Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

NAMA: OVELINDA KAKA


NIM:201235

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


AKADEMI ANALIS KESEHATAN MANGGALA
YOGYAKARTA
MEI 2021
TANGGAL PRAKTIKUM : 25 MEI 2021

PRAKTIKUM KE: 3

JUDUL PEWARNAAN SEDERHANA

TUJUAN
a. Mengamati hasil pewarnaan sederhana pada bakteri dengan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 100x.
b. Melihat bentuk dan susunan sel bakteri dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran lensa obyektif 100x.

DASAR TEORI
Pewarnaan Sederhana. Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas
object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu
padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari
bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel
bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya (Campbell dan Reece, 2005).

ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Mikroskop
 Jarum ose
 Bunsen
 Objek glass
b. Bahan
 Kultur bakteri ( staphylococcus aureus, salmonella typhi)
 Cat warna bakteri (metilen blue, carbon fuchsin, safranin)

CARA KERJA
a. Langkah pertama adalah suspensi bakteri. Tetapi sebelum itu sterilkan jarum
ose dengan cara dipanaskan menggunakan bunsen
b. Tuangkan larutan NaCl 0,85% sebanyak 1 ml ke dalam tabung.
c. Lalu ambil kultur murni dari bakteri yaitu salmonella typhi sebanyak 1 ose dan
dinginkan di dinding tabung kemudian diambil dan masukan kedalam tabung
yang berisi NaCl 0,85 %
d. Homogenkan
e. Siapkan objek glass, bersihkan dengan alkohol untuk membersihkan lemaknya.
f. Buat 2 lingkaran pada objek glass menggunakan spidol lalu diberi nama pada
masing-masing lingkaran sesuai dengan nama kultur bakteri.
g. Ambil kultur bakteri staphyloccocus aureus menggunakan jarum ose yang
sudah disterilkan lalu oles pada objek glass di lingkaran pertama.
h. Lalu ambil suspensi bakteri salmonella thypi menggunakan ose yang sudah
disterilkan dan oleskan pada lingkaran kedua di objek glass
i. Kemudian lakukan fiksasi menggunakan api bunsen. Fiksasi berfungsi untuk
membuat suspensi bakteri melekat pada objek glass juga menghindari
kerusakan sel-sel bakteri.
j. Kemudian letakkan pada jembatan pemecakan
k. Oleskan safranin pada suspensi staphylococcuc aureus dan tetes metilen blue
pada salmonella typhi di objek glass dan diamkan selama 1 menit
l. Setelah itu, letakkan objek glass pada mikroskop dan amati menggunakan lensa
objektif dengan perbesaran 100 kali
m. Amati perubahan warna yang terjadi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pewarnaan sederhana adalah pewarnaan yang paling umum digunakan. Pada


pewarnaan sederhana, bakteri diwarnai hanya dengan satu cat warna. Contohnya pada
staphylococcus aureus menggunakan cat warna safranin dan pada salmonela typhi
menggunakan metilen blue. Pada praktikum ini didapati bahwa staphylococcuc aureus
berwarna merah dan salmonela typhi berwarna biru.

KESIMPULAN
Dari praktikum pewarnaan sederhana yang dilakukan dengan pengamatan
menggunakan mikroskop pada perbesaran 100x, dapat disimpulkan bahwa pada
salmonela typhi , sel bakterinya berwarna biru dengan bentuk basil dan susunannya ada
yang berbentuk mono basil juga diplo basil. Sedangkan pada staphylococcus aureus
berbentuk cocus dengan pewarnaan menggunakan safranin menghasilkan warna merah.

DAFTAR PUSTAKA

Hendro, 2012. Pewarnaan bakteri sederhana. http://analisbantul.blogspot.com . Diakses


pada hari selasa, 25 Mei 2021 pada pukul 21.00 WIB
TANGGAL PRAKTIKUM : 27 MEI 2021

PRAKTIKUM KE: 4

JUDUL PRAKTIKUM : PEWARNAAN NEGATIF


Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang mewarnai latar belakang

TUJUAN
a. Mempraktikan pewarnaan negatif pada bakteri
b. Praktikum ini bertujuan untuk memelihat hasil dari pewrnaan negatif
menggunakan mikroskop pada perbesaran 100x
c. Melihat bentuk dan susunan sel bakteri dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran 100x

DASAR TEORI
Pada dasarnya pewarnaan negatif bukan digunakan untuk mewarnai bakteri, tetapi
mewarnai latar belakangnya menjadi gelap, zat warna tidak akan mewarnai sel
melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri tampak transparan
dengan latar belakang hitam. Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai
bakteri tetapi latar belakngnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini
mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk
menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami
pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi
penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh
dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina
(Hadiotomo,1990).

ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Mikroskop
 Jarum ose
 Bunsen
 Objek glass
b. Bahan
 Kultur bakteri bacillus subtilis
 Tinta parker

CARA KERJA
a. Siapkan dua obyek glass lalu bersihkan menggunkan alkohol agar tidak ada
kotoran dan lemak yang tertinggal
b. Ambil suspensi bakteri bacillus subtilis menggunakan ose yang sudah
disterilkan lalu letakkan pada salah satu sisi atau ujung dari obyek glass
c. Tambahkan tinta parker sebanyak 2 tetes lalu ratakan dengan suspensi bakteri
d. Lalu didorong kedepan membentuk lapisan yang tipis lalu keringkan
e. Setelah preparat kering, amati obyek glass dengan mikroskop perbesaran 100x
f. Amati hasil dari pewarnaan negatif yang dilakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pewarnaan negatif adalah proses pewarnaan latar belakang. Teknik ini berguna
untuk menentukan morfologi dan ukuran dari sel bakteri. Dari pengamatan didapatkan
hasil pewarnaan yang terlihat transparan.

KESIMPULAN
Dari praktikum pewarnaan negatif yang dilakukan dengan pengamatan
mengunakan mikroskop pada perbesaran 100x dapat disimpulkan bahwa bentuk dari
suspensi bacillus subtilis adalah ada yang berderet diplobasil juga tetrabasil.

DAFTAR PUSTAKA
Unknow,2016. Laporan praktikum mikrobiologi pewarnaan negatif.
http://renoblogadrees.blogspot.com . Diakses pada hari selasa, 25 mei 2021 pada pukul
23.00 WIB
TANGGAL PRAKTIKUM : 27 MEI 2021

PRAKTIKUM KE : 5

JUDUL PRAKTIKUM : PEWARNAAN KAPSUL


Pewarnaan kapsul adalah gabungan dari pewarnaan sederhana dan juga
pewarnaan negatif. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode burry-
gins. Kapsul adalah struktur eksternal dari bakteri yang berfungsi untuk perekatan pada
permukaan hospes,untuk menangkap nutrien, juga untuk menentukan sifat pirulensi.

TUJUAN
a. Untuk mengenal dan mempraktikan pewarnaan kapsul pada bakteri
b. Mengamatihasil pewarnaan bakteri dengan menggunakan mikroskop pada
perbesaran 100x
c. Melihat bentuk dan susunan sel bakteri

DASAR TEOR
Kapsul memiliki pengertian sebagai lapisan polimer yang letaknya di luar
dinding sel. Jika letak lapisan polimer berlekatan dengan dinding sel disebut dengan
kapsula sedangkan lapisan polimer tidak berlekatan dengan dinding sel disebut lendir.
Kapsula berperan untuk mencegah kekeringan, menghambat terjadinya bakteriofag,
dan bersifat antifagosit sehingga pada beberapa bakteri akan menunjukkan adanya sifat
virulen (Darkuni,2001).

ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Mikroskop
 Jarum ose
Bunsen
 Objek glass
b. Bahan
 Kultur bakteri clepsia pneumonia
 Tinta parker
 Safranin

CARA KERJA
a. Siapkan 2 obyek glass yang sudah dibersihkan dari sisa-sisa lemak
menggunakan alkohol.
b. Ambil suspensi bakteri clepsia pneumonia menggunakan jarum ose yang sudah
disterilkan.
c. Kemudian letakkan pada salah satu ujung atau bagian tepi dari obyek glass.
d. Setelah itu, tetesi suspensi dengan tinta parker yang berwarna hitam lalu
homogenkan.
e. Kemudian bentuk lapisan tipis pada obyek glass dengan cara mendorong
preparat ke sisi lainnya lalu keringkan.
f. Setelah kering, tetesi semua lapisan preparat dengan safranin.
g. Setelah itu buang safranin dan keringkan selama 1 menit kemudian amati
dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa obyektif 100x.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, pewarnaan dilakukan menggunakan tinta parker juga


safranin. Tujuan dari pewarnaan ini adalah untuk mewarnai latar belakang. Hasil
pengamatan bakteri ialah terdapat sel bakteri berwarna merah dan dikelilingi bagian
yang transparan.

