Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari teknik-teknik isolasi mikroba dan pemurniannya.

1.2 Dasar Teori

Pertumbuhan dan perkembangan mikroba, diperlukan substrat yang disebut media. Sebelum
dipergunakan media harus dalam keadaan steril. Susunan bahan, baik berbentuk bahan alami (seperti
toge, kentang, daging, telur, wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia
baik organik ataupun anorganik) dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba,
dinamakan media (Monroetiboti, 2010).

Medium adalah bahan yang biasa digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya. Langkah awal yang dilakukan sebelum menumbuhkan mikroorganisme adalah dengan
memahami kebutuhan dasar lalu mencoba memformulasikan satu media yang memberikan hasil
terbaik. Persyaratan nutrient mikroorganisme-mikroorganisme sangat beragam, namun sebagai
makhluk hidup mempunyai kebutuhan dasar yang sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral dan
faktor tumbuhan ( Hadioetomo, 1993).

Dalam pemurnian mikroba dikenal istilah yaitu isolasi mikroba dan kultur murni. Isolasi mikroba adalah
memindahkan mikroba dengan lingkungannya dengan mengisolasi mikroba bakteri yang diperlukan atau
dengan kata lain mikroba yang tidak kita butuhkan segera di singkirkan, sehingga diperoleh kultur murni
atau biakan murni (Trianda, 2011).

Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal,
artinya mikroba ditumbuhkembangkan dari bakteri yang dihomogenkan dengan kata lain bakteri di
isolasikan agar didapatkan bakteri murni yang dibutuhkan nantinya dalam kegiatan praktikum. Objek
yang harus diperhatikan adalah bakteri (Surbakti, 2010).

Di dalam mengisolasi mikroorganisme digunakan berbagai cara, antara lain dengan cara goresan (streak
plate), cara taburan/tuang (pour plate) cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method),
serta micromanipulator (teh micromanipulator method). Dua diantaranya yang paling sering digunakan
adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu
mengencerkan organisme sedemikian rupa sehinga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan
dari lainnya (Hadioetomo, 1993).

Beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi mikroba yaitu sebagai berikut :

1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi.

2. Tempat hidup atau asal mikroba tersebut.

3. Medium untuk pertumbuhan yang sesuai.

4. Cara menginokulasi mikroba.

5. Cara inkubasi mikroba.

6. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni dan sesuai dengan yang
dimaksud.

7. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan kultur murni
(Dwidjoseputro, 1994).

Usaha mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan dan untuk menanam suatu spesies
terdapat beberapa cara yaitu :

1. Penanaman dengan penggoresan : cara ini untuk mengasingkan kuman agar didapatkan biakan
murni.

2. Biakan agar tabung : biasanya diperhunakan untuk menunjukkan adanya pertumbuhan murni
mikro untuk aglutinasi gelas alas.

3. Biakan tusukan : biasanya diperhunakan untuk menunjukkan adanya pencairan gelatin dan
mempertahankan biakan baru.

4. Biakan agar tuang : menunjukkan jumlah koloni mikroba hidup yang terdapat pada suspensi.
5. Biakan cairan : kegunaannya untuk menunjukkan biakan yang banyak dan cepat. Kerugiannya
adalah tidak dapat membuat biakan murni dari bahan yang mengandung berbagai mikroorganisme
(Dwidjoseputro, 1994).

BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Maret 2012, pukul 09.55-12.00 bertempat di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung reaksi, cawan petri steril, vortex mixer,
ependorp pipet, Bunsen, kertas label, alkohol 70%, sil, incubator, kapas.

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah medium nutrient agar, medium PDA, medium
MEA, air sumur, tanah sampah, dan buah over mature.

2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Isolasi dan Pemurnian Bakteri

1. Ukur 1 ml air sumur untuk dilakukan pengenceran 10-1- 10-5

2. Masukkan dalam tabung reaksi.

3. Ambil 1 ml air sumur dengan mikropipet

4. Buka penyumbat tabung sterilisasi dengan Bunsen masukkan sampel ke tabung 10-1 steril lagi
lalu tutup

5. Kemudian vortex
6. Untuk tabung-tabung selanjutnya lakukan seperti langkah diatas.

7. Masukkan pengenceran 10-3 – 10-5 kedalam masing 2 buah cawan

8. Setelah itu tuangkan media sampai menutupi dasar cawan.

9. Kemudian cawan-cawan tersebut diberi sil

10. Dan terakhir diinkubasi terbalik pada 30°C selama 24 jam.

2.3.2 Isolasi dan Pemurnian Fungi

1. Ukur 1 gram tanah sampah untuk dilakukan pengenceran 10-1- 10-5

2. Buka penyumbat tabung sterilisasi dengan Bunsen masukkan sampel ke tabung 10-1 steril lagi
lalu tutup

3. Kemudian vortex

4. Untuk tabung-tabung selanjutnya lakukan seperti langkah diatas.

5. Masukkan pengenceran 10-3 – 10-5 kedalam masing 2 buah cawan

6. Setelah itu tuangkan media sampai menutupi dasar cawan.

7. Kemudian cawan-cawan tersebut diberi sil

8. Dan terakhir diinkubasi terbalik pada 30°C selama 48 jam.

2.3.3 Isolasi dan Pemurnian Yeast/Khamir

1. Ukur 1 gram buah over mature untuk dilakukan pengenceran 10-1- 10-5

2. Buka penyumbat tabung sterilisasi dengan Bunsen masukkan sampel ke tabung 10-1 steril lagi
lalu tutup

3. Kemudian vortex

4. Untuk tabung-tabung selanjutnya lakukan seperti langkah diatas.

5. Masukkan pengenceran 10-3 – 10-5 kedalam masing 2 buah cawan


6. Setelah itu tuangkan media sampai menutupi dasar cawan.

7. Kemudian cawan-cawan tersebut diberi sil

8. Dan terakhir diinkubasi terbalik pada 30°C selama 48 jam.

3.2 Pembahasan

Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba dari lingkungannya sehingga
diperoleh kultur murni. Kultur murni adalah kultur sel-sel mikroba yang berasal dari pembelahan dari
satu sel tunggal. Beberapa metode yang digunakan dalam mengisolasi mikroba yaitu metode tuang
(pour plate), metode sebar (spread plate), metode goresan (streak plate), pengenceran (dilution
method), serta micromanipulator (the micromanipulator method).

Metode tuang adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroba di dalam media agar dengan cara
mencampurkan media agar yang masih cair dengan sampel yang sudah dilakukan pengenceran. Metode
sebar adalah teknik dalam menumbuhkan mikroba di dalam media agar dengan cara menuangkan
sampel kultur murni atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Metode
pengenceran dilakukan dengan cara mengencerkan suatu suspensi berupa cairan spesies kemudian
diencerkan dalam tabung tersendiri. Dilakukannya pengenceran bertujuan untuk memperoleh biakan
atau koloni murni dari suatu medium.

Metode yang digunakan dalam mengisolasi mikroba pada percobaan ini adalah metode tuang, dimana
sampel yang di uji dituangkan pada cawan petri yang sudah steril dan selanjutnya dimasukkan media
Nutrient Agar (NA) untuk sampel air, media Potato Dextrose Agar (PDA) untuk sampel tanah, dan media
Malt Extract Agar (MEA) untuk sampel buah over mature. Selanjutnya dilakukan inkubasi selama 24 jam
untuk sampel air dan 2 x 24 jam untuk sampel tanah dan buah over mature, dimana selama inkubasi
cawan petri diletakkan terbalik, hal ini dimaksudkan agar uap air yang berasal dari media tidak jatuh
kembali ke atas media, sehingga tidak mengakibatkan rusaknya permukaan media

Dari hasil percobaan yang didapat ada terdapat perbedaan antara bakteri, fungi dan yeast. Perbedaan
yang sangat terlihat yaitu pada bentuknya dan untuk fungi apabila dia memiliki hifa. Sedangkan bakteri
dan yeast rata-rata berbentuk bulat dengan tepian bergerigi ataupun bergelombang. Yeast yaitu
peralihan antara bakteri dan fungi, bentuknya sangat mirip dengan fungi dan bakteri, pada media
pengenceran 10-3 jumlah yang tumbuh yaitu tidak bisa untuk dihitung (TBUD) pengenceran 10-4
terdapat 57 koloni dan pada pengenceran 10-5 12 koloni. Bakteri yang diamati berbentuk bulat dengan
tepian bergelombang, berwarna krim dan memiliki elevasi cembung. Pada pengenceran 10 -4 jumlah
bakteri yang tumbuh ada 6, pengenceran 10-5 terdapat 1 koloni bakteri sedangkan pada pengenceran
10-3 tidak ada koloni yang tumbuh. Fungi dengan bentuk yang tidak beraturan dengan tepian bergerigi
berwarna putih susu dan memiliki hifa ciri khas yang dimiliki oleh fungi, jumlah yang tumbuh pada
pengenceran 10-3 terdapat 12 koloni, pengenceran 10-4 terdapat 3 koloni dan pengenceran 10-5
terdapat 2 koloni. Pada media yang seharusnya dipergunakan untuk tumbuh mikroba tertentu juga
ditumbuhi oleh mikroba lain seperti bakteri, itu disebabkan karena terjadinya kontaminasi saat proses
pengerjaan maupun pada sterilisasi alat dan bahan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Pengenceran bertujuan untuk memperoleh biakan atau koloni murni dari suatu medium.

2. Inkubasi cawan petri diletakkan terbalik, hal ini dimaksudkan agar uap air yang berasal dari
media tidak jatuh kembali ke atas media, sehingga media dapat rusak.

3. Pada media ditumbuhi oleh mikroba lain yang disebabkan terjadinya kontaminasi saat proses
pengerjaan maupun pada alat dan bahan yang tidak steril.

4. Pengamatan bakteri pada sampel air sumur bentuk bakterinya bulat dengan tepian
bergelombang berwarna krim muda. Pengenceran 10-3 tidak terdapat koloni yang tumbuh,
pengenceran 10-4 terdapat 6 koloni, dan pada pengenceran 10-5 terdapat 1 koloni.

5. Pengamatan fungi pada sampel tanah sampah bentuk nya tak beraturan dengan tepian bergerigi
berwarna putih susu. Pengenceran 10-3 terdapat 12 koloni, pengenceran 10-4 terdapat 3 koloni, dan
pada pengenceran 10-5 terdapat 2 koloni
6. Pengamatan yeast/khamir pada sampel buah over mature bentuknya bulat dengan tepian
bergerigi dan berwarna krim. Pengenceran 10-3 jumlah koloninya tidak bisa untuk dihitung,
pengenceran 10-4 terdapat 57 koloni, dan 10-5 terdapat 12 koloni.

4.2 Saran

Dalam melakukan praktikum hendaknya teliti dan disiplin. Alat dan bahan maupun praktikan harus tetap
menjaga kondisi lingkungan yang steril agar mengurangi kontaminasi saat proses pengerjaan. Selain itu
kurangi berdikusi yang mengakibatkan terjadinya kontaminasi.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Monroetiboti. 2011. Pemurnian

http://monroetiboti.blogspot.com/2011/10/pemurnian.html

Diakses pada tanggal 15 Maret 2012

Subakti, T. 2010. Pemurnian Mikroba. UNPAD. Bandung

Trianda, 2011. Pemurnian Mikroba

http://triandasurbakti.wordpress.com/2011/01/05/pemurnian-mikroba-mikrobiologi/

Diakses pada tanggal 15 Maret 2012

Anda mungkin juga menyukai