Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

DASAR PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN DAN


DRAINASE

4.1 Umum
Pada umumnya, pengolahan dilakukan secara optimal di suatu tempat yang disebut sebagai
Bangunan Pengolahan Air Buangan (BPAB). Dan untuk mengalirkan timbulan air buangan
menuju ke BPAB diperlukan suatu saluran air buangan. Dengan kata lain, sistem perencanaan
penyaluran air buangan bertujuan untuk mengalir air buangan dari suatu pemukiman secara
cepat ke suatu tempat atau BPAB yang tidak akan menimbulkan bahaya atau kerusakan bagi
manusia dan lingkungan.

Prinsip penyaluran air buangan adalah membuat suatu sistem penyaluran yang mengalirkan
air buangan dari sumber ke Bangunan Pengolah Air Buangan (BPAB) melalui jarak yang
sependek-pendeknya agar waktu penyaluran yang dibutuhkan singkat.Sistem pengelolaan,
penyaluran, dan prinsip penyaluran air buangan mempunyai karakteristik dan spesifikasi
tertentu yang akan membedakannya dengan Sistem Penyediaan Air Minum. Sistem
pengelolaan air buangan terdiri dari sistem yaitu sistem individual (On Site Sanitation), yakni
sistem dengan kriteria untuk daerah pedesaan atau pinggiran kota untuk industri, sedangkan
sistem komunal (Off Site Sanitation), yakni sistem yang pengelolaannya dilakukan secara
keseluruhan untuk suatu kota atau daerah, contoh dari sistem ini ialah mandi cuci kakus
(MCK), jaringan air perpipaan atau limbah (Public Sewer).

4.2 Skenario Sistem Penyaluran Air Buangan


Daerah perencanaan akan dibagi menjadi dua blok besar yaitu Blok A dan Blok B. Tiap-tiap
blok akan dibagi lagi menjadi daerah yang lebih kecil. Pembagian blok dilihat berdasarkan
perbedaan elevasi sehingga arah aliran dapat diprediksi. Blok A menerapkan sistem tercampur
dan Blok B menerapkan sistem terpisah dalam sistem penyaluran air buangan dan
drainasenya. Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan Blok A memiliki kerapatan bangunan
dan jumlah penduduk yang lebih besar dibanding Blok B.

4.3 Skenario Sistem Penyaluran Drainase


Pada skenario perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan, daerah perencanaan dibagi
menjadi dua blok besar yaitu Blok A dan Blok B. Blok A menerapkan sistem offsite dan Blok
B menerapkan sistem onsite dalam menyalurkan air buangannya. Berdasarkan keadaan
topografi Kelurahan Lau Cih, Bangunan Pengolahan Air Buangan (BPAB) dapat dibangun
pada Blok B yang letaknya bersebelahan dengan Sungai Tuntungan, sedangkan air buangan
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
dari Blok A akan disalurkan ke Bangunan Pengolahan Air Buangan pada kelurahan Lau Cih
yang masih merupakan bagian dari Kecamatan Medan Tuntungan karena kelurahan tersebut
memiliki elevasi terendah dari Kecamatan Medan Tuntungan sehingga pengalirannya tidak
membutuhkan pompa.

4.4 Periode Desain


Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan periode desain agar tidak terdapat
permasalahan desain di masa yang akan datang, diantaranya yaitu pertumbuhan penduduk,
umur bangunan, sulit atau tidaknya proses pembangunan dan sumber dana. Sistem Penyaluran
Air Buangan dan Drainase di desain untuk 15 tahun kedepan dari tahun 2017 hingga tahun
2031.

4.5 Proyeksi Penduduk


4.5.1 Metode Aritmatika
Metode ini didasarkan pada angka kenaikan penduduk rata-rata setiap tahunnya. Metode ini
digunakan jika data berkala menunjukan jumlah penambahan yang relatif sama setiap
tahunnya. Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk pada Kelurahan Lau Cih Kecamatan
Medan Tuntungan Kota Medan dengan mengunakan metode aritmatika dapat dilihat Tabel
4.1.

Latifah Fatharani (150407007) IV- 2


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

Tabel 4.1 Proyeksi Penduduk Kelurahan Lau Cih Dengan Metode Aritmatika

Penduduk
Xi Tahun Yrerata Xi2 Xi.Yi Y' (Yi-Y') (Yi-Y')2 (Yi-Yrerata) (Yi-Yrerata)2 S R
(Yi)
1 2007 1324 1 1324 1477 -153,42 23537,14 -740,00 547600
2 2008 1447 4 2894 1608 -160,77 25846,90 -617,00 380689
3 2009 1460 9 4380 1738 -278,12 77351,41 -604,00 364816
4 2010 2227 16 8908 1868 358,53 128541,81 163,00 26569
5 2011 2316 25 11580 1999 317,18 100600,46 252,00 63504 227,81 0,86607
2064
6 2012 2335 36 14010 2129 205,82 42363,62 271,00 73441
7 2013 2342 49 16394 2260 82,47 6801,75 278,00 77284
8 2014 2349 64 18792 2390 -40,88 1671,08 285,00 81225
9 2015 2408 81 21672 2520 -112,23 12595,64 344,00 118336
10 2016 2432 100 24320 2651 -218,58 47778,01 368,00 135424
55 20640 385 124274 20640 0,00 467087,8061 0,00 1868888,0
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017
a = 1347
b = 130.35
Y = 3323+ 18.90. Xi

Latifah Fatharani (150407007) IV- 3


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

Metode Aritmatika
5000

4500

4000

3500

3000 R = 0.9793
2500

2000
Hasil Proyeksi
1500 Linear (Hasil Proyeksi)
1000

500

Gambar 4.1 Grafik Proyeksi Penduduk Dengan Metode Aritmatika

4.5.2 Metode Geometri


Metode ini didasarkan pada rasio pertambahan penduduk rata-rata tahunan. Sering digunakan
untuk memperkirakan data yang perkembangan melaju sangat cepat. Untuk lebih jelasnya
perhitungan penduduk pada Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan
dengan menggunakan geometri dapat dilihat pada tabel 4.2.

Latifah Fatharani (150407007) IV- 4


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

Tabel 4.2 Proyeksi Penduduk Kelurahan Lau CihDengan Metode Geometri

Penduduk
Xi Tahun Yrerata Xi2 Xi.Yi Y' (Yi-Y') (Yi-Y')2 (Yi-Yrerata) (Yi-Yrerata)2 S R
(Yi)
1 2007 1324 1 1324 1257 66,63 4440,13 -740,00 547600,00
2 2008 1447 4 2894 1560 -112,99 12765,76 -617,00 380689,00
3 2009 1460 9 4380 1770 -309,73 95934,18 -604,00 364816,00
4 2010 2227 16 8908 1935 291,56 85007,52 163,00 26569,00
5 2011 2316 25 11580 2075 241,42 58281,60 252,00 63504,00
2064 184,53 0,91417
6 2012 2335 36 14010 2196 139,33 19413,51 271,00 73441,00
7 2013 2342 49 16394 2304 38,46 1479,22 278,00 77284,00
8 2014 2349 64 18792 2401 -52,26 2730,76 285,00 81225,00
9 2015 2408 81 21672 2491 -82,88 6869,85 344,00 118336,00
10 2016 2432 100 24320 2574 -141,89 20132,89 368,00 135424,00
20640 385 124274 20562 77,65 307055,41 0,00000000000 1868888,0
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017
a = 7.137
b = -0.3111
Y = EXP (8,105 + (0.0226 x ln Xi))

Latifah Fatharani (150407007) IV- 5


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

Metoda Geometri
4000

3500

3000

2500
R = 0.9023
2000

1500 Hasil Proyeksi


Linear (Hasil Proyeksi)
1000

500

Gambar 4.2 Grafik Proyeksi Penduduk Dengan Metode Geometri

4.5.3 Metode Logaritma


Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan
Tuntungan dengan menggunakan metode logaritma dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Latifah Fatharani (150407007) IV- 6


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

Tabel 4.3 Proyeksi Penduduk Kelurahan Lau CihDengan Metode Logaritma

Penduduk
Xi Tahun Yrerata Xi2 ln Xi ln Xi^2 Yi ln Xi Y' (Yi-Y') (Yi-Y')2 (Yi-Yrerata) (Yi-Yrerata)2 S R
(Yi)
1 2007 1324 1 0,000 0,00 0,00 1201 122,89 15101,92 -740 547600
2 2008 1447 4 0,693 0,48 1002,98 1597 -150,09 22528,07 -617 380689
3 2009 1460 9 1,099 1,21 1603,97 1829 -368,73 135961,07 -604 364816
4 2010 2227 16 1,386 1,92 3087,28 1993 233,92 54719,99 163 26569
5 2011 2316 25 1,609 2,59 3727,46 2121 195,44 38198,70 252 63504 179,70 0,92
2064
6 2012 2335 36 1,792 3,21 4183,76 2225 110,29 12163,36 271 73441
7 2013 2342 49 1,946 3,79 4557,32 2313 29,22 854,04 278 77284
8 2014 2349 64 2,079 4,32 4884,61 2389 -40,06 1604,83 285 81225
9 2015 2408 81 2,197 4,83 5290,92 2456 -48,35 2337,51 344 118336
10 2016 2432 100 2,303 5,30 5599,89 2517 -84,54 7146,76 368 135424
55 20640 385 15,10 27,65 33938,19 20640 0,00 290616,25 0,000000000000 1868888
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017
a = 1201
b = 571,28
Y =3310 + (77,25 x ln Xi)

Latifah Fatharani (150407007) IV- 7


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

Metoda Logaritma
3500

3000

2500 R = 0.8107

2000

Hasil Proyeksi
1500
Linear (Hasil Proyeksi)

1000

500

Gambar 4.3 Grafik Proyeksi Penduduk Dengan Metode Logaritma

4.5.4 Metode Regresi Eksponensial


Untuk lebih jelasnya perhitungan penduduk di Kelurahan Lau Cih Kecamatan Medan
Tuntungan Kota Medan dengan menggunakan metode regresi linier pada Tabel 4.4.

Latifah Fatharani (150407007) IV- 8


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

Tabel 4.4 Proyeksi Penduduk Kelurahan Lau Cih Dengan Metode Regresi Eksponensial

Penduduk
Xi Tahun Yrerata Xi2 Ln Yi Xi ln Yi Y' (Yi-Y') (Yi-Y')2 (Yi-Yrerata) (Yi-Yrerata)2 S R
(Yi)
1 2007 1324 1 7,19 7,19 1467 -143,10 20477,97 -740,00 547600
2 2008 1447 4 7,28 14,55 1574 -126,71 16056,17 -617,00 380689
3 2009 1460 9 7,29 21,86 1688 -228,07 52016,79 -604,00 364816
4 2010 2227 16 7,71 30,83 1811 416,26 173271,46 163,00 26569
5 2011 2316 25 7,75 38,74 1942 373,68 139633,38 252,00 63504 260,446 0,8202
2064
6 2012 2335 36 7,76 46,53 2083 251,53 63267,44 271,00 73441
7 2013 2342 49 7,76 54,31 2235 107,13 11476,43 278,00 77284
8 2014 2349 64 7,76 62,09 2397 -48,28 2330,58 285,00 81225
9 2015 2408 81 7,79 70,08 2571 -163,48 26726,36 344,00 118336
10 2016 2432 100 7,80 77,96 2758 -326,35 106502,41 368,00 135424
55 20640 385 76,07 424,16 20527 112,60 611758,99 0,00000000000 1868888
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017
a = 7,221
b = 0,0701
Y = EXP (8,109 + (0,0055 x Xi))

Latifah Fatharani (150407007) IV- 9


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

Metoda Eksponensial
9000

8000

7000

6000

5000
R = 0.9443
4000

3000 Hasil Proyeksi


Linear (Hasil Proyeksi)
2000

1000

Gambar 4.4 Grafik Proyeksi Penduduk Dengan Metode Regresi Eksponensial

4.5.5 Perbandingan Metode Proyeksi Penduduk Kelurahan Lau Cih


Perhitungan proyeksi penduduk akan diuraikan dalam keempat metode yang
akandibandingkan satu sama lainnya untuk memperoleh metode yang terbaik
untukmemproyeksikan penduduk. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Proyeksi Penduduk Kelurahan Lau Cih


PROYEKSI PENDUDUK
NO TAHUN PENDUDUK
ARITMATIKA GEOMETRI LOGARITMA EKSPONENSIAL
1 2007 1324 1324 1324 1324 1324
2 2008 1447 1447 1447 1447 1447
3 2009 1460 1460 1460 1460 1460
4 2010 2227 2227 2227 2227 2227
5 2011 2316 2316 2316 2316 2316
6 2012 2335 2335 2335 2335 2335
7 2013 2342 2342 2342 2342 2342
8 2014 2349 2349 2349 2349 2349
9 2015 2408 2408 2408 2408 2408
10 2016 2432 2432 2432 2432 2432
11 2017 2781 2651 2959 2571
12 2018 2911 2724 3174 2621
13 2019 3042 2793 3404 2666
14 2020 3172 2858 3652 2709
15 2021 3302 2920 3917 2748
16 2022 3433 2979 4202 2785
17 2023 3563 3036 4507 2820
18 2024 3693 3090 4835 2852
19 2025 3824 3143 5186 2883
20 2026 3954 3193 5563 2913

Latifah Fatharani (150407007) IV- 10


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
Lanjutan Tabel 4.5
PROYEKSI PENDUDUK
NO TAHUN PENDUDUK
ARITMATIKA GEOMETRI EKSPONENSIAL LOGARITMA
21 2027 4084 3242 5967 2940
22 2028 4215 3289 6401 2967
23 2029 4345 3335 6866 2992
24 2030 4476 3380 7365 3017
25 2031 4606 3423 7900 3040
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017

Proyeksi Penduduk Kelurahan Lau Cih


9000

8000

7000
Jumlah Penduduk

6000

5000
(Jiwa)

4000

3000
ARITMATIKA
2000
GEOMETRI
1000 EKSPONENSIAL
LOGARITMA
0

Tahun

Gambar 4.5 Grafik Proyeksi Penduduk Kelurahan Lau Cih

Latifah Fatharani (150407007) IV- 11


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

4.5.6 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk


Metode proyeksi yang dipilih adalah Metode Eksponensial. Untuk lebih jelasnya, nilai
koefisien korelasi (R) dan nilai standar deviasi (S) masing-masing metode proyeksi penduduk
Kelurahan Silalas dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Pemilihan Metode Proyeksi


Perbandingan
Metoda Proyeksi
Nilai SD Nilai R

Aritmatika 227,81 0,86

Geometri 184,53 0,91

Eksponensial 260,45 0,82

Logaritma 179,70 0.92


Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017

Proyeksi jumlah penduduk dari keempat metode yang dipakai dapat dilihat bahwa Metode
Logaritma memiliki nilai S yang paling rendah yaitu 179,70 dan nilai R yang paling
mendekati 1 yaitu 0.92

4.6 Perhitungan PUH (Periode Ulang Hujan)


Data curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November yaitu sebesar 219 mm. Dan hari hujan
yang paling banyak terjadi pada bulan November yaitu sebanyak 24 hari. Data curah hujan
untuk Kelurahan Lau Cih dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Banyaknya Curah Hujan Kelurahan Lau CihTahun 2007-2016

Tahun Curah Hujan Minimum (mm) Curah Hujan Maksimum (mm) Rata-rata
2007 13 219 116
2008 33 83 58
2009 25 87 56
2010 15 106 60.5
2011 16 128 72
2012 25 104 64.5
2013 38 140 89
2014 22 89 55.5
2015 14 169 91.5
2016 10 69 39.5
Sumber: Stasiun Klimatologi Sampali Medan, 2017

Latifah Fatharani (150407007) IV- 12


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
4.6.1 Analisa Frekuensi
Dilakukan analisa frekuensi terhadap data curah hujan yang diperoleh dari Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika Stasiun Wilayah I Medan selama 10 tahun terakhir. Analisa dapat
dilihat pada Tabel 4.8.

4.8 Analisa Frekuensi


Xi (mm/24 jam) Xi Sort M (Xi-Xavg) (Xi-Xavg)2
219 69 1 -50.4 2540.16
83 83 2 -36.4 1324.96
87 87 3 -32.4 1049.76
106 89 4 -30.4 924.16
128 104 5 -15.4 237.16
104 106 6 -13.4 179.56
140 128 7 8.6 73.96
89 140 8 20.6 424.36
169 169 9 49.6 2460.16
69 219 10 99.6 9920.16
Jumlah 1194 19134.4
Rata-rata 119.4
Simpangan Baku (Sd) 46.11
N 10
Sn 0.9497
Yn 0.4952
l/a 48.55
95.36
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017

Persamaan Regresi menjadi sebagai berikut:


X = + 1/Y
= 95,36 + 48,55 Y

Persamaan di atas kemudian digambarkan di atas extreme probability paper.

Tabel 4.9 Regresi Linier pada Extreme Probability Paper


Y X
-2 -1.74
-1 46.81
0 95.36
1 143.91
2 192.46
3 241.01
Latifah Fatharani (150407007) IV- 13
Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

Y X
4 289.56
5 338.11
5.5 362.385
6 386.66
6.5 410.935
7 435.21
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017

4.6.2 Design Rainfall Intensity


Berdasarkan grafik regresi yang telah dibuat pada Extreme Probability Paper, untuk Return
Period 10 tahun dibaca nilai extreme dari hujan harian (Rainfall Depth) sebagai berikut:
Xr = Xbar + X/n. (YT Yn bar)

Dimana:
YT (Reduced Variate) = 2.2502 untuk Return Period 10 tahun sehingga diperoleh angka
sebagai berikut:
(Xr) A = 119,4 +48,55 (2.25020.4952) = 204,60 mm/24 jam

Effective Rainfall dianggap 90%, sedangkan Duration Rainfall dianggap terkonsentrasi


selama 4 jam. Rainfall Intensity untuk stasiun pengamat menjadi sebagai berikut:

Tabel 4.10 Rainfall Intensity untuk Staiun Wilayah I Medan

Extreme Rainfall Depth (Xr dalam Rainfall Intensity dalam iph (90%,
Lokasi
mm/24 jam) 4 jam)

Stasiun A (Wilayah I
204,60 1.12
Medan)

Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017

Ir = 1.12 iph

Tabel 4.11 Design Rainfall Intensity untuk Periode Ulang Tahun

Periode Ulang Tahun Yt Curah Hujan (mm/24 jam) Ir (Iph)

2 0.3665 119.36783 1.1190734


5 1.4999 119.65118 1.1217298
10 2.2502 119.83875 1.1234883
25 3.1985 120.07583 1.1257109
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017

Latifah Fatharani (150407007) IV- 14


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)

4.6.3 Periode Ulang Hujan


Mencari persamaan Talbot untuk PUH 2 tahun.

Tabel 4.12 Periode Ulang Hujan untuk 2 Tahun


I
No t (menit) I (iph) It I2 I2t
(mm/jam)
1 5 2.0334913 48.803792 0.1694576 2381.8101 198.48417
2 10 1.2810193 30.744462 0.2135032 945.22196 157.53699
3 20 0.8069916 19.367798 0.2689972 375.11158 125.03719
4 30 0.6158498 14.780396 0.3079249 218.4601 109.23005
5 40 0.5083728 12.200948 0.3389152 148.86313 99.242087
6 60 0.3879611 9.3110659 0.3879611 86.695948 86.695948
7 80 0.3202548 7.6861156 0.4270064 59.076372 78.768496
8 120 0.2444002 5.865604 0.4888003 34.40531 68.81062
6.1983409 148.76018 2.602566 4249.6445 923.80556
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017
a = 11012.97
b = 15.91325

Persamaan Talbot:

a
I=
t+b

11012.97
I=
t + 15.91325

Mencari persamaan Talbot untuk PUH 5 tahun

Tabel 4.13 Periode Ulang Hujan untuk 5 Tahun


I
No t (menit) I (iph) It I2 I2t
(mm/jam)
1 5 2.0383183 48.91964 0.1698599 2393.1311 199.4276
2 10 1.2840601 30.817442 0.21401 949.71472 158.28579
3 20 0.8089072 19.413772 0.2696357 376.89454 125.63151
4 30 0.6173117 14.815481 0.3086558 219.49847 109.74924
5 40 0.5095796 12.22991 0.3397197 149.5707 99.713798
6 60 0.388882 9.333168 0.388882 87.108026 87.108026
7 80 0.321015 7.7043605 0.42802 59.35717 79.142894
8 120 0.2449803 5.8795274 0.4899606 34.568843 69.137686
6.2130542 149.1133 2.6087438 4269.8436 928.19653
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017

Latifah Fatharani (150407007) IV- 15


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
a = 11091.58
b = 15.98993

Persamaan Talbot:
a
I=
t+b
11091
I=
t + 15.98993

Mencari persamaan Talbot untuk PUH 10 tahun

Tabel 4.14 Periode Ulang Hujan untuk 10 Tahun


I
No t (menit) I (iph) It I2 I2t
(mm/jam)
1 5 2.0415137 48.996329 0.1701261 2400.6403 200.05336
2 10 1.2860731 30.865753 0.2143455 952.69473 158.78246
3 20 0.8101753 19.444206 0.2700584 378.07716 126.02572
4 30 0.6182794 14.838707 0.3091397 220.18721 110.09361
5 40 0.5103784 12.249082 0.3402523 150.04002 100.02668
6 60 0.3894916 9.3477994 0.3894916 87.381353 87.381353
7 80 0.3215183 7.7164384 0.428691 59.543421 79.391228
8 120 0.2453644 5.8887446 0.4907287 34.677313 69.354626
6.2227942 149.34706 2.6128335 4283.2415 931.10902
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017

a = 11143.82
b = 16.04079

Persamaan Talbot:
a
I=
t+b
11143.82
I=
t + 16.04079

Mencari persamaan Talbot untuk PUH 25 tahun

Tabel 4.15 Periode Ulang Hujan untuk 25 Tahun


I
No t (menit) I (iph) It I2 I2t
(mm/jam)
1 5 2.0455525 49.093259 0.1704627 2410.1481 200.84567
2 10 1.2886173 30.926815 0.2147696 956.4679 159.41132
3 20 0.811778 19.482673 0.2705927 379.57454 126.52485
4 30 0.6195026 14.868062 0.3097513 221.05927 110.52963
5 40 0.5113881 12.273315 0.3409254 150.63425 100.42284
6 60 0.3902622 9.3662921 0.3902622 87.727428 87.727428
Latifah Fatharani (150407007) IV- 16
Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
I
No t (menit) I (iph) It I2 I2t
(mm/jam)
7 80 0.3221543 7.7317038 0.4295391 59.779244 79.705658
8 120 0.2458498 5.9003943 0.4916995 34.814653 69.629306
6.2351047 149.64251 2.6180024 4300.2054 934.7967
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017
a = 11210.08
b = 16.10519

Persamaan Talbot:
a
I=
t+b
11210.08
I=
t + 16.10519

4.7 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih dan Fasilitas Kota


Dalam perencanaan sistem air minum Kelurahan Lau Cih, dibuat dalam satu tahap dari tahun
2016-2031 (15 tahun mendatang). Pada perencanaan daerah pelayanan dari PDAM sebesar
100%. Untuk memperhitungkan kebutuhan air tersebut, maka kebutuhan air dibedakan atas :

1. Kebutuhan Domestik, yang dibedakan atas:


a. Sambungan langsung (rumah)
b. Kran Umum / Hidran Umum
2. Kebutuhan Non Domestik, yang terdiri atas:
a. Sarana Pendidikan
b. Sarana Peribadatan
c. Sarana Kesehatan
d. Sarana Perdagangan
e. Industri
3. Kebocoran / kehilangan air

Tabel 4.16 Standar Kebutuhan Air Minum Domestik


Sambungan Rumah Sambungan Umum
Kategori Kota Jumlah Penduduk Kehilangan Air
(L/org/hari) (L/org/hari)
Metropolitan > 1.000.000 190 30 20 %
Kota Besar 500.000 1.000.000 170 30 20 %
Kota Sedang 100.000 500.000 150 30 20 %
Kota Kecil 20.000 100.000 130 30 20 %
IKK < 20.000 100 30 20 %
Sumber: Kebijaksanaan Operasional Program Air Bersih, Direktorat Jenderal Cipta Karya, DPU, 2007

Latifah Fatharani (150407007) IV- 17


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
Standar kebutuhan air minum non domestik dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Standar Kebutuhan Air Minum Non Domestik


Fasilitas Non Domestik Standar Kebutuhan Air Minum (l/o/h) Kapasitas (jiwa/unit)
1. Fasilitas Pendidikan
PAUD 30 80
TK 30 80
SD 40 360
SMP 50 315
SMA 80 240
Universitas 80 1200
2. Fasilitas Peribadatan
Mesjid 30 250
Langgar 30 75
Gereja 10 300
3. Fasilitas Kesehatan
Puskesmas 40 40
Posyandu 15 15
Dokter 10 30
Bidan 50 10
Fasilitas Non Domestik Standar Kebutuhan Air Minum (l/o/h)
4. Fasilitas Perdagangan
Pertokoan 5 48
Rumah Makan 10 48
Hotel 120 48
Doorsmer 15 50
Sumber: Perhitungan, 2017

4.7.1 Perhitungan Kebutuhan Air


Jumlah penduduk di daerah pelayanan = 100% x jumlah penduduk tahun 2031
= 100% x 3040 jiwa
= 3040 jiwa

Jumlah penduduk yang terlayani adalah:


Jumlah penduduk yang terlayani = 100% x 3040 jiwa
= 3040 jiwa

Kebutuhan Domestik:

a. Pengguna SL = 100%
b. Jumlah pengguna SL = 100 % x 3040 jiwa
= 3040 jiwa
c. Kebutuhan air untuk SL = Jumlah populasi x Standar Kebutuhan Air
= 3040 jiwa x 190 l/o/h
= 6,685 l/detik

Latifah Fatharani (150407007) IV- 18


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
Kebutuhan Nondomestik:

a. Sarana Pendidikan
Kebutuhan air untuk TK = Jumlah unit x Jumlah Populasi x Standar kebutuhan
air
= 2 x 80 jiwa/unit x 30 l/o/h
= 0,055 l/dt

Kebutuhan air untuk SD = Jumlah unit x Jumlah Populasi x Standar kebutuhan


air
= 2 x 360 jiwa/unit x40 l/o/h
= 0,33 l/dt

Kebutuhan air untuk SMP = Jumlah unit x Jumlah Populasi x Standar kebutuhan
air
= 2 x 315 jiwa/unit x 50 l/o/h
= 0,365 l/dt
Kebutuhan air untuk SMA = Jumlah unit x Jumlah Populasi x Standar kebutuhan
air
= 2 x 240 jiwa/unit x 80 l/o/h
= 0,444 l/dt
Kebutuhan air untuk Universitas = Jumlah unit x Jumlah Populasi x Standar kebutuhan
air
= 2 x 1200 jiwa/unit x 80 l/o/h
= 2,222 l/dt
b. Sarana Peribadatan
Kebutuhan air untuk Mesjid = Jumlah unit x Kapasitas unit x Standar kebutuhan air
= 1 x 250 jiwa/unit x 30 l/unit/h
= 0,087 l/dt
Kebutuhan air untuk Gereja = Jumlah unit x Kapasitas unit x Standar kebutuhan air
= 4 x 300 jiwa/unit x 10 l/o/h
= 0,138 l/dt
c. Sarana Kesehatan
Kebutuhan air untuk Posyandu = Jumlah unit x Kapasitas unit x Standar kebutuhan air
= 3 x 15 jiwa/unit x 15 l/o/h

Latifah Fatharani (150407007) IV- 19


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
= 0,0078 l/dt
Kebutuhan air untuk Bidan = Jumlah unit x Kapasitas unit x Standar kebutuhan air
= 3 x 10 jiwa/unit x 50 l/o/h
= 0,017 l/dt
d. Sarana Perdagangan
Kebutuhan air untuk RM =Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan air
= 13 x 48 meja/unit x 10 l/meja/hari
= 0,072 l/dt
Kebutuhan air untuk Hotel = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan
air
= 1 x 48 bed/unit x120 l/bed/h
= 0,067 l/dt
Kebutuhan air untuk Doorsmeer = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan
air
= 5 x 50 kursi/unit x 15 l/jiwa/unit
= 0,043 l/dt
Kebutuhan air untuk Pasar = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan
air
= 2 x 700 jiwa/unit x 5 l/jiwa/unit
= 0,081 l/dt
Kebutuhan air untuk Swalayan = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan
air
= 2 x 100 jiwa/unit x 5 l/jiwa/unit
= 0,0115 l/dt
Kebutuhan air untuk Bengkel = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan
air
= 6 x 50 jiwa/unit x 15 l/jiwa/unit
= 0,052 l/dt
Kebutuhan air untuk Restauran = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan
air
= 3 x 60 jiwa/unit x 75 l/jiwa/unit
= 0,156 l/dt
Kebutuhan air untuk Hotel = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan
air

Latifah Fatharani (150407007) IV- 20


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
= 2 x 100 kursi/unit x 120 l/jiwa/unit
= 0,278 l/dt
Kebutuhan air untuk Karaoke = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan
air
= 4 x 50 jiwa/unit x 110 l/jiwa/unit
= 0,255 l/dt
Kebutuhan air untuk Bilyard = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan
air
= 2 x 30 kursi/unit x 75 l/jiwa/unit
= 0,052 l/dt
e. Sarana Industri

Kebutuhan air untuk Industri = Jumlah unit x Jumlah populasi x Standar kebutuhan air
= 8 x 50 kursi/unit x 10 l/jiwa/unit
= 0,046 l/dt

Rekapitulasi kebutuhan air bersih pada Kelurahan Lau Cih dapat dilihat pada tabel 4.20.