KESIMPULAN
Dari praktikum pewarnaan kapsul yang dilakukan dnegan pengamatan
menggunakan mikroskop pada perbesaran lensa obyektif 100x dapat disimulkan bahwa
terdapat sel-sel bakteri berwarna merah dan juga dikelilingi oleh bagian yang
transparan. Bagian ini yang dinamakan kapsul.

DAFTAR PSUSTAKA

Nabila Asha, 2020. Pewarnaan kapsul bakteri. https://www.coursehero.com. Diakses


pada hari Rabu, 26 Mei 2021 pada pukul 15.00 WIB
TANGGAL PRAKTIKUM : 27 MEI 2021

PRAKTIKUM KE: 6

JUDUL PRAKTIKUM: PEWARNAAN SPORA


Spora adalah struktur tambahan pada sel bakteri yang berfungsi untuk melindungi
bakteri dari keadaan yang ekstrim atau kondisi yang tidak menguntungkan misalnya
tumbuh pada supstrat yang kering atau kekurangan nutrien. Tidak semua spesies atau
genus mempunyai spora.

TUJUAN
a. Untuk mempraktekkan cara pewarnaan spora bakteri
b. Untuk mengamati hasil pewarnaan spora pada bakteri dengan menggunakan
mikroskop
c. Untuk melihat bentuk dan susunan sel bakteri

DASAR TEORI
Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri
terhadap pengaruh buruk dari luar. Segera setelah keadaan luar baik lagi bagi mereka,
maka pecahlah bungkus spora dan tumbuhlah bakteri. Spora lazim disebut endospora
ialah karena spora itu dibentuk di dalam sel. Endospora jauh lebih tahan terhadap
pengaruh luar yang buruk dari pada bakteri biasa yaitu bakteri dalam bentuk vegetatif.
Sporulasi dapat dicegah, jika selalu diadakan pemindahan piaraan ke medium yang
baru (Hadioetomo, 1993).
Beberapa spesies bakteri menghasilkan spora eksternal. Streptomyces misalnya,
meghasilkan serantaian spora (disebut konidia), yang disangga di ujung hifa, suatu
filamen vegetatif. Proses ini serupa dengan proses pembentukan spora pada beberapa
cendawan(Ball. 1997).
Spora bakteri dapat berbentuk bulat, lonjong atau silindris. Berdasarkan letaknya
spora di dalam sel kuman, dikenal letak sentral,subterminal dan terminal. Ada spora
yang garis tengahnya lebih besar dari garis tengah sel kuman, sehingga menyebabkan
pembengkakan sel bakteri (Pratiwi,S. 2008). 

ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Mikroskop
 Jarum ose
 Bunsen
 Objek glass
b. Bahan
 Kultur bakteri bacillus cereus
 Karbol fuksin
 H2SO4 1%
 Metilen blue.

CARA KERJA
a. Siapkan obyek glass yang sudah diberishkan dari sisa-sisa lemak menggunakan
alkohol lalu beri linngkaran pada obyek glass menggunakan spidol. Balik obyek
glass sehingga bagian yang terdapat spidol ada dibagian bawah.
b. Ambil bakteri bacillus cereus menggunkakan jarum ose yang sudah disterilkan
lalu oleskan pada lingkaran yang ada di obyek glass.
c. Lakukan fiksasi di atas api sampai preparat menempel pada obyek glass
d. Kemudian lakukan pengecatan yang pertama menggunakan karbol fuksin
berwarna merah dan lakukan pemanasan diatras api sekitar 5 menit tetapi tidak
sampai mendidih.
e. Setelah itu bersihkan dengan air mengalir atau aquades.
f. Kemudian tambahkan H2SO4 1% lalu biarkan sekitar 2-3 menit sampai warna
merahnya pudar.
g. Setelah warna sebelumnya memudar, lakukan pembersihan dengan
menggunakan air mengalir atau aquades.
h. Kemudian tambahkan metilen blue dan diamkan sekitar 2-4 menit.
i. Lalu bersihkan kembali dengan air mengalir atau aquades dan keringkan
menggunakan tissue.
j. Kemudian amati dibawah mikroskop pada perbesaran 100x

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum pewarnaan spora diatas, hasil akan terlihat jelas pada perbesaran
100x . badan sel bakteri berwarna biru dan spora berwarna merah. Letak spora bakteri
ada yang subterminal berwarna merah dengan bentuk coccuc. Kesalahan yang dapat
terjadi pada pewarnaan spora adalah pemberian zat warna yang berlebihan sehingga sel
bakteri kurang jelas, juga pada saat proses pencucian, air terlal deras sehingga dapat
menyebabkan bakteri larut terbawa air.

KESIMPULAN
Pada praktikum pewarnaan spora diatas dengan pengamatan menggunakan
mikroskop pada perbesaran 100x dapat disimpulkan bahwa sel bakteri berwarna biru,
bentuk bacill dan sel spora berwarna merah.

DAFTAR PUSTAKA
Clayton, F Ronald,2020. Laporan pewarnaan spora. https://pdfcoffee.com. Diakses pada
hari kamis, 27 mei 2021 pada pukul 19.00 WIB
TANGGAL PRAKTIKUM: 27 MEI 2021

PRAKTIKUM KE: 7

JUDUL PRAKTIKUM: PEWARNAAN GRAM


Pewarnaan gram merupakan salah satu pewarnaan yang penting dilakukan untuk
identifikasi bakteri. Pewarnaan gram termasuk didalam pewarnaan diferensial yaitu
penggunaan warna cat yang lebih dari dua. Pewarnaan diferensial juga dapat diartikan
sebagai pewarnaan yang berfungsi untuk membedakan satu kelompok bakteri dengan
kelompok bakteri yang lainnya. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pewarnaan gram
adalah membedakan kelompok bakteri gram negatif dan gram positif. Kelompok bakteri
gram negatif akan menunjukan hasil berwarna merah sedangkan yang bergram positif
akan menunjukan hasil berwarna ungu. Pewarnaan gram akan mewarnai permukaan
dinding sel bakteri.

TUJUAN
a. Melakukan pewarnaan gram pada bakteri
b. Mengelompokkan bakteri berdasarkan pewarnaan gram

DASAR TEORI
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi dari
Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode
pewarnaan secara tidak sengaja. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan
dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut
ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
seperti Mycoplasma sp. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang
sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
Pewarnaan itu merupakan tahap penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri
(Lay,1994).
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Mikroskop
 Obyek glass
 Ose bulat
b. Bahan
 escherichia coli
 staphylococcus epidermidis
 crystal violet
 iodin/lugol
 alkohol 96%
 safranin

CARA KERJA
a. siapkan obyek glass yang sudah dibersihkan mengunakan alkohol untuk
menghilangkan debu dan lemak. Beri 2 lingkaran pada obyek glass
menggunakan spidol permanen. Balik obyek glass sehingga bagian yang
terdapat spidol berada dibawah
b. siapkan suspensi terlebih dahulu
c. ambil escherichia coli menggunakan jarum ose yang sudah disterilkan lalu
oleskan memenuhi lingkaran pertama pada obyek glass
d. lalu ambil staphylococcus epidemidis menggunakan jarum ose yang sudah
disterilkan dan oleskan memenuhi lingkaran kedua pada obyek glass.
e. Lalu lakukan fiksasi preparat diatas nyala api sampai bakteri merekat pada
obyek glass.
f. Setelah itu letakkan pada jembatan pengecatan
g. Lakukkan pengecatan pertama menggunakan kristal violet. Oleskan kristal
violet pada escherichia coli dan staphylococcus epidemidis yang ada di
obyek glass dan tunggu selama 1 menit.
h. Setelah itu bersihkan menggunakan aquades atau air mengalir lalu
keringkan
i. Lalu lakukan pengecatan yang kedua yaitu menggunakan lugol. Oleskan
lugol pada escherichia coli dan staphylococcus epidemidis yang ada di
obyek glass dan diamkan selama 1 menit.
j. Setelah 1 menit bersihkan menggunakan air mengalir atau aquades.
k. Lalu gunakan Alkohol 96% sebagai cat yang ketiga dan diamkan selama 30
detik lalu bersihkan menggunakan aquades atau air mengalir.
l. Tambahkan cat yang keempat yaitu safranin dan diamkan sleama 30 detik.
Setelah 30 detik bersihkan menggunakan aquades atau air mengalir
m. Keringkan menggunakan tissue dengan cara ditekan-tekan dam amati
dibawah mikroskop pada perbesaran 100x

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk
mengelompokkan bakteri gram positif dan gram negative. Bakteri gram positif akan
mempertahankan zat warna Kristal violet dan akan tampak berwarna ungu jika diamati
dibawah mikroskop. Sedangkan bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna Kristal
violet setelah dicuci dengan alcohol, dan sewaktu diberi zat pewarna safranin akan
tampak berwarna merah. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram diantaraya
adalah Kristal violet, iodine, alcohol dan safranin.

