Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
ISOLASI MIKROORGANISME

Disusun Oleh:

Nama : Bahtiar Arddun Asyafiq

NIM : K4320015

Kelas : C

Kelompok/Asisten : 12 / Ana Atia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI

I. Judul :Isolasi Mikroorganisme


II. Tujuan :Mahasiswa dapat memisahkan mikroba dari campurannya
sehingga didapatkan kultur murni
III. Alat dan Bahan :
1) Alat 2) Bahan
 Cawan Petri Biakan dari Escherichia coli
 Bunsen Biakan dari Bacillus subtilis
 Enkas Biakan dari Aspergillus niger
 Incubator medium nutrient
 Ose Medium NB
 Mikropipet Medium PDNA
 Autoklaf Aquadest
 Tabung reaksi Spirtus
 Erlenmeyer alcohol, swab, dan korek api
IV. Prinsip Kerja :
a. Dengan Metode gores pada NA padat

1. Membagi cawan petri menjadi 4 kuadran dengan menggunakan label pada masing-
masing kuadran dan pada masing-masing nama bakteri yang akan diisolasi.
2. Membuka cawan petri yang berisi media padat NA yang mengandung biakan bakteri
Pseudomonas sp dengan membukanya di dekat bunsen sambil memutar permukaan
pinggir cawan petri di sekeliling bunsen.
3. Memanaskan jarum ose hingga membara dan berwarna merah, kemudian mengarankan
ose ke pinggir cawan petri agar tidak terlalu panas, setelah ose tidak terlalu panas
kemudian mengambil biakan bakteri Pseudomonas sp dengan ose tersebut.
4. Selanjutnya, menggoreskan ose yang telah mengandung bakteri tersebut pada salah satu
kuadran cawan petri yang berisi media padat dengan bentuk goresan seperti zig-zag
hingga ditarik dari atas ke bawah sesuai kuadran dan nama bakteri.
5. Kemudian memanaskan pinggiran permukaan cawan petri menggunakan Bunsen dengan
cara diputar-putar mengelilingi bunsen.
6. Mengulangi langkah tersebut dengan menggunakan bakteri Bacillus sp.
7. Membungkus pinggiran dari cawan petri dengan menggunakan plastik wrap.
8. Menginkubasi cawan petri yang telah berisi bakteri menggunakan inkubator.
b. Dengan metode gores pada media NA miring

1. Membuka cawan petri yang berisi media padat NA yang mengandung biakan bakteri
Pseudomonas sp dengan membukanya di dekat bunsen sambil memutar permukaan
pinggir cawan petri di sekeliling bunsen.
2. Memanaskan jarum ose hingga membara dan berwarna merah, kemudian mengarankan
ose ke pinggir cawan petri agar tidak terlalu panas, setelah ose tidak terlalu panas
kemudian mengambil biakan bakteri Pseudomonas sp dengan ose tersebut.
3. Kemudian ose yang mengandung bakteri tersebut digoreskan pada medium NA miring
yang berada pada tabung reaksi dengan membentuk goresan zig-zag.
4. Selanjutnya memanaskan pinggiran permukaan cawan petri menggunakan Bunsen
dengan cara diputar-putar mengelilingi bunsen.
5. Membungkus tabung reaksi yang mengandung NA miring dan bakteri Pseudomonas sp
tersebut dengan menggunakan alumunium foil dan dikencangkan dengan karet.
6. Mengunkubasi tabung reaksi yang mengandung NA miring dan bakteri Pseudomonas sp
menggunakan inkubator.
c. Dengan metode tuang pada media NB cair