Tabel 4.20 Kebutuhan Air Non Domestik Kelurahan Lau Cih


Jumlah Standar
Jumlah
Jiiwa Tiap Kebutuhan Kebutuhan
NO Uraian Unit Tahun
Unit Air Perkapita Air (l/det)
2031
(jiwa/unit) (l/o/h)
I. Fasilitas Pendidikan
1 TK 2 80 30 0.055
2 SD 2 360 40 0.33
3 SMP 2 315 50 0.365
4 SMA 2 240 80 0.444
5. Universitas 2 1200 80 2.222
II. Fasilitas Peribadatan
1 Masjid 1 250 30 0.087
2 Gereja 4 300 10 0.138
III. Fasilitas Kesehatan
1 Posyandu 3 15 15 0.0078
2 Praktek Bidan 3 10 50 0.017
IV. Komersial
1 Rumah Makan 13 48 10 0.072

Latifah Fatharani (150407007) IV- 21


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
Jumlah Standar
Jumlah
Jiiwa Tiap Kebutuhan Kebutuhan
NO Uraian Unit Tahun
Unit Air Perkapita Air (l/det)
2031
(jiwa/unit) (l/o/h)
2 Doorsmeer 5 50 15 0.043
3 Industri 8 50 10 0.046
4 Pasar 2 700 5 0.081
5 Swalayan 2 100 5 0.0115
6 Bengkel 6 50 15 0.052
7 Restauran 3 60 75 0.156
8 Hotel 2 100 120 0.278
9 Karaoke 4 50 110 0.255
10 Bilyard 2 30 75 0.052
Total 4.6233
Sumber: Data dan Perhitungan Tugas Besar PABD, 2017
Kehilangan Air :
Perhitungan :
Diasumsikan persentase kehilangan air = 20% x QTOTAL
Debit total (Domestik & Non Domestik) = 6,685 + 4,6233
= 11,3083 l/detik
Kehilangan Air = 20% x 11,3083
= 2,262 l/detik

4.8 Perencanaan Jalur Sistem Penyaluran Air Buangan dan Drainase


4.8.1 Total Panjang
Pada Perencanaan Jalur Sistem Penyaluran Air Buangan dan Drainase digunakan lima jenis
pipa, yaitu pipa persil, pipa servis, pipa lateral, pipa cabang, dan pipa induk/utama. Saluran
akan dibangun pada pinggir badan jalan dan mengikuti jaringan jalan yang ada. Dengan
demikian, dapat diketahui panjang saluran yang akan dibangun.

4.8.2 Waktu Tempuh


Waktu tempuh air buangan di dalam saluran direncanakan kurang dari 18 jam. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terbentuknya sedimen di dalam saluran dan mencegah terjadinya
pembusukan zat organik di dalam saluran. Sehingga resiko terjadinya reaksi anaerob dan
pembentukan gas metan yang dapat menyebabkan keretakan pada pipa di dalam saluran
dapat diminimalisir.

Latifah Fatharani (150407007) IV- 22


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
4.8.3 Jumlah Manhole
Beberapa tipe manhole yang sering digunakan dalam perencanaan penyaluran air buangan
adalah:

1. Manhole Tipe A
a. Untuk saluran berdiameter tidak terlalu besar.
b. Kedalaman bagian atas diameter terdalam (soffit) dari muka tanah antara 0,45 1,5 m.
c. Dinding berbentuk segi empat atau bulat, terbuat dari beton dengan tebal 15 cm.
d. Digunakan untuk saluran persil dan servis.
e. Tutup berukuran 0,9 x 0,5 m dari beton cetak, tetapi jika manholedijalan, maka digunakan
tutup yang terbuat dari besi tuang.
2. Manhole Tipe B
a. Untuk saluran berdiameter sampai 1200 mm.
b. Kedalaman bagian atas diameter (soffit) dari muka tanah 0,8 2,7 m.
c. Dinding berbentuk bulat, terbuat dari beton dengan tebal 20 cm.
d. Diameter manhole tergantung dari ukuran dan jumlah pipa yang masuk.
e. Untuk saluran persil dan servis, tutup berukuran 0,9 x 0,5 m beton cetak.
f. Untuk saluran induk, tutup terbuat dari besi tuang.
3. Manhole Tipe C
a. Untuk saluran berdiameter sampai 1200 mm.
b. Kedalaman bagian aatas diameter (soffit) dari muka tanah antara 2,7 5 m.
c. Dinding berbentuk bulat, terbuat dari beton dengan tebal 20 cm.
d. Diameter manhole tergantung dari ukuran dan jumlah pipa yang masuk.
e. Dinding setinggi 1,8 m dari soffit ke intermediate slab untuk memudahkan pemeliharaan.
f. Dinding diatas intermediate slab dikurangi ukurannya menjadi diameter 900 mm untuk
menghemat biaya.
g. Tutup berukuran 0,6 x 0,6 m dari besi tulang, kecuali untuk ukuran persil dan servis
digunakan tutup terbuat dari beton cetak.

Pada Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan dan Drainase, manhole akan dibangun
pada tiap percabangan pipa. Tipe manholeyang digunakan ialah Tipe A yang dipasang pada
pertemuan saluran servis-lateral dan Tipe B dipasang pada lateral-cabang dan Tipe C pada
saluran induk.

Latifah Fatharani (150407007) IV- 23


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
4.8.3 Street inlet
Street inlet merupakan lubang atau bukaan di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk menampung
dan menyalurkan limpasan air hjan yang berada di sepanjang jalan menuju ke saluran. Pada
jenis penggunaan saluran terbuka tidak diperlukan street inlet karena ambang saluran yang
ada merupakan bukaan bebas (kecuali untuk jalan dengan trotoar terbangun).
Perletakan street inlet mempunyai ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Diletakkan pada tempat yang tidak memberikan gangguan terhadap lalu lintas jalan
maupun pejalan kaki
2. Ditempatkan pada daerah yang rendah dimana limpaan air hujan menuju ke arah tersebut
3. Air yang masuk street inlet harus secepatnya menuju ke dalam saluran
4. Jumlah street inlet harus cukup untuk dapat menangkap limpasan air hujan pada jalan yang
bersangkutan
5. Jarak antar street inlet 50 m

4.8.4 Perlintasan Sungai


Bangunan Siphon merupakan salah satu bangunan persilangan yang dibangun untuk
mengalirkan debit yang dibawa oleh saluran yang jalurnya terpotong oleh lembah dengan
bentang panjang atau terpotong oleh sungai. Bangunan siphon berupa saluran tertutup yang
dipasang mengikuti bentuk potongan melintang sungai atau lembah untuk menyeberangkan
debit dari sisi hulu ke sisi hilir. Bangunan siphon (berupa saluran tertutup berpenampang
lingkaran atau segi empat) dipasang dibawah dasar sungai, atau bisa juga dipasang di atas
permukaan tanah jika melintasi lembah (cekungan). Konstruksi siphon jika penampang
melintang berupa segi empat biasanya dibuat dari beton bertulang (reinforced concrete).
Jika penampang melintang berupa lingkaran biasanya dibuat dari baja. Untuk mencegah
adanya sedimentasi pada saat debit di dalam siphon mengecil, biasanya digunakan tipe pipa
rangkap. Pada saat debit di dalam siphon mengecil, jalur satu ditutup, jalur lainnya dibuka
sehingga kecepatan aliran didalam siphon tetap bisa mengangkut sedimen ke hilirnya.
Konstruksi siphon harus dipilih pada lokasi yang panjang bentang sungainya minimum, agar
biaya konstruksinya hemat, serta kehilangan energinya kecil. Didalam perencanaan siphon
ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara lain (untuk kasus siphon melintasi dasar
sungai). Shipon harus mampu menahan gaya upliet yaitu gaya yang disebabkan oleh tekanan
hidrostatis dari bawah konstruksi siphom, menekan konstruksi siphon kearah atas.

Latifah Fatharani (150407007) IV- 24


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
4.8.5 Pemompaan
Pompa yang digunakan pada stasiun pompa ini adalah jenis pompasentrifugal karena tidak
mudah tersumbat.Setiap stasiun pompa ini dilengkapi dengan wet well dengan ukuran 0,98 m
3 9,19 mStasiun PompaPenanaman pipa yang melewati 4 m dianggap kurang ekonomis,oleh
karena itu digunakan stasiun pompa untuk menaikkan elevasi pipa yang penanamannya terlalu
dalam. Pompa memiliki daya dengan rumus:
P=QxHx

Ket:
P = daya pompa (kW)
= efisiensi pompa (%)
= masa jenis air (kg/m3)
H= head pompa (m)
Stasiun pompa juga dilengkapi dengan wet well sebuah sumur penampung air buangan
sementara untuk memperkecil fluktuasi debit air buangan tersebut. Volume wet well dapat
digunakan rumus:V= 900 Q/SDengan nilai S adalah 4 kali per jam untuk daya pompa 25-75
kW

4.8.6 Operasional dan Maintenance


Pada konstruksi yang berumur puluhan tahun, kemungkinan retak atau pecah pada lantai,
dinding maupun langit-langit pipa saluran bisa terjadi. Keretakan dapat terjadi oleh karena
tekanan tanah samping maupun atas pada pipa saluran, selain diakibatkan gempa bumi atau
desakan akar-akar pohon diatasnya yang menjalar dan membelit pipa saluran. Selain akibat
tersebut diatas, dapat pula diakibatkan beban-beban yang diterima diatasnya seperti bangunan
gedung dan sejenisnya, beban-beban kendaraan dan lain-lain.

Pada pipa saluran yang memiliki diameter kecil dimana petugas perbaikan tidak dapat masuk
kedalam pipa saluran, perbaikan dapat dilakukan dengan menggali dan membongkar serta
mengganti pipa saluran baru yang seukuran dengan terlebih dahulu memastikan titik tepatnya
dimana pipa saluran akan diganti. Untuk mengetahui terjadinya kebocoran pada pipa saluran
oleh karena retak atau pecah, dapat dilakukan pemeriksaan rutin dengan menggunakan
pendeteksi kebocoran (water leak detector), juga bila terdapat indikasi lainnya seperti
amblesnya (turunnya) permukaan tanah pada jalur pipa saluran secara signifikan,
berkurangnya debit air buangan yang mengalir dalam saluran yang dapat diamati pada
manhole di hulu dan di hilir. Perbaikan pipa saluran yang retak dapat dilakukan dengan cara
Latifah Fatharani (150407007) IV- 25
Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)
Tugas Besar Penyaluran Air Buangan dan Drainase (RTL 3228)
pembersihan pada daerah retak kemudian ditambal dengan adukan PC + pasir (dengan
perbandingan 1:2) dan di finishing halus.

Latifah Fatharani (150407007) IV- 26


Dinda Amanda Sani (150407038)
Rori Andika Gultom (150407050)

Anda mungkin juga menyukai