KESIMPULAN
Pada praktikum pewarnaan gram dengan pengamatan melalui mikroskop
perbesaran 100x pada pada escherichia coli dan staphylococcus epidemidis dapat
disimpulkan bahwa pada bakteri staphylococcus epidemidis terlihat sel berbentuk bulat
dengan susunan bergerombol dan berwarna ungu karena sel bakteri staphylococcus
epidemidis mampu mempertahankan cat warna kristal violet dan tidak terlunturkan oleh
alkohol 96% yang berfungsi sebagai dekolonisator. Sedangkan hasil pewarnaan gram
pada escherichia coli adalah sel berbentuk basil dan berwarna merah.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni Ita Tri, 2012. Laporan mikrobiologi pewarnaan. http://itatrie.blogspot.com.
Diakses pada hari Kamis, 27 Mei 2021 pada pukul 22.00 WIB
TANGGAL PRAKTIKUM: 27 MEI 2021

PRAKTIKUM KE: 8

JUDUL PRAKTIKUM: PEWARNAAN BTA ( METODE ZIELH NEELSEN)

TUJUAN
a. Untuk melakukan pewarnaan bakteri tahan asam (BTA)
b. Untuk mengidentifikasi bentuk,warna dan sifat bakteri setelah melakukan
pewarnaan

DASAR TEORI
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu
berantai karbon (C) yang panjangnya 8-95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang
terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60%
dari berat dinding sel. Kuman bakteri tahan asam (BTA), dikenal ada 41 spesies yang
telah diakui oleh ICSB (International Committee on Systematic Bacteriology).
Sebagaian besar sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya pathogen untuk manusia
diantaranya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leparae dan lain-lainnya
yang dapat menyebabkan infeksi kronik. Golongan sapropit dikenal juga dengan
nama atipik (Syahrurachman, 1994).

ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Lidi
 Obyek glass
b. Bahan
 Sputum
 Karbol fuksin
 Alkohol asam
 Metilen blue
CARA KERJA
a. Siapkan obyek glass dan bersihkan dari sisa debu dan lemak menggunakan
alkohol
b. Beri identitas pada obyek glass sesuai dengan identitas yang ada di pot
sampel
c. Lalu ambil sputum menggunakan lidi yang sudah dipotong bagian lancipnya
kemudian letakkan di obyek glass
d. Sputum dibentuk menjadi butiran yang tipis kemudian lakukan fiksasi diatas
api sapai sputum merekat pada obyek glass
e. Lakukkan pengecatan pertama menggunakan karbol fuksin sebagai cat utama
yang akan mewarnai sel bakteri tahan asam atau yang tidak tahan asam.
f. Kemudian lakukan pemanasan diatas api kurang lebih 5 menit sampai
menguap tetapi tidak mendidih
g. Lakukan pewarnaan kedua menggunakan alkohol asam. Teteskan alkohol
asam pada obyek glass yang terdapat sputum dan tunggu selama 30 detik
sampai warna memudar
h. Setelah warna memudar, bersihkan menggunakan air yang mengalir.
i. Kemudian tambahkan cat yang ketiga yaitu metilen blue dan diamkan sampai
30 detik
j. Setelah 30 detik bersihkan menggunakan air mengalir lalu keringkan
k. Amati dibawah mikroskop

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pewarnaan BTA ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam
konsentrasi tinggi sehingga sukar meyerap zat warna.namun, jika bakteri diberi zat
warna khusus misalnya karbol fuksin melalui proses pemanasan, maka akan meyerap
zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat
sekalipun seperti asam alcohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam.
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri
penyebab tuberculosis yaitu mycobacterium tubercolosis
Dari pewarnaan BTA dapat dibedakan menjadi 2 golongan bakteri, yaitu Bakteri
Tahan Asam yang akan tetap mengikat zat pewarna primer (karbol fukshin) dan tidak
akan lepas dari pencucian alcohol asam, serta tidak mengikat zat warna sekunder
(methylene blue). Sedangkan bakteri tidak tahan asam akan melepas zat warna primer
pada pencucian alcohol asam dan akan mengikat zat warna sekunder.

KESIMPULAN
Dari praktikum pewarnaan BTA dengan pengamatan melalui mikroskop didapati
hasil sel bakteri berbentuk basil atau batang dan berwarna merah. Pada preparat juga
terdapat sel bakteri tidak tahan asam yang terlihat basil berwarna biru dan juga coccus
berwarna biru juga terdapat lingkaran besar berwarna biru yang adalah leukosit.

DAFTAR PUSTAKA

Anis Fauziah, 2015. Uji bakteri tahan asam. http://praktikum-parasitologi.blogspot.com.


Diakses pada hari Jumat, 28 Mei 2021 pukul 11.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai