Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Disusun Oleh:

Nama : Eka Puspa Sari

NIM : 19330717

Kelas A

LABORATORIUM KIMIA DASAR

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2020
PERCOBAAN I
REAKSI-REAKSI PENGENALAN HIDROKARBON

I. Tujuan Percobaan : Memahami reaksi-reaksi pengenalan senyawa hidrokarbon


II. Prinsip Percobaan : Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu dapat dibedakan
di antara senyawa-senyawa hidrokarbon yang jenuh, tidak jenuh, alifatis dan aromatis.
III. Teori Perconaan :

Senyawa hidrokarbon adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon


dan hydrogen. Tetapi selain kedua unsur tersebut ada kemungkinan senyawa tersebut
mengandung unsur-unsur lain, seperti oksigen, nitrogen, sulfur, fosfor, atau halogen.
Berdasarkan penyusunnanya dalam struktur hidrokarbon dibedakan menjadi senyawa
hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan senyawa aromatis. Bila dilihat dari jenis ikatannya,
senyawa hidrokarbon alifatik baik yang siklik maupun asiklik dapat digolongkan
menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh (alkana dan alkena). Alifatik jenuh
apabila di dalam struktur molekulnya hanya mempunyai ikatan tunggal. Sedangkan
alifatik tidak jenuh (alkane dan alkena). Apabila di dalam srtukturnya terdapat ikatan
rangkap. Hidrokarbon alisiklik adalah senyawa organik yang tersusun dalam suatu
cincin atau rantai tertutup. senyawa aromatik merupakan hidrokarbon yang tersusun
dalam cincin yang memiliki ketidakjenuhan yang tinggi dan memiliki aroma atau bau
yang (Bahan cetak ajar. Kimia Organik, 2016 : 41).
Alkana merupakan senyawa nonpolar karena alkana terbentuk melalui ikatan
kovalen dari dua atom dengan keelektronegatifan yang hampir sama. Ikatan kovalen
nonpolar yang paling umum terbentuk adalah ikatan antara karbon-karbon dan
karbon-hidrogen. Alkana dan sikloalkana yang tidak memiliki gugus fungsi seperti
senyawa organik lain cenderung kurang reaktif. Karena sifatnya ini maka alkana
sering disebut sebagai paraffin yang berasal dari bahasa latin parum affins yang
artinya afinitasnya kecil sekali (Bahan cetak ajar. Kimia Organik, 2016 : 50)
Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap karbon-
karbon. Adanya ikatan rangkap pada alkena menyebabkan alkena bersifat tidak jenuh
karena jumlah hidrogen pada alkena lebih sedikit dibandingkan alkana dengan jumlah
karbon yang sama (Bahan cetak ajar. Kimia Organik, 2016 : 59). Sedangkan alkuna
adalah hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Alkuna
paling sederhana adalah asetilena suatu nama trivial dari etuna (Bahan cetak ajar.
Kimia Organik, 2016 : 59). Sehingga alkena lebih reaktif dari alkana dan alkena
kurang reaktif dibandingkan dengan alkuna. Ketiga jenis senyawa tersebut dapat
dibedakan bila direaksikan senyawa halogen, KMnO4 dan asam sulfat. Senyawa
hidrokarbon aromatik adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai kerangka inti
benzene (cincin benzene).
Cincin benzene adalah senyawa hidrokarbon siklik yang mempunyai 6 atom
karbon dengan 3 buah ikatan rangkap. Dengan adanya 3 ikatan rangkap yang
terkonyugasi pada cincin benzene, maka penyeberan electron pada cincin tersebut
mengakibatkan bertambahnya kestabilan dari cincin tersebut bila dibandingkan
dengan ikatan rangkap terkonyugasi dalam bentuk rantai terbuka, sehingga bila
direaksikan dengan pereaksi tertentu tidak seperti senyawa hidrokarbon tak jenuh
rantai terbuka (asiklis). Biasanya dalam senyawa hidrokarbon tak jenuh bila
direaksikan dengan pereksi akan memberikan reaksi adisi sedang cincin benzene
memberikan reaksi substitusi (Bahan cetak ajar. Kimia Organik, 2016 : 146)
Pada percobaan I hanya akan dilakukan reaksi-reaksi antara alkana, alkena,
alkuna dan benzene dengan menggunakan pereaksi-pereaksi seperti halogen, asam
dan KMnO4. Untuk senyawa-senyawa heterosiklik lainnya akan dilakukan pada
percobaan-percobaan selanjutnya baik dalam bentuk sintesa maupun dalam bentuk
identifikasi hasil sintesa.
IV. Alat-alat yang digunakan
1. Tabung reaksi
2. Erlenmeyer 50 ml
3. Penangas air
4. Pipet tetes
5. Rak tabung
6. Bunsen
7. Botol semprot
V. Bahan-bahan yang digunakan
1. Alkana : Butana, sikloheksana
2. Alkena : Sikloheksana
3. Benzena
4. Alkuna
5. KmnO4 0,5-1,0%
6. Larutan jenuh NaCl
7. Larutan Bromin dalam CCl4
8. Serbuk besi
VI. Prosedur
1. Siapkan lima buang tabung reaksi. Masing-masing tabung diisi dengan 2 ml alkana
(butana, sikloheksana), alkena sikloheksana dan alkuna. Lalu tambahkan pada
masing-masing tabung 5 tetes larutan bromin/CCl4 dan kocok dengan hati-hati.
Hembuskan nafas melintang pada setiap tabung untuk melihat adanya HBr yang
terbentuk yang terlihat dengan adanya kabut. Amati reaksi yang terbentuk dan catat
waktu yang diperlukan untuk terjadinya reaksi tersebut.
2. Siapkan 2 buah tabung reaksi. Tabung I dan ke II diisi dengan benzene 1 ml. Ke
dalam masing-masing tabung reaksi tambahkan 2-3 tetes larutan bromin/CCl 4. Ada
tabung II tambahkan sedikit serbuk besi dulu sebelum penambahan larutan bromin
tadi. Tabung I dan II masukkan dalam penangas air 50o Celsius selama 30 menit.
Amati apa yang terjadi pada kedua tabung tersebut, mana yang lebih cepat bereaksi.
Lalu berikan kesimpulan saudara.
3. Siapkan 5 buah tabung reaksi. Pada masing-masing tabung isi dengan 10 tetes
larutan KMnO4. Lalu tambahkan pada tabung I 2 ml butana, tabung II 2 ml
sikloheksana, tabung III alkena, tabung IV alkuna, tabung V benzene. Kocoklah
masing-masing tabung tersebut dan amati apa yang terjadi serta berikan kesimpulan
yang saudara dapatkan dari percobaan ini.
4. Siapkan 5 buah tabung reaksi. Isi masing-masing dengan 2 ml H2SO4 pekat. Pada
tabung I, II, III, dan IV tambahkan butana, sikloheksana, alkena, alkuna lalu kocok
baik-baik dan amati hasilnya. Pada tabung V tambahkan benzene dan panaskan
diatas penangas air 50oC sambil sekali-sekali dikocok (dikocok di luar penangas
air). Lakukan pekerjaan tersebut beberapa kali sampai tidak terbentuk lagi dua
lapisan yang memisah. Dinginkan tabung tersebut, lalu masukkan ke dalam pecahan
es. Lihat apa yang terjadi. Apakah masih berupa satu lapisan/tidak.
5. Pada erlenmeyer 50 cc masukkan HNO3 pekat 1 ml dan tambahkan H2SO4 pekat
hati-hati melalui dindingnya sedikit-sedikit sampai 3 ml. Kemudian tambahkan
setetes-setetes benzene dengan hati-hati sambil dikocok hati-hati. Setelah beberapa
menit tuangkan isinya ke atas 10-20 gr pecahan es. Perhatikan minyak berat yang
memisah dan amati baunya (Perhatikan zat yang terbentuk sangat beracun).
VII. Hasil dan Pembahasan
1. - Pada alkana (tabung I dan tabung II) yang ditambahkan dengan Br (bromin) akan
mengalami reaksi substitusi yang menghasilkan warna larutan dari bromin akan
menghilang. Reaksi ini terjadi karena, pada temperatur biasa bromin akan dapat
mensubstitusi (mengganti) atom-atom hidrogen dari alkana (Bahan cetak ajar. Kimia
Organik, 2016-51).
- Pada reaksi tabung III (alkena sikloheksena) yang ditambahkan dengan bromin
akan mengalami reaksi adisi yang menghasilkan warna larutan dari bromin akan
menghilang. Reaksi adisi ini dikenal dengan nama reaksi halogenasi, terjadi
karena suatu larutan Br2 (Bromin) dalam CCl4 atau CH2Cl2 yang berwarna coklat
kemerahan apabila ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung senyawa
alkena maka warna coklat kemerahan tersebut akan hilang (Bahan cetak ajar.
Kimia Organik, 2016 : 63).
- Pada reaksi tabung IV (alkuna) yang ditambahkan dengan bromin akan
mengalami reaksi adisi yang menghasilkan warna larutan dari bromin akan
menghilang. Karena, reaksi adisi dengan halogen dapat terjadi pada alkena dan
alkuna. Reaksi adisi ini dikenal dengan nama reaksi halogenasi, terjadi karena
suatu larutan Br2 (Bromin) dalam CCl4 atau CH2Cl2 yang berwarna coklat
kemerahan apabila ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung senyawa
alkena maka warna coklat kemerahan tersebut akan hilang (Bahan cetak ajar.
Kimia Organik, 2016 : 63).
- Pada reaksi tabung V (benzena) yang ditambahkan dengan bromin tidak akan
mengalami reaksi atau tidak akan mengalami perubahan warna, sehingga warna
larutan akan tetap berwarna coklat kemerahan seperti bromin. Hal ini terjadi
karena, benzena tidak dapat bereaksi seperti alkena, bila benzena direaksikan
dengan Br2 warna coklat dari bromin tidak dapat hilang dan menandakan tidak
terjadi reaksi adisi pada benzena oleh Br2. Reaksi yang terjadi pada benzena
dengan halogen bukan merupakan reaksi adisi tetapi reaksi substitusi (Bahan
cetak ajar. Kimia Organik, 2016 : 146).
2. Pada tabung I yang ditambahkan dengan bromin tidak akan mengalami reaksi atau
tidak akan mengalami perubahan warna, karena sifat dari benzena itu stabil sehingga
warna larutan akan tetap sama berwarna coklat kemerahan seperti bromin.
Sedangkan pada tabung II reaksi benzena yang ditambahkan dengan bromin dan Fe
akan menghasilkam reaksi perubahan warna atau warna kuning dr bromin nya
memudar. Hal ini terjadi karena, pada reaksi ini dibutuhkan katalis misalnya FeX 3
misalnya FeCl3 atau FeBr3 yang berperan dalam mempolarisasikan molekul halogen
sehingga menghasilkan elektrolit X+. FeCl3 biasanya dibuat dari Fe dan Cl2 (Bahan
cetak ajar. Kimia Organik, 2016 : 150-151).
3. Pada reaksi alkana (tabung I dan tabung II) dan reaksi benzena (Tabung V) yang
ditambahkan dengan KmnO4 (Oksidator) tidak bisa teroksidasi dan tidak mengalami
perubahan warna dan akan terbentuk 2 lapisan warna, lapisan pertama berwarna
bening (alkana) dan lapisan kedua berwarna ungu (Benzena). Tidak terjadi oksidasi
pada tabung I dan II dikarenakan tidak adanya ikatan rangkap pada alkana dan
benzena. Alkana adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang mempunyai ikatan tunggal
antara C-H, sedangkan benzena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai
cincin benzena yang mengakibatkan bertambahnya kestabilan (Bahan cetak ajar.
Kimia Organik, 2016 : 45 dan 146).
Pada reaksi Alkena (tabung III) yang ditambahkan dengan KmnO4 (oksidator) terjadi
reaksi oksidasi dan mengalami perubahan warna pada larutan, yaitu dari warna
larutan ungu berubah menjadi warna larutan cokelat. Hal ini terjadi karena adanya
reaksi oksidasi pada alkena dikarenakan alkena memilili ikatan rangkap 2 yang
menyebabkan alkena bersifat tidak jenuh karena jumlah hidrogen pada alkena lebih
sedikit daripada alkana.
Pada reaksi alkuna (IV) yang ditambahkan dengan KmnO4 (oksidator) terjadi reaksi
oksidasi dan mengalami perubahan warna pada larutan, yaitu warna larutan agak
coklat. Terjadinya reaksi oksidasi pada alkuna terjadi 2 kali dikarenakan alkena
memiliki ikatan rangkap 3. Berbeda dengan alkena hanya dilakukan sekali karena
hanya memiliki ikatan rangkap 2 (Bahan cetak ajar. Kimia Organik, 2016 : 59).
4. Pada tabung I dan II (alkana) ketika diteteskan dengan H 2SO4 akan terjadi reaksi
sulfonasi yang menghasilkan pencampuran larutan atau 1 lapisan. Alkana dapat
bereaksi dengan H2SO4 yang akan menghasilkan asam alkana sulfonat.
Pada tabung V (benzena) ketika diteteskan dengan H2SO4 yang kemudian
dipanaskan dan didinginkan akan terjadi reaksi sulfonasi yang menghasilkan
pencampuran larutan atau 1 lapisan. Benzena dapat bereaksi dengan H2SO4 yang
akan menghasilkan asam benzena sulfonat (Bahan cetak ajar. Kimia Organik, 2016 :
51 dan 151).
Pada tabung III (alkena) dan tabung IV (alkuna) ketika diteteskan dengan H 2SO4
tidak mengalami reaksi sulfonasi dan masih terdapat larutan 2 lapisan.
5. Pada reaksi benzena yang ditambahkan dengan HNO3 pekat dan H2SO4 pekat akan
mengalami reaksi nitrasi benzena, akan menghasilkan 2 lapisan warna yaitu, lapisan
nitrobenzen organik warna kuning minyak dan lapisan air. Hal ini terjadi karena,
reaksi nitrasi terjadi apabila benzena diolah dengan HNO 3 pekat dengan katalis
H2SO4 pekat. Pada reaksi nitrasi yang berperan sebagai elektrofil adalah NO2+.
Pembentukan NO2+ ini dipercepat oleh H2SO4 pekat (Bahan cetak ajar. Kimia
Organik, 2016 : 151).
VIII. Kesimpulan
1. Alkana akan mengalami reaksi substitusi jika ditambahkan dengan Br2, Alkena dan
Alkuna akan mengalami reaksi adisi jika ditambahkan dengan Br 2, dan Benzena
tidak mengalami reaksi jika ditambahkan dengan Br2.
2. Benzena tidak mengalami reaksi jika ditambahkan dengan Br2, dan Benzena akan
mengalami reaksi perubahan warna memudar karna dibutuhkan katalis jika
ditambahkan dengan Br2 dan Fe.
3. Alkana dan Benzena tidak mengalami reaski oksidasi jika ditambahkan dengan
KmnO4, sedangkan Alkena dan Alkuna akan mengalami reaksi oksidasi jika
ditambahkan dengan KmnO4.
4. Alkana dan Benzena akan mengalami reaksi sulfonasi jika diteteskan dengan H 2SO4,
sedangkan Alkena dan Alkuna tidak mengalami reaksi sulfonasi jika diteteskan
dengan H2SO4.
5. Benzena akan mengalami reaksi nitrasi benzena jika ditambahkan dengan HNO3
pekat dan H2SO4 pekat.
IX. Tugas Pendahuluan
1. Reaksi apa yang terjadi bila senyawa hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna dan
benzene direaksikan dengan a. Bromin, b. KmnO4, c. H2SO4. Tuliskan reaksi yang
terjadi?
Jawab :
- Alkana:
a. C3H7 – CH3 + Br2 → C3H7 – CH2 + HBr (Reaksi Substitusi)

Br
b. C3H7 –CH3 + KmnO4 → (Tidak mengalami reaksi)
c. C3H7 – H2SO4 → (Tidak mengalami reaksi)
- Alkena

a. + Br2  + HBr (Reaksi Adisi)

b. + KMnO4  (Reaksi Oksidasi)

c. + H2SO4  (Reaksi Sulfonasi)


- Alkuna
a. + Br2 → HBr2 + HBr2 (reaksi adisi)

OH OH

b. + KmnO4 → H – C – C – H

OH OH

c. + H2SO4 → CH – CH
SO3 SO3

- Benzena

a. + Br2  (Tidak mengalami reaksi)

b. + KMnO4  (Tidak mengalami reaksi)

c. + H2SO4  (Tidak mengalami reaksi)


2. Mengapa benzene baru bereaksi dengan bromin setelah menggunakan serbuk Fe dan
pemanasan, sedang sikloheksana bereaksi tanpa menggunakan serbu Fe dan
pemanasan?
Jawab :
Karena benzena memilki cincin benzen yang stabil. Untuk terjadinya reaksi pada
benzena, harus dibantu oleh katalis yng contohnya adalah serbuk Fe dan bantuan
pemanasan. Dengan adanya serbuk Fe, makabenzena bereaksi dengan bromin, warna
bromin akan menghilang. sedangkan pada sikloheksana yang merupakan senywa
hidrokarbon jenuh dengan satu ikatan rangkap, yang ditambahkan bromin akan
langsung terjadi reaksi substitusi. Oleh sebab itu, sikloheksana tidak memerlukan
bantuan seperti katalis. (Bahan cetak ajar. Kimia Organik, 2016 : 50 dan 146).
3. Tuliskan persamaan reaksi antara benzene dengan H2SO4 da HNO3 dan senyawa apa
yang terjadi? Tulis mekanisme reaksinya
Jawab :

- Persamaan rekasi :
+ HNO3 = H2SO4  + H2O (senyawa nitrobenzen)

- Mekanisme rekasi nirasi benzena : Benzena bereaksi lambat dengan HNO3


pekat panas dalam sebuah reaksi substitusi elektrofilik aromatik untuk
membentuk nitrobenzena. Pembentukan NO2+ dipercepat oleh H2SO4 pekat,
NO2+ pada reaksi ini berperan sebagai elektrofil. (Bahan cetak ajar. Kimia
Organik, 2016 : 151)
4. Apa gunanya penambahan serbuk Fe dan pemanasan pada pertanyaan No.2
Jawab :
Penambahan serbuk Fe dan pemanasan diperlukan untuk terjadinya reaksi. Karena
sifat benzena yang stabil sehingga susah bereaksi dengan senyawa atau pereaksi lain.
DAFTAR PUSTAKA

Wardiyah, 2016. Buku Ajar Cetak Farmasi, Kimia Organik. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai