Anda di halaman 1dari 11

PEWARNAAN KAPSULA BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Terapan yang diampu oleh

Prof.Dr.Dra.Utami Sri Hastuti, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 4 / Offering ABC
1. M . Ainurridho (210341802913)
2. Iqbal Ainun Najib (210341802944)
3. Nur Jannah (210341802938)
4. Nur Khofifa Ayu (213041802963)
5. Ummul Barokahhuda (210341802952)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI S2 PENDIDIKAN BIOLOGI
FEBRUARI 2022
A. Topik
Pewarnaan Kapsula Bakteri
B. Waktu
Hari/Tanggal : Jum’at/11 Februari2022
C. Tujuan Praktikum
Praktikum pewarnaan dan pengamatan kapsula bakteri ini dilakukan
dengan tujuan sebaga iberikut:
1. Untuk menentukan ada atau tidak adanya kapsula bakteri
2. Untuk mengamati kapsula bakteri
D. Dasar Teori
Mikroorganisme sulit jika diamati dengan mikroskop cahaya, hal ini
dikarenakan tidak membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat
warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorpsi
dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya
ditingkatkan. Bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan selnya, kemudian
melapisi dinding sel. Apabila lapisan lender tersebut cukup tebal dan kompak
maka disebut kapsula (Hastuti,2008).
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan
klasifikasi bakteri. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri,
yang mempelajari struktur anatomi sel bakteri, klasifikasi, cara kerja sel
bakteri, interaksi antar sel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap
perubahan pada lingkungan hidupnya (Hadi et al., 2014).
Bakteri merupakan organisme yang tidak mempunyai membran inti sel.
Pemberian nama bakteri berasal dari bahasa latin yaitu bacterium, dan jamak
yaitu bacteria. Ukuran bakteri sangat kecil tetapi memiliki peran yang besar
terhadap kehidupan di muka bumi ini. Beberapa jenis bakteri dapat
memberikan manfaat bagi manusia tetapi tidaks edikit pula jenis bakteri yang
memberikan dampak yang merugikan bagi manusia. Ukuran bakteri sangat
kecil, sehingga bakteri termasuk dalam golongan mikroorganisme (Hastuti,
2015).
Kapsul adalah lapisan polisakarida yang mengitari sel-sel bakteri dan
dapat berperan sebagai pelekat pada sel inangnya. Kapsul dapat diketahui
dengan pewarnaan bakteri menggunakan kristal violet dan Cu2SO4. Kapsul
merupakan struktur luar pelindung sel yang disekresikan oleh dinding sel.
Dan yang dapat membentuk kapsul hanya beberapa bakteri saja tidak semua
jenis bakteri dapat membentuk kapsul. Kapsul mengandung zat gula yang
terdiri dari 6 atom karbon. Kapsul ini lebih banyak memiliki polisakarida
daripada molekul disakarida. Misalnya bakteri Leuconostoc mesenteroides
(Madigan, 2012).

E. Alat dan Bahan


⮚ Alat: ⮚ Bahan:
1. Mikroskop 1. Biakan campuran/ biakan murni bakteri
2. Kaca benda 2. Tinta cina merk “pelikan”
3. Lampu spiritus 3. Aquades steril
4. Mangkuk pewarna 4. Larutan kristal violet 0,5%
5. Kawat penyangga 5. Larutan CuSO4, 5H2O 20%
6. Pipet 6. Kertas penghisap
7. Pinset 7. Alcohol 70%
8. Korek api 8. Lisol
9. Lap
10. Sabun cuci

F. Prosedur Kerja
I. Pewarnaan positif atau langsung

Menyediakan kaca benda bersih, lalu melewatkan di atas nyala api lampu
spiritus

Meneteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut

Menginokulasikan bakteri yang akan diperiksa di atas tetesan aquades itu,


lalu meratakan secara perlahan dan tunggu sampa mengering

Melakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut diatas nyala


api lampu spiritus dengan cepat
Meneteskan larutan Kristal violet di atas sediaan (kaca benda sediaan
diletakkan di atas kawat penyangga yang telah diletakkan di atas
mangkuk pewarna), kemudian tunggu selama 1 menit

Menjepit kaca benda dengan pinset (kedudukan tetap di atas mangkuk


pewarna) lalu membilas sediaan dengan larutan CuSO4 5H2O

Mengeringkan sediaan dengan menggunakan kertas penghisap dengan


hati-hati agar tidak merusak sediaan. Kemudian amati sediaan di bawah
mikroskop

G. Data Hasil Pengamatan


 Gambar hasil pengamatan pewarnaan kapsula secara langsung

A
Bakteri berkapsula

B
Bakteri tidak berkapsula
 Tabel hasil pengamatan pewarnaan kapsula bakteri
Koloni Jenis Pewarnaan Warna Sel Vegetatif Warna Sel Kapsula
A Langsung Ungu Tidak ada
B Langsung Ungu Tidak ada

H. Analisis Data
Berdasarkan hasil praktikum pewarnaan kapsul bakteri, digunakan
pewarnaan dengan metode pewarnaan langsung/positif. Pada pewarnaan
dengan metode langsung digunakan larutan CuSO4, 5H2O agar dapat
mengamati kapsula pada bakteri. Hasil praktikum yang telah kami lakukan,
dapat diketahui bahwa pada sel bakteri koloni A maupun sel bakteri koloni B
terdapat kesaamaan. Yaitu, pada sel bakteri koloni A maupun koloni B
setelah dilakukan pewarnaan langsung maka didapatkan hasil bahwa warna
sel vegetatif pada bakteri yaitu ungu. Pada pewarnaan langsung, bakteri
koloni A setelah diberi pewarna larutan Kristal violet dan dibilas dengan
CuSO4 5H2O terdapat banyangan bewarna biru muda yang mengelilingi
bakteri, sedangkan pada sel koloni bakteri B tidak terlihat bayangan berwarna
biru muda. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sel koloni
bakteri A terdapat kapsula pada bakteri yang menunjukkan sifat virulen.
Sedangkan pada sel koloni bakteri B tidak memiliki kapsula yang artinya
tidak menunjukkan sifat virulen.

I. Pembahasan
Kebanyakan bakteri mengeluarkan lender pada permukaan selnya yang
melapisi dinding sel. Jika lapisan lendir ini cukup tebal dan kompak, maka
disebut kapsula. Pada beberapa jenis bakteri, adanya kapsula ini menunjukkan
sifat virulen pada bakteri. Kapsula bakteri tidak berwarna, sehingga untuk
mengetahui ada tidaknya kapsula bakteri perlu dilakukan pewarnaan khusus
(Hastuti, 2015). Menurut Tarigan (1988), kapsul merupakan substansi yang
bersifat viscous sehingga membentuk suatu selubung yang mengelilingi
dinding sel, memiliki fungsi lain yakni melindungi tubuh bakteri dari
kekeringan sementara, dengan mengikat molekul-molekul air, serta
memudahkan bakteri untuk melekat pada permukaan atau substrat.
Kapsul tersusun dari molekul polisakarida kompleks yang berbentuk
gel. Namun, setiap bakteri mensekresikan komposisi kimia kapsul yang
berbeda, tergantung pada jenis bakterinya. Kapsul dan cairan lendir dapat
berupa cairan yang tebal dan padat atau fleksibel, tergantung pada zat kimia
dan derajat hidrasinya (Madigan, 2012:500). Ketika bakteri yang berkapsul
menyerang sel inang, kapsul mencegah mekanisme pertahanan sel inang,
seperti fagositosis untuk mengancurkan bakteri. Jika bakteri tidak memiliki
kapsul maka bakteri ini mudah diserang dan dihancurkan (Black & Laura,
2012: 94).
Pada praktikum yang telah dilakukan, pewarnaan secara langsung
dilakukan dengan menggunakan kristal violet dan CuSO4.5H2O. Pewarnaan
secara langsung dimaksudkan untuk mewarnai sel-sel bakteri yang diamati.
Apabila bakteri mempunyai kapsul, maka dalam pengamatan sel bakteri akan
tampak berwarna ungu dan diselubungi oleh kapsul yang berwarna biru
muda. Kristal violet merupakan larutan yang yang mempunyai kromophore
atau butir pembawa warna yang bermuatan positif (memiliki kation)
sedangkan muatan yang berada di sekeliling bakteri bermuatan negatif
(memiliki anion), sehingga terjadi adanya tarik menarik antara kedua ion
tersebut. Hal inilah yang menyebabkan bakteri berwarna ungu. Terbentuknya
warna biru muda pada kapsula disebabkan karena kapsula menyerap
CuSO4.5H2O (Darkuni, 2001). Pada pewarnaan kapsul ini, CuSO 4 berfungsi
sebagai peluntur warna (decolourisasi) dimaksudkan untuk menghilangkan
atau mencuci zat warna tanpa menghilangkan warna pada sel bakteri.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum, dapat diketahui bahwa
pada koloni bakteri A memiliki kapsul yang ditandai adanya bayangan
berwarna biru. Sedangkan koloni bakteri B tidak berkapsul yang ditandai
dengan tidak adanya bayangan warna biru yang menyelubungi luar dinding
sel bakteri. Salah satu fungsi kapsul adalah sebagai antifagosit sehingga
kapsul memberikan sifat virulen. Apabila bakteri tidak mempunyai kapsul
maka ia tidak bersifat virulen dan dengan demikian bakteri tidak mampu
menyebabkan infeksi.
Kusnadi (2003) menjelaskan bahwa tidak adanya kapsula tidak
mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri sehingga tidak semua bakteri
memiliki kapsula, ada juga yang tidak memiliki kapsula. Kapsula bukanlah
suatu organ yang penting bagi kehidupan sel, karena apabila kondisi medium
normal maka sel bakteri tidak membentuk kapsula dan tetap dapat tumbuh
secara normal (Darkuni, 2001).

J. Kesimpulan
1. Pada pewarnaan secara langsung (pewarnaan positif), koloni bakteri A
memiliki warna ungu pada sel vegetatif dan terdapat bayangan biru muda
dibagian luar dinding selnya sehingga menunjukkan adanya kapsula pada
bakteri. Sedangkan koloni bakteri B juga memiliki warna ungu pada sel
vegetatifnya namun tidak terdapat bayangan biru muda dibagian luar
dinding selnya sehingga menunjukkan bakteri tersebut tidak berkapsula.
2. Pada hasil pengamatan praktikum ditemukan bahwa koloni bakteri A
memiliki kapsul yang menunjukkan adanya sifat virulen pada bakteri.
Sedangkan koloni bakteri B tidak memiliki kapsula yang menunjukkan
tidak adanya sifat virulen pada bakteri tersebut.

K. Diskusi
1. Apakah fungsi kapsula bakteri?
Jawaban:
Kapsul berfungsi untuk menempel pada substrat dan memberikan resistensi
dan perlindungan diri terhadap sistem pertahanan inang. Kapsul bergelatin
juga dapat berperan sebagai pengikat antara sel-sel pada bakteri untuk
membentuk koloni.
2. Mengapa diperlukan pewarnaan khusus agar kapsula bakteri dapat diamati
dengan mikroskop cahaya?
Jawaban:
Karena bakteri sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, dikarenakan bakteri
tidak mengabsorbsi ataupun membiaskan cahaya. Hal inilah yang
menyebabkan zar warna digunakan untuk mewarnai bakteri atau latar
belakangnya.
3. Apakah perbedaan antara pewarnaan kapsula secara langsung dan secara tak
langsung?
Jawaban:
Pewarnaan langsung (positif) mewarnai struktur mikroorganisme sementara
pewarnaan tidak langsung (negatif) mewarnai lingkungan sekitar sel mikroba.
Hal ini terjadi berkaitan dengan muatan dinding sel mikroorganisme yang
cenderung negatif bila berada di lingkungan dengan pH normal.
4. Mengapa pewarnaan kapsula bakteri digolongkan dalam pewarnaan
diferensial?
Jawaban:

5. Mengapa terjadi perbedaan warna antara kapsula dan sel vegetatif bakteri?
Jawaban:

6. Apakah hubungan antara kapsula dan virulensi bakteri? Jelaskan!


Jawaban:
Kapsula berperan sebagai antifagosit sehingga kapsula memberikan sifat
virulen bagi bakteri. Kapsula melindungi bakteri dari fagosit oleh sel-sel yang
berperan dalam imunitas dari inang. Jika bakteri ini tidak dapat difagosit oleh
sel-sel imunitas (seperti leukosit, limfosit, dan makrofag), maka bakteri
tersebut akan bersifat virulen. Koloni bakteri yang tidak berkapsula umumnya
tergolong tidak virulen (tidak ganas). Dengan tidak adanya kapsula maka
bukan termasuk bakteri yang virulen. Hal ini terkait dengan fungsi bakteri
yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan penyakit. Apabila bakteri
kehilangan kapsulanya sama sekali, maka bakteri tersebut kehilangan
virulensinya, dan dengan demikian kehilangan kemampuannya sebagai
penyebab infeksi.
7. Apakah fungsi kapsula bagi bakteri?
Jawaban:
Fungsi kapsula pada bakteri yaitu:
 Berperan sebagai antifagosit sehingga memberi sifat virulen pada bakteri.
 Mempertahankan diri dari antitoksin yang dihasilkan sel inang.
 Meningkatkan kemampuan bakteri untuk menimbulkan penyakit.
 Melindungi sel dari kekeringan dan kehilangan nutrisi karena kapsula
mengandung banyak air.
 Sebagai penyeimbang antara sel dan lingkungan eksternal.
8. Bagaimanakah perbedaan reaksi sel bakteri antara pewarnaan positif dan
negatif pada pewarnaan kapsula? Jelaskan berdasarkan afinitas sel bakteri
terhadap zat pewarna yang diberikan!
Jawaban:

L. Daftar Rujukan

Black, Jacquelyn G. & Laura Blacks. 2012. Microbiology: Principles And


Explorations 8th Ed. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Darkuni, N. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang :
UM Press.
Hadi, B., Bahar, E., & Semiarti, R. (2014). Uji Bakteriologis Es Batu Rumah
Tangga yang digunakan Penjual Minuman di Pasar Lubuk Buaya Kota
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2), 119–122.
https://doi.org/10.25077/jka.v3i2.44
Hastuti, U.S. 2015. Penuntun Praktikum Mikrobiologi: untuk Program S-2
Biologi. Malang: UMM Press.
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. Bandung : JICA IMSTEP.
Madigan, M.T., John M.Martinko, David A. Stahl, David P. Clark. 2012. Brock
biology of microorganisms. 13rd edition. USA: Pearson Education, Inc.
Tarigan, J. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: DIRJEN DIKTI Proyek
Pengembangan LPTK.
M. Lampiran

Alat dan Bahan untuk Pewarnaan Kapsula Bakteri Secara Langsung

Proses Praktikum
Proses praktikum

Pengamatan bakteri dilakukan dengan mikroskop

Anda mungkin juga menyukai