Anda di halaman 1dari 30

FORMULASI SALEP

Kelompok 2

0321007 0321008
Lutfi Hidayat Tullah Meyra Dera S

0321009 0321010
Putri Arsiela Putri Novelia R
PENGERTIAN SALEP
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
mudah digunakan sebagai obat luar, bahan obat harus larut atau
terdistribusi homogen dalam dasar salep yang cocok
PENDAHULUAN
Asam salisilat merupakan zat yang mempunyai aktivitas sebagai
keratolitik. Selain itu, asam salisilat juga dapat digunakan sebagai fungistatik,
bakteriostatik, analgesik dan antiinflamasi. Asam salisilat juga telah teruji dalam
mengatasi berbagai masalah kulit yang disebabkan oleh sinar matahari.

Asam salisilat bersifat sukar larut dalam air. Apabila asam salisilat
diformulasikan sebagai sediaan topikal, maka pemilihan dasar salep merupakan
hal yang sangat penting, yang akan menentukan efek terapi asam salisilat. Dasar
salep yang digunakan dalam suatu sediaan, dapat mempengaruhi pelepasan bahan
aktif dari sediaan salep. Apabila bahan obat tidak dapat dilepaskan dari
pembawanya, maka obat tersebut tidak dapat bekerja secara efektif.
FORMULASI
BAHAN JUMLAH (%) KEGUNAAN

As salisilat 3 Zat aktif

Malam putih 14 Emulgator

Parafin cair 42 Emolient

Adeps lanae 15 Basis

Boraks 0,7 Pengawet, antiseptik

Aquadest Add 100 Pelarut


URAIAN BAHAN
1. Asam salisilat (Ditjen POM, 1979)
⤞ Nama Resmi: ACIDUM SALICYLICUM
⤞ Nama Lain: Asam salisilat
⤞ Rumus Molekul: C7H6O3
⤞ Bobot molekul: 138,12
⤞ Pemerian: hablur ringan tak berwarna atau serbuk berwarna putih hamper tidak berbau
rasa agak manis dan tajam.
⤞ Kelarutan: sukar larut dalam air dan benzene mudah larut dalam air mendidih, agak
sukar larut dalam kloroform
⤞ Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
⤞ Kegunaan: keratolitikum, antifungi
2. Malam Putih (Ditjen POM, 1979)
⤞ Nama Resmi: CERA ALBA
⤞ Nama Lain: MALAM PUTIH
⤞ Pemerian: lilin berwarna putih atau lapisan tipis bening putih kekuningan, bau khas
lemah.
⤞ Kelarutan: praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)P dingin;
larut dalam kloroform p, dalam eter p hangat , dalam minyak lemak dan minyak atsiri.
⤞ Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
⤞ Kegunaan: zat tambahan
3. Parafin Cair (Ditjen POM, 1979)
⤞ Nama Senyawa: PARAFFINUM LIQUIDUM
⤞ Bobot per ml: 0,870 g – 0,890 g
⤞ Pemerian: cairan kental transparan tidak berwarna, hamper tidak mempunyai rasa,
hamper tidak berbau
⤞ Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan etanol (95)% P; larut dalam kloroform P
dan dalam eter P.
⤞ Titik Lebur: > 360°C
⤞ Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
⤞ Kegunaan: Laktasivum
4. Adeps Lanae (Ditjen POM, 1979)
⤞ Nama Resmi: ADEPS LANAE
⤞ Nama Lain: Lemak Bulu Domba
⤞ Pemerian: zat serupa lemak, liat, lekat; kuning muda atau kuning pucatt, agak tembus
cahaya; bau lemah atau khas.
⤞ Kelarutan: praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah
larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
⤞ Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.
⤞ Kegunaan: Zat tambahan
5. Asam Borat (Ditjen POM, 1979)
⤞ Nama Resmi: ACIDUM BORICIUM
⤞ Nama Lain: asam borat , borax
⤞ Pemerian: hablur serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna; kasar; tidak
berbau; rasa agak asam dan pahit kemudian manis.
⤞ Kelarutan: larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian
etanol (95%) P dan dalam 5 bagian gliserol P.
⤞ Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
⤞ Khasiat dan penggunaan: Antiseptikum ekstern
6. Aquadest (Ditjen POM, 1979)
⤞ Nama Resmi: AQUA DESTILLATA
⤞ Nama Lain: aquadestilat, air suling
⤞ Pemerian: cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
⤞ Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
⤞ Kegunaan: Pelarut
PERHITUNGAN
BAHAN
1. Asam Salisilat = 3/100 x 11 gram = 0.33 gram
2. Malam putih = 14/100 x 11 gram = 1,54 gram
3. Parafin cair = 42/100 x 11 gram = 4,62 ml
4. Adeps Lanae = 15/100 x 11 gram = 1,65 gram
5. Boraks = 0,7/100 x 11 gram = 0,077 gram
6. Aquadest = add 100 % = (11 gram – 0,33 gram – 1,54 gram – 4,62 gram – 1,65
gram – 0,077 gram) = 2,09 ml
METODE
PEMBUATAN
METODE PELEBURAN
Dengan metode peleburan, semua atau beberapa komponen dari salep
dicampur dengan meleburkan bersama-sama dan mendinginkan dengan
pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak
dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah
didinginkan dan Diaduk. Biasanya komponen yang tidak tercampur dengan air
seperti minyak dan lilin diencerkan bersama di penangas air pada temperature
sekitar 70˚ C sampai 75˚ C.
PEMBUATAN SALEP
1. Mengambil semua bahan, timbang sesuai formula tertera
2. Dasar salep cold cream dibuat dengan cara peleburan, dengan formula
sebagaimana tertera.
3. Malam putih, adeps lanae dan parafin cair dilelehkan dalam sebagian air lalu
dipanaskan pada suhu 75°C.
4. Boraks dilarutkan dalam air dan dipanaskan pada suhu yang sama.
5. Larutan boraks dicampurkan ke dalam lelehan malam putih, adeps lanae dan
parafin cair sambil terus diaduk sampai dingin dan menjadi dasar salep cold
cream.
6. Asam salisilat dilarutkan dalam beberapa tetes alkohol 96% dan diaduk
sampai kering dalam mortir hangat, selanjutnya ditambahkan dasar salep dan
diaduk hingga merata.
7. Masukkan ke tube salep, dan beri etiket biru.
EVALUASI
SEDIAAN
1. Uji homogenitas salep. Salep asam salisilat diambil secukupnya, dioleskan pada pelat
kaca, kemudian diraba. Massa salep yang homogen ditunjukkan dengan tidak terasa
adanya bahan padat pada kaca.

2. Uji kelengketan salep. Salep diuji kelengketannya dengan menggunakan alat uji
kelengketan, dengan cara menghitung waktu terlepasnya kedua lempengan alat uji
setelah diberikan behan pelepasan sebesar 80 g.

3. Uji pelepasan asam salisilat (uji disolusi). Uji pelepasan asam salisilat dari dasar salep
cold cream dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat yang terdiri dari gelas
piala 1000 mL, sel disolusi, pengaduk dengan baling-baling dan inkubator, pada suhu
37°C±0,5° dan kecepatan putaran 100 putaran per menit. Medium disolusi yang
digunakan adalah dapar fosfat pH 7,4. Kadar asam salisilat yang terlarut ditentukan
secara spektrofotometri ultraviolet pada panjang gelombang maksimum 296 nm.
Pengambilan sampel dilakukan pada menit ke 5, 10, 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit.
4. Uji Organoleptis
Uji organoleptis meliputi pengamatan bentuk, warna dan bau pada salep yang dibuat

5. Uji Pengukuran pH
Uji pengukuran pH dilakukan untuk mengetahui pH salep apakah sesuai dengan pH
kulit yaitu antara 5 sampai 7

6. Uji Daya Proteksi


Uji daya proteksi dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi sedían salep yang
dibuat. Uji ini dapat diketahui sejauh mana salep dapat memberikan efek proteksi
terhadap iritasi mekanik, panas dan kimia. Hal ini untuk mencapai kriteria salep yang
baik sehingga dapat memberikan efek terapi yang diharapkan
KEMASAN, ETIKET
DAN BROSUR
ALASAN PEMILIHAN
BAHAN
1. Asam Salisilat : Asam salisilat berkhasiat sbg fungisidal dan bakteriostatis lemah. Asam salisilat
bekerja keratolitis sehingga digunakan dlm sediaan obat luar terhadap infeksi jamur yg ringan.
2. Malam Putih : Penambahan cera alba dapat meningkatkan konsistensi krim dan dapat
menstabilkan emulsi air dalam minyak (a/m). Pada sediaan krim cera alba dapat menyebabkan krim
memiliki sifat fisik yaitu konsistensi sediaan krim tidak terlalu encer sehingga lebih nyaman dan
lebih mudah saat digunakan.
3. Parafin Cair : Parafin cair ini dapat bertindak sebagai emolien yang bisa mencegah dehidrasi
ketika diaplikasikan pada kulit sehingga dapat menjaga kelembaban kulit.
4. Adeps Lanae : meningkatkan sifat serap air, sehingga diperkirakan mempengaruhi pelepasan asam
salisilat yang bersifat sukar larut dalam air.
5. Boraks: Diberikan boraks sebagai pengawet untuk mencegah kontaminasi, perusakan dan
pembusukan oleh bakteri atau fungi karena banyak basis salep yang merupakan substrat
mikroorganisme
6. Aquadest: aquades memiliki peran sebagai pelarut dan fase air.
ALASAN PEMILIHAN
KEMASAN
• Karena kemasan pada dasarnya dibagi menjadi 3 kemasan (primer, sekunder, dan
tersier)
• Bentuk sediaan yang akan digunakan adalah salep, jadi digunakan bahan kemasan
yang kuat, kokoh dan tidak tembus cahaya.
• Agar ediaan salep tidak bocor dan tahan panas.
• Melindungi produk dari goresan atau benda asing dari luar yang membahayakan
produk atau sediaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ika Yuni Astuti, Iskandar Sudirman, Umi Hidayati. 2007. PENGARUH KONSENTRASI ADEPS
LANAE DALAM DASAR SALEP COLD CREAM TERHADAP PELEPASAN ASAM SALISILAT.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO : Purwokerto

Istiqomah, Nurul, et.al. 2021. Formulasi Emulgel Dari Ekstrak Daun Kelor Moringa oleifera LAM)
Serta Evaluasi Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH. Program Kediri: Program Studi
Biologi, Fakultas Teknologi Manajemen Kesehatan, Institut Kesehatan Bakti Wiyata.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai