Anda di halaman 1dari 12

Pengecatan Sederhana Koloni Bakteri dan Sputum

Oleh:

Kelompok 6 :

1. Ni Luh Ayu Desy Wardani (P07134019061)


2. Ni Putu Wulan Danaswari (P07134019072)
3. Ni Made Evita Maharani (P07134019080)
4. I Gusti Ayu Mirda Pramiandari (P07134019085)
5. Kadek Eva Kusuma Febiani (P07134019086)
6. Ni Putu Mahadewi (P07134019092)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Nyoman Mastra, SKM.,S.Pd.M.Si Burhannuddin, S.Si.,M.Biomed

NAMA NIM TANDA


TANGAN
Ni Luh Ayu Desy
Wardani P07134019061

Ni Putu Wulan Danaswari P07134019072

Ni Made Evita Maharani P07134019080

I Gusti Ayu Mirda P07134019085


Pramiandari

Kadek Eva Kusuma P07134019086


Febiani

Ni Putu Mahadewi P07134019092

A. Judul Laporan : Pengecatan Sederhana Koloni Bakteri dan Sputum


B. Tujuan :
a. Terampil dalam pembuatan preparat
b. Melihat bentuk dan warna bakteri
C. Dasar Teori

Didalam hidup ini, ada begitu banyak jenis bakteri, dimana bakteri
itu bermacam – macam dan sangat kompleks. Bakteri yang bidup itu hampir
tidak berwarna dan kontra dengan air, dimana sel – sel bakteri tersebut
disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat dan mengamati bentuk sel
bakteri itu sangat sulit, sehingga dilakukan dengan metode pengecetan atau
pewarna sel bakteri, sehingga sel dapat dilihat dengan jelas dan mudah
diamati.
Pengecatan mempunyai maksud supaya sel-sel dan struktur sel-sel
dapat dilihat dengan jelas. Untuk itu harus dilakukan pemilihan cat, bahan
penguat, dan bahan pelentur yang tepat.
Sejak tahun 1875, Weigert telah menggunakan cat aniline untuk
pengecatan bakteri dan sel-sel jaringan kemudian menyusul Koch dan
Ehrlich. Menurut Ehrlich, cat aniline dibedakan menjadi 4 macam yaitu cat
aniline basa, asam, netral, dan indifferent.
Pengecatan sederhana adalah pengecatan yang dilakukan dengan
menggunakan satu macam cat. Lamanya pengecatan antara 1-3 menit,
tergantung dari jenis cat yang digunakan. Dimana prinsip dasardari
pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri
dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Ikatan ion dapat
terjadi karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun
pada pewarna.
D. Waktu dan Tempat

a. Waktu
 Hari : Senin dan Selasa

 Tanggal :
 20 Januari 2020 (Pembuatan preparat dari
koloni bakteri untuk identifikasi bentuk
bakteri)
 21 Januari 2020 (Mengamati preparat yang
telah dibuat dan menentukan bentuknya)
 27 Januari 2020 (Membuat preparat dari
sampel sputum dan mengamati bentuk
bakterinya)
 28 Januari 2020 (Membuat preparat dari
sampel sputum dan mengamati bentuk
bakterinya)

 Jam :
 Senin (08.50 – 11.40)
 Selasa (08.50 – 11.40)
b. Tempat
Praktikum bakteriologi pengecatan sederhana dilakukan di
laboratorium bakteriologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis,
Politeknik Kesehatan Denpasar yang terletak di Jalan Sanitasi No.
1, Sidakarya, Denpasar Selatan.
E. Alat dan Bahan
Alat :
 Ose
 Lampu spiritus/ lampu bunchen
 Jembatan pengecatan
 Obyek glass
 Pipet tetes
 Oil imersi
 Mikroskop
 Tissu
 Korek
Bahan :
 Koloni bakteri
 Sputum
 Cat Methylen Blue dan Carbol Fuchsin
F. Cara Kerja
1. Bersihkan obyek glass dengan tissu untuk menghilangkan lemak
yang ada
2. Fiksasi obyek glass dengan melidah apikan di atas lampu spiritus
kurang lebih 3 kali dan bolak-balik
3. Pada ujung obyek glass diberi label nomer kelompok
4. Ambil ose dan fiksasi di atas lampu spiritus sampai merah lalu
dinginkan
5. Bila sampel cair, ambil dengan ose tersebut dan langsung
dihapuskan pada objek glass secara merata dengan luas lbk 1cm2
6. Bila sampel koloni, ambil NaCl dengan ose dan teteskan diatas
objek glass secukupnya.
7. Ambil koloni bakteri dengan cara menggoreskan ose didasar
koloni tanpa melukai media tumbuhnya
8. Campur koloni tersebut dengan memutar ujung ose tersebut,
sehingga koloni bercampur secara merata.
9. Fiksasi sebentar diatas lampu spiritus agar lebih cepat keringnya
10. Teteskan cat yang digunakan dengan menutup seluruh
permukaan hapusan
11. Tunggu 1 menit, selanjutnya dicuci dengan air mengalir tidak
langsung dengan posisi preparat miring
12. Preparat dikeringkan diudara atau diangin – anginkan

G. Hasil Pengamatan
Pewarnaan sampel Pengamatan

Pewarnaan sampel koloni bakteri Terdapat banyak bakteri dengan


dengan perbesaran lensa 100x bentuk coccus dimana ada yang
menyerupai bentuk buah anggur yang
disebut dengan stafilococcus dan
berwarna biru karena menggunakan
cat methylen blue

Pewarnaan sampel sputum dengan Terdapat banyak bakteri berbentuk


perbesaran lensa 100x basil yang bergandengan panjang
disebut dengan streptobasil dan
berwarna biru karena menggunakan
cat methylen blue

H. Pembahasan
a. Analisa Prosedur
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki
membran inti sel. Bakteri juga merupakan organisme mikroskopik
sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dan hampir tidak
terlihat karena tidak kontras dengan media dimana bakteri itu hidup.
Bakteri sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak
dapat mengadsorbsi atau membiaskan cahaya, sehingga digunakan zat
warna untuk mewarnai bakteri tersebut atau latar belakangnya. Zat
warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya sehingga bakteri kontras
dengan sekelilingnya. Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan
bersifat basa atau asam. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena
muatan negatif banyak ditemukan pada dinding sel pada proses
pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan negatif, lazimnya tidak
digunakan untuk mewarnai bakteri, namun biasanya digunakan untuk
mewarnai latar belakang preparat bakteri (W. Lay, 1994).
Salah satu teknik pewarnaan pada bakteri adalah pewarnaan
sederhana yang hanya menggunakan satu macam zat warna saja untuk
meningkatkan kontras bakteri dengan latar belakangnya yang berwarna
transparan. Pewarnaan sederhana biasanya menggunakan pewarnaan
yang bersifat basa seperti gentian violet, safranin, karbol fuchsin,
methylen blue atau malachit green. (W. Lay, 1994).
Pada praktikum ini, kami melakukan pewarnaan sederhana
dengan menggunakan cat methylen blue dan carbol fuchsin. Tujuan dari
pewarnaan ini untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop,
memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, menghasilkan sifat-sifat fisik
dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta
meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya (Pelczar
Chan, 1986).
Hal pertama yang dilakukan adalah memfiksasi obyek glass
dengan cara melidah apikan di atas lampu spritus kurang lebih 3 kali
secara bolak balik. Tujuannya untuk menghilangkan lemak yang masih
menempel pada obyek glass. Setelah itu lakukan sterilisasi pada ose
yang akan digunakan untuk pengolesan bakteri pada obyek glass dengan
cara membakar ose pada lampu spiritus hingga berwarna merah lalu
ambil koloni bakteri pada media pembiakan. Saat pengambilan koloni
bakteri ini perlu diperhatikan agar medianya tidak ikut terambil dengan
ose. Pada praktikum ini, kami menggunakan sampel padat (koloni
bakteri) dan sampel cair (sputum). Bila sampel padat, saat penghapusan
sampel memerlukan NaCl sebagai perekat bakteri pada obyek glass.
Sedangkan untuk sampel cair tidak perlu menggunakan NaCl saat
penghapusan. Setelah diratakan pada obyek glass lalu difiksasi dengan
lampu spiritus, hal ini bertujuan agar tidak mengubah bentuk dan
struktur dinding sel bakteri.
Objek glass yang sudah kering, diletakkan diatas jembatan
pengecatan dan ditetesi dnegan Cat Methylen Blue atau Carbol Fuchsin
dibagian hapusan, kemudian diamkan selama 2 sampai 3 menit agar
warna dari cat tersebut masuk kedalam hapusan bakteri. Setelah 2- 3
menit, objek glass dibilas dengan air mengalir. Pembilasan ini bertujuan
untuk mengurangi kelebihan zat warna yang sedang diberikan. Objek
glass yang sudah selesai dibilas dengan air mengalir selanjutnya
dikeringkan dengan tissue.
Kemudian hapusan yang sudah kering diamati dibawah
mikroskop dengan pencarian lapang pandang pada lensa objektif ukuran
10x pembesaran. Setelah didapatkan lapang pandangnya, dilanjutkan
dengan pembesaran 100x untuk memperjelas objek yang diamati. Saat
menggunakan pembesaran 100x, objek glass ditetesi oil imersi pada
bagian hapusannya. Oil imersi ini berfungsi untuk memperjelas objek
dan melindungi terjadinya goresan antara lensa objektif dengan objek
glass. Setelah ditambahkan oil imersi, objek diamati kembali, setelah
didapatkan objek yang jelas, hasil dari objek tersebut di foto dan
ditentukan jenis bakterinya.
b. Analisa Hasil
Pengamatan morfologi bakteri dilakukan dengan mikroskop
cahaya yang dibantu dengan penambahan noda (Bergmans et al, 2005).
Bakteri tidak berwarna, transparan dan tidak terlihat jelas dan noda
berfungsi untuk membedakan struktur seluler. Dari praktikum yang
kami lakukan, analisa hasil yang dapat kami simpulkan yakni, terdapat
bakteri streptobasil pada preparat dengan sampel sputum yang
dilakukan dengan pengecatan menggunakan pewarna berwarna biru
yakni zehl nelzen methylen blue. Bakteri ini berbentuk basil atau
persegi, yang berjajar atau bergandengan memanjang. Sedangkan pada
preparat dengan sampel koloni, didapatkan bakteri stafilococcus yang
berbentuk mirip untaian dan menyerupai buah anggur. Bakteri berwarna
biru dikarenakan menggunakan pewarna berwarna biru yang dinamakan
zehl nelzen methylen blue.
Pada praktikum ini kami juga menggunakan cat carbol
fuchsin saat pewarnaan bakteri namun pada saat di amati di bawah
mikroskop, kami tidak menemukan bentuk bakterinya dengan jelas
dikarenakan cat yang kami pakai itu sudah tidak layak untuk digunakan
lagi.

I. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pewarnaan sederhana ini merupakan teknik pewarnaan
yang paling banyak digunakan karena sifatnya sederhana dan hanya
menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai suatu organisme.
Dimana melakukan pewarnaan sederhana pada bakteri ini penting agar kita
bisa melihat bentuk dari bakteri tersebut.
Berdasarkan praktikum ini, hasil yang kami dapatkan yaitu dari
sampel sputum didapatkan bakteri streptobasil yang berbentuk basil atau
persegi yang berjajar atau bergandengan memanjang sedangkan pada koloni
bakteri didapatkan bakteri stafilococcus yang berbentuk mirip untaian dan
menyerupai buah anggur

J. Daftar Pustaka
1. AD Rahayuningtyas, dkk. 2017. Pemanfaatan Ekstrak Etil Asetat Buah
,Merah Sebagai Zat Pengganti Pewarna Primer Pada Teknik Pengecatan
Tunggal Bakteri Gram Negatif Batang. Jurnal Unpad. 29(2):138-144
2. Ardy Fajari, Tujuan Dari Pewarnaan Adalah Untuk Memudahkan
Melihat Bakteri Dengan Mikroskop,
https://id.scrib.com/doc/3775980/Tujuan-Dari-Pewarnaan-Adalah-
Untuk-Memudahkan-Melihat-Bakteri-Dengan-Mikroskop . Diakses
pada 1 Februari 2020
3. Zulda Musyarifah, Salmiah Agus. Proses Fiksasi Pada Pemeriksaan
Histopatologik.
https://jurnal.fk.unud.ac.id/index.php/jka/articel/download/900/754.
Diakses pada 1 Februari 2020
4. Mastra, Nyoman, dkk. 2020. Bakteriologi Semester II Teknologi
Laboratorium Medis. Denpasar:Poltekkes Kemenkes Denpasar
5. Tshikhudo et al. 2013. Bacterial Species Identifications Getting Easier.
academicJournal. 12(41):5975-5982

K. Lampiran
Alat :
Tissu Korek Lampu spiritus

Ose Jembatan Oil imersi


pengecatan

Mikroskop Obyek glass Pipet tetes

Bahan :

Carbol fuchsin Metylen blue Koloni bakteri

Sputum

Anda mungkin juga menyukai