Anda di halaman 1dari 30

EMUSI PARAFFIN

Presented by
Grup 6

Reza Ardiyansyah PO.71.39.0.15.052


Risca Anggraini PO.71.39.0.15.054
Rohmawati PO.71.39.0.15.057
Septina Azrida PO.71.39.0.15.060
Sinthiyah Eka Wijayanti PO.71.39.0.15.061
Tujuan Praktikum

Untuk membuat sedian emulsi yang mengandung


paraffin sebagai zat berkhasiat dengan zat
tambahan cocok
TEORI

• Emulsi adalah sdiaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan
obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok. (Ilmu Meracik Obat hal
132)
• Emulsi adalah suatu sediaan yang mengandung zat cair yang tidak
mau campur, biasanya air dan minyak dimana cairan satu terdispersi
menjdai butir-butir kecil dalam cairan yang lain. (Farmasetika hal
156)
Tipe Emulsi

Berdasarkan jenis zat pada fase luar dan fase dalam terdapat 2 tipe
emulsi yaitu:
• Tipe air dalam minyak (w/o)
Pada tipe ini yang menjadi fase dalam adalah air dan fase luar
adalah minyak.
• Tipe minyak dalam air (o/w)
Pada tipe ini yang menjadi fase dalam adalah minyak dan fase luar
adalah air.

Berdasarkan viskositasnya ada 2 jenis emulsi yaitu:


• Emulsi cair, bisa dipakai secara oral, topikal atau parenteral
• Emulsi semisolid atau setengah padat digunakan hanya secara
topikal (krim)
Komponen Emulsi

Terdapat 3 komponen yang penting dalam suatu


emulsi yaitu:
• Fase terdispersi (fase dalam)
• Medium dispersi (fase luar atau fase kontinu)
• Zat pengemulsi (emulgator atau emulsifying
agent)
Bahan pengemulsi

• Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang


menurunkan tegangan antar muka antara minyak
dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi dengan
membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah
koalesensi dan pemisahan fase terdispersi.
• Bahan pengemulsi adalah bahan yang digunakan
untuk pembentukan proses emulsifikasi pada
waktu pembuatan dan pengontorlan saat
penyimpanan.
Tujuan pembuatan emulsi

• Untuk membuat sediaan yang stabil dan homogen dari campuran


dua cairan yang tidak bisa tercampurkan.
• Untuk emulsi oral, menutupi rasa yang tidak enak dari minyak
dan memudahkan absorbsi minyak.
• Untuk emulsi topical
• Jika berbentuk (w/o) lebih mudah rata pada kulit, lebih lembut
pada kulit, mencegah mengeringnya kulit dan sukar hilang bila
kena air.
• Jika berbentuk (o/w) lebih mudah dicuci dengan air
• Mengurangi iritasi zat yang mudah mengiritasi karena ada fase
luar
Keuntungan

• Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang


tidak menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada
pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.
•Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorbsi bila obat-
obat tersebut diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
•Rasa dan bau yang tidak menyenangkan dari minyak dapat
ditutupi sebagian atau seluruhnya dengan emulsifikasi.
•Absorbsi dan penetrasi dari bahan obat dapat dikontrol lebih
mudah jika digabung dalam bentuk emulsi.
Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan
membutuhkan teknik pemprosesan
Kerugian khusus. Untuk menjamin terbentuknya
emulsi sesuai tipe ini dan untuk
membuatnya sebagai sediaan yang
berguna, emulsi harus memiliki sifat
yang diinginkan dan menimbulkan
sedikit mungkin masalah-masalah yang
berhubungan dengan kestabilan emulsi.
Parafinum liquidum

Parafinum terdiri atas campuran senyawa hidrokarbon caira


jenuh yang diperoleh dari minyak bumi. Zat ini tidak dicerna
dalam saluran lambung-usus dan hanya bekerja sebagai zat pelicin
bagi isi usu dan tinja. Gunanya untuk melunakkan tinja, terutama
setelah pembedahan rektal atau pada penyakit wasir.
Peenggunaannya dapat menimbulkan iritasi pada sekitar dubur.
Zat ini digunakan sebagai emulsi yang kadan-kadang dikombinasi
dengan fenoftaleine.
Preformulasi
Monografi bahan aktif dan tambahan dalam
pembuatan
1. Paraffin Liquidum (Handbook of Pharmaceutical Excipients Edisi 6 hlm.
445, FI IV hlm. 652)
Pemerian :Transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak
berfluoresensi, tidak berasa dan tidak berbau ketika
dingindan berbau ketika dipanaskan.
Kelarutan : Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air. Larut
dalam jenis minyak lemak hangat.
Stabilitas : Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya.
Khasiat : Laksativ (pencahar)
Dosis : Emulsi oral : 15 – 45 ml sehari (DI 88 hlm. 1630)
HLB Butuh : 10 – 12 (M/A). 5 – 6 (A/M)
OTT : Dengan oksidator kuat
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, hindari dari cahaya, kering dan
sejuk
2. Metil paraben (Handbook of Pharmaceutical excipients hal
441)
Pemerian : serbuk hablur halus, putih , hampir tidak
berbau,tidakmempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal.
Suhu lebur : 125° - 128°
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
dalam 3,5 bagian etanol dan dalam 3 bagian aseton, mudah larut
dalam eter , dan dalam larutanalkali hydroksi, larut dalam 60 bagian
gleserolpanas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika
didinginkan larutan tetap jernih
Khasiat : zat pengawet
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Properti Khas :aktivitas antimikroba Methylparaben menunjukkan
aktivitas antimikroba dari pH 4-8.
 
 
3.Gom Arab (FI Ed III hal 567)
Pemerian :Serbuk,putih atau putih kekuningan ,tidak
berbau
Kelarutan :Larut hampir sempurna dalam air tetapi
sangat lambat,meninggalkan sisa bagian tanaman
dalam jumlah sedikit ,dan memberikan cairan
seperti mucillago,tidak bewarna atau
kekuningan,kental,lengket,dan transparan,bersifat asam
lemah terhadap kertas lakmus biru,praktis tidak larut
dalam etanol dan eter p.
Penyimpanan :dalam wadah tertutup baik
Khasiat :zat Tambahan
4. Sirup simplex (FI III hal.567 )
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna.
Pembuatan : larutkan 65 bagian sakarosa dalam
larutan metil paraben 0,25 % b/v
secukupnya sehingga di peroleh 100 bagian
sirup.
Konsentrasi : 20 – 60 %
Penyimpanan: wadah tertutup rapat, di tempat sejuk.
5. Etanol ( handbook of excipient hal 542 )
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak
berwarna. Bau khas yang
menyebabkan rasa terbakar pada lidah.
Kelarutan : bercamur dengan air dan tidak praktis
bercampur dengan semua pearut
organik
Konsentrasi : 5 – 10 %
OTT : pada suasana asam bereaksi dengan zat
pengoksidasi dan jika bereaksi dengan alkali akan
berubah warna menjadi gelap
6. Aquadest ( FI IV hal. 112 )
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar
Kegunaan : Sebagai pelarut
Stabilitas : Dalam semua keadaan fisik (es, cairan,
udara).
OTT :Bereaksi dengan obat-obatan dan
eksipien lain yang rentan terhadap
hidrolisis, bereaksi keras dengan logam alkali.
Penyimpanan : Wadah tertutup baik.
7.Asam Sitrat (Handbook excipieents hal 210 )
Pemerian : tidak bewarnaatau bening sebagai
kristal putih,tidak berbau dan
memiliki rasa asam yang kuat
pH : 2,2 (1% b/v larutan berair )
Farmakodinamik

Paraffin liquidum termasuk salah satu jenis


pencaharemolien.Obat yang termasuk golongan
ini memudah kandefekasi (buang air besar)
dengan cara melunakkan tinja tanpa merangsang
peristaltikusus (sembelit), baik langsung maupun
tidak langsung. Bekerja sebagai zat penurun
tegangan permukaan.Obat yang termasuk dalam
golongan ini adalah dioktil natrium sulfosukonat
dan paraffin liquidum
Farmakokinetik
Paraffin liquidum (mineral oil) adalah campuran cairan
hidrokarbon yang diperoleh dari minyak bumi. Setelah
meminum obat tinja ini melunak disebabkan kurangnya
reabsorpsi air dari tinja. Paraffin liquidum tidak dicerna
didalam usus dan hanya sedikit diabsorpsi. Yang diabsorpsi
ditemukan pada limfa nodus mesenteric, hati dan limfa.
Kebiasaan menggunakan paraffin liquidum akan
mengganggu absorpsi zat larut lemak, misalnya absopsi
karoten menurun 50%, absopsi vitamin A dan vitamin D
juga akan menurun. Absorpsi vitamin K menurun akibat
hipoprotrombinemia dan juga dilaporkan terjadinya
pneumonia lipid. Obat ini menyebabkan pruritus ani,
menyulitkan penyembuhan pasca bedah daerah anorektal
dan menyebabkan pendarahan. Jadi untuk penggunaan
kronik jelas obat ini tidak aman. (Farmakologi dan Terapi
edisi 5 hal 530).
Usulan Formula
Formula Acuan (Formularium Nasional hal 227)

Tiap 100 ml mengandung:


• Paraffinum liquidum 50 mg
• Gummi Arabicum 12,5
• Sirupus Simplex 10 ml
• Vanilinum 4 mg
• Aethanolum 90% 6 ml
• Aqua destillata ad 100 ml
Formula yang diusulkan

Paraffinum liquidum 175ml


Gom Arab 43,75gr
Sirup Simplex 35ml
Metil paraben 0,1% dari sediaan
Etanol 90% 21ml
Asam sitrat 1% dari sediaan
Perisa jeruk qs
Pewarna jeruk qs
Aqua destillata ad 350ml
Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
• Mortir besar
• Paraffinum liquidum
• Stamper
• Gelas ukur • Gom Arab
• Erlenmeyer • Sirup Simplex
• Botol 60 ml • Metil paraben
• Botol besar 450 ml • Etanol 90%
• Sendok sirup takaran 5 ml
• Asam sitrat
• Neraca gram
• Neraca milligram • Perisa anggur
• Anak timbangan • Pewarna anggur
• Sendok plastik • Aqua destillata
• Tutup botol
 
• Kemasan
Data Perhitungan

Untuk
•   350 ml
Untuk
•   60 ml
• Paraffin liquid =350/100 x 50 ml =
• Paraffin liquid = 60/100 x 50 ml = 30 175 ml
ml • Gom Arab=350/100 x 12,5 g = 43,75
• Gom Arab =60/100 x 12,5 g = 7,5 g g
• Air untuk gom =11ml • Air untuk gom =65ml
• Sirup simplex =60/100 x 10 ml = 6 ml • Sirup simplex =350/100 x 10 ml =
• Metal paraben = x 60 = 0,06 gr 35 ml
• Etanol 90%= 60 /100 x 6 ml = 3,6 ml • Metal paraben = x 350 = 3,5 gr
• Perisa jeruk qs • Etanol 90%= 350/100 x 6 ml = 21ml
• Pewarna jeruk • Perisa jeruk qs
qs
• Aquadest ad 60 ml • Pewarna jeruk qs
• Aquadest ad 350 ml

 
Data penimbangan bahan
No Bahan 60 ml 350 ml
1 Paraffin Liquid 30 ml 175 ml
2 Gom Arab 7,5 g 43,75 g
3 Sirup Simplex 6 ml 35 ml
4 Asam sitrat 0,6g 3,5gr
5 Etanol 90 % 3,6 ml 21 ml
6 Perisa jeruk q.s q.s
7 Pewarna jeruk q.s q.s
8 Metil Paraben 0,06g 350mg
9 Aquadest 60ml 350ml
Pembuatan:

• Kembangkan gom arab dengan air sebanyak 1,5 x dari gomnya, lalu
gerus homogen
• Tambahkan paraffin liquid, lalu di aduk kuat sampai terbentuk korpus
emulsi (campuran minyak, air dan emulgator)
• Tambahkan sirup simplex sedikit demi sedikit, gerus homogen
• Larutkan metil paraben dengansebagian etanol didalam erlenmeyer
masukkan dalam Massa 1 gerus homogen
• Tambahkan asam sitrat dengan sisa etanol dalam erlenmeyer, gerus
homogen (massa 1)
• Encerkan dengan aquadest sedikit demi sedikit sampai bisa dituang ke
dlm botol lalu masukkan
Kemasan
Etiket
Brosur
Evaluasi sediaan

1. Organoleptis emulsi
2. PH
Sediaan diukur pH nya dengan menggunakan kertas
indeks pH dan pH meter.
3. Viskositas
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat
viskometer dengan silinder 2 dan kecepatan 6 rpm.
4. Penentuan Tipe Emulsi
5.Volume sedimentasi
 
Perhitungan : F = Vu / Vo
Keterangan: F = Derajat sedimentasi
Vu = Volume sedimentasi
Vo = Volume awal
 
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai