Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


ANALISIS SENYAWA HIDROKARBON

Dosen Pengampu : Tarso Rudiana dan Siti Nurbayti


Kelompok :5
Nama Anggota : 1. M. Yusuf
2. Alma Aulia Sahara
3. Widiyanti Pusporini
4. Farrah Nurkhalilza
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 20 April 2020

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK


PUSAT LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Teori Dasar


Senyawa organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon
disebut hidrokarbon. Hidrokarbon dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Hidrokarbon

Alifatik Siklik

Tak Jenuh Jenuh Tak Jenuh Jenuh Aromatik

sikloalkena sikloalkana benzena


alkena alkuna alkana

Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari
senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut
polar seperti air atau etanol. Sebaliknya,hidrokarbon dapat bercampur dengan
pelarut yang relatif non polar seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau
diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh
jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagaian besar
pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh, (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi
adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatik biasanya
mengalami reaksi substitusi.

1.2 Tujuan Percobaan


Pada akhir percobaan mahasiswa diharapkan paham dan terampil dalam:
1. Menyelidiki sifat-sifat fisik, kelarutan dan massa jenis senyawa
hidrokarbon
2. Membandingkan reaktivitas antara alkana, alkena dan senyawa aromatic
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hanya ada satu hidrokarbon yang mempunyai satu atom karbon yaitu
metana (CH4). Hidrokarbon lain mengandung dua atau lebih atom karbon yang
saling diikat oleh satu, dua atau tiga ikatan. Hidrokarbon dapat diklasifikasi
menurut jenis-jenis ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan atom-
atom karbon yang membentuk sebuah cincin disebut sikloalkana. Sikloalkana
sering disebut suatu subkelas dari alkana.
Sebuah sikloalkana mengandung dua atom hidrogen lebih sedikit daripada
hidrokarbon rantai terbuka. Misalnya: empat atom karbon alkana rantai terbuka
mempunyai rumus molekul C4H10, tetapi empat atom karbon dari slikoalkana
memiliki rumus molekul C4H8. Oleh sebab itu, slikoalkana yang mengandung
sebuah cincin mempunyai rumus umum CnH2N. (Sukmariah, 2010)
Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap karbon-karbon disebut
alkena yang memiliki ikatan rangkap tiga karbon-karbon dinamakan alkuna,
kedua golongan hidrokarbon ini tak jenuh sebab mengandung hidrogen per karbon
lebih sedikit daripada alkana padanannya, alkena dapat diperoleh dari alkuna
dengan menambah satu atau dua mol hidrogen.
Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang mengandung unsur hidrogen dan
karbon (H dan C) terdiri atas alkana, alkena dan alkuna. Senyawa hidrokarbon
dalam minyak bumi atau lumpur minyak bumi merupakan salah satu cemaran
yang relatif sulit didegradasi selain senyawa hidrokarbon, minyak bumi juga
mengandung unsur nitrogen, sulfur dan oksigen. Degradasi minyak bumi juga
mengandung unsur senyawa lain misalnya alkohol, aldehida, fenol, asam
karboksilat, air dan karbon dioksida. Masalah pencemaran lingkungan dapat
terjadi karena sifat produk minyak bumi yang sulit didegradasi.
Konsentrasi hidrokarbon yang sangat rendah mempengaruhi bau dan rasa air
air tanah. Tumpahan minyak dapat menimbulkan masalah yang serius bagi
komunitas biotik dan habitat perairan. Bioremidiasi merupakan proses yang
dilakukan oleh mikroorganisme melalui metabolisme hidrokarbon untuk
memperoleh energi yang nantinya akan digunakan untuk sintesis, bergerak dan
bereproduksi (Ristiati,2013).
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari
senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut
polar seperti air atau etanol. Sebaliknya, hidrokarbon dapat bercampur dengan
pelarut yang relatif non polar seperti karbon tetra klorida (CCl 4) atau dikloro
metana (CH2Cl2). Relativitas kimia senyawa hdrokarbon ditentukan olehjenis
ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagian besar
pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh, (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi
adisi pada ikatan rangkap dua atau tiga. Senyawa aromatic biasanya mengalami
reaksi subtitusi.
Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling
sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat
dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah C nH2n+2.
Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan
ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan
rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.
Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki
satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga.
Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan
rumus umum CnH2n. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut
alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin
karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah C nH2n.
Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling
tidak mempunyai satu cincin aromatik.
Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan
(contohnya heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah
(contohnya paraffin wax dan naftalena) atau polimer (contohnya polietilena,
polipropilena dan polistirena). Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus
empiris antara hidrokarbon pun juga berbeda: jumlah hidrokarbon yang diikat
pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit karena atom karbonnya berikatan
rangkap.
Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut
dengan katenasi, dan menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-
senyawa yang lebih kompleks, seperti sikloheksana atau arena seperti benzena.
Kemampuan ini didapat karena karakteristik ikatan di antara atom karbon bersifat
non-polar.
Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus memenuhi aturan "4-
hidrogen" yang menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat berikatan dengan
karbon, karena karbon mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron valensi
nya, maka karbon mempunyai 4 elektron yang bisa membentuk ikatan kovalen.
Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Sikloheksana
2. Pipet tetes 2. Sikloheksena
3. Batang pengaduk 3. Toluen
4. Pemanas bunsen 4. n-heksana
5. Kaca arloji 5. KMnO4 1%
6. Gelas piala 6. H2SO4 pekat
7. Gelas ukur 7. Minyak tanah/bensin

3.2. Prosedur Percobaan


 Sifat Fisik Hidrokarbon
a. Kelarutan Hidrokarbon dalam Air

10 tetes sikloheksana, sikloheksena, dan toluen


Masing-masing dimasukkan ke
dalam tabung reaksi

+ 10 tetes air

Tabung digoncangkan dan


didiamkan sejenak untuk
mencampur komponen

Hasil dicatat, apakah terdapat pemisahan komponen,


senyawa apa yang ada di bagian atas dan di bawah

b. Kelarutan Hidrokarbon dalam Minyak

10 tetes sikloheksana, sikloheksena, dan toluen

Masing-masing dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
+ 10 tetes minyak

Tabung digoncangkan dan


didiamkan sejenak untuk
mencampur komponen

Hasil dicatat, apakah terdapat pemisahan komponen atau


tidak, lalu dibandingkan dengan hasil sebelumnya

 Sifat Kimia Hidrokarbon


a. Reaksi Pembakaran

10 tetes sikloheksana, sikloheksena, dan toluen

Masing-masing dimasukkan
ke dalam tabung reaksi

Dibakar secara hati-hati

Diamati nyala dan warna asap yang dihasilkan

b. Reaksi dengan KMnO4

1 mL sikloheksana, sikloheksena, dan toluen

Masing-masing dimasukkan
ke dalam tabung reaksi

+ KMnO4 1% tetes demi tetes

tabung digoyangkan

Hasil dicatat. Reaksi positif apabila warna ungu


KMnO4 hilang dan timbul endapan ckelat MnO2.
Tetes KMnO4 dihitung

c. Reaksi dengan H2SO4 pekat

20 tetes sikloheksana, sikloheksena, dan toluen


Masing-masing dimasukkan ke
dalam tabung reaksi
Diletakkan di penangas es

+ H2SO4 pekat 10 tetes (yang


telah didinginkan) secara hati-hati
sambil digoyangkan

Hasil dicatat. apakah ada panas yang dilepaskan, apakah


larutan homogen dan terjadi perubahan warna
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hidrokarbon adalah senyawa organik yang molekulnya tersusun dari


atom-atom karbon dan hidrogen. Ada tiga golongan senyawa yang
termasuk hidrokarbon, yaitu hidrokarbon alifatik (alkana, alkena, dan
alkuna), hidrokarbon alisiklik (sikloalkana dan sikloalkena) dan
hidrokarbon aromatik (benzena dan turunannya). Hidrokarbon alifatik
masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan
karbon-karbon, yaitu hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal
karbon (alkana) dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling
sedikit satu ikatan