Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
PEWARNAAN PADA SEL BAKTERI

Disusun Oleh:

Nama : Bahtiar Arddun Asyafiq

NIM : K4320015

Kelas :C

Kelompok/Asisten : 12 / Ana Atia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI

I. Judul : Perwarnaan pada sel bakteri


II. Tujuan : Mahasiswa dapat mengamati morfologi bakteri melalui
pewarnaan sederhana dan perwrnaan gram.
III. Alat dan Bahan :
 Alat Bahan
1. mikroskop biakan bakteri Bacillus sp
2. object glass biakan bekteri Pseudomonas sp
3. gelas beker aquades
4. penjepit alcohol 70 %
5. ose safranin
6. bunsen methylene blue
7. pipet iodine
IV. Metode :
a. Perwarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan dengan cara menggunakan satu macam zat
wara alami dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk dari sel bakterinya saha dan
mengetahui morfologi dari susunan selnya. Perwanaanya sederhana merupakan tekknik
perwarna paling banyak di gunakan. pewarnaan sederhana ini bisa di artikan sebagai tekni
yang sederhana, karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnani organisme
tersebut. kebanyakan bakteri mudah beraksi dengan pewarnaan – pewarnaan sederhana di
karenakan sitoplasmanya bersifat basofilik (suka dengan basa). zat – zat warna yang di
gunakan untuk pewarnaan ini bersifat alkolin, dengan warna sederhan dapat di gunakan untuk
perwarnaan adalah metilen biru, Kristal violet, dan karbol fushsin yang mana pewarnaan
sederhana ini dapat di bagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan
b. Perwanaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling
penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan
bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet,
larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat
warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan
Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun
1884 untuk membedakan antara Pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri
yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif
dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal
violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri
gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan
sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin
akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur
kimiawi dinding selnya (Putri, Hiaranya M, et al, 2019).
Dalam pewarnaan gram ini digunakan beberapa larutan seperti Gentian violet, iodine,
alcohol asam dan Carbol fuchsin. akan teteapi yang sering di gunakan adalah Gentian violate
dan Carbol fuchsin. Gentian violet merupakan reagen dengan warna ungu. senyawa ini
merupakan perwarna primer yang nantinya akan memberikan warna pada mikororganisme
target. senaywa ini bersifat basa sehingga mampu membuat mikroroganisme ini menjadi
trasnparan menjadi warna ungu (Waluto, 2011). sedankan untuk Carbol fuchsin ini
merupakan reagen berarna merah magenta ketika mampu larut di dalam air. senyawa ini di
gunakan untuk bakteri sebagai zat pewarna penutup atau sebagai pewarna sekunder (Waluyo,
2011)
V. Prinsip Kerja :
a. Pewarnaan Sederhana

1. siapkan alat dan bahan untuk memulai praktikum


2. mesnterilkan tangan dan mensterilkan object glass dengan alcohol 70 %
kemudian mengelap menggunakan tisu.
3. berikan satu tetes larutan aquades
4. ambil bakteri biakan berupa Bacillus sp yang tidak terkontaminasi dan
menggunakan oase
5. mletakan biakan bakteri yang sudah di ambil ke object glass
6. di panaskan di atasn bunsen
7. berikan senyawa metylen blue secukupnya, biarkan selamat 1 menit
8. keringkanlah object glass
9. setelah kering amatilah bakteri dengan menggunakan mikroskop.
b. Pewarnaan Gram

1. siapakan alat dan bawan untuk pewarnaan


2. sterilkan tangan dan object glass dengan alcohol kemudian lap dengan
tissue yang tersedia.
3. berikan satu tetes larutan aquades pada object glass
4. ambil bakteri biakan berupa bakteri Pseudomonas sp
5. letakan di object glass, ambil bakteri dengan oase dengan secara aseptis.
6. panaskan object glass di atas bunsen
7. berikan senyawa Kristal violet, diamkan selama satu menit
8. setelah menunggu satu menit bilas object glass dengan larutan aqaudes
9. tambahkan larutan iodine kemudian diamkan selama 30 detik sampai 1
menit.
10. mendekolorasi object glass dengan alcohol
11. lalu bilas dengan larutan aquades
12. tambahkan safranin kemudian diamkan selama 1 menit
13. bilas object glass dengan aquades
14. keringkan object glass sebelum di amati menggunakan mikrosko
15. amati object glass dengan mikroskop.
VI. Pembahasan
a. Perbedaan bakteri gram positif dan negative
Hasil pewarnaan mencerminkan perbedaan dasar dan kompleks pada sel bakteri
(struktur dinding sel), sehingga dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri
Gram-positif dan bakteri Gramnegatif. (Irianto, 2014). Bakteri gram positif dan gram negatif
memiliki struktur yang berbeda, Perbedaan dari kedua bakteri ini adalah dari struktur dinding
selnya. Dinding sel bakteri gram positif terdiri dari lapisan peptidoglikan homogen dengan
ketebalan sekitar 20 – 80 nm yang terletak di luar lapisan membrane plasma. Sementara
dinding sel bakteri gram negatif ketebalan lapisan peptidoglikannya antara 2 – 7 nm dan
dilapisi oleh membran luar dengan ketebalan 7 – 8 nm. Dengan begini bakteri gram positif
karena memiliki peptidoglikan yang lebih tebal dibandingkan dengan bakteri gram negatif
(Waluyo, 2011).
Karakteristik yang membedakan bakteri Gram positif adalah komposisi dinding
selnya – beberapa lapisan peptidoglikan bergabung bersama membentuk struktur tebal dan
kaku. Terdapat sekitar 40 lapisan peptidoglikan atau disebut juga lapisan
Murein/Mukopeptida yang merupakan 50% dari bahan dinding sel. Sedangkan pada bakteri
Gram negative hanya ada 1 atau 2 lapisan yang merupakan 5-10% dari bahan dinding sel.
Selain itu dinding sel bakteri Gram-positif memiliki asam Teikoat dan Teikuronat, yang
terutama terdiri dari alkohol (seperti ribitol dan alcohol) dan fosfat. Asam Teikoat terdiri dari
2 jenis yaitu: asam lipoteikoat dan dinding asam Teikoat. Kedua jenis asam Teikoat
bermuatan negative karena mengandung gugus fosfat dalam struktur molekul mereka.
Komponen khusus dinding sel Bakteri Gram negatif terdiri dari Lipoprotein dan selaput Luar.
Selaput luar mempunyai saluran khusus yang mengandung molekul protein yang disebut
porin yang memudahkan difusi pasif senyawa hidrofil dengan berat molekul rendah (gula,
asam amino, ion-ion tertentu. Molekul antibiotika dapat menembus tetapi relative lamba,
sehingga bakteri gram negative ini relative resisten terhadap antibiotic (Putri, Hiaranya M, et
al, 2019).
b. Bahan yang digunakan + fungsi
o Biakan bakteri Bacillus sp dan Pseudomonas
biakan bakteri ni di gunakan untuk menjadi bahan dasar dalam proses
pewarnaan gram atau pewarnaan sederhana.
o Aquades
aquades memiliki peranan untuk membilas. Akuades menghilangkan sisa zat-
zat pewarna. Mekanisme kerjanya aquades akan menghilangkan sisa-sisa
larutan pewarnaan yang telah dilakukan agar tidak mempengaruhi hasil.
Fungsi dan kegunaan dari aquades yaitu sebagai pelarut saat melarutkan
senyawa, sebagai penjelas warna pada indikator PP dalam suatu pembuatan
media (Subandi, 2012).
o crystal violet
crystal violet merupakan pewarnaan yang di gunakan sebagai histologis. noda
dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet memiliki sifat-sifat anti
bakteri, jamur dan obat cacin
g. Crystal violet dipakai sebagai zat warna primer dikarenakan mampu
melekatkan bakteri pada kaca dan mencegah autolisis pada sel, membuat sel-
sel lebih kuat atau keras, mencegah mengkerutnya globula-globula protein sel,
mempertinggi sifat reaktif gugusan-gugusan, membunuh bakteri secara cepat
dengan tidak mengubah bentuk dan strukturnya, dan mengubah afinitas cat
(Trie, 2012).
o Alkohol
Alkohol yang berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan warna
pada sel bakteri (mikroorganisme). Pemberian alkohol pada pengecatan ini
dapat mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan yaitu, mikroorganisme
(bakteri) akan tetap berwarna ungu, bakteri menjadi tidak berwarna (Kesuma,
2013).
o Lugols
merupakan solusi dari iodium iodida dalam air. Larutan yodium lugol
digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, dan untuk desinfikasi darurat air
minum, dan pewarnaan dan tes medis. Fungsi larutan lugol, yaitu
meningkatkan aktifitas peningkatan zat warna oleh bakteri, untuk memperjelas
zat warna, dan mempersulit kelarutan zat warna (Trie. 2012).
o Safranin
safranin merupakan senayawa pewarnaan biologi yang bisa di gunaka untuk
histologis. Safranin digunakan sebagai counterstain dalam beberapa protokol
pewarnaan. Mewarnai seluruh inti sel darah merah. Hal ini juga dapat
digunakan untuk deteksi tulang rawan. Safranin biasanya memilki struktur
kimia, juga trimetil safranin kedua senyawa berperilaku dasarnya identik dan
aplikasi pewarnaan biologi dan kebanyakan prosedur safranin tidak
membedakan diantara keduanya. Persiapan safranin komersial sering
mengandung campuran dari kedua jenis. Safranin juga digunakan sebagai
indikator redoks dalam kimia analitik (Trie, 2012)
c. Hasil pengamatan
Jenis Pewarnaan Gambar Tangan Foto mikroskop Gamabr referesnsi

Pewarnaan
sederhana
(Bacillus sp)
Pewarnaan Gram
(Bacillus sp)

Pewarnaan Gram
(Pseudomonas sp)

Hasil dari pewarnaan bakteri dengan metode sederhana dan gram pada kedua bakteri
Bacillus sp dan Pseudomonas sp sebagai berikut :
 Perwanaan sederhana bakteri Bacillus sp
bakteri bacillus sp ini merupakan bakteri gram positif yang memiliki karakteristik
mempunyai banyak koloni dan biasanya membentuk soliter. dalam pengamatan
tersebut di lihat terdapat seperti gumpalan atau titk – titik yang tersebar di object glass
dengan menunjukan warna ungu pada sekiyarnya. bakteri garam positif bila diwarnani
maka akan menghasil warna ungu, hal ini di sebabkan di karenakan pada dinding
bakteri ini terdapat kandungan peptidoglikan yang banyak sehingga Kristal violet
yang masuk ke dalam dinding atau sel bakteri tidak dapat di bilas dengan aquades.
 pewarnaan gram bakteri Bacillus sp
bakteri bacillus sp ini merupakan bakteri gram positif yang memiliki karakteristik
mempunyai banyak koloni dan biasanya membentuk soliter. dalam pengamatan
tersebut di lihat terdapat seperti gumpalan atau titk – titik yang tersebar di object glass
dengan menunjukan warna ungu pada sekiyarnya. bakteri garam positif bila diwarnani
maka akan menghasil warna ungu, hal ini di sebabkan di karenakan pada dinding
bakteri ini terdapat kandungan peptidoglikan yang banyak sehingga Kristal violet
yang masuk ke dalam dinding atau sel bakteri tidak dapat di bilas dengan aquades.
ketika di laurtkan dengan alcohol akan menyeybakan sel terhidrolisis dengan baik
yang menyebabkan pori – pori menciut dan daya serap pada dinding ini menurun. dari
hasil pengamatan melalui mikroskop ini pada bakteri ini menghasilkan warna ungu
dengan agak kehitam hitaman berbentuk seperti titik – titik.
 perwarnaan gram bakteri Pseudomonas sp
dari pewarnaan bakteri pseudomonas sp ini menggunakan metode pewarnaan gra ini
merupakan bakteri gram negative yang di tunujukan dengan adanya susunan sel yang
tersebar dan sel berbentuk batang. pada pewarnaan ini dilarutkan larutan iodine, di
karenakan pada bakteri gram negative ini tidak mampu menaham zat warna iodin dan
menjadi translucent. dari hasil pengawamatan mikroskop terdapat warna merah pada
pewarnaan bakteri pseudomonas sp namun terlalu pekat warnanya mungkin
dalampemberian safranin terlalu berlebihan.
d. Faktor penyebab kegagalan (jika gagal)
Pada kelompok 12 pada saat uji praktikum ini tidak menglami kegalalan namun pada
pewarnaan bakteri Pseudomonas sp ini memiliki warna yang terlalu pekat sehingga susah
untuk di identifikasi atau di cermatai bagian per bagiannya. mungkin dalam pemberian warna
safarin terlalu banyak sehingga warna merah menjadi pekat dan susah untuk di bedakan.
dalam faktor kegagalan dalam pewarnaan bakteri ini berupa fiksasi, penggunaan zat penutup,
ataupun dalam pewarnaanya. dalam fiksasi yang kurang atau waktu terlalu lama akan
mengubah susunan bakteri atau dapat menghilang pada oubejct glassnya. faktor laiinya
adalah saat pengambilan bakteri yang terlalu sedikit, menjadikan bakteri pada object glass ini
tidak terlalu jelas bahkan tidak di ketahui struktur nya pada object glass.
VII. Kesimpulan
Pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan dengan cara menggunakan satu macam zat
wara alami dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk dari sel bakterinya saha dan
mengetahui morfologi dari susunan selnya. Perwanaanya sederhana merupakan tekknik
perwarna paling banyak di gunakan. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu
teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi
bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut
: zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat
pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram. pada pearnaan bakteri
baciluus dengan sederhana menghasilkan warna ungu, dengan metode gram menghasilkan
warna ungu kehitaman.
Daftar Pustaka
Ariyani, F., Inggriani, M., & Ilsan, N. A. (2018). Perbedaan hasil deteksi pewarnaan bakteri
tahan asam dan rapid antigen pada pasien diagnosa tuberkulosis paru. Jurnal Mitra
Kesehatan, 1(2), 111-116.
Bulele, T., Rares, F. E., & Porotu'o, J. (2019). Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram
pada Penderita Infeksi Mata Luar di Rumah Sakit Mata Kota
Manado. eBiomedik, 7(1).
Devista Belo, P., Hasan, F. E., & Yuniarty, T. (2019). PEMANFAATAN EKSTRAK BUAH
STRAWBERRY (Fragaria vesca) PADA PEWARNAAN GRAM (Doctoral dissertation,
Poltekkes Kemenkes Kendari).
DIANTIKA, D. F. (2018). PEMANFAATAN AIR PERASAN KULIT MANGGIS (Garcinia
mangostana L) SEBAGAI ZAT WARNA PENGGANTI KRISTAL VIOLET PADA
TEKNIK PEWARNAAN GRAM (Doctoral dissertation, STIKes BTH Tasikmalaya).
Haslianti, P., Hasan, F. E., & Darmayani, S. (2019). POTENSI FILTRAT KULIT BUAH
NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA
PEWARNAAN GRAM (Doctoral dissertation, Analis Kesehatan).
Karlina, P., & Rosanty, A. (2020). PEMANFAATAN SARI BUAH PINANG (Areca catechu L)
SEBAGAI ALTERNATIVE PEWARNAAN GRAM PENGGANTI SAFRANIN (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).
Khariri, K., & Sariadji, K. (2018, October). PENERAPAN TEKNIK LABRATORIUM
SEDERHANA DENGAN PEWARNAAN GRAM UNTUK DETEKSI CEPAT
INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE PADA WANITA PENJAJA SEKS
(WPS). In PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN (pp. 411-416).
KURNIAJI, A. LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI.
Ramadhan, A. (2015). Uji aktivitas antibakteri senyawa-senyawa hasil modifikasi struktur
etil p-metoksisinamat melalui reaksi esterifikasi terhadap bakteri gram negatif dan
gram positif.
TUGAS, I., & ARRACHMAN, K. MIKROBIOLOGI PEWARNAAN.
TUGAS, I., & ARRACHMAN, K. MIKROBIOLOGI PEWARNAAN.
Virgianti, D. P. (2017). Penggunaan ekstrak kombinasi angkak dan daun jati sebagai pewarna
penutup pada pewarnaan gram. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-
ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi, 17(1), 66-72.
Waluyo,lud, 2010. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum, UMM. Malang
Lampiran
VIII. Lembar Pengesahan

Surakarta, 24 – Desember - 2021

Asisten Praktikum Praktikan

(Ana Atia R.Z) (Bahtiar Arddun Asyafiq)


NIM. NIM. K4320015

Anda mungkin juga menyukai