Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I

PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN FACE MIST EKSTRAK ETANOL DAUN
MAREME (Glochidion arborescens Blume.) SEBAGAI PELEMBAB KULIT WAJAH

NAMA PRESENTER : Nurul Kamilah

BIDANG : Formulasi

RESUME :
-Latar belakang :
Dijaman yang sudah modern seperti ini, skincare atau perawatan wajah merupakan hal yang
sudah lumrah dipakai oleh masyarakat, baik perempuan maupn laki-laki, baik anak muda maupun
orang dewasa. Salah satunya menggunakan daun Mareme sebagi produk kecantikan, daun
Mareme sendiri memiliki aktvitas sebagai antioksidan yang tinggi sehingga dapat berfungsi untuk
melembabkan kulit, salah satunya dibuat menjadi sediaan face mist. Pada penelitian ini dilakukan
uji aktivitas antioksidan dengan pembuatan larutan DPPH dan pembuatan larutan pembanding
(Vitamin C) dan ekstrak.
-Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak daun Mareme sebelum dan sesudah di
formulasikan menjadi sediaan face mist,
2. Untuk mendapatkan hasil evaluasi suatau sediaan face mist ekstrak daun Mareme
3. Untuk mengetahui sediaan face mist dapat meningkatakan kelembaban kulit wajah.
- Tinjauan Pustaka
1. Face mist : fungs utama face mist untuk menyegarkan kulit wajah, mengangkat sisa minyak
dari kulit, serta membantu menutup pori-pori.
2. Daun Mareme : daun mareme memiliki kandungan metabolit sekunder polifenol dan flavonoid
yang dapat memberikan aktivitas antioksidan.
3. Metode DPPH : Radikal bebas yag digunakan sebagai model dalam mengukur daya
penangkapan radikal bebas adalah 1,11-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH)
-Hipotesis :
1. Sediaan face mist ekstrak etanol daun Mareme dapat memberikan aktivitas antioksidan
2. Sediaan face mist ekstrak etanol daun mareme dapat melelbabkan kulit wajah.
-Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak :
Pembuatan larutan DPPH ( Kritsal DPPH, Penetapan panjang gelombang serapan maksimum
DPPH, hasil ) kemudian pembuatan larutan pembanding Vit C dan esktrak (pembuatan larutan
induk konsentrasi 100 ppm, Pembuatan larutan uji konsentrasi, Penetapan panjang gelombang
serapan maksimum DPPH, Hasil.
-Prosedur Penelitian
1. Determinasi (dilakukan di Laboratorium UNPAD dan pengambilan daun Mareme dari
Lenggosari Sindangkasih Ciamis.
2. Preparasi simplisia
3. Pembuatan ekstrak dengan metode refluks, terakhir di pekatkan dengan rotary evaporator
4. Penapisan fitokimia ( bertujuan untuk melihat bahan yang terkandung di dalam tanaman )
5. Uji aktivitas antioksidan esktrak
6. Perhitungan konsentrasi zat aktif
7. Preformulasi dan pembuatan sediaan
8. Evaluasi sediaan ( organoleptic, pengukuran pH dengan menggunakan pH Unversal yang sudah
di kalibrasi, bobot jenis, uji kelembaban wajah).
9. Uji aktivitas antioksidan sediaan
10.Analisis data
LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I
PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : OPTIMASI FORMULA SEDIAAN LULUR KRIM DAUN MAREME ((Glochidion
arborescens Blume.) VARIASI TEPUNG JAGUNG DAN TEUNG BERAS DENGAN MENGGUNAKAN
DESAIN FAKTORIAL

NAMA PRESENTER : Lia Rahmawati

BIDANG : Formulasi

RESUME :
Daun mareme merupakan tanaman yang dapat dijumpai di Asia Tenggara khususnya di Indonesia.
Di sunda daun mareme biasa digunakan sebagai lalapan. Daun mareme memiliki ciri khusus
diantaranya daun berbentuk majemuk dengan panjang 5-17,5 cm dan lebar 2-9 cm.
Daun mareme mengandung senyawa diantaranya alkaloid, polifenol, triterpenoid, dan
monoterpenoid.
Penuaan pada kulit seringkali dipengaruhi oleh radikal bebas, untuk menurunkan radikal bebas
maka diperlukan antioksidan.
Lulur krim merupakan sediaan setengah padat yang digunakan untuk merawat, membersihkan
kulit dari kotoran dan sel kulit mati serta menutrisi kulit. Komponen lulur krim yang digunakan
udalam penelitian ini adalah biji jagung dan beras. Biji jagung mengandung betakaroten sebagai
pro Vit A, santropil untuk regulasi perkembangan sel sedangkan beras berkhasiat sebagai
antioksidan dan kolagen yaitu menjaga elastisitas kulit.
1. Tujuan penelitian : melakukan formulasi sediaan lulur krim dari ekstrak etanol daun Mareme ,
untuk mengetahui aktivitas antioksidan esktrak etanol daun Mareme jika diformulasikan sebagai
lulur krim, untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung jagung dan tepung beras terhadap
aktivitas antioksidan esktrak etanol daun Mareme setelah di formulasikan sebagai lulur.
2. Hipotesis : esktrak etanol daun Mareme yang memiliki aktivitas antioksidan dapat di
formulasikan sebagai sediaan lulur krim. Terdapat pengaruh formulasi terhadap mutu fisik dan
stabilitas lulur krim serta terhadap kadar antioksidannya setelah penambahan tepung jagung dan
beras.
3. Metedologi penelitian
- Alat : oven , neraca digital , blender , seperangkat alat refluks , alat" gelas laboratorium , saringan
mesh no 40 dan 120, rotary evaporator , penangas air , spektrofotometer uv-vis , kuvet , labu ukur
, pH universal , hot plate , mortir dan stemper
- Bahan : daun Mareme, jagung , beras , etanol 95%, aquadest , pereaksi skrining fitokimia, radikal
DPPH, asam askorbat , metanol p.a , asam stearat , trietanolamin , propilenglikol , metil Paraben ,
propil Paraben .
4. Prosedur penelitian
- pengumpulan bahan dan determinasi ( diperoleh di kecamatan Cipatujah dan di determinasi di
lab MIPA UNPAD)
- pembuatan simplisia daun Mareme
- ekstraksi refluks
- skrining fitokimia ekstrak etanol daun Mareme
- uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun Mareme
- penyiapan tepung biji jagung dan beras
- pembuatan sediaan lulur krim
- pengujian sampel sediaan lulur krim ( organoleptik, daya sebar ,uji pH , stabilitas , uji antioksidan
lulur krim)
- analisis data
Formulasi lulur krim ekstrak etanol daun mareme :

No Bahan Tiap 100 gram mengandung Kegunaan


Formula %
F1 F2 F3 F4
1. Ekstrak X x x X Zat Aktif
etanol daun
mareme
2. Asam Stearat 14 14 14 14 Emulgator
3. Trietanolamin 5 5 5 5 Emulgator
4. Propilenglikol 10 10 10 10 Pelembab
5. Metil 0,18 0,18 0,18 0,18 pengawet
Paraben
6. Propil 0,02 0,02 0,02 0,02 Pengawet
Paraben
7. Tepung biji 23 23 11,5 11,5 Scrub
jagung
8. Tepung beras 10 5 10 5 Scrub
9. Minyak Qs qs qs qs Pengahrum
mawar
10. aquadest Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100 Pelarut
LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I
PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : Uji Sediaan Gel Minyak Atsiri Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Terhadap
Penyembuhan Luka Diabetes Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar.

NAMA PRESENTER : Rezza Nurlatifah

BIDANG : Farmakologi

RESUME :
1. Identifikasi masalah : Kirinyuh memiliki banyak senyawa yang memiliki aktivitas biologis namun
belum banyak yang memanfaatkannya, luka diabetes dapat menyembuhkan infeksi yang sampai
harus di amputasi, pravelensi diabetes melitus meningkat setiap tahun, luka pada penderita
diabetes sulit disembuhkan , penggunaan Kirinyuh sebagai alternatif pengobatan belum
digunakan secara maksimal.
2. Tujuan penelitian : untuk mencari formulasi gel minyak Atsiri daun Kirinyuh paling efektif
sebagai penyembuhan luka pada tikus diabetes, untuk mengetahui aktivitas sediaan gel minyak
Atsiri daun Kirinyuh sebagai penyembuhan luka pada tikus diabetes , untuk mengetahui efektivitas
sediaan gel minyak Atsiri daun Kirinyuh sebagai penyembuhan luka pada tikus diabetes.
3. Tinjauan pustaka : tumbuhan Kirinyuh, minyak Atsiri, kulit , diabetes melitus, ulkus diabetik ,
penyembuhan luka , gel.
4. Formulasi : minyak Atsiri daun Kirinyuh ( zat aktif), karbopol 940 (Gelling Agent), metilparaben
(antimikroba), propilparaben (antimikroba), propilenglikol (humektan), trietanolamin (alkalizing
Agent), aquadest (pelarut)
5. Prosedur kerja : pengambilan bahan, determinasi tanaman, penyulingan minyak Atsiri metode
GC-MS, pembuatan gel minyak Atsiri daun Kirinyuh, evaluasi sediaan gel ( organoleptik,
homogenitas, viskositas , pemeriksaan pH, daya sebar).
6. Formulasi gel minyak atsiri daun kirinyuh

Bahan Fungsi Konsentrasi


F1 F2 F3
Minyak atsiri Zat aktif 0,75 1 2
daun kirinyuh
Karbopol 940 Geling agent 0,75 0,75 0,75
Metilparaben Antimikroba 0,18 0,18 0,18
Propilparaben Antimikroba 0,02 0,02 0,02
Propilenglikol Humektan 10 10 10
Trietanolamin Alkalizing agent 1 1 1
Aquadest Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100

- Perlakuan hewan uji


1. Normal : tidak diinduksi alloxan monohidrat, dilukai di area punggung tanpa diberi
perlakuan. Diameter luka diukur setiap 2 hari sampai hari ke 20
2. Control positif : diinduksi aloksan monohidrat 120 mg/KgBB, dilukai di area punggung lalu
diberi Duoderm Hydroactive gel. Diameter luka diukur setiap 2 hari sampai hari ke 20
3. Dosis uji I : diinduksi aloksan monohidrat 120mg/KgBB dilukai di area punggung lalu diberi
sediaan gel dosis 0,75%. Diameter luka diukur setiap 2 hari sampai hari ke 20.
4. Dosis uji II: diinduksi aloksan monohidrat 120m/KgBB dilukai di area punggung lalu diberi
sediaan gel dosis 1%. Diameter luka diukur setiap 2 hari sampai hari ke 20.
5. Dosis uji III : diinduksi aloksan monohidrat 120mg/KgBB dilukai di area punggung lalu
diberi sediaan gel dosis 2%. Diameter luka dikukur setiap 2 hari sampai ke 20 hari.
LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I
PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : Pemanfaatan Ekstrak Daun Sirsak (Annona nuricata L.) Sebagai Zat Aktif Pada
Sediaan Gel Facial Wash dan Uji Aktivitasnya Sebagai Antioksidan.

NAMA PRESENTER : Bunga Sri Anugrah Hati

BIDANG : Bahan Alam

RESUME :
Latar Belakang : pentingnya perawatan kulit wajah menggunakan gel facial wash, salah satu bahan
yg digunakan yaitu daun sirsak yang memiliki potensi sebagai antioksidan untuk bahan aktif pada
pembuatan gel facial wash dan bukti ilmiahnya.
1. Tujuan penelitian : untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak ( Annona
muricata L), melakukan formulasi sediaan gel facial wash ekstrak etanol daun sirsak.
2. Manfaat penelitian : dapat memberikan informasi baru terkait pemanfaatan daun sirsak
(Annona muricata L) sebagai zat aktif dalam pembuatan gel facial wash yang mempunyai aktivitas
antioksidan.
3. Tinjauan pustaka
- klasifikasi tanaman sirsak adalah :
Kingdom ( Plantae)
Divisi ( Spermatophyta)
Sub Divisi ( Angiospermae)
- kandungan senyawa : daun sirsak memiliki kandungan senyawa antara lain yaitu steroid, atau
triterpenoid , flavonoid , kumarin , alkaloid, dan Tanin .
- facial wash : adalah jenis sabun yang digunakan untuk membersihkan area wajah , sehingga
mampu mengangkat kotoran dan minyak secara menyeluruh pada wajah. Pembersihan
menyeluruh menggunakan facial wash merupakan salah satu cara untuk membersihkan sel kulit
mati, kotoran , minyak dan kosmetik. Facial wash juga dapat dijadikan sebagai langkah awal dalam
perawatan kulit sehari-hari.
4. Metedologi Peneltian
- Tempat dan Waktu Penelitian : penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi dan
Formulasi Stikes BTH Tasikmalaya dari bulan januari sampai Mei 2021
5. Prosedur penelitian : pengumpulan sampel , determinasi tanaman , pengolahan simplisia ,
pembuatan ekstrak dengan metode maserasi, pemeriksaan karakteristik simplisia, pengujian
ekstrak, pembuatan larutan stok DPPH, pembuatan dan pengujian larutan pembanding ( Vit C),
pengukuran serapan panjang gelombang dengan menggunakan Spektrofotmeter Uv-Vis,
pemeriksaan aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak, penentuan operating time,
pengolahan data, evaluasi sediaan gel facial wash.
LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I
PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : Uji aktivitas antipiretik ekstrak etanol daun jati ( Tectona grandis L) dengan
induksi vaksin DPT-HB-HIB terhadap mencit putih jantan Swiss Webster.

