PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI
PRAKTIKUM KE: 3
TUJUAN
a. Mengamati hasil pewarnaan sederhana pada bakteri dengan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 100x.
b. Melihat bentuk dan susunan sel bakteri dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran lensa obyektif 100x.
DASAR TEORI
Pewarnaan Sederhana. Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas
object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu
padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari
bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel
bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya (Campbell dan Reece, 2005).
CARA KERJA
a. Langkah pertama adalah suspensi bakteri. Tetapi sebelum itu sterilkan jarum
ose dengan cara dipanaskan menggunakan bunsen
b. Tuangkan larutan NaCl 0,85% sebanyak 1 ml ke dalam tabung.
c. Lalu ambil kultur murni dari bakteri yaitu salmonella typhi sebanyak 1 ose dan
dinginkan di dinding tabung kemudian diambil dan masukan kedalam tabung
yang berisi NaCl 0,85 %
d. Homogenkan
e. Siapkan objek glass, bersihkan dengan alkohol untuk membersihkan lemaknya.
f. Buat 2 lingkaran pada objek glass menggunakan spidol lalu diberi nama pada
masing-masing lingkaran sesuai dengan nama kultur bakteri.
g. Ambil kultur bakteri staphyloccocus aureus menggunakan jarum ose yang
sudah disterilkan lalu oles pada objek glass di lingkaran pertama.
h. Lalu ambil suspensi bakteri salmonella thypi menggunakan ose yang sudah
disterilkan dan oleskan pada lingkaran kedua di objek glass
i. Kemudian lakukan fiksasi menggunakan api bunsen. Fiksasi berfungsi untuk
membuat suspensi bakteri melekat pada objek glass juga menghindari
kerusakan sel-sel bakteri.
j. Kemudian letakkan pada jembatan pemecakan
k. Oleskan safranin pada suspensi staphylococcuc aureus dan tetes metilen blue
pada salmonella typhi di objek glass dan diamkan selama 1 menit
l. Setelah itu, letakkan objek glass pada mikroskop dan amati menggunakan lensa
objektif dengan perbesaran 100 kali
m. Amati perubahan warna yang terjadi
KESIMPULAN
Dari praktikum pewarnaan sederhana yang dilakukan dengan pengamatan
menggunakan mikroskop pada perbesaran 100x, dapat disimpulkan bahwa pada
salmonela typhi , sel bakterinya berwarna biru dengan bentuk basil dan susunannya ada
yang berbentuk mono basil juga diplo basil. Sedangkan pada staphylococcus aureus
berbentuk cocus dengan pewarnaan menggunakan safranin menghasilkan warna merah.
DAFTAR PUSTAKA
PRAKTIKUM KE: 4
TUJUAN
a. Mempraktikan pewarnaan negatif pada bakteri
b. Praktikum ini bertujuan untuk memelihat hasil dari pewrnaan negatif
menggunakan mikroskop pada perbesaran 100x
c. Melihat bentuk dan susunan sel bakteri dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran 100x
DASAR TEORI
Pada dasarnya pewarnaan negatif bukan digunakan untuk mewarnai bakteri, tetapi
mewarnai latar belakangnya menjadi gelap, zat warna tidak akan mewarnai sel
melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri tampak transparan
dengan latar belakang hitam. Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai
bakteri tetapi latar belakngnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini
mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk
menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami
pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi
penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh
dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina
(Hadiotomo,1990).
CARA KERJA
a. Siapkan dua obyek glass lalu bersihkan menggunkan alkohol agar tidak ada
kotoran dan lemak yang tertinggal
b. Ambil suspensi bakteri bacillus subtilis menggunakan ose yang sudah
disterilkan lalu letakkan pada salah satu sisi atau ujung dari obyek glass
c. Tambahkan tinta parker sebanyak 2 tetes lalu ratakan dengan suspensi bakteri
d. Lalu didorong kedepan membentuk lapisan yang tipis lalu keringkan
e. Setelah preparat kering, amati obyek glass dengan mikroskop perbesaran 100x
f. Amati hasil dari pewarnaan negatif yang dilakukan
Pewarnaan negatif adalah proses pewarnaan latar belakang. Teknik ini berguna
untuk menentukan morfologi dan ukuran dari sel bakteri. Dari pengamatan didapatkan
hasil pewarnaan yang terlihat transparan.
