BAGIAN MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA
UTARA
TAHUN 2019
A. Alat dan bahan :
Kaca Objek Asam Alkohol (3% HCL + 95
Aplikator (disposable) seperti % Ethanol)
lidi atau ose Methylen Blue
Lampu bunsen Safranin
Wadah pembuangan berisi Alkohol
desinfektan untuk aplikator Safranin
Wadah pembuangan sampah Aquades
Jas Lab Mikroskop
Carbol Fuchsin Wadah berisi Spesimen
B. Prosedur Praktikum
1. Cara Pengambilan Spesimen Dahak
Dahak diambil/tampung pada pagi hari atau sewaktu dalam ke klinik.
Dahak ditampung pada pot yang steril, yang sekali pakai, yang
transparan, dengan tutup yang berulir, dapat ditulisi dengan pena.
Sebelum spesimen dahak diambil anjurkan pasien utnuk berkumur dengan
air untuk meminimalisir kontaminasi spesimen oleh sisa makanan atau
kotoran dimulut.
Menarik napas panjang dan dalam 2-3 kali dan setiap kali
menghembuskan napas dengan kuat.
Membuka penutup pot sputum lalu dekatkan pada mulut.
Batuk secara dalam untuk mengeluarkan sputum dari dalam dada ke pot
sputum.
Mengulangi sampai mendapatkan sputum yang berkualitas baik dan
volume yang cukup.
Setelah sputum berhasil di tampung pada pot, segera tutup rapat tabung
dengan cara memutar tutupnya, dan segera masukkan kedalam kantong
plastik.
2. Cara Membuat Sediaan Dahak
Ambil spesimen dahak yang mukopurulen (bukan air liur)
Apuskan dahak di atas kaca objek yang telat diberikan label nama,
lakukan apusan dahak berbentuk spiral-spiral kecil berulang, yang
tersebar merata, ukuran 2 x 3 cm. tidak terlalu tebal atau tipis.
Kemudian dikeringkan di suhu kamar.
Aplikator yang telat digunakan langsung dimasukkan wadah desinfektan.
Lakukan fiksasi dengan melayangkan kaca objek di atas nyala api
bunsen, jangan dipanaskan berlebihan karena akan merusak hasil.
4. Pewarnaan Gram
Kaca objek yang telat difiksasi kemudian digenangi seluruh
permukaan dengan gentian violet selama 1 menit.
Bilas sediaan dengan aquades secara hati-hati.
Genangi sediaan dengan lugol hingga mengenai seluruh
permukaan sediaan selama 1 menit.
Bilas sediaan dengan aquades secara hati hati.
Genangi dengan alkohol hingga mengenai seluruh permukaan sediaan
selama 30 detik.
Bilas sediaan dengan aquades.
Genangi seluruh permukaan sediaan dengan safranin selama 30-45 detik.
Bilas dengan aquades.
Kemudian keringkan sediaan di udara dan lihat dibawah
mikroskop dengan pembesaran 100x dengan menggunakan
minyak emersi.
5. Interpretasi BTA
Hasil dilihat dibawah lensa objektif 100 x dengan minyak emersi. Minimal
diperiksa sebanyak 300 lapangan pandang, sebelum dinyatakan negatif.
Medium cair terdiri dari beberapa jenis yaitu Middlebrook 7H9 (medium cair konvensional),
broth base culture system (Bactec 460TB, Septi-Check AFB, dan MGIT) dan yang terbaru
menggunakan sistem kolorimetrik adalah MB/Bact240. Medium cair memiliki kemampuan
mendeteksi pertumbuhan Mycobacterium lebih cepat, terutama pada kasus TB ekstraparu,
sehingga penggunaaan medium ini sangat membantu para klinisi dalam menentukan dianosis
penyakit lebih dini (Indahwaty, 2007).
B. prosedur
pemeriksaan kultur bakteri adalah adanya pertumbuhan bakteri yang ditanam dalam media
pembenihan. Penggunaan media padat berbahan telur Lowenstein-Jensen merupakan metode
pemeriksaan yang direkomendasikan oleh badan keseahatan dunia ( Srioetami, 2013).
Diagnosis TB paru juga dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, foto toraks, sputum
mikroskopis dan biakan sebagai standar baku emas diagnosis. Hasil sediaan apus BTA negatif
dari sputum tidak cukup untuk menyatakan seseorang pasien tersebut tidak terinfeksi TB, oleh
karena itu diagnosis TB harus di konfirmasi dengan biakan Mycobacterium tuberculosis.
Biakan lebih sensitif dibandingkan sediaan apus mikroskopis yaitu 80-85% dibandingkan 30-
60% karena biakan dapat mendeteksi hingga 50 bakteri per ml sputum, memiliki nilai
spesifisitas cukup tinggi yaitu 98% dan dapat mendeteksi hingga 80% kasus Kendala yang
sering ditemukan pada biakan M.tuberculosis adalah waktu yang lama karena memang
aktivitas metabolik M.tuberculosis yang rendah (Setiarsih, 2012).
Pemeriksaan sputum secara mikroskopis merupakan pemeriksaan yang efisien, mudah dan
murah. Pemeriksaan standar baku emas untuk mendiagnosis tuberkulosis adalah melalui
kultur, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Sifat Mycobacterium tuberculosis yang lambat
pada waktu pembelahan sekitar 20 jam, sehingga pada kultur pertumbuhan baru tampak setelah
4-8 minggu. Untuk dapat tumbuh dimedia kultur diperlukan 100-1000 kuman / ml sputum
(Widyaningsih, 2008).
Indikasi utama dalam melakukan pemeriksaan kultur Mycobacterium tuberculosis adalah tiga
kali BTA negatif sedangkan yang bersangkutan dicurigai TB karena mempunyai gejala saluran
pernafasan, penderita TB pada anak, spesimen yang berasal dari extra paru dari seseorang
penderita TB. Semua yang berkaitan dengan pasien TB-HIV (Sjahrurachman, 2008).
1. Seleksi koloni
a. Amati jumlah dan jenis koloni. Deskripsikan apakah kasar, halus cumbung, halus
menyebar, halus dengan tepi berkeriput, kasar transparan, kasar keruh dan
sebagainya.
b. Amati pigmen pasca inkubasi ditempat gelap
c. Jika terdapat lebih dari satu jenis koloni, dilakukan subkultur untuk tiap jenis
koloni.