Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

Disusun oleh :

Nama : Oktariananda
NPM : E1G020085
Prodi : Teknologi Industri Pertanian (TIP)
Kelompok :
Hari/tanggal :28 / Mei 2021
Dosen : 1. Tuti Tutuarima, STP., M.Si.

2. Ir. Hasanuddin, M.Sc.

Co-Ass : Trio Putra Setiawan (E1G017049)


Objek Praktikum: TEKNIK SAMPLING DAN ISOLASI
MIKROORGANISME

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVESITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil sehingga
untuk mengamati bantuan sarana yang diperlukan. Mikroorganisme juga disebut
organisme mikroskopis. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler)
atau multiseluler (multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih
terlihat dengan mata telanjang, dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat
mata telanjang. Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun bersifat
seluler. Mikroba dapat kita jumpai pada seluruh lingkungan normal maupun
ekstrim. Setiap mikroba membutuhkan kondisi lingkungan tertentu terkait dengan
karakter morfologi dan biokimia (metabolisme) yang dimilikinya. Oleh karena itu,
lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda–beda dan ada kalanya hanya
spesifik untuk mikroba tertentu.Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari suatu lingkungan, sehingga
diperoleh kultur murni atau biakan murni.

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan atau memindahkan mikroba


tertentu dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya di media buatan
sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Beberapa cara yang dilakukan
untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara
taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution
plate) serta micromanipulator. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber
data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
diperoleh sampel yang representatif. Berdasarkan uraian diatas, maka
dilakukanlah praktikum mengenai Isolasi Mikroba ini.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mengenal teknik sampling dari berbagai sumber


2. Mahasiswa mampu memisahkan mikroorganisme dari campurannya
3. Mahasiswa mampu menghitung jumlah koloni mikroorganisme
BAB II
TINJAUAAN PUSTAKA

Pentinggya mengisolasi suatu mikroba dari lingkungan, seperti pada


makanan (substrat padat), minuman (substrat cair), dan pada diri sendiri karena
banyaknya mikroba yang sulit untuk diamati atau dibedakan secara langsung
menggunakan panca indera. Sehingga dengan isolasi akan mempermudah untuk
melihat dan mengamati bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba pada beberapa
medium serta dapat melihat morfologi dari mikroba tersebut. Selain teknik
pertumbuhan mikroba, dikenal juga teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang
merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama
ke medium yang baru dengan tujuan mendapatkan biakan murni tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan (Ghoni, 2013).
Terdapat beberapa teknik isolasi mikroba antara lain: Metode gores atau
streak plate menggunakan jarum ose, dan menggoreskan ke permukaan medium
aga, dengan pola tertentu mengharap pada ujung goresan hanya sel-sel bakteri
tunggal yang terlepas dari jarum ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri
tunggal ini akan membentu koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke
medium selanjutnya untuk mendapatkan biakan murni. Metode tuang atau pour
plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menyampur suspensi bakteri dengan
medium agar pada suhu 50oC kemudian menuangkannya pada cawan petri atau
dengan cara menyemprotkan suspensi pada dasar cawan petri (petridisk),
kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah adar mengeras,
bahteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak
menelompok sehingga terbentuk koloni tunggal. Metode sebar atau spead plate
dilakukan dengan menyemprotkan suspensi ke atas medium agar kemudian
menyebarkannya secara merata dengan trygalski. Dengan diharapkan bakteri
terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal (Wati,
2013).
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menuasai teknik pemindahan biakan
bakteri dari satu wadak ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan
murni yang diharapkan yang akan tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap
awali isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultul (bukan dari substrat).
Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi dari
pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana, 2012).
BAL diisolasi dari sampel inasua menggunakan teknik pengenceran pada
media NA dan MRSA Secara aseptik sebanyak 1 gram inasua yang berbentuk
pasta disuspensikan ke dalam air pengenceran steril. Selanjutnya dilakukan
pengenceran 10-1 , 10-2 , 10-3 , 10-4 . Pengenceran bertujuan untuk mendapatkan
koloni bakteri yang terpisah ketika ditumbuhkan di medium. Hasil pengenceran
ditanam dengan teknik pour plate dalam 5,5 gram MRSA + 0,75 gram CaCO3 dan
ditanam juga ke dalam 2,2 NA lalu diinkubasi pada suhu 37˚C selama 48 jam.
Koloni yang tumbuh diambil menggunakan jarum ose dan ditanam kembali di
cawan untuk dimurnikan dengan metode streak. Pemurnian dilakukan pada media
MRSA + CaCO3 dan diinkubasi kembali pada suhu 37˚C selama 48 jam.
Pemurnian ini dilakukan sampai terbentuk koloni yang tumbuh terpisah atau
tunggal dari bakteri tersebut. Setiap isolat bakteri asam laktat diberi kode isolat
untuk penamaan. Isolat yang menghasilkan zona bening lalu digunakan untuk
identifikasi lebih lanjut dan juga ditumbuhkan dalam MRSB lalu di pindah ke
media miring sebagai kultur stok. ( et all Adde Lolita Octavia Putri, 2018).
Pemanfaatan mikroba tanah dapat diaplikasikan untuk menambah kualitas
pada sektor pertanian. Bioferlitizer merupakan inokulan berbahan aktif mikroba
hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi
tersedianya unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh optimal.
Mikroba yang dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer diantaranya adalah
mikroba penambat hara, pengikat hara, dan pemantap agregrat. ( et all Fajar Diah
Puspitasari,2012).
BAB III
METODOLOGI

3.1  Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
 erlenmeyer
 pipet
 batang penyebar
 cawan petri
 tabung reaksi
 hot plate / waterbath
 autoclave
 jarum ose
 jarum needle
 bunsen
 inkubator.

3.1.2 Bahan
 media agar
 aquades,
 sumber mikroba (air sungai / air rawa, tanah rizosfer tanaman padi,
tanah rizosfer tanaman bambu, , udara, jaringan tanaman yang
busuk )

3.2 Cara Kerja


A. Isolasi Mikroorganisme dari Tanah Rizosfer Padi & Bambu
1. Medium kultur dipanaskan dalam waterbath sampai mencair.
2. Sampel tanah ditimbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke
dalam erlenmeyer. Kemudian tambahkan 90 ml akuades dan
dikocok samapai homogen, sehingga diperoleh suspensi tanah
dengan konsentrasi 10-1 .
3. Siapkan bebarapa tabung reaksi, kemudian isi dengan aquades masing-
masing 9 ml.
4. Ambil 1 ml sampel konsentrasi 10-1 dan masukkan ke dalam
tabung pengenceran secara aseptis. Kocok campuran tersebut
hingga homogen untuk mendapatkan pengenceran 10-2 .
5. Kemudian lakukan pengenceran bertingkat
6. Ambil 1 ml dari tabung 10-2 dengan pipet ukur kemudian pindahkan ke
tabung 10-3 secara aseptis kemudian kocok hingga homogen.
Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran 10-6. Campurkan
dengan mengocoknya sampai homogen pada setiap pengenceran.
“Hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu
diganti, artinya setiap pengenceran gunakan pipet yang berbeda. Pipet
tidak perlu diganti jika memindahkan cairan dari sumber yang sama”.
7. Tiga pengenceran terakhir diambil untuk digunakan untuk isolasi
(pengenceran 10-4, 10-5, 10-6).
8. Siapkan 6 cawan petri steril.
9. Tiga cwaan petri steril masing-masing ditetesi 250 µl (± 2 tetes) NaCl
50% dan 125 µl (± 1 tetes) Na2CO3 10% untuk menghambat
pertumbuhan jamur tanah.
10.Kemudian tuangkan NA yang sudah mencair masing-masing 12-15 ml.
Langkah ini dilakukan di atas nyala bunsen dalam laminar.
11.Tiga cawan lainnya masing-masing ditetesi 250 µl (± 2 tetes) asam asetat
1% untuk menghambat pertumbuhan bakteri tanah. Kemudian isi dengan
PDA masing-masing 12-15 ml.
12.Cawan petri yang telah berisi medium (PDA dan NA) dibiarkan dalam
laminar hingga medium membeku.
13.Ambil 0,1 ml (± 1 tetes) suspensi dari setiap pengenceran dan tuangkan
pada masing-masing cawan medium dengan metode permukaan (spread
plate). Kemudian diratakan dengan menggunakan batang L steril.
Langkah ini juga dilakukan di atas nyala bunsen dalam laminar.
14.Jangan lupa memberikan label pada masing-masing cawan sesuai dengan
medium dan pengencerannya. Misal NAP4 utk medium NA pada
pengenceran 10-4.
15.Setelah sampel meresap ke dalam agar (diamkan sekurang-kurangnya 1
jam), inkubasikan cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik pada suhu
kamar selama 2 x 24 jam.
16.Setelah 2 hari, amati kenampakan koloni, bentuk koloni, warna koloni,
dan jumlah koloni. Gambarkan...!
17.Perhatikan hasil dari dua medium yang berbeda tersebut. Bandingkan
dari segi jumlah dan variasi mikroorganisme yang tumbuh...!!
18.Pisahkan stu koloni bakteri dan satu koloni fungi yang tumbuh untuk
dimurnikan ke dalam medium lain yang steril.

B. Isolasi Mikroorganisme dari Air Sungai / Air Rawa


1. Medium kultur NA dipanaskan dalam waterbath sampai mencair.
2. Siapkan 6 tabung reaksi, kemudian isi dengan aquades masing-masing 9
ml.
3. Sampel air di ambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam salah satu
tabung reaksi. Kemudian dikocok sampai homogen, sehingga diperoleh
larutan sampel dengan konsentrasi 10-1 .
4. Ambil 1 ml sampel konsentrasi 10-1 dan masukkan ke dalam tabung
pengenceran secara aseptis. Kocok campuran tersebut hingga homogen
untuk mendapatkan pengenceran 10-2 .
5. Kemudian lakukan pengenceran bertingkat

6. Ambil 1 ml dari tabung 10-2 dengan pipet ukur kemudian


pindahkan ke tabung 10-3 secara aseptis kemudian kocok hingga
homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran
10-6. Campurkan dengan mengocoknya sampai homogen pada
setiap pengenceran.
7. Tiga pengenceran terakhir diambil untuk digunakan untuk isolasi
(pengenceran 10-4, 10-5, 10-6).
8. Siapkan 3 cawan petri steril.
9. Ambil media NA yang encer sebanyak 10-15 ml, masukkan ke dalam
cawan petri dan tutup kembali. Tunggu hingga benar-benar memadat.
10. Ambil 0,1 ml sampel dari setiap pengenceran, tanamkan pada permukaan
cawan petri.
11. Sterilkan batang penyebar L dengan mencelupkan ke dalam alkohol dan
panaskan hingga alkohol yang melekat habis. Biarkan hingga dingin.
12. Gunakan batang penyebar untuk menyebarkan sampel pada permukaan
agar dengan memutarkan cawan.
13. Jangan lupa memberikan label pada masing-masing cawan sesuai dengan
sumber sampelnya. Misal AirP4 utk sampel air pada pengenceran 10-4.
14. Setelah sampel meresap ke dalam agar (diamkan sekurang-kurangnya 1
jam), inkubasikan cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik pada suhu
ruang selama 2 x 24 jam.
15. Setelah 2 hari, amati kenampakan koloni, bentuk koloni, warna koloni,
dan jumlah koloni. Gambarkan...!
16. Pisahkan satu koloni bakteri dan satu koloni fungi yang tumbuh untuk
dimurnikan ke dalam medium lain yang steril.

C. Isolasi Mikroorganisme dari Udara

1. Medium kultur PDA dipanaskan dalam waterbath sampai mencair.

2. Siapkan 4 cawan petri steril.

3. Dua cwaan petri steril masing-masing ditetesi 250 µl (± 2 tetes) NaCl


50% dan 125 µl (± 1 tetes) Na2CO3 10% untuk menghambat
pertumbuhan jamur yang kemungkinan adadi udara.

4. Kemudian tuangkan NA yang sudah mencair masing-masing 12-15 ml.


Langkah ini dilakukan di atas nyala bunsen dalam laminar.

5. Dua cawan lainnya masing-masing ditetesi 250 µl (± 2 tetes) asam asetat


1% untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Kemudian isi dengan PDA
masing-masing 12-15 ml.

6. Cawan petri yang telah berisi medium (PDA dan NA) dibiarkan dalam
laminar hingga medium membeku.
7. Setelah media membeku, bawalah cawan petri tersebut ke halaman luar,
buka tutupnya dan biarkan terbuka selama ± 2 menit. Kemudian tutup
kembali dan bawa ke ruangan.

8. Jangan lupa memberi label pada masing-masing cawan petri. Tuliskan


lokasi pengambilan sampelnya dan medium yang digunakan.

9. Cawan petri dibungkus dan inkubasikan pada suhu ruang selama 2 x 24


jam.

10. Setelah 2 hari, amati kenampakan koloni, bentuk koloni, warna koloni,
dan jumlah koloni. Gambarkan....

11.Perhatikan hasil dari dua medium yang berbeda tersebut. Bandingkan


dari segi jumlah dan variasi mikroorganisme yang tumbuh !!

12.Pisahkan satu koloni bakteri dan satu koloni fungi yang tumbuh untuk
dimurnikan ke dalam medium lain yang steril.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1) HASIL PENGAMATAN ISOLASI MIKROBA DARI TANAH

Gambar Keterangan
1. Medium NA Pengenceran Umur koloni : 2 hari
10-4 (NAP4) Jumlah koloni terpisah : 355koloni
Jumlah jenis koloni : 20 jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk koloni: circular (melingkar)
 Dilihat dari samping: rulminate (seperti
bantal)
 Bentuk tepi koloni: rata-
rata
 Struktur dalam koloni: finely glanural (seperti
berbutir halus)

2. Medium NA Pengenceran Umur koloni : 2 hari


10-5 (NAP5) Jumlah koloni terpisah : 276
koloni Jumlah jenis koloni : 23
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk koloni: irregular
 Dilihat dari samping: tumbuh kedalam
medium
 Bentuk tepi kolom: berongga
 Struktur dalam koloni: garsely glanural
(berbutir kasar)

3. Medium NA Pengenceran Umur koloni : 2 hari


10-6 (NAP6) Jumlah koloni terpisah : 256
koloni Jumlah jenis koloni : 19
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk koloni: amuehoiu (seperti
amuba)
 Dilihat dari samping: laberata tebal
dan
lonjong
 Bentuk tepi koloni: rata-rata
 Struktur dalam koloni: apugne (tidak
tembus cahaya

4. Medium PDA Pengenceran Umur koloni : 2 hari


10-4 (PDAP6) Jumlah koloni terpisah : 300
koloni Jumlah jenis koloni : 21
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
. Bentuk koloni: circular (melingkar)
. Dilihat dari samping: rulminate (seperti
bantal)
. Bentuk tepi koloni: rata-rata
. Struktur dalam koloni: finely glanural (seperti
berbutir halus)
5. Medium PDA Pengenceran Umur koloni : 2 hari
10-5 (PDAP6) Jumlah koloni terpisah : 304
koloni Jumlah jenis koloni : 23
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Struktur dalam koloni filmentus
 Dilihat dari samping: effueo (datar tipis
merata)
 Bentuk tapi koloni: filamen

6. Medium PDA Pengenceran Umur koloni : 2 hari


10-6 (PDAP6) Jumlah koloni terpisah : 290
koloni Jumlah jenis koloni : 18
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk koloni: amuehoiu (seperti
amuba)
 Dilihat dari samping: laberata tebal
dan
lonjong
 Struktur dalam koloni: finely glanural
(seperti berbutir halus)

2) HASIL PENGAMATAN ISOLASI MIKROBA DARI AIR


Gambar Keterangan
1. Sampel air Pengenceran 10-4 Umur koloni : 2 hari
(AirP4) Jumlah koloni terpisah : 245
koloni Jumlah jenis koloni : 13
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk koloni: amuehoiu (seperti
amuba)
 Bentuk tepi koloni: rata-rata

2. Sampel air Pengenceran 10- Umur koloni : 2 hari


5
(AirP5) Jumlah koloni terpisah : 301
koloni Jumlah jenis koloni : 17
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk koloni: irregular
 Dilihat dari samping: tumbuh kedalam
medium
 Bentuk tepi kolom: berongga
 Struktur dalam koloni: garsely glanural
(berbutir kasar)

3. Sampel air Pengenceran 10- Umur koloni : 2 hari


6
(AirP6) Jumlah koloni terpisah : 345
koloni Jumlah jenis koloni : 23
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk koloni: amuehoiu (seperti
amuba)
 Dilihat dari samping: laberata tebal dan
lonjong
 Bentuk tepi koloni: rata-rata
 Struktur dalam koloni: apugne (tidak
tembus cahaya

3) HASIL PENGAMATAN ISOLASI MIKROBA DARI UDARA

Gambar Keterangan
1. Medium NA Lokasi 1 Umur koloni : 2 hari
(Udara NA1) Jumlah koloni terpisah : 127
koloni Jumlah jenis koloni : 14
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :

 Bentuk koloni: regular (tidak beraturan)


 Dilihat dari samping: conrave (cekung)
 Bentuk tepi koloni: berombak
 Struktur dalam koloni: opague (tidak
tembus cahaya)

2. Medium NA Lokasi 2 Umur koloni : 2 hari


(Udara NA2) Jumlah koloni terpisah : 234
koloni Jumlah jenis koloni : 16
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk tidak beraturan
 Tepian berombak
 Elevasi datar

3. Medium PDA Lokasi 1 Umur koloni : 2 hari


(Udara PDA1) Jumlah koloni terpisah : 301
koloni Jumlah jenis koloni : 19
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk bindar
 Tepian licin
 Elevasi timbul

4. Medium PDA Lokasi 2 Umur koloni : 2 hari


(Udara PDA2) Jumlah koloni terpisah : 304
koloni Jumlah jenis koloni : 20
jenis
Ciri-ciri masing-masing koloni :
 Bentuk berombak
 Tepian berlekuk
 Elevasi datar

BAHAN DISKUSI
1. Mengapa setiap sampel berbeda yang akan diambil membutuhkan teknik
yang berbeda pula...?
2. Apa tujuan pemisahan mikroorganisme dari campurannya...? Jelaskan...!
3. Dari informasi yang Anda dapat dari literatur, koloni/jenis
mikroorganisme apa saja yang dominan ada pada air, tanah dan udara...?
jelaskan ...!
JAWABAN
1. Karena pada setiap sampel pengambilan sampel sangat tergantung
pada jenis sampel yang akan diambil. Teknik pengambilan sampel
dari padatan berbeda dengan pengambilan sampel pada cairan
maupun udara.
Misalnya, Pengambilan sampel dengan teknik swap dilakukan
dengan menggunakan model tusuk gigi atau cotton bud yang telah
disterilkan. Teknik swap umumnya dilakukan pada sampel yang
memiliki permukaan luas dan sulit dipindahkan.
Sedangkan, Teknik ini digunakan untuk melarutkan sel-sel
mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang luas tapi
relatif berukuran kecil, misalnya pasir, daun bunga dll.
2. Tujuannya adalah untuk menumbuhkannya sebagai biakan murni
dalam medium buatan.
3. koloni/jenis mikroorganisme yang dominan ada pada air, tanah dan
udara adalah air yaitu escherichia coli, tanah yaitu collembola, dan
udara yaitualcaliganes.
BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini kami melakukan pada percobaan teknik sampling dan
isolasi mikroorganisme. Dimana teknik sampling berdasarkan Janis sampelnya itu
terdiri atas sampel padatan (seperti tanah, bahan makanan), sampel air, sampel
udara, dan sampel pada bahan atau jaringan.
Pada percobaan pertama kami melakukan pengamatan pada isolasi mikroba
dari tanah, dimana tanah yang digunakan yaitu tanah bambu dan tanah sawah.
Untuk medium PDA pengenceran 10-4 (tanah bambu) hasil isolasi saat umur
koloni 2 hari memiliki cirri-ciri bentuk koloni circular (melingkar),saat dilihat dari
samping bentuknya rulminate (seperti bantal), bentuk tepi koloni rata, struktur
dalam koloni yaitu finely glanural (seperti berbutir halus). Untuk medium PDA
pengenceran 10-5 (tanah bambu) saat umur koloni 2 hari memiliki cirriciri dimana
struktur dalam koloni filmentus, saat dilihat dari samping berbentuk effueo (datar,
tipis, merata),dan bentuk tepi koloni yaitu filament. Untuk medium PDA
pengenceran 1014 (tanah sawah) saat koloni berumur 2 hari memiliki cirri-ciri
dimana bentuk koloni yaitu circular (melingkar), saat dilihat dari samping
bentuknya convex (cembung), untuk bentuk tepi koloninya itu filament, dan
struktur dalam koloni yaitu finely glanural. Untuk medium PDA pengenceran 10-5
saat koloni berumur 2 hari memiliki ciri-ciri dimana bentuk koloni yaitu circular
(melingkar saat dilihat dari samping berbentuk convex, bentuk dari tepinya yaitu
berombak, dan struktur dalam koloni yaitu coarsely granular. Pada percobaan
kedua kami melakukan pengamatan pada isolasi mikroba dari air, untuk medium
NA pengenceran 10-5 (air rawa) saat umur koloni 2 hari memilliki ciri-ciri dimana
bentuk koloni irregular, saat dilihat dari samping yaitu tumbuh kedalam medium,
bentuk tepi kolam berongga, dan struktur dalam koloni garsely glanural (berbutir
kasar). Untuk medium NA pengenceran 10-6 (air rawa) saat koloni berumur 2 hari
memiliki cirri-ciri dimana bentuk koloni itu amuehoiu (seperti amuba),saat dilihat
dari samping yaitu laberata (tebal dan lonjong), bentuk tepi koloninya rata-rata,
dan struktur dalam koloni yaitu opugne (tidak tembus cahaya).
Pada percobaan ke tiga kami melakukan pengamatan pada isolasi mikroba
dari udara dengan medium NA pengenceran saat umur koloni 2 hari memiliki
bentuk koloni regular (tidak beraturan), saat dilihat dari samping yaitu conrave
(cekung), bentuk tepi koloni berombak, dan struktur dalam koloni yaitu opague
(tidak tembus cahaya).
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
 Teknik sampling memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu,
probality sampling, Proportionate Stratified Random Sampling,
Disproportionate Stratified Random Sampling, Cluster Sampling
(Area Sampling), Nonprobability sampling.

 Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk


menumbuhkan mikroba di luar dari lingkungan alamiahnya untuk
memperoleh biakan murni. Biakan murni yaitu mikroba yang
sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya. Teknik yang
digunakan untuk teknik isolasi mikroba adalah teknik penanaman
dari suspensi, yaitu metode tuang dan sebar. Teknik penanaman
dengan goresan, yaitu metode goresan sinambung, goresan T,
kuadran, dan radian serta metode tangkap.

 Menghitung jumlah koloni menggunakan rumus

∑C
N=
[ ( 1× n 1 )+ ( 0,1× n 2 ) ]× d

Keterangan :
 N = adalah jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml
atau koloni per g
 ΣC = adalah jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung
 n1 = adalah jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung
 n2 = adalah jumlah cawan pada pengenceran kedua
yang dihitung;
 d = adalah pengenceran pertama yang digunakan.
6.2 Saran
Saran dalam percobaan ini, Sebaiknya praktikan datang tepat waktu agar
tidak tertinggal materi. Selain itu juga diharapkan agar praktikan dapat lebih tertib
ketika praktikum berlangsung agar apa yang dijelaskan oleh ko Ass dapat
dimengerti dengan baik.Praktikan harus mengikuti aturan praktikum dengan baik,
agar praktikum berjalan dengan secara kondusif.

DAFTAR PUSTAKA.

Wati. 2013. Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Industri Bioetanol


Melalui Proses Anaerob (Fermentasi). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Ghoni. 2013. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Dwyana. 2012. Mikrobiologi Dasar. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Adde Lolita Octavia Putri1 dan Endang Kusdiyantini.2018. Isolasi
dan identifikasi bakteri asam laktat dari pangan fermentasi berbasis
ikan (Inasua) yang diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal
Biologi Tropika, November 2018 Vol. 1, No. 2, Hal. 6-12.
Fajar Diah Puspitasari, Maya Shovitri, dan Nengah Dwianita
Kuswytasari.2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob
Proteolitik dari Tangki Septik. JURNAL SAINS DAN SENI ITS
Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012)

Anda mungkin juga menyukai