ABSTRAK
PENDAHULUAN
Secara alami, mikroba di alam di temukan pada populasi campuran. Untuk
memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan pengenceran
bertinkat. Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba
lain untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat mikroba lainnya
(Puspitasarin et al.,2012). Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik yang tidak
memiliki inti dan organel kompleks. Karena sebagian besar prokariot berukuran
kurang dari 10 mikrometer dan hanya dapat dilihat menggukan mikroskop identifikasi
bakteri sangat penting dalam mikrobiologi dan berbagai jenis metode telah
diperkenalkan untuk mengidentifikasi bakteri dalam mikrobiologi (Muhammad et
al.,2012)
Isolasi dilakukan dengan prosedur total plate count atau pour plate oleh karena
itu karakteristik bakter dilakukan berdasarkan koloni sifat gram dan motilitas indule
dan uji vp serta pengujian biokima pengujian sifat biokimia dilakukan dengan
mikrobact dimana pengisian mikrobact, pembacaan mikrobact dan evaluasi
berdasarkan anynomous (Yahya et al.,2012). Populasi mikroba terdiri dari lima
kelompok utama termasuk bakteri, acinomytes, jamur, ganggang, dan protozoa
diantara kelompok bakteri adalah kelompok yang paling banyak. Bakteri
menggunakan limbah untuk metabolism mereka sendiri dan hasilnya mereka
menghasilkan senyawa sendiri yang berguna untuk tanah, tanaman, dan untuk
keseimbangan ekosistem alami(Zaved at al., 2008)
Perhitungan jumlah bakteri bisa juga menggunakan cawan secara duplo
perinsip metode ini adalah jika jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada
medium agar, sel akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat
secara langsung tanpa menggunakan mikroskop untuk mengatur bakteri digunakan
mediun NA (Purwa at al.,2012). Metode MPN atau metode pengenceran sampai
taktentu media yaitu agar NA, agar EMBA disusun berdasarkan produksi intruksi.
Untuk menguji kesterilisasian cawan tetra yang berisi media agar steril yang berbeda
jauh di inkubasi tanpa di inokulasi dalam inkubator selama 24jam (Aychunde at
al.,2012)
METODE
Bahan
Aluminium foil, Aquadest, Aquadest steril, beef extract, biakan bakteri,
ekstrak kasar bahan alam, glukosa, isolate fungi, karet gelang, kertas label, larutan
buffer, biakan Lactose Broth Single Strength (LBSS), Lactose Broth Double Strength
(LBDS), Eosin Methylen Blue Agar (EMBA), Lactose Broth (LB), gelatin, silica gel,
spiritus, Potato Dextrose Agar (PDA) , Nutrient Agar (NA), (MEA), NB dan YEA
Sampel air limbah, sampel seperangkat pewarna gram, Serbuk daun kirinyuh.
Alat
Autoklaf, buret, Cawan petri, Colony counter, freezer, gelas piala, gelas ukur,
haemocytometer, hot plate, inkubator, jarum ose, labu ukur, lampu spiritus, oven pH
meter, mikropipet, pipet volumetrikm, refrigetor inkubator, mikroskop, karet gelang,
botol semprot, seperangkat pewarna gram, spectronic, tabung reaksi, tip pipet,
aluminium foil, kapas, pipet volumetric, pipet tetes, tabung durham,
spektrofotometervortex , mixer dan waterbath.
Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah dilakukan sterilisasi atau proses memusnahkan mikroba dengan
menggunakan autoklaf dengan temperatur 1210C dan pada tekanan 1-2 atm selama 15
menit, dan teknik ini untuk mensterilkan medium pertumbuhan mikroba, alat gelas,
dan larutan yang termolabil.
Sterilisasi Kering
Teknik memusnahkan mikroba dengan menggunakan oven atau hot air
sterilizer pada temperatur 170-1800C selama 2-3 jam. Teknik ini biasanya untuk
mensterilkan peralatan laboratorium yang terbuat dari bahan gelas yang sebelumnya
dibungkus dengan kertas secara rapi sehingga tertutupi, atau jika tabung reaksi
ditutupi oleh kapas steril dan di lilit lagi dengan plastik wrap.
Preparasi Suspensi
Masing – masing sampel diambil sebanyak 5 mL kemudian disuspensikan
kedalam larutan fisiologis steril. Metode ini dilakukan untuk melarutkan atau
melepaskan mikroba dari substratnya kedalam air sehingga lebih mudah
penanganannya.
Pengenceran Bertingkat
Masing-masing sampel sebanyak 1 gram atau 1 ml dimasukkan kedalam tabung
pengenceran 10-1, kemudian dilakukan pengenceran bertingkat sampai pengenceran
10-5 yaitu dengan mengambil 1 ml dari pengenceran tabung 10-1, lalu dimasukkan
ketabung pengenceran 10-2, lalu diambil lagi 1 ml kemudian di masukkan ketabung
selanjutnya sampai ketabung pengenceran 10-5. Pengenceran bertingkat ini dilakukan
untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.
Pour Plate
Metode ini menggunakan medium agar yang belum memadat, dimana
prosedur kerjanya dapat dilakukan dengan meneteskan 1 mL suspense bakteri yang
berasal dari pengenceran tertentu yaitu 3 pengenceran terakhir kedalam cawan kosong
steril, lalu tuangkan media agar yang masih belum memadat (berbentuk cair) kedalam
cawan petri yang telah berisi suspensi bakteri dan memutar cawan berbentuk angka 8
untuk menghomogen kanan tara suspense bakteri dan media cair tersebut. Kemudian
cawan petri diinkubasi terbalik pada 300C selama 2 x 24 jam. Setelah itu pilih koloni
yang tumbuh pada medium NA kemudian dipilih koloni yang relative terpisah dari
koloni lain dan mudah dikenali. Koloni terpilih kemudian ditumbuhkan di dimurni
kan ke medium NA baru dengan teknik steak kuadran dan diinkubasi selama 2 x 24
jam, bakteri yang tumbuh secara terpisah kemudian ditumbuhkan pada medium NA
miring.
Streak Quadrant
Teknik menggoreskan mikroba dengan jarum inokulasi pada medium dimana dibagi
menjadi empat bagian. Bagian pertama merupakan goresan awal yang masih banyak
mengandung sel bakteri. Bagian kedua, ketiga, dan keempat dilanjutkan dengan cara
memotong atau menyilangkan dengan goresan pada bagian sebelumnya. Setiap
melakukan tiap bagian goresan jarum inokulasi selalu dipijarkan.
Uji Katalase
Biakan bakteri diambil dengan jarum ose kemudian dioleskan pada permukaan
kaca objek. Lalu tetesi dengan larutan H2O2 3% tepat diatas bakteri tersebut. Baru
amati adanya gelembung yang terbentuk pada biakan bakteri dengan menggunakan
mikroskop atau loop.
Uji TSIA
Bakteri hasil isolasi diinokulasikan ke dalam medium TSIA dengan cara
digores dan diakhiri dengan tusuk tegak. Lalu diinokulasikan selama 24-48 jam pada
suhu 30oC. Amati perubahan warna pada bagian miring dan bawah medium tersebut
dan amati pula terbentuknya H2S yang ditunjukkan dengan adanya warna hitam
disepanjang tusukan. Medium TSIA digunakan sebagai kontrol tanpa dilakukan
inokulasi.
100
𝑥 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 = 𝑥 20 = 2 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000 ml
= 10.000
Tabel 11. Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA)/ produksi H2S
No Nama Isolat Parameter Pengamatan
Butt Slant H2S Gas
1. Obat A A + +
2. Limbah RS K K - -
3. Limbah K K - -
biasa
Keterangan : (K) = basa, berwarna merah; (A) = Acid, berwarna kuning; (+) positif =
terbentuk H2S/ gas; (-) negatif = tidak terbentuk H2S / gas
Tabel 13. Pengaruh Ektrsak Kasar Bahan Alama Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Panjang DiameterZona
Hambat (mm)
No. Nama Aquades Ekstrak Kasar Bahan
Isolat Alam
Daun Krinyuh
Infusa Segar Serbuk
1. Limbah RS ─ − ─ ─
2. Limbah ─ ─ ─ ─
Biasa
3. Obat ─ ─ ─ ─
2. Limba - - - 2cm = 20 - - -
h biasa mm
3. Obat - - - - - - -
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah dari medium pertumbuhan mikroba dapat
diketahui aktivitas mikroba dan dapat mempelajarinya dan dengan medium
pertumbuhan pula dapat dilakukan isolasi mikroba menjadi kultur murni, pengujian
sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba. Selanjutnya isolasi bakteri yaitu
teknik memisahkan bakteri tertentu dari campurannya sehingga didapat kultur murni.
Kemudian karakterisasi bakteri dapat untuk mengidentifikasi suatu bakteri.
Pewarnaan gram bertujuan agar sel bakteri terlihat lebih jelas dalam pengamatan
dengan mikroskop. Selain itu juga untuk mengetahui reaksi dinding sel bakteri
dengan reagen pewarna yang digunakan selama pewarnaan. Pengujian antimikroba
ekstrak bahan alam ada pun dari pengujian tersebut Antimikroba adalah senyawa
yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba. Zat Antimikroba
alami dapat diperoleh dari bahan alam adapun contoh tersebut Daun kirinyuh, Daun
kirinyuh merupakan senyawa kimia yang bersifat antimikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Alawiah, S. D., I. B. G. Darmayasa & I. K. Sundra. 2015. Isolasi dan Optimalisasi
Pertumbuhan Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) Pada Limbah Tahu Cair Dengan
Menggunakan Konsentrasi Karbon (C) yang Berbeda. Jurnal Simbiosis. 6(2) :
48-52.
Arifudin, S., S. Khotimah., & A. Mulyadi. 2013. Analisis Sebaran Bakteri Coliform di
Kanal A Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Protobion.. 3(2): 186-192.
Astuti, H. P., D. E.Widyastuti & E. Hapsaro. 2016. Pengaruh Detoksifikasi Mikroba
Positif Pada Usus Terhadap Penurunan Berat Badan. Jurnal Infokes. 6(2) : 48-
52.
Ekwanzala, M.D., A.L.K. Abia., E. Ubomba-Jaswa., J. Keshri., & N.B.M. Momba.
Genetic Relatedness of Faecal Coliform and Enterococci Bacteria Isolated from
Water and Sediments of the pies River, Gauteng, South Africa. AMB Express
Juornal. 7:20.
Handayani, D & I. Aminah. 2017. Antibacterial and activities of ethyl acetate extract
of symbiotic fungi from West Sumatra marine sponge Acamthrongylophora
ingern. Journal of Applied Pharmaceutical Science. 7(2) : 237-240.
Hartati, S., Wiyono., Hidayat., & Sinaga. 2014. Seleksi Khamir Epifit sebagai ens
Antagonis Penyakit Antraknosa pada Cabai. Juornal Hort. 24(3): 258-265.
Puspita, F.D., M. Shovitri., & N.D. Kuswitasari. 2012. Isolasi dan Karakterisasi
Bakteri Aerob Proteolitik dari Tangki Septik. Jurnal SAINS dan Seni.1(1):
2301-2928.
Sardiani, N., M. Litaay., R. G. Budji & D. Priosambodo. 2015. Potensi Tunikata
Rhopalea sp Sebagai Sumber Inkulum Bakteri Indosimbion Penghasil
Antibakteri: 1 Karakterisasi Isolat. Jurnal Alam dan Lingkungan. 6(11) : 1-10.
Sivaraja, R., & K. Nagarajan. 2014. Levels of Indicator Microorganisms (Total and
Fecal Coliforms) in Surface Waters of Rivers Cauvery And Bhavani for
Circuitously Predicting the Pollution Load and Pathogenic Risks. Pharm Tech.
6(2): 455-461.
Ibrahim, A., A. Fridayanti & F. Delvia. 2015. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam
Laktat (BAL) dari Buah Manggis (Mangifera indica L.,). Jurnal Ilmiah
Manuntung. 1(2) : 159-163.
Wantania, L.L., E.L. Ginting & S. Wullur. 2016. Isolasi Bakteri Simbion Dengan
Spons dari Perairan Tongketnya, Sulawesi Utara. Jurnal LPPM Bidang Sains
dari Teknologi. 3(1) : 57-58.