 0 7 0,06 Tidak Memenuhi
Fosfor mg/L 5 0% 0 5 1 Tidak Memenuhi
3 Kolam Anaerobik 2 TSS mg/L 2.160 60% 1.296 864 100 Tidak Memenuhi
BOD mg/L 1.164 60% 698,4 465,6 100 Tidak Memenuhi
COD mg/L 744 60% 446,4 297,6 50 Tidak Memenuhi
Nitrogen mg/L 7 0% 0 7 0,06 Tidak Memenuhi
Fosfor mg/L 5 0% 0 5 1 Tidak Memenuhi
4 Kolam Fakultatif TSS mg/L 864 70% 604,8 259,2 100 Tidak Memenuhi
BOD mg/L 465,6 70% 325,92 139,68 100 Tidak Memenuhi
COD mg/L 297,6 96% 285,696 11,904 50 Memenuhi
Nitrogen mg/L 7 95% 6,65 0,35 0,06 Tidak Memenuhi
Fosfor mg/L 5 40% 2 3 1 Tidak Memenuhi
5 Kolam Maturasi TSS mg/L 259,2 90% 233,28 25,92 100 Memenuhi
BOD mg/L 139,68 90% 125,712 13,968 100 Memenuhi
COD mg/L 11,904 96% 11,4278 0,476 50 Memenuhi
Nitrogen mg/L 0,35 90% 0,315 0,035 0,06 Memenuhi
Fosfor mg/L 3 90% 2,7 0,3 1 Memenuhi
Sumber: Data dan Perhitungan TB PBPAB, 2019

NANDA MUTIA FADILLA IV-36


4.9.2 Mass Balance Solid

1. IPLT
Tabel 4.21 Mass Balance Polutan dan Lumpur IPLT
Karakteristik Satuan Nilai Efluen Penyisihan % Penyisihan
Timbulan Limbah Tinja
gr/org/hari 224 156,8 67,2 30
(dalam keadaan Basah)
Timbulan Limbah Tinja
gr/org/hari 30 24 6 30
(dalam keadaan Kering)
Kandungan air % 72 61,92 10,08 14
Bahan Organik % 80 78,4 1,6 2
Nitrogen % 7 2,1 4,9 70
Phosfor % 5 4,9 0,1 2
Kalsium % 3 0,28 2,72 90,5
TS mg/L 43.100 43.100 - -
TVS mg/L 16.500 16.500 - -
TSS mg/L 13.500 10.125 3.375 25
BOD5 mg/L 4.850 1.455 3.395 70
COD mg/L 6.200 5.425 775 12,5
Lemak mg/L 9 9 - -
pH - 7 7 - -
Sumber: Data Tugas Besar Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019

Tabel 4.22 Mass Balance Solid IPLT


No. Efisiensi
Influe Satua Tersisihka Eflue
Unit Pengolahan Parameter Penyisihan
n n n n
(%)
1. Tangki Imhoff TSS 13.500 mg/L 40% 5.400 8.100
2 Kolam Anaerobik I TSS 8.100 mg/L 65% 5.265 2.835
3 Kolam Anaerobik II TSS 2.835 mg/L 65% 1.843 992
4 Kolam Fakultatif TSS 992 mg/L 70% 694,4 297,6
5 Kolam Maturasi TSS 297,6 mg/L 90% 267,84 29,76
Effluen TSS adalah 29,76 mg/L (memenuhi baku mutu TSS yaitu 100 mg/L
Sumber: Data Tugas Besar Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019

2. IPAL
Tabel 4.23 Mass Balance Solid IPAL
Para- Efisiensi
No Unit Satua Tersisi Baku
mete Influen Penyisihan Efluen Ket
. Pengolahan n hkan Mutu
r (%)
Belum
1. Bar Screen TSS 323 mg/L 0% 0,0 323 100 Memen
uhi
Belum
Grit
2 TSS 323 mg/L 10% 32,3 290,7 100 Memen
Chamber
uhi
Belum
3 TAR In-Line TSS 290,7 mg/L 0% 0,0 290,7 100 Memen
uhi
Bak Belum
4 Sedimentasi TSS 290,7 mg/L 60% 174,42 116,28 100 Memen
I uhi
Active Memen
5 TSS 116,28 mg/L 90% 104,65 11,63 100
Sludge uhi
Bak
Memen
6 Sedimentasi TSS 11,63 mg/L 60% 6,98 4,65 100
uhi
II
NANDA MUTIA FADILLA IV-37
Sumber: Data Tugas Besar Bangunan Pengolahan Air Buangan, 2019

NANDA MUTIA FADILLA IV-38

Anda mungkin juga menyukai