KESIMPULAN
Dari praktikum pewarnaan negatif yang dilakukan dengan pengamatan
mengunakan mikroskop pada perbesaran 100x dapat disimpulkan bahwa bentuk dari
suspensi bacillus subtilis adalah ada yang berderet diplobasil juga tetrabasil.
DAFTAR PUSTAKA
Unknow,2016. Laporan praktikum mikrobiologi pewarnaan negatif.
http://renoblogadrees.blogspot.com . Diakses pada hari selasa, 25 mei 2021 pada pukul
23.00 WIB
TANGGAL PRAKTIKUM : 27 MEI 2021
PRAKTIKUM KE : 5
TUJUAN
a. Untuk mengenal dan mempraktikan pewarnaan kapsul pada bakteri
b. Mengamatihasil pewarnaan bakteri dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran 100x
c. Melihat bentuk dan susunan sel bakteri
DASAR TEOR
Kapsul memiliki pengertian sebagai lapisan polimer yang letaknya di luar
dinding sel. Jika letak lapisan polimer berlekatan dengan dinding sel disebut dengan
kapsula sedangkan lapisan polimer tidak berlekatan dengan dinding sel disebut lendir.
Kapsula berperan untuk mencegah kekeringan, menghambat terjadinya bakteriofag,
dan bersifat antifagosit sehingga pada beberapa bakteri akan menunjukkan adanya sifat
virulen (Darkuni,2001).
CARA KERJA
a. Siapkan 2 obyek glass yang sudah dibersihkan dari sisa-sisa lemak
menggunakan alkohol.
b. Ambil suspensi bakteri clepsia pneumonia menggunakan jarum ose yang sudah
disterilkan.
c. Kemudian letakkan pada salah satu ujung atau bagian tepi dari obyek glass.
d. Setelah itu, tetesi suspensi dengan tinta parker yang berwarna hitam lalu
homogenkan.
e. Kemudian bentuk lapisan tipis pada obyek glass dengan cara mendorong
preparat ke sisi lainnya lalu keringkan.
f. Setelah kering, tetesi semua lapisan preparat dengan safranin.
g. Setelah itu buang safranin dan keringkan selama 1 menit kemudian amati
dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 100x.
KESIMPULAN
Dari praktikum pewarnaan kapsul yang dilakukan dnegan pengamatan
menggunakan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 100x dapat disimulkan bahwa
terdapat sel-sel bakteri berwarna merah dan juga dikelilingi oleh bagian yang
transparan. Bagian ini yang dinamakan kapsul.
DAFTAR PSUSTAKA
PRAKTIKUM KE: 6
TUJUAN
a. Untuk mempraktekkan cara pewarnaan spora bakteri
b. Untuk mengamati hasil pewarnaan spora pada bakteri dengan menggunakan
mikroskop
c. Untuk melihat bentuk dan susunan sel bakteri
DASAR TEORI
Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri
terhadap pengaruh buruk dari luar. Segera setelah keadaan luar baik lagi bagi mereka,
maka pecahlah bungkus spora dan tumbuhlah bakteri. Spora lazim disebut endospora
ialah karena spora itu dibentuk di dalam sel. Endospora jauh lebih tahan terhadap
pengaruh luar yang buruk dari pada bakteri biasa yaitu bakteri dalam bentuk vegetatif.
Sporulasi dapat dicegah, jika selalu diadakan pemindahan piaraan ke medium yang
baru (Hadioetomo, 1993).
Beberapa spesies bakteri menghasilkan spora eksternal. Streptomyces misalnya,
meghasilkan serantaian spora (disebut konidia), yang disangga di ujung hifa, suatu
filamen vegetatif. Proses ini serupa dengan proses pembentukan spora pada beberapa
cendawan(Ball. 1997).
Spora bakteri dapat berbentuk bulat, lonjong atau silindris. Berdasarkan letaknya
spora di dalam sel kuman, dikenal letak sentral,subterminal dan terminal. Ada spora
yang garis tengahnya lebih besar dari garis tengah sel kuman, sehingga menyebabkan
pembengkakan sel bakteri (Pratiwi,S. 2008).
CARA KERJA
a. Siapkan obyek glass yang sudah diberishkan dari sisa-sisa lemak menggunakan
alkohol lalu beri linngkaran pada obyek glass menggunakan spidol. Balik obyek
glass sehingga bagian yang terdapat spidol ada dibagian bawah.
b. Ambil bakteri bacillus cereus menggunkakan jarum ose yang sudah disterilkan
lalu oleskan pada lingkaran yang ada di obyek glass.
c. Lakukan fiksasi di atas api sampai preparat menempel pada obyek glass
d. Kemudian lakukan pengecatan yang pertama menggunakan karbol fuksin
berwarna merah dan lakukan pemanasan diatras api sekitar 5 menit tetapi tidak
sampai mendidih.
e. Setelah itu bersihkan dengan air mengalir atau aquades.
f. Kemudian tambahkan H2SO4 1% lalu biarkan sekitar 2-3 menit sampai warna
merahnya pudar.
g. Setelah warna sebelumnya memudar, lakukan pembersihan dengan
menggunakan air mengalir atau aquades.
h. Kemudian tambahkan metilen blue dan diamkan sekitar 2-4 menit.
i. Lalu bersihkan kembali dengan air mengalir atau aquades dan keringkan
menggunakan tissue.
j. Kemudian amati dibawah mikroskop pada perbesaran 100x
Pada praktikum pewarnaan spora diatas, hasil akan terlihat jelas pada perbesaran
100x . badan sel bakteri berwarna biru dan spora berwarna merah. Letak spora bakteri
ada yang subterminal berwarna merah dengan bentuk coccuc. Kesalahan yang dapat
terjadi pada pewarnaan spora adalah pemberian zat warna yang berlebihan sehingga sel
bakteri kurang jelas, juga pada saat proses pencucian, air terlal deras sehingga dapat
menyebabkan bakteri larut terbawa air.
KESIMPULAN
Pada praktikum pewarnaan spora diatas dengan pengamatan menggunakan
mikroskop pada perbesaran 100x dapat disimpulkan bahwa sel bakteri berwarna biru,
bentuk bacill dan sel spora berwarna merah.
DAFTAR PUSTAKA
Clayton, F Ronald,2020. Laporan pewarnaan spora. https://pdfcoffee.com. Diakses pada
hari kamis, 27 mei 2021 pada pukul 19.00 WIB
TANGGAL PRAKTIKUM: 27 MEI 2021
PRAKTIKUM KE: 7
TUJUAN
a. Melakukan pewarnaan gram pada bakteri
b. Mengelompokkan bakteri berdasarkan pewarnaan gram
DASAR TEORI
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi dari
Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode
pewarnaan secara tidak sengaja. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan
dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut
ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
seperti Mycoplasma sp. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang
sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
Pewarnaan itu merupakan tahap penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri
(Lay,1994).
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Mikroskop
Obyek glass
Ose bulat
b. Bahan
escherichia coli
staphylococcus epidermidis
crystal violet
iodin/lugol
alkohol 96%
safranin
CARA KERJA
a. siapkan obyek glass yang sudah dibersihkan mengunakan alkohol untuk
menghilangkan debu dan lemak. Beri 2 lingkaran pada obyek glass
menggunakan spidol permanen. Balik obyek glass sehingga bagian yang
terdapat spidol berada dibawah
b. siapkan suspensi terlebih dahulu
c. ambil escherichia coli menggunakan jarum ose yang sudah disterilkan lalu
oleskan memenuhi lingkaran pertama pada obyek glass
d. lalu ambil staphylococcus epidemidis menggunakan jarum ose yang sudah
disterilkan dan oleskan memenuhi lingkaran kedua pada obyek glass.
e. Lalu lakukan fiksasi preparat diatas nyala api sampai bakteri merekat pada
obyek glass.
f. Setelah itu letakkan pada jembatan pengecatan
g. Lakukkan pengecatan pertama menggunakan kristal violet. Oleskan kristal
violet pada escherichia coli dan staphylococcus epidemidis yang ada di
obyek glass dan tunggu selama 1 menit.
h. Setelah itu bersihkan menggunakan aquades atau air mengalir lalu
keringkan
i. Lalu lakukan pengecatan yang kedua yaitu menggunakan lugol. Oleskan
lugol pada escherichia coli dan staphylococcus epidemidis yang ada di
obyek glass dan diamkan selama 1 menit.
j. Setelah 1 menit bersihkan menggunakan air mengalir atau aquades.
k. Lalu gunakan Alkohol 96% sebagai cat yang ketiga dan diamkan selama 30
detik lalu bersihkan menggunakan aquades atau air mengalir.
l. Tambahkan cat yang keempat yaitu safranin dan diamkan sleama 30 detik.
Setelah 30 detik bersihkan menggunakan aquades atau air mengalir
m. Keringkan menggunakan tissue dengan cara ditekan-tekan dam amati
dibawah mikroskop pada perbesaran 100x
KESIMPULAN
Pada praktikum pewarnaan gram dengan pengamatan melalui mikroskop
perbesaran 100x pada pada escherichia coli dan staphylococcus epidemidis dapat
disimpulkan bahwa pada bakteri staphylococcus epidemidis terlihat sel berbentuk bulat
dengan susunan bergerombol dan berwarna ungu karena sel bakteri staphylococcus
epidemidis mampu mempertahankan cat warna kristal violet dan tidak terlunturkan oleh
alkohol 96% yang berfungsi sebagai dekolonisator. Sedangkan hasil pewarnaan gram
pada escherichia coli adalah sel berbentuk basil dan berwarna merah.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni Ita Tri, 2012. Laporan mikrobiologi pewarnaan. http://itatrie.blogspot.com.
Diakses pada hari Kamis, 27 Mei 2021 pada pukul 22.00 WIB
TANGGAL PRAKTIKUM: 27 MEI 2021
PRAKTIKUM KE: 8
TUJUAN
a. Untuk melakukan pewarnaan bakteri tahan asam (BTA)
b. Untuk mengidentifikasi bentuk,warna dan sifat bakteri setelah melakukan
pewarnaan
DASAR TEORI
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu
berantai karbon (C) yang panjangnya 8-95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang
terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60%
dari berat dinding sel. Kuman bakteri tahan asam (BTA), dikenal ada 41 spesies yang
telah diakui oleh ICSB (International Committee on Systematic Bacteriology).
Sebagaian besar sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya pathogen untuk manusia
diantaranya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leparae dan lain-lainnya
yang dapat menyebabkan infeksi kronik. Golongan sapropit dikenal juga dengan
nama atipik (Syahrurachman, 1994).
KESIMPULAN
Dari praktikum pewarnaan BTA dengan pengamatan melalui mikroskop didapati
hasil sel bakteri berbentuk basil atau batang dan berwarna merah. Pada preparat juga
terdapat sel bakteri tidak tahan asam yang terlihat basil berwarna biru dan juga coccus
berwarna biru juga terdapat lingkaran besar berwarna biru yang adalah leukosit.
DAFTAR PUSTAKA