Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit adalah salah satu organ paling penting dari tubuh kita umumnya

wanita menginginkan kulit yang bersih dan cerah di mana seiring dengan

meningkatnya kebutuhan pasar kosmetik menjadi kebutuhan penting untuk

menghasilkan kulit yang bersih dan cerah mencegah penuaan. Salah satu sediaan

kosmetik untuk menjaga kebersihan dan perawatan kulit wajah adalah masker

(Barel, 2009).

Produk masker yang beredar di masyarakat adalah masker bubuk, masker

krim, masker gel, dan masker kertas. Jenis masker yang praktis digunakan yaitu

masker gel yang setelah kering dapat langsung dikelupas atau biasa dikenal dengan

sebutan masker gel Peel-Off (Muliyawan, 2013).

Masker Peel-Off merupakan sediaan kosmetik perawatan kulit yang

berbentuk gel dan setelah diaplikasikan ke kulit dalam waktu tertentu hingga

mengering, sediaan ini akan membentuk lapisan film transparan yang elastis,

sehingga dapat dikelupas (Ade Arinia dkk, 2016). Masker Peel-Off memiliki

banyak keunggulan dibandingkan masker jenis lain yaitu sediaannya berbentuk gel

yang sejuk mampu merelaksasikan dan membersihkan wajah secara maksimal

dengan mudah.

Masker merupakan sediaan yang di aplikasikan pada kulit yang kemudian

dibiarkan kering dan dibersihkan. Dalam penelitian ini, dipilih sediaan gel peel-off

acne karena sangat mudah dalam pemakaian, cepat kering, dapat dikelupas (peel
2

off) tanpa menimbulkan rasa sakit, dan tidak membutuhkan air untuk membilas,

sehingga lebih praktis dalam penggunaannya.

Acne vulgaris atau jerawat adalah penyakit kulit obstruktif dan inflamatif

kronik pada unit pilosebasea yang sering terjadi pada masa remaja. Acne sering

menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu tahun sebelum menarkhe

atau haid pertama. Onset acne pada perempuan lebih awal daripada laki-laki karena

masa pubertas perempuan umumnya lebih dulu daripada laki-laki. Pengobatan acne

vulgaris dapat berupa terapi farmakologi dan nonfarmakologi.

Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) adalah salah satu tanaman

yang banyak tumbuh di pekarangan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.

Tanaman ini tumbuh subur di Indonesia, Filipina, Sri Langka, Myanmar, dan

Malaysia. Kelebihan tanaman ini adalah termasuk salah satu jenis tanaman tropis

yang dapat berbuah sepanjang tahun (Rahayu, 2013). Salah satu manfaat Buah

Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) yaitu dapat mengobati jerawat (Acne

Vulgaris) ini dikarenakan kandungan saponin dan flavonoid dalam Buah Belimbing

Wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Pada penelitian “Pengaruh Variasi Konsentrasi Polivinil Alkohol (PVA)

pada Formulasi Masker Gel Peel-of Ekstrak Etanol Belimbing Wuluh (Averrhoa

bilimbi Linn.) sebagai Anti Jerawat” yang melaporkan bahwa ekstrak buah

belimbing wuluh dengan konsentrasi 8% dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes dengan daya hambat 8-9 mm dan dapat diformulasi

menjadi masker gel yang baik secara fisik dengan konsentrasi optimum PVA

sebesar 10% (Yuslia dkk, 2016)


3

Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

Formulasi sediaan Masker Gel Peel-of Jerawat dari Ekstrak Etanol Buah Belimbing

Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.), dibuat sebanyak tiga formula dengan variasi

konsentrasi zat aktif 8% 10% dan 12%.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka di dapatkan

rumusan masalah yaitu,

1. Apakah ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) dapat

diformulasikan menjadi sediaan masker gel peel-of sebagai anti Jerawat ?

2. Apakah masker gel peel-oof buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.)

memiliki aktivitas terhadap Propionibacterium acnes ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menformulasikan ekstrak etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

Linn.) menjadi sediaan masker gel peel-oof .

2. Untuk mengetahui aktivitas masker gel peel-oof buah belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi Linn.) terhadap Propionibacterium acnes.

D. Kegunaan Penelitian

Dapat menambah wawasan atau pengetahuan yang lebih mengenai

pembuatan formulasi dan serta sebagai acuan penelitian selanjutnya.


4

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Spektrofotometer UV-Vis, Spektrometer IR, homogenizer, timbangan

analitik, viskometer, pH-meter, oven, alat uji kekuatan tarikan lapis film, alat

pengukur difusi, alat uji kemampuan menyebar, termometer, penangas air, cawan

petri, lumpang dan alu, alat gelas laboratorium (Pyrex), tibe tidak tembus cahaya.

2. Bahan

Ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.), Asam Glikolat,

Niasinamid, PVA, Gliserin, Metil Paraben, Tween 80, Etanol 96%, dan Aquadest.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan Pada Bulan Februari 2019 di Laboratorium

Farmaseutik Universitas Muslim Indonesia Makassar.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Tanaman Belimbing Wuluh

(Averrhoa blimbi L.) yang berada di Desa Songka, Kelurahan Cendana, Kota

Palopo, b Provinsi Sulawesi selatan.

2. Sampel

Pengambilan bahan dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan

dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain. Bahan yang diambil adalah buah

belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) yang masih segar, bewarna hijau
5

kekuningan dan ukuran buahnya (± 6 cm). Sampel yang digunakan adalah buah

belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) yang diperoleh dari Kota Palopo

Provinsi Sulawesi selatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengolahan Sampel

Terlebih dahulu di panen Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.)

pada pagi hari. Selanjutnya Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) yang

telah dikumpulkan sebanyak 2 kg dicuci bersih dengan air mengalir, ditiriskan dan

kemudian dipotong kecil-kecil, dikeringkan di bawah sinar matahari dengan

penutup kain hitam (waktu penjemuran mulai dari jam 7-11 pagi kemudian jam 3-5

sore) dan sortasi kering, Kemudian simplisia diserbukan dan yang terakhir

disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari panas dan sinar

matahari.

2. Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi. L)

Serbuk simplisia diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut

etanol 96%. Ditimbang sebanyak 250 gram serbuk simplisia dan dimasukkan ke

dalam bejana lalu dimaserasi dengan 750 ml pelarut etanol 96% dengan tujuan

untuk membuka pori-pori sampel dan mempermudah proses ekstraksi. Kemudian

rapat dan disimpan pada tempat yang tidak terkena cahaya langsung, setelah 24 jam

sampel diaduk hingga bagian bawah sampel berada pada bagian atas. Setelah 5 hari

sampel disaring menggunakan ke dalam bejana maserasi dan dilakukan seperti

semula. Maserasi dilakukan 3 x 5 hari, ekstrak yang diperoleh diuapkan dengan

Rotary Evaporator hingga diperoleh ekstrak kental (Rabiatul, 2012).


6

3. Formula

1. Master Formula

Tabel 1. Master Formula Masker Wajah Peel Off (Goeswin Agoes, 2015)

Bahan % Berat

Aqua Deionisasi 74,75

Polivenol Alkohol 12,00

PVP 10,00

Gliserin 1,00

Minyak Pohon Teh 0,25

Pengawet q.s

2. Rancangan Formulasi

Tabel 2. Pembuatan Masker Peel-Off Ekstrak Buah Belimbing Wuluh

Bahan Konsentrasi (% b/v) Fungsi


F1 F2 F3 F4 F5
(-) (+)
Ekstrak Buah - 8 10 12 Zat Aktif
Belimbing Wuluh
Asam Glikolat 0,5 0,5 0,5 0,5 Exfoliating Agent
Masker (Pengelupas)
Niasinamid 0,5 0,5 0,5 0,5 peel off Lightening
Quinsoto
PVA 10 10 10 10 Gelling Agent
(Pembentuk Gel)
Gliserin 10 10 10 10 Humektan

Metil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 Pengawet

Tween 80 1 1 1 1 Surfaktan

Etanol 96% 5 5 5 5 Pelarut


7

Aquadest ad 100 100 100 100 Pelarut

1. Cara Kerja

PVA dikembangkan dengan aquadest suhu 90ºC hingga mengembang

sempurna, lalu dihomogenkan (M1). Ekstrak buah belimbing wuluh dilarutkan

dengan etanol 96% hingga larut, selanjutnya metil paraben dilarutkan dengan etanol

96% hingga larut, niasinamid dilarutkan dalam aquadest hingga larut (M2). M2

dimasukkan ke dalam M1 sambil tetap diaduk, kemudian ditambahkan gliserin,

tween 80, alkohol dan terakhir ditambahkan aquadest ad 100 ml sampai terbentuk

massa gel yang homogen.

2. Evaluasi Sediaan Masker Peel Off Ekstrak Buah Belimbing Wuluh

Pengujian Stabilitas Fisik, pengujian ini dilakukan selama 28 hari pada

suhu 40oC. Pengamatan pada masker peel off dilakukan setiap 7 hari meliputi

pengamatan organoleptis, homogenitas, pH sediaan, viskositas, daya sebar, waktu

sediaan mengering.

a. Pengujian Organoleptis

Pengujian organoleptis dilakukan dengan mengamati perubahan-

perubahan bentuk atau tekstur, warna, dan bau dari sediaan masker peel off yang

telah dibuat.

b. Pengujian Homogenitas

Pengamatan dilakukan dengan cara sediaan masker peel off diletakkan

diatas object glass dan ditutup dengan object glass lainnya, kemudian kedua object

glass tersebut ditekan dan diamati.


8

c. Pengujian pH

Ada beberapa cara yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dan manusia

dalam mengukur pH suatu larutan, diantaranya adalah dengan menggunkan

indikator universal atau kertas indikator pH, menggunkan pH meter, menggunakan

kertas lakmus atau melalui perhitungan dengan tahu konsentrasi suatu solusi

tersebut (Tahir, 2008). Pada penelitian ini menggunakan alat pH universal yang

dicelupkan dengan kedalam sampel yang telah dilarutkan dengan aquadestilata.

Setelah tercelup dengan sempurna, pH unuversal tersebut dilihat perubahan

warnanya dan cocokkan dengan indikator pH universal. Persyaratan pH untuk kulit

yaitu 4,5 – 6,5 (Tranggono, 2007).

d. Pengujian Viskositas

Sediaan masker gel peel-off ditempatkan pada viskometer stormer,

kemudiaan diatur spindle dan kecepatan yang akan digunakan dan viskometer

stormer dijalankan, kemudian viskositas dari masker gel peel-off akan terbaca

(Septiani, 2011). Nilai viskositas sediaan gel peel-off yang baik yaitu 2000-4000

cps (Garg et al, 2002).

e. Pengujian Daya Sebar

Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran

gel pada kulit saat dioleskan pada kulit. Sebanyak 1 gram sediaan gel peel-off

diletakkan dengan hati-hati diatas kaca berukuran 20 x 20 cm. Selanjutnya ditutupi

dengan kaca yang lain dan digunakan pemberat diatasnya hingga bobot mencapai
9

100 gram dan diukur diameternya setelah 1 menit. Persyaratan daya sebar yaitu

antara 5 - 7 cm (Garg et al., 2002).

f. Pengujian Waktu Sediaan Mengering

Pengujian waktu mengering dilakukan dengan cara mengoleskan masker

gel peel-off ke punggung tangan dan amati waktu yang diperlukan sediaan untuk

mengering, yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya masker gel peel-off hingga

benar-benar terbentuk lapisan yang kering. Persyaratan untuk waktu sediaan

mengering yaitu selama 15 – 30 menit (Slavtcheff, 2000).

g. Uji Stabilitas (Cycling test)

Uji Stabilitas (Cycling test) merupakan pengujian yang dipercepat dengan

menyimpan sampel pada cilmatic chamber suhu 4 ºC selama 24 jam dan suhu 40

ºC selama 24 jam (1 siklus), pengujian dilakukan sebanyak 3 siklus (Iradhati dan

Jufri, 2017).