1. Buka medium yang berisi NB cair + biakan Pseudomonas sp, dibuka dengan sambil
didekatkan bunsen sambil memutar permukaan tabung erlenmeyer di sekeliling bunsen.
2. Kemudian ambil biakan bakteri Pseudomonas sp dengan mikropipet sebanyak 0,1 mL,
lalu menuangkannya pada media NB cair.
3. Kemudian memanaskan pinggiran permukaan erlenmeyer menggunakan Bunsen dengan
cara diputar-putar mengelilingi bunsen.
4. Membungkus erlenmeyer yang mengandung NB cair dan bakteri Pseudomonas sp
tersebut dengan menggunakan alumunium foil dan dikencangkan dengan karet.
5. Menginkubasi erlenmeyer yang mengandung NB cair dan bakteri Pseudomonas sp
menggunakan inkubator.
d. Dengan metode spread pada media agar padat

1. Buka medium yang berisi NB cair + biakan Pseudomonas sp, dibuka dengan sambil
didekatkan bunsen sambil memutar permukaan tabung erlenmeyer di sekeliling bunsen.
2. Kemudian ambil biakan bakteri Pseudomonas sp dengan mikropipet sebanyak 0,1 mL,
lalu menuangkannya pada cawan petri yang mengandung media NA padat
3. Meratakan biakan bakteri tersebut dengan menggunakan spreader atau batang L.
4. Kemudian memanaskan pinggiran permukaan cawan petri menggunakan Bunsen dengan
cara diputar-putar mengelilingi bunsen.
5. Membungkus sekeliling cawan petri menggunakan plastik wrap.
6. Menginkubasi cawan petri yang mengandung media NA + Pseudomonas sp tersebut
menggunakan inkubator.
V. Karakteristik Metode
a. Metode gores
Metode gores merupakan metode yang paling sering di gunakan dalam isolasi
Mikororganisme. metode ini menggunakan prinsip memperkecil jumlah mikroba yang
terbawa saat penggoresan. Metode ini memiliki beberapa kelebihan seperti dalam proses
menggores ini dilakukan secara beruurtan sehingga pada area terakhir diharapkan jumlah
koloni mikroba menjadi relative jarang. Dari jumlah koloni yang sedikit ini akan
memudahkan untuk diamati dan dipisahkan antara jenis yang berbeda. Dalam metode ini
dikombinasikan dengan penggunaan media selektif. Media ini kompisis yang memudahkan
kelomppok mikroba tertentu sembari menghambat mikroba lainya (Murtius, Wenny, 2018).
Metode gores ini memiliki kekurangan atau kelemahan sehingga dalam melakuak
isolasi mikororganisme ini sedikit terganggu seperti pada metode ini membutuhkan waktu
dan bahan yang lama dan bisa di katakana embutuhkan banyak bahan sehingga akan
mempersulit dalam proses isolasi (Micheal, 2013)
b. Metode spread
Metode spread plate inni merupakan metode yang di lakukan dengan cara melarutkan
mikoroorganisme ke permukaan media padat berupa nutrient agar dengan bantuan
menggunakan spatula, L-road. Kelebihan yang di miliki oleh metode ini adalah pada metode
ini dapat digunakan sebagai untuk memperkirakan jumlah bakteri dalam satu sel dan pada
metode ini adalah pada mikroorganisem ini tidak terpapar pada suhu dimana agar masih cair
sehingga emungkinkan didapatkanya jumlah yang lebih tinggi dan volume yang sama.
Metode ini sangat cocok untuk pengamatan morfologi (Indra, Pradhika, 2018)
Kekurangan dari metode ini adalah dalam pesebaran koloni bakteri yang mungkin saat
penggunaan spreder ini tidak merata sehingga ada beberapa bagian media yang tidak di
tumbuhi oleh bakteri. Dan juga metode cawan sebar ini cukup sulit terutama saat meratakan
suspensi dengan batang bengkok, untuk menumbuhkan koloni secara merata, biakan justru
terkontaminasi (Damayanti, 2020)
c. Metode tuang
Metode tuang ini adalah metode yang merupakan metode dengan cara meletakan
bakteri yang di gunakan ke dadlam media cair dengan menggunakan tabung elrlenmenyer
biasanya. Dalam menggunakan metode tuang ini terdapat kelebihan dan kekurangan seperti
pada kelebihannya adalah dalam pertumbuhan bakteri ini bisa di katakana merata di seluruh
permukaan media. Dan juga dalam menggunakan metode ini mampu diperoleh biakan murni
(Seniati, et al, 2017)
Kekurangan dari metode tuang ini dalam prosesnya emakan waktu yang cukup lama
dan dalam perhitungan tidak menunjukan jumlah sel mikroba yang sebenarnya, karena dapat
beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni (Damayanti, 2020)
VI. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
a. Analisis Hasil Pengamatan
Pada hari pertama pengamatan pada tabung Erlenmeyer yang di isi oleh media NB
dengan bakteri Pseudomonas sp ini terdapat seperti endapan namun belum terlihat jelas dan
belum banyak endapanya dan berwarna kuning dan sedikit berkueruh pada permukaanya.
Pada media agar (padat) Nutrient Agar dengan bakteri Bacillus sp pada quadran satu dan
quadran dua membentuk sebuah goresan namun belum memiliki ketebalan yang tipis dan
meiliki warna sedikit putih keabu - abuan. Untuk Nutrient Agar dengan bakteri Pseudomonas
sp ini terbentuk goresan di quadran satu dan quadran dua namunbelum terlihat tebal
goresanya. Pada media padat Nutrient Agar ini padaNutrient agar dengan bakteri
Pseudomonas sp ini terbentuk sebuah goresan di quadran satu dan dua namun belum
memiliki goresan yang tebal dan pada goresan tesebut memiliki warna putih ke abu – abuan.
Pada media Nutrient agar yang kedua yang di tumbuhi oleh bakteri Bacillus sp ini memiliki
goresan dengan warna putih ke abu – abuan namun pada goresan ini belum memiliki goresan
yang tebal. Pada media yang selanjutnya masih menggunakan Nutrient agar namun
menggunakan metode tuang yang di mana menggunakan bakteri Pseudomonas sp. Pada
meotde ini bakteri tumbuh hampir di seluruh permukaan media cawan petri, namun ada
beberapa daerah yang belum di tumbuhi bakteri. Pada media menggunakan Nutreient agar
miring dengan bakteri Pseudomonas sp pada tabung reaksi ini terdapat goresan yang belum
tebal dan berwarna putih ke abu – abuan
Pada hari kedua pengamatan pada bakteri isolasi ini pada media cair dan tabung
erlenmenyer ini menggunakan NB dengan bakteri Pseudomonas sp ini berwarna kuning dan
terdapat seperti endapan dan butiran – butiran kecil di dalam tabung. Endapan ini sudah
terlhiat dengan jelas. Pada media kedua dengan menggunakan media agar padat, Nutrient
Agar dengan menggunakan bakteri Bacillus sp dan Pseudomonas sp ini pada bakteri Bacillus
sp menghasilkan sebuah goresan pada quadran satu dan quadran dua. Pada bakteri ini
terdapat goresan yang tipis pada media agar. Pada bakteri Pseudomonas sp ini tumbuh di
quadrn satu dan quadran dua dengan goresan yang sedikit tidak terlalu tebal dan memiliki
warna putih ke abu – abuan. Pada media yang ketiga menggunakan media agar padat dengan
Nutrient agar dengan bakteri Bacillus sp dan Pseudomonas sp. Pada bakteri Bacillus sp ini
menggunakan metode gores terbentuk goresan yang cukup tebal, berwarna putih, biakan
tumbuh di kuadran satu dan kuadran dua, namun goresan ini keluar dari quadran. Pada
bakteri Pseudomonas sp ini menggunakan metode gores dengan goresan yang lumyana tebal
dan berwarna putih. Namun pada media kedua dan media ketiga ini terdapat kontaminan
yaitu adanya seperti larva –larva yang banyak di atas media yang di tumbuhi. Kontaminan ini
berasal dari kondisi kurang staril pada saat melakukan atau menuangkan biakan kedalam
media sehingga terjadi kontaminasi antara media dan lingkunga sekitar (Darmayanti, 2020).
Pada agar pada media keempat menggunakan metode tuang terdapat bakteri yang tidak
menumbuhi semua media namun ada beberapa yang tidak di tumbuhi. Pada media mirig pada
bakteri Pseudomonas sp ini menggunakan metode gores ini terdapat goresan yang tidak
cukup tebal dan berwarna putih. Gambar dari hasil kelompok 12 :
Hari ke 1
Jenis media Isi media Gambar

Cair NB + Pseudomonas sp

Agar (padat) NA + Bacillus sp


(quadran 4 (1))

Agar (pada) NA + Bacillus sp


(quadran 3(1))
Agar (padat) NA + Pseudoomonas sp
(quadran 2(1))

Agar (padat) NA + Pseudomonas


sp(quadran 1(1))

Agar (padat) NA + Pseudomonas sp


(quadran 1(2))

Agar (padat) NA + Pseudomonas sp


(quadran 2(2))

Agar padat NA + Bacillus sp


(quadran 3 (2))
Agar (padat) NA + Bacillus sp
(quadran 4 (2))

Agar (padat) NA + Pseudomonas sp

Agar miring NA + Pseudomonas sp


(padat)

Hari ke 2
Jenis media Isi media Gambar

Cair NB + Pseudomonas sp
Agar (padat) NA + Bacillus sp
(quadran 4 (1))

Agar (pada) NA + Bacillus sp


(quadran 3(1))

Agar (padat) NA + Pseudoomonas sp


(quadran 2(1))

Agar (padat) NA + Pseudomonas


sp(quadran 1(1))

Agar (padat) NA + Pseudomonas sp


(quadran 1(2))
Agar (padat) NA + Pseudomonas sp
(quadran 2(2))

Agar padat NA + Bacillus sp


(quadran 3 (2))

Agar (padat) NA + Bacillus sp


(quadran 4 (2))

Agar (padat) NA + Pseudomonas sp

Agar miring NA + Pseudomonas sp


(padat)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
Faktor eksternal dalam pertumbuhan bakteri ini dipengaruhi oleh suhu, kelembapan,
cahaya, pH, aw dan beberapa nutrisi. Terpnuhinya faktor eksternal ini menjadi prasyarat bagi
tumbuhnya bakteri pada media yang di gunakan (Damayanti, 2020). Dan hal ini yang
menjadi faktor eksternal yang menjadi resiko kontaminasi adalah peralatan yang di gunakan
dalam praktikum. Semakin banyak peralatan yang digunakan memberi peluang terjadinya
kontan (Arifanto, 2008). Pada media yang di gunakan juga sanagt mempengaruhi
pertumbuhan bakteri, biasanya media ini harus mengandung sumber karbon, suber nitrogen,
mineral dan faktor perumbuhan lainya. dan pada faktor internal sendiri biasanya tergantung
pada bakteri yang di gunakan dalam isolasi mikroorganisme.
c. Karakteristik media
Media yang di gunakan dalam pertumbuhan bakteri ini adalah berupa Nutrient Agar
atau NA dalam bentuk padat yang di gunakan dalam biakan dan menggunakan media
Nutrient Broth atau NB. Dalam membiakan bakteri ini memerlukan media yang berisi zat –
zat hara atau nutrient (Rahayu dkk, 2014). Menurut dari Radji (2011) nutrisi yang di
butuhkan oleh mikroorganisme ini dapat meliputi karbon, nitrogen, unsur lainya seperti
vitamin. Media Nutrient Agar (NA) merupakan media kompleks yang miliki kandungan
nutrisi tinggi yang terdiri dari ekstrak daging, ekstrak ragi atau tumbuh-tumbuhan, atau
protein sederhana dari sumber lain yang sangat dibutuhkan oleh bakteri untuk tumbuh dan
berkembang. Media ini dapat digunakan untuk budidaya bakteri dan isolasi biakan murni
yang mana media ini rutin digunakan di laboratorium (Radji, 2010). .Nutrient Agar ini
merupakan media biakan yang dibuat oleh ekstrak beef, pepton, dan agar. Pada nutrient agar
ini terdapat substrat utama untuk metabolism bakteri yaitu berupa karbohidrat. Nutrient agar
ini mudah membeku dan mengnadjng karbohidrat berupa galaktam sehingga tidak mudah di
uraikan oleh mikororganisme. Medium Nutriern Agar atau NA ini merupakan medium yang
memiliki warna cokelat mudah memiliki konsintesi yang padat dimana medium ini berasal
dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai media dalam pertumbuhan bakteri. Apabila
dikehendaki media berupa padat, ditambahkan 15 gram agar (Dwidjoseputro, 2010). Nutrient
Agar ini sering di gunakan dalam pengembang biakan bakteri. Pada media ini merupakan
perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa – senyawa kimia.
Media pengembangbiakan menggunakan Nutrient Broth atau dikenal dengan NB ini
merupakan sebuah medium yang memiliki bentuk cair dengan bahan dasar yaitu beef dan
peptone. Terdapat senyawa kimia sintetik dan memiliki fungsi sebagai medium umumnya.
Memiliki warna cokelat kekuningan. . Nutrient Broth (NB) termasuk ke dalam media umum
yang digunakan untuk menumbuhkan biakan secara general. NB diformulasikan dengan
sumber karbon dan nitrogen supaya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri. Komposisi
NB terdiri dari beef extract sebagai sumber karbon dan pepton sebagai sumber nitrogen
(Wahyuningsih, et al, 2018)
d. Karakteristik bakteri
Bacillus sp Pseudomonas sp

Bakteri gram positif, bila di tetesi larutan Bakteri ini merupakan bakteri gram negative
KOH mampu menghasilkan warna ungu.

mampu membentuk endospore berbentuk Bersifat anaerob


oval.

Berbentuk batang Mampu tumbuh di dalam suhu dengan


rentang 4 – 420C

Terdapat flagella peritrikus Bakteri ini berbentuk batang

Bersifat aeraob dan anaerob Mampu bergerak / motil karena ada flagel

Bakteri ini dapat tumbuh di lingkungan Banyak di temukan di lingkunagan tanah


tertentu pada suhu -50 C sampai 750. dan air

Mampu tumbuh pada pH 5,70 Tidak memiliki sebuah spora

Permukaanya di tumbuhi flagellum pristikus Pertumbuhan sangat cepat pada bakteri ini

e. Faktor penyebab kegagalan (jika gagal)

Faktor kegagalan yang terjadi pada saat praktikum yang menyebabkan kontaminasi
pada media yang di gunakan dan terdapat seperti larva – larva dalam media nutrient agar
yang di gunakan adalah pada saat pembuatan atau pada langkah awal yang di lakuakn
mungkin pada saat menaruh bakteri ke media ini terlalu dari api yang di nyalakan dengan
bunsen, hal ini bisa terjadi karena seharusnya pada lahkang praktimu ini meida yang di
gunakan harus selalu di dekatan dengan api agar tidak terkena kontaminan (Sari, indah,
2014).
Kesimpulan

Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk para mahasiswa bisa membiakan bakteri atau
starter yang di gunakan dengan menggunakan berbagai media seperti media nutrient agar dan
nutrient broth. Pada media yang di gunakan dilakuakn dengan berbagai metode seperti
metodu tuang dan metode gores. Metode tuang sendiri merupakan metode dengan cara
meletakan bakteri yang di gunakan ke dadlam media cair dengan menggunakan tabung
elrlenmenyer biasanya, sedangkan untuk metode gores merupakan metode yang nantinya
akan menciptakan sebuah goresan pada media biasanya goresanya berupa garis – garis zig
zag yang berarti media itu di tumbuhi bakteri yang di gunakan.

Pada isolasi mikroorganisme ini terdapat kegagalan seperti pada media yang di
gunakan pada pengamatan hari kedua ini terdapat seperti larva – larva kecil yang tumbuh di
atas media. Hal ini menunjukan bahwa media ini terkena kontaminasi oleh udara luar pada
saat praktikum.
Daftar Pustaka

Chrismanuel, A., Pramono, Y. B., & Setiani, B. E. (2012). Efek Pemanfaatan Karaginan
Sebagai Edible Coating Terhadap pH, Total Mikroba Dan H2S Pada Bakso Selama
Penyimpanan 16 Jam. Animal Agriculture Journal, 1(2), 286-292.

Damayanti, N. W. E., Abadi, M. F., & Bintari, N. W. D. (2020). PERBEDAAN JUMLAH


BAKTERIURI PADA WANITA LANJUT USIA BERDASARKAN KULTUR
MIKROBIOLOGI MENGGUNAKAN TEKNIK CAWAN TUANG DAN CAWAN
SEBAR. Meditory: The Journal of Medical Laboratory, 8(1), 1-4.

Dharmayanti, I. G. A. M. P., & Sukrama, D. M. (2019). KARAKTERISTIKBAKTERI


PseudomonasaeruginosaDAN POLA KEPEKAANNYA TERHADAP
ANTIBIOTIKDI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP SANGLAH PADA
BULAN NOVEMBER 2014–JANUARI 2015. EJ. Med, 8(4).

Djaenuddin, N., & Muis, A. (2015). Karakteristik Bakteri Antagonis Bacillus Subtilis dan
Potensinya Sebagai Agens Pengendali Hayati Penyakit Tanaman. In Prosiding
Seminar Nasional Serealia (Vol. 1, pp. 489-494).

Fifendy, M. (2017). Mikrobiologi. Kencana.

Ginting, E. L. (2019). (Peer Review) Bacillus sp. SEBAGAI AGENSIA PENGURAI


DALAM PEMELIHARAAN Brachionus rotundiformisYANG MENGGUNAKAN
IKAN MENTAH SEBAGAI SUMBER NUTRIS.

Ihsan, B., & Pi, S. (2021). Dasar-dasar mikrobiologi. Insan Cendekia Mandiri.

Mertaniasih, N. M. (2019). Buku Ajar Tuberkulosis Diagnostik Mikrobiologis. Airlangga


University Press.

Puspita, F., Ali, M., & Pratama, R. (2017). Isolasi dan karakterisasi morfologi dan fisiologi
bakteri Bacillus sp. endofitik dari tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.). Jurnal Agroteknologi Tropika, 6(2), 44-49.

Rustam-Rifai, M. (2020). UJI SINERGIS KONSORSIA BAKTERI INDIGEN LCN


DENGAN KONSORSIA BAKTERI TANAH DI KEBUN PERCOBAAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO SEBAGAI SUMBER BELAJAR
BIOLOGI. BIOLOVA, 1(2), 87-95.

Wahyuningsih, N., & Zulaika, E. (2019). Perbandingan Pertumbuhan Bakteri Selulolitik pada
Media Nutrient Broth dan Carboxy Methyl Cellulose. Jurnal Sains dan Seni ITS, 7(2),
36-38.
Lampiran
 SS abstark jurnal
 Laporan Sementara

Lembar Pengesahan
 Dokumentasi
Surakarta, 15 – Desember 2021

Asisten Praktikum Praktikan

(Ana Atia) (Bahtiar Arddun Asyafiq)


NIM. NIM. K4320015

Anda mungkin juga menyukai