NAMA PRESENTER : Rafida Fasha

BIDANG : Farmakologi

RESUME :
1. Latar Belakang : Demam adalah kondisi meningkatnya suhu tubuh hingga lebih dari 38°C.
Demam menandakan adanya penyakit atau kondisi lain di dalam tubuh. Dapat dikatakan
demam apabila suhu oral lebih dari 37,7°C , suhu ketiak lebih dari 37,5°C, Suhu rektal lebih dari
38°C. Respon pertahanan tubuh terhadap invasi makhluk hidup seperti mikroorganisme yang
dianggap sebagai patogen atau benda asing oleh tubuh.
Obat demam yg biasa digunakan untuk menurunkan panas antara lain ada Paracetamol ,
ibuprofen , aspirina dll , yang dimana dapat menyebabkan efek samping kerusakan hati ,
pusing ,ruam kulit , urtikaria , dispenia .
Oleh karena itu dapat digunakan tanaman herbal untuk penurun panas salah satunya adalah
daun jati yang mengandung flavonoid yang dapat menghambat cox-2 untuk mengobati
antipiretik.
2. Tujuan penelitian : untuk mengetahui aktivitas antipiretik ekstrak etanol daun jati mencit
jantan putih galur wistar, untuk mengetahui dosis efektif ekstrak etanol daun jati pada mencit
jantan putih galur wistar Webster.
3. Ekstrak etanol daun jati (Tectona grandis L.) mengandung metabolit sekunder flavonoid yang
memiliki aktivitas sebagai antipiretik terhadap mencit putih jantan swiss webster
4. Metedologi penelitian :
- Tempat : Stikes Bakti Tunas Husada
- Waktu : Februari – Mei 2021
- Prosedur Penelitian :
Pengumpulan bahan, determinasi tanaman. Etik penelitian.
Pembuatan simplisia daun jati
Pembuatan ekstrak etanol daun jati dan skrining fitokimia.
Persiapan hewan uji, persiapan bahan uji dan perhitungan dosis.
Uji aktivitas antipiretik etanol daun jati
Analasis data ( Normalitas, Homogenitas, ANOVA, LSD)
5. Uji Aktivitas Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Jati
- Pengukuran suhu rektal awal pada mencit
- Induksi vaksin DPT-HB-HIB→ demam
- Pengukuran suhu rektal 30, 60, 90, 120, dan 180 menit setelah demam.
- Aklimasi Hewan Uji :
Kelompok 1 : Kontrol (-) CMC-Na 1%
Kelompok 2 : kontrol (+) Paracetamol 1,3 mg/20 gram BB mencit
Kelompok 3 : ekstrak etanol daun jati 3,5mg/20 gram BB mencit
Kelompok 4 : ekstrak etanol daun jati 7 mg/20 gram BB mencit
Kelompok 5 : ekstrak etanol daun jati 14 mg / 20 gram BB mencit

Dosis ektrak daun jati yang digunakan berdasarkan dosis ekstrak akar jati sebagai antipiretik
terhadap tikus yaitu 250 mgmg/kg.
LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I
PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : Uji aktivitas antidiare ekstrak etanol rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata
K.Schum) pada mencit jantan dengan metode transit intestinal.

NAMA PRESENTER : Robi Ari Setiawan

BIDANG : farmakologi

RESUME :
Diare merupakan gangguan pada saluran pencernaan yang ditandai dengan konsistensi tinja
menjadi lebih cair dan frekuensi terjadinya defeaksi sebanyak empat sampai lima kali sehari, hal
tersebut menyebabkan kandungan air pada tinja lebih banyak dari normal yaitu 200gram/hari .
Diare sering disertai dengan kejadian luar biasa dan kematian di Indonesia. Pada tahun 2018
jumlah diare semua umur yang dilayani di layanan kesehatan sebanyak 4.165.789 penderita dan
terjaadi peningkatan pada tahun 2019 jumlah diare yang dilayani 4.485.513 penderita.
1. Latar belakang :
Secara tradisional lengkuas merah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati diare ,
jerawat, Panu, demam , radang telinga, dan brokhitis. Rimpang lengkuas merah memiliki
kandungan flavonoid , Saponin , Tanin , alkaloid , steroid , karbohidrat , minyak Atsiri , protein ,
glikosida , terpenoid , dan resin .
2. Tujuan Penelitian :
- Untuk mengetahui aktivitas antidiare ekstrak etanol rimpang lengkuas merah pada mencit
putih jantan.
- Untuk mengetahui dosis estrak etanol rimpang lengkuas merah yang dapat memberikan
efek antidiare paling baik pada mencit putih dengan metode transit intestinal.
3. Tinjauan Pustaka
- Deskripsi tanaman
- Kandungan kimia rimpang lengkuas merah
- Manfaat rimpang lengkuas merah
- Metode uji antidiare
4. Prossedur penelitian :
- Pengumpulan bahan
- Determinasi tanaman dan kode etik penelitian
- Pembuatan simplisia dan ekstraksi
- Skrining fitokia dan pembuatan ekstrak etanol rimpang lengkuas merah
- Uji aktivitas antidiare esktrak etanol rimpang lengkuas merah metode transit intestinal
- Analisis data
5. Pengelompokan hewan uji :
- kontrol negatif ( Na CMC 1% dosis pemberian 0,2 ml/20 gram BB mencit)
- kontrol positif ( Loperamid dalam Na CMC 1% dosis pemberian 0,79 mg/20 gram BB
mencit)
- dosis uji 1 ( esktrak etanol rimpang lengkuas merah dalam Na CMC 1% dosis 4 mg/20
gram BB mencit).
- Dosis uji 2 ( ekstrak etanol rimpang lengkuas merah dalam Na CMC 1% dosis 8 mg/20
gram BB mencit)
- Dosis 3 ( esktrak etanol rimpang lengkuas merah dalam Na CMC 1% dosis 16 mh/20 gram
BB mencit).
6. Uji aktivitas antidiare
- Hewan percobaan selama kuran lebih 18 jam minum tetap diberikan dan dibagi 5
kelompok uji
- Pada waktu t= 0, semua kelompok hewan uji diberikan oleum ricini
- t= 30 setelah oleum ricini, masing-masing kelompok diberi perlakuan sediaan uji
- setelah t = 45 menit, mencit diberikan norit 0,2 ml/20 gram secara oral. Pada t= 65 menit,
mencit dikorbankan dengan cara anestesi lalu dislokalisasi leher.
LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I
PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : Desain dan Karakterisasi Spherical Co-Crystallization Glibenklamid Dengan


Koformer Piperazin

NAMA PRESENTER : Wini Wahyuni

BIDANG : Formulasi

RESUME :
1. latar Belakang
Tablet merupakan sediaan farmasi yang paling banyak digunakan dibandingkan bentuk sediaan
farmasi lain karena praktis dan mudah digunakan.
Metode pembuatan tablet yang umum digunakan adalah metode kempa langsung, karena paling
efektif dan efisien untuk industri.
Teknik spherical crystallization digunakan untuk obat yang tidak larut dalam air, sehingga
aglomerat yang terbentuk dapat meningkatkan kemampuan daya alir dan kompaktibilitas.
Glibenklamid termasuk dalam BCS kelas II yang memiliki permeabilitas baik tetapi kelarutan yang
rendah dan praktis tidak larut dalam air .
Pemilihan piperazin sebagai koformer berdasarkan kelarutannya dalam air dan etanol, tidak larut
dalam eter (RI, 2020) tetapi juga memiliki gugus N-H pada strukturnya yang memungkinkan
terbentuknya hetero sinton dengan gugus karbonil pada glibenklamid dengan membentuk ikatan
hidrogen antara kedua molekul.
2. Tinjaun pustaka
- Glibenklamid merupakan obat antidiabetik oral memiliki bobot molekul (BM) 494,0. praktis tidak
larut dalam air dan memiliki titik leleh pada suhu antara 169°C dan 174°C .
- Powder X- Ray Diffraction (XRD), mengidentifikasi fasa kristalin dalam material. Penentuan
struktur Kristal dari material yang belum diketahui.
- Differential Scanning Calorimetry (DSC), teknik analisis termal yang mengukur energy yang
diserap atau diemisikan oleh sampel sebagai fungsi waktu atau suhu. Ketika transisi termal terjadi
pada sampel, DSC memberikanpengukuran kakalorimetri dari energy transisi dari temperatur
tertentu.
- Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR), digunakan untuk menentukan gugus-gugus
fungsi molekul.
3. Sifat aliran serbuk : Metode sudut istirahat, Metode Hausner, Metode Ketermampatan,
Metode corong, Disolusi.
4. Evaluasi Glibenklamid
- Glibenklamid murni dan kristal sferis ditimbang 50 mg masukan dalam 10 mL pelarut (air)
disimpan pada orbital shaker 250 rpm dengan suhu 20±0,5°C setelah 24 jam sampel disaring,
filtrat dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis.
- Menimbang serbuk glibenklamid (5 mg), dilarutkan dalam 500 mL dapar posfat pH 7,4±0,05
dalam labu ukur (10 ppm). Serapan larutan dispersi padat diamati dengan spektrofotometer.
- Menggunakan alat disolusi tipe 2 (dayung) dengan kecepatan pengadukan 75 rpm (putaran
per menit) pada suhu 37±0,2°C dengan volume media 900 mL larutan dapar posfat pH 8.
Pengambilan cuplikan 5 mL dan dilakukan pada menit ke- 0, 10, 15, 30, 45 dan 60. Sampel
disaring menggunakan syringe filter dengan ukuran pori 0,45 µm. sampel dianalisis dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
- Karakterisasi Glibenklamid hasil Spherical Crystallization : pemeriksaan dengan FTIR, SEM, DSC,
XRD
- Evaluasi Glibenklamid hasil Spherical Crystallization : kelarutan , penetapan kadar , disolusi .
LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I
PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : Pengaruh Edukasi Hipertensi Terhadap Masyarakat Tamansari Kota Tasikmalaya

NAMA PRESENTER : Gilda Adam Maulana


BIDANG : Farmasi Klinik

RESUME :
1. Latar belakang :
Menurut WHO jumlah penderita hipertensi di tahun 2015 berjumlah 1,13 miliyar. Dipastikan
jumlah penderita terus meningkat setiap tahunnya. Di indonesia jumlah penderita hipertensi
cukup tinggi mencapai 32,4% dari total jumlah penduduk dan terus meningkat tiap tahunnya.
Provinsi Jawa Barat berada di peringkat keempat sebagai wilayah dengan prevelensi hipertensi
tertinggi yaitu sebesar 29,4 % , salah satunya kota Tasikmalaya yaitu sebesar 8,39%.
Berdasarkan data WHO, hanya 50% pasien hipertensi yang patuh terhadap pengobatan, baik
farmakologi. Dikarenakan terlalu banyak terapi dan kurangnya pengetahuan sehingga
menyebabkan pasien tidak patuh dalam menjalani terapi dan mengatur gaya hidup.
2. Tujuan penelitian : untuk mengetahui tingkat pengetahuan setelah dilakukan edukasi terhadap
masyarakat hipertensi di daerah Tamansari , Tasikmalaya dan untuk mengetahui hubungan
antara edukasi dengan penurunan tekanan darah pada masyarakat hipertensi di daerah
Tamansari Tasikmalaya.
3. Manfaat Penelitian : bagi penulis dapat menambah pemahaman materi pemberian edukasi
khusunya untuk masyarakat yang mengalami hipertensi dan juga bagi responden dapat
menerapkan perilaku sehingga lebih bisa untuk menjaga tekanan darah.
4. Metode penelitian :
- Jenis penelitian : penelitian eksperimental dengan design penelitian quasi pre post
experimental dan pengambilan data dialkukan secara consecutive sampling.
- sumber data penelitian : data primer, dan diperoleh langsung dari responden melalui
pengisian kuisioner.
- Lokasi dan waktu penelitian : bulan januari- maret di kecamatan Tamansari Kota
Tasikmalaya.
- Populasi dan sampel : populasi seluruh masyarakat yang mengalami hipertensi di daerah
Tamansari kota Tasimalaya, subjek dipilih dengan menggunakan metode consecutive
- Kriteria penelitian : kriteria inklusi, kriteria eksklusi.
- Analisis data : analisis demografi, profil penggunaan obat hipertensi, chisquare, Uji T, Uji
spearman.
5. Alur penelitian : pemeriksa tekanan darah , dilakukan pre test , pemberian edukasi , dilakukan
post test, analisis data.

LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I


PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : Aktivitas Antidiabetik Ekstrak Daging Kelapa ( Cocos nucifera L) Pada Tikus Galus
Wistar

NAMA PRESENTER : Diani Annisa Agustina

BIDANG : farmakologi

RESUME :
1. Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak cukup menghasilkan insulin
atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif.
Buah kelapa dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan dan kecantikan karena mengandung
senyawa kimia polifenol, flavonoid, Tanin , alkaloid, steroid , dan triterpenoid.
Adanya flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat diartikan sebagai
molekul yang mampu menstabilkan atau menonaktifkan radikal bebas sebelum menyerang
sel.
2. Tujuan penelitian : untuk mengetahui aktivitas esktrak daging kelapa sebagai antidiabetes
pada tikus jantan putih , untuk mengetahui dosis yang efektif sebagai antidiabetes.
3. Manfaat : memberikan informasi aktivitas daging kelapa, sebagai data awal untuk mengetahui
daging kelapa sebagai antidiabetes.
4. Tinjauan pustaka : jumlah produksi perkebunan kelapa di provinsi Jawa Barat pada tahun 2016
mencapai 92.585 ton , dan di kota Tasikmalaya mencapai 27.381 ton.
Kandungan yang terdapat di dalam daging kelapa salah satunya yaitu flavonoid, flavonoid
adalah metabolit sekunder dari polifenol ditemukan secara luas pada tanaman serta makanan
dan memiliki bebagai efek bioaktif termasuk antivirus, antiinflamasi , Antidiabetik, antikanker.
Flavonoid dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan kemampuan nya sebagai
antioksidan. Flavonoid bersifat protektif terhadap kerusakan sel ꞵ sebagai penghasil insulin
serta dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
5. Metode penelitian :
Alat yang digunakan yaitu pipet tetes, batang pengaduk, pipit ukur, cawan, porslein, gelas
ukur, Erlenmeyer, gelas beaker, tabung reaksi, timbangan elektrik, oven, Loyang, kain
penyaring, sonde oral, spuit, glucometer, spatel, gunting, desikator, alat evaporator.
Bahan yang digunakan : berupa hewan uji, daging kelapa, etanol 95%, glukosa, amil alkohol,
HCL 2N, serbuk Mg, ammonia, kloroform, pereaksi mayer, pereaksi dragendorf, HCL 2N, FeCl 3,
gelatin , eter, pereaksi Lieberman Burchard.
6. Prosedur penelitian :
Pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, skrining fitokimia, perlakuan pada hewan, analisis
data statistik.
7. Perlakuan pada hewan :
Kelompok 1 : control normal
Kelompok 2 : control negative, diberikan aquadest
Kelompok 3 : control positif, metformin 9 mg/200 gram tikus
Kelompok 4 : uji dosis 1, esktrak etanol daging kelapa 250 mg/kg BB tikus
Kelompok 5 : uji dosis 2 esktrak etanol daging kelapa 500 mg/kg BB tikus
Kelompok 6 : uji dosis 3 esktrak etanol daging kelapa 1000 mg/kg BB tikus
LAPORAN RESUME SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR I
PRODI S1 FARMASI TAHUN AKADEMIK 2020-2021
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA

NAMA : Mariah Ulfah

NIM : 31118176

KELAS : 3D

JUDUL SKRIPSI : Uji aktivitas Antihiperurisemia ekstrak etanol kulit buah delima putih ( Punica
granatum L) pada tikus putih jantan Galur Wistar.

NAMA PRESENTER : Elmilia Pitriana


BIDANG : Farmakologi

RESUME :
1. Latar belakang
Asam urat merupakan kondisi yang bisa menyebabkan gejala nyeri yang tak tertahankan,
pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian. Semua sendi di tubuh berisiko
terkena asam urat, tetapi sendi yang paling sering terserang adalah jari tangan, lutut,
pergelangan kaki, dan jari kaki. Umumnya, penyakit asam urat dapat lebih mudah menyerang
laki- laki, khususnya mereka yang berusia di atas 30 tahun.
Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah yang berkaitan dengan
timbulnya gout dan batu ginjal. Batas atas normal adalah 6,8 mg/dL. Peningkatan ini dapat
disebabkan oleh peningkatan produksi, penurunan ekskresi, atau kombinasi dari kedua proses
tersebut.
Salah satu pengobatan nya dapat dipakai delima putih Delima putih (Punica granatum L.)
diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat yakni fenolik, flavonoid dan tanin.
Kandungan tanin, alkaloid, glikosida, flavonoid dan senyawa fenolik sebagai antioksidan dalam
jus, kulit, dan fraksi biji delima putih.
2. Tujuan Penelitian :
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit buah delima putih terhadap kadar
asam urat di dalam darah.
Untuk mengetahui dosis optimum ekstrak etanol kulit buah delima putih dapat memberikan
efek terhadap penurunan kadar asam urat di dalam darah.
3. Epidiemologi asam urat :
Menurut badan kesehatan dunia (World Health Organization, 2016) prevalensi asam urat di
dunia sangat bervariasi dan penelitian epidemiologi menunjukkan peningkatan kejadian asam
urat, terutama di Negara-negara maju, karena di Negara maju mereka mengkonsumsi
makanan yang berlemak dan mengandung kadar purin yang tinggi. Berdasarkan data asam
urat di dunia tercatat sebanyak 47.150 jiwa orang di dunia menderita asam urat, kejadian
asam urat terus meningkat pada tahun 2005. Prevalensi penyakit gout arthritis pada populasi
di USA diperkirakan 13,6/100.000 penduduk. Di Inggris data dari tahun 2000 sampai 2007
kejadian gout arthritis 2,68 per 1000 penduduk, yang meningkat seiring bertambahnya usia. Di
Italia kejadian gout arthritis meningkat dari 6,7 per 1000 penduduk pada tahun 2005 menjadi
9,1 per 1000 penduduk pada tahun 2009.
4. Metabolisme asam urat :
Sintesa Asam Urat dalam tubuh berasal dari metabolisme protein pada manusia asam urat
merupakan hasil produk akhir dari metabolisme, dimana purin adalah bagian penting dari
asam urat nukleat. Pemecahan purin dalam tubuh berlangsung dengan kontinyu.
5. Dibagi menjadi 4 fase :
- Fase 1 : Tahap ini terjadi akibat peningkatan asam urat yang berasal dari metabolisme
purin yang berasal dari diet dan pemecahan sel tubuh. Pada keadaan normal asam urat
yang terbentuk selanjutnya akan dipecah oleh enzim urikase menjadi substans yang larut
pada urin sehingga mudah diekskresikan. Tidak adanya enzim urikase ini dapat
menimbulkan peningkatan kadar asam urat.
- Fase 2 :Serangan akut yang ditandai dengan tanda radang, biasanya pada sendi
metatarsofalang digiti I, dorsum kaki, mata kaki, lutut, pergelangan tangan, dan sendi siku.
Fase ini terjadi akibat perpindahan monosodium urat ke cairan sendi dan menimbulkan
reaksi perlawanan dari sel neutrofil, sehingga mencetuskan reaksi radang oleh beberapa
sitokin inflamasi dan ditandai dengan sendi yang merah, nyeri, panas, dan bengkak.
- Fase 3 : Fase ini sering dikenal dengan fase interkritikal asimptomatik yaitu fase tanpa
adanya gejala namun kristal monosodium urat tetap terdeposit pada cairan sendi.
Keadaan ini dapat berlangsung sampai 10 tahun. Tanpa penanganan asam urat yang baik
dapat menimbulkan serangan akut yang berulang akibat beberapa pencetus seperti
trauma lokal, diet tinggi purin, stress, dan pemakaian diuretik.
- Fase 4 : Fase ini adalah fase arthritis gout kronik yang ditandai dengan munculnya tofus
(deposit monosodium urat pada beberapa sendi namun tanpa tanda radang). Tofus ini
dapat pecah sendiri dan sering menimbulkan infeksi sekunder. Pada fase ini sering terjadi
kerusakan sendi, gangguan fungsi ginjal dan gangguan kardiovaskuler.
6. Prosedur penelitian :
Pengumpulan bahan, preparasi sampel, skrining fitokimia, ekstrasksi sampel, pengujian
aktivitas penurunan kadar asam urat, pemeriksaan kadar asam urat, analisis data.
7. Pemeriksaan asam urat dengan menggunakan metode kolorimetri dengan pereaksi enzimatik
8. Analisis data : uji normalitas, homogenitas, ANOVA, LSD

Anda mungkin juga menyukai