3. Uji Aktivitas Antibakteri

a. Pembuatan Media

Sebanyak 8 gram Nutrient agar disuspensikan dalam 400 mL aquadest,

kemudian dipanaskan hingga mendidih. Dilakukan pengadukan untuk memastikan

media telah tersuspensi secara sempurna. Media yang sudah tersuspensi disterilkan

dengan autoklaf pada suhu 121 ºC selama 15 menit.

Media yang sudah steril, kemudian dituang dalam tabung reaksi steril

sebanyak 5 mL. Media dituang dalam kondisi hangat (40 ºC – 45 ºC). Tabung

reaksi yang berisi media, kemudian dimiringkan dengan kemiringan sekitar 30º –
10

45º. Bagian mulut tabung reaksi disumbat denga kapas yang dibalut kain kasa steril,

kemudian ditunggu sampai media memadat.

b. Proses peremajaan Bakteri

Sebanyak 1-2 ose biakan murni bakteri Propionibacterium acnes

digoreskan pada media Nutrient agar (NA) miring. Bakteri yang sudah digoreskan

pada media kemudian di inkubasi pada suhu 35-37 ºC selama 2x24 jam (Aziz,

2010).

c. Pembuatan Suspensi Bakteri uji

Sebanyak 1 ose bakteri uji hasil peremajaan, di suspensikan dalam tabung

reaksi yang telah berisi NaCl sebanyak 3 mL dan dikocok hingga homogen.

d. Pengujian Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Peel-Off

Dipipet sebanyak 20 mL media NA yang telah dicampur dengan suspensi

bakteri Propionibacterium acnes kemudian dituang ke dalam cawam petri di

biarkan memadat. Diletakkan Cylinder cup pada permukaan media yang telah

memadat dan diatur jarak antara Cylinder cup agar tidak saling berhimpitan.

Dimasukkan sediaan gel peel-off yang telah di encerkan ke dalam cylinder cup

menggunakan mikropipet sebanyak 0,1 mL. Di inkubasi selama 2x24 jam pada

suhu 20-25 ºC dalam inkubator. Dikeluarkan dari inkubator, kemudian diamati dan

di ukur luas daerah hambatan pertumbuhan bakterinya.

4. Uji Iritasi

Uji iritasi dilakukan terhadap 6 orang sukarelawan pengujian dilakukan

dengan cara uji terbuka. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kenmerahan,
11

gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam yang diberi

perlakuan selama tiga hari berturut-turut (Rabiatul, 2012).

E. Defenisi Operasional

1. Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) adalah salah satu tanaman yang

banyak tumbuh di pekarangan dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia,

yang mengandung flavonoid dan triterpene saponin.

2. Masker wajah peel off merupakan salah satu jenis masker wajah yang

mempunyai keunggulan dalam penggunaannya yaitu dapat dengan mudah

dilepas atau diangkat seperti membran elastis.

3. Uji mutu fisik sediaan adalah parameter yang telah ditetapkan untuk mengetahui

layak atau tidaknya suatu sediaan untuk digunakan, diantaranya uji organoleptis,

homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, waktu sediaan mengering, dan uji

efektivitas sediaan.

4. Uji Aktivitas Antibakteri adalah teknik untuk mengukur berapa besar potensi

atau konsentrasi suatu senyawa dapat memberikan efek bagi mikroorganisme.

F. Teknik Analisis

Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah data

di kumpulkan dari hasil pengukuran dengan cara membandingkan diameter zona

hambat antara beberapa konsentrasi dan kontrol. Data yang diperoleh di analisa

dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Uji ANOVA.


12

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Nur, dan Saputra, Oktadoni. 2016. Khasiat Belimbing Wuluh (Averrhoa
blimbi L.) terhadap Penyembuhan Acne Vulgaris. FKM Kedokteran
Lampung.
Arinia Ade, dkk. (2016). Formulasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Masker Peel-Off
Serbuk Getah Pepaya Muda dan Madu Hitam. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Bhakti Pertiwi. Palembang.
Barel, A. O., M. Paye, and H. I. Maibach. (2009). Handbook of Cosmetic Science
and Technology. Thind Edition. New York : Informa Healthcare USA, Inc.
Pp 233, 261 – 262.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Garg, A., A. Depika, S. Gang, and A. K, Sigala. (2002). Spreading of Semisolid
Formulation. USA : Pharmaceutical Tecnology. Pp. 84 – 104.
Harry, Ralph G. (1973). Harry’s Cosmeticology. Edisi keenam. New York.
Chemical Publishing., Inc. Hal : 103-109.
Muliyawan, Dewi., dan Suriani, N. 2013. A – Z Tentang Kosmetik. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Noviani Yuslia, Umrah Siti, et al. 2016. Pengaruh Variasi Konsentrasi Polivinil
Alkohol (PVA) pada Formulasi Masker Gel Pell-Off Ekstrak Belimbing
Wuluh (Avverhoa Bilimbi L.) sebagai Anti Jerawat. Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila, Srengseng Sawah Jagakarsa.
Phindo Luther. (2016). Formulasi dan Evaluasi Fisik Masker Peel Off yang
Mengandung Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang Nangka (Artocarpus
heterophyllus. Lamk) Asam Glikolat dan Niasinamida.
Rabiatul, M.H. 2013. Formulasi Sediaan Gel dari Ekstrak Etanol Buah Belimbing
Wuluh (Averrhoa blimbi L.) dan Uji Aktivitasnya terhadap beberapa bakteri
penyebab jerawat. FKM USU Medan.
Septiani, S., N. Wathoni dan S.R. Mita. 2011. formulasi Sediaan Masker Gel
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetun Gnemon linn.).
Universitas Padjadjaran, Bandung.
13

Slavtcheff, C. S. 2000. komposisi Kosmetik untuk Masker Kulit Muka. Indonesia


Patent.
Tahir. 2008. Penting Kalibrasi pada Proses Pengukuran Analitik : Aplikasi pada
Penggunaan pH Meter dan Spektrofotometer UV – VIS. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada.
Tranggondo, RI., dan F. Latifah. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta.
Vieira, Rafael Pinto, et al. (2009). Physical and Physicochemical Stability
Evaluation of Cosmetic Formulations Containing Soybean Extract
Fermented by Bifidobacterium animalis. Brazilian Journal of
Pharmaceutical Sciences vol. 45 (3): 515-525.
Wahyu Ariani Lilis, dan Wigati Dyan. (2018). Formulasi Masker Gel Peel-Off
Ekstrak Etanol Kulit Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis (L.) Osbeck)
sebagai Obat Jerawat. Fakultas Farmasi STIFAR, Yayasan Pharmasi
Semarang.
14

SKEMA KERJA

Buah Belimbing Wuluh

1. Disortasi basah
2. Dicuci
3. Dikeringkan
4. Disortasi kering
5. Ditimbang
6. Dimaserasi
7. Dievaporator

Ekstrak kental

Pembuatan Masker Gel Peel-Off

F1 F2 F3 F4 F5
Tanpa Ekstrak Ekstrak Ekstrak Ekstrak Masker Peel-
Etanol Buah Etanol Buah Etanol Buah Etanol Buah Off Quinsoto
Belimbing Belimbing Belimbing Belimbing Ekstrak
Wuluh (-) Wuluh (8%) Wuluh (10%) Wuluh (12%) strawberry (+)

Uji Aktivitas Antibakteri

Pengamatan

Analisis Data

Pembahasan
15

Kesimpulan

Gambar 1 : Skema kerja formulasi gel Peel-Off ekstrak Buah Belimbing


Wuluh (Averrhoa blimbi L.) sebagai anti jerawat dan uji
aktivitas terhadap Propionibacterium acnes

Anda mungkin juga menyukai