Anda di halaman 1dari 20

FORMULASI

SEDIAAN
EMULSI OLEUM
MAYDIS
KELOMPOK 1
 Afrida Noor Hani 1848201110002
KELOMPOK
 Akhmad Parhan 1
Naja 1848201110008
Afrida Noor
 Annisa Hani F R 1848201110014
Nurislami 1848201110002
Akhmad Parhan
Ari Suprianto Naja 1848201110008
1848201110017
Annisa Nurislami F R 1848201110014
Ari Suprianto 1848201110017
DASAR
EMULSI
TEORI
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan
larutan air merupakan fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam
air.Sebaliknya, jika air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak
atau bahan seperti minyak merupakan fase pembawa, system ini disebut emulsi air
dalam minyak.Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang
mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya
menjadi satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan
dengan cara menempati antar permukaan antara tetesan dan fase eksternal, dan dengan
membuat batas fisik di sekeliling partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga
mengurangi tegangan antar permukaan antara fase, sehingga meningkatkan proses
emulsifikasi selama pencampuran.
EMULSIBAHAN AKTIF
STUDY PREFORMULASI

Bahan Aktif Efek Utama Efek samping Karakteristik fisik Karakteristik kimia Rumus Kimia

Oleum Maydis Sumber Gangguan Warna Kuning Kaya akan Tidak ditemukan
Vitamin E, pencernaan Terang karbohidrat, (Martindale &
Membantu Memiliki ukuran Handbook of
tumbuh granula yang Pharmaceutical
kembang cukup besar,tidak Excipient 6th ed)
pada anak. larut dalam
etanol 95% dan
air
FORMULASI
SEDIAAN
No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Oleum Maydis 30 % Zat aktif

2. Akasia 15 % Emulgator

3. Sirupus Simpleks 20 % Pemanis dan pengental

4. Methyl paraben 0,18 % Pengawet

5. Propyl paraben 0,02 % Pengawet

6. Propylen Glycol 10 % Wetting agent, kosolven

7. Butyl hidroksitoluen 0,01 % Antioksidan

8. Essens Jeruk Qs Perasa dan pewarna

9. Pasta orange Qs Pewarna

10. Aqua 56,68 % Pelarut / Pembawa

http://www.free-powerpoint-templates-deign.com
Khasiat Sediaan

Sediaan emulsi Oleum maydis yang kaya akan Vitamin E ini


ditujukan untuk suplemen makanan yang dikonsumsi pada
anak,memiliki efek farmakologi sebagai penurun kadar
kolestrol pada tubuh dan suplemen yang diperlukan untuk
fungsi otak yang sehat, kulit, pertumbuhan rambut, kepadatan
tulang dan kesehatan reproduksi, Oleum maydis mengandung
asam linoleat alpha yang berperan dalam proses tumbuh
kembang sel-sel neuron untuk bekal kecerdasan pada anak.
Fungsi Bahan Tambahan
No. Nama Bahan Fungsi Bahan
1 Akasia Emulgator

2 Syr Simpleks Pemanis dan pengental

3 Methyl paraben Pengawet


4 Propyl paraben Pengawet

5 Propylen Glycol Wetting agent, kosolven

6 Butyl hidroksitoluen Antioksidan


7 Essens Jeruk Perasa dan pewarna
8 Pasta orange Pewarna
9 Aqua Pelarut / Pembawa
Alasan Pemilihan Bahan
Oleum maydis pada Sediaan
emulsi ini ditujukan sebagai Karena Oleum maydis merupakan
suplemen untuk dikonsumsi oleh fase minyak dan juga digunakan air Karena emulsi mengandung
anak. Oleum maydis mengandung sebagai pelarut, oleh karena itu minyak, kemungkinan akan terjadi
asamlinoleat alpha yang berperan sediaan dibuat dalam bentuk oksidasi dan hidrolisis pada minyak
dalam proses tumbuh kembang sel- emulsi, dengan menggunakan yang menyebabkan bau tengik.
sel neuron untukbekal kecerdasan emulgator, yaitu Akasia.
pada anak, (Anonim, 2009)

Oleum maydis memiliki rasa


Untuk mencegah terjadinya hambar, sedangkan sediaan akan Sediaan akan dibuat multiple dose
oksidasi dan hidrolisis, dibuat untuk anak-anak. dan mengandung sirupus simplex
ditambahkan antioksidan, yaitu Untuk menutupi rasa hambar, sebagai pemanis, maka
Butil hidroksitoluen. ditambahkan sweetening agent kemungkinan akan terjadi
sebagai pemanis, yakni digunakan pertumbuhan mikroba dan jamur.
syr simplex.
Alasan Pemilihan Bahan
Metilparaben dan propilparaben Sediaan mengandung sirupus
Untuk mencegah terjadinya praktis tidak larut dalam air. Untuk simplex yang memungkinkan
pertumbuhan mikroba dan jamur, melarutkan Metilparaben dan terjadinya cap-locking. Untuk
maka ditambahkan pengawet, yaitu propilparaben, maka digunakan mencegah terjadinya cap-locking,
Metilparaben dan Propilparaben. propilenglikol sebagai pelarut dari maka digunakan propilenglikol
metilparaben dan propil paraben. sebagai anticap-locking agent.

Untuk meningkatkan akseptebel


pasien, maka digunakan perasa dan
Karna sediaan akan ditujukan untuk
pewarna agar sediaan terlihat lebih
anak-anak
menarik. Zat yang digunakan
adalah Orange essence dan pasta
orange sebagai pewarna dan perasa.
PERHITUNGAN & PENIMBANGAN
BAHAN
  1. Oleum Maydis
2. Akasia
No. Nama Bahan Jumlah Yang Ditimbang
Aqua dest 1. Oleum Maydis 150 gram
3. Sirupus simpleks
2. Akasia 75 gram
Sakarosa
Aquadestillata ad 100 ml 3. Sirupus Simpleks 100 ml
4. Propylenglicol
5. Butyl Hidroksitoluen 4. Methyl paraben 0,9 gram

6. Methylparaben
5. Propyl paraben 0,1 gram
Propylengycol
7. Propylparaben 6. Propylen Glycol 50 gram
Propylenglycol
8. Essens Jeruk= qs (±6 tetes) 7. Butyl Hidroksitoluen 0,05 gram

9. Pasta Orange = qs (± 5 tetes)


8. Essens Jeruk Secukupnya (± 5 tetes)
10. Aquadestillata ad 500 ml (± 124 ml)
9. Pasta Orange Secukupnya (±6 tetes)

10. Aqua Ad 500 ml (± 124 ml)


Alat – Alat
Yang Botol 60 ml/ 100 ml Beaker glass Mortir dan stamper

Digunakan

Corong Gelas ukur Penanda kalibrasi


Bahan-Bahan Yang
Digunakan

Oleum maydis Akasia Syr. simplex Propylen Glycol Aqua

Methyl Paraben Pasta Orange Essens Jeruk Butyl hidroksitoluen Propyl Paraben
PROSEDUR KERJA
Penaraan Botol Penaraan Beaker Glass untuk Emulsi Oleum Maydis

1.Masukan air kedalam gelas ukur sebanyak 62 ml, 1.Masukkan air kedalam gelas ukur sebanyak 500 ml,
tuangkan air tersebut kedalam botol. tuangkan air tersebut kedalam beaker glass.
2.Tandai batas kalibrasi, buang air yang ada dalam 2.Tandai batas kalibrasi, buang air yang ada di dalam
botol tersebut, kemudian botol dibilas dengan beaker glass, kemudian beaker glass dibilas dengan
aquadest sebanyak 3 kali, kemudian keringkan. Botol aquadest sebanyak 3 kali, kemudian keringkan. Beaker
siap digunakan. glass siap digunakan.

Penaraan Beaker Glass untuk Sirupus Simpleks


Pembuatan Larutan Sirupus Simpleks
1.Masukkan air kedalam gelas ukur sebanyak 200 ml,
1.Larutkan Sakarosa 130 gram dalam air panas di
tuangkan air tersebut kedalam beaker glass.
beaker glass, didihkan sampai larut.
2.Tandai batas kalibrasi, buang air yang ada di dalam
2.Tambahkan air mendidih sampai 200 ml.
beaker glass, kemudian beaker glass dibilas dengan
3.Setelah larutan jadi, saring menggunakan kain batis.
aquadest sebanyak 3 kali, kemudian keringkan. Beaker
4.Ambil sebanyak 100 ml
glass siap digunakan.
PROSEDUR KERJA
Larutkan Metil Larutkan Propil
Timbang semua Paraben 900 mg Paraben 100 mg
Siapkan alat dan
bahan yang akan di dengan dengan Propilenglikol
bahan
gunakan Propilenglikol 5 1 ml didalam beaker
ml di beaker glass glass

Tambahkan
Tambahkan Larutkan Butil
larutan Metil Masukkan Akasia
aquadest 112,5 ml Hidroksi Toluen 0,05
Paraben 900 mg 75 gram kedalam
kedalam mortir, gram dengan Oleum
kedalam mortir, mortir, gerus ad
gerus ad terbentuk Maydis 150 gram
gerus sampai halus.
korpus emulsi. dalam beaker glass.
homogen
PROSEDUR KERJA
Tambahkan syr.
simplex kedalam Tambahkan
Tambahkan larutan Propilenglikol 44 ml,
mortir, gerus ad
Propil paraben dan aduk ad homogeny dan Tambahkan pasta
homogen.
hidroksi toluen Tambahkan essens orange secukupnya (±
Kemudian
aduk hingga orange secukupnya (± 5 tetes)
pindahkan 6 tetes), aduk hingga
homogen.
kedalam beaker homogen
glass.

Tutup botol, beri Masukkan emulsi


etiket, masukkan kedalam botol Tambahkan aquadest
Lakukan Uji Fisik yang telah dicuci
kedalam wadah ad 500 ml, aduk
dari sediaan. bersih,
sekunder disertai hingga homogen
brosur dan sendok dikeringkan dan
ditara.
Uji Sifat Fisik Sediaan
Jumlah
No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Hasil pengamatan Syarat
sampel
1. Uji Organoleptis Evaluasi organoleptika 3 botol Pada botol 1, 2 dan Tidak terjadi
  dilakukan dengan cara 3, terdapat kesamaan pertumbuhan
sediaan dituang dalam bau, rasa dan warna. bakteri atau
beaker glass, kemudian jamur, penurunan
diamati warna dengan mutu dan
indera penglihatan, bau kerusakan lainnya
dengan indera dari larutan.
penciuman, dan rasa
dengan indera
pengecap.
Uji Sifat Fisik Sediaan
2. Uji pH Evaluasi uji pH dilakukan 3 botol Pada botol 1, 2 dan 3, Maksimal jarak
dengan cara mencelupkan memiliki pH yang stabil perubahan pH adalah
kertas lakmus ke dalam dari pH 1 minggu 1.
larutan yg akan diuji, sebelumnya.
kemudian membandingkan
perubahan warna pada kertas
lakmus dengan kertas
indikator universal untuk
menentukan pH larutan.
3. Volume terpindahkan Evaluasi volume 3 botol Berat sediaan botol 1 =  
  terpindahkan dilakukan 63,665 gram
dengan cara menimbang Berat sediaan botol 2 =
botol sebelum dan sesudah 63,989 gram
larutan dipindahkan. Berat sediaan botol 3 =
64,732 gram
Uji Sifat Fisik Sediaan
4. Uji berat jenis Untuk menentukan 1 botol, 3 kali Bj relatif rata-rata = 1,1  
berat jenis sediaan replikasi
dengan menggunakan
alat piknometer.

5. Uji Viskositas Evaluasi uji kejernihan 1 botol, 3 kali Rata-rata waktu = 21,67” Viskositas tidak
dilakukan dengan cara replikasi terlalu tinggi
pemerikasaan visual supaya sediaan
meliputi pengamatan dapat dikocok dan
kejernihan terhadap dituang.
campuran larutan.
Uji Sifat Fisik Sediaan
6. Uji Sedimentasi Mengukur tinggi larutan dan 1 botol Sediaan baik karena F tidak Bila F = 1 atau
tinggi endapan dalam gelas lebih dari 1. mendekati 1, maka
ukur. sediaan baik. Karena
tidak adanya
supernatant jernih pada
pendiaman.
Bila F > 1 terjadi
“floc” sangat longgar
dan halus sehingga
volume akhir lebih
besar darivolume awal.
7. Uji Tipe Emulsi Uji Tipe Emulsi dilakukan 1 botol Emulsi yang dibuat adalah Untuk emulsi tipe m/a,
dengan cara melarutkan emulsi tipe minyak dalam metilenblue dapat
emulsi dengan air, dan air (m/a) terdispersi merata
mewarnai emulsi dengan dalam larutan.
metilen blue
Desain kemasan Produk
Daftar Pustaka
.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesiaedisi III, Jakarta:


Departemen Kesehatan.

Rowe, Raymond C. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 6th ed., 2009 : Pharmaceutical Press.

Suardi, M., Armenia, & Maryawati, A., 2008, Formulasi Emulsi Oleum Maydis, Laporan Penelitian:
Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Sumatra Barat.

Ishmah Athifah Al Muqaffa,2014, Teknologi Sediaan Liquida Dan Semisolida


Emulsi Oleum Maydis,Politekhnik Kesehatan Farmasi,Bandung

Anda mungkin juga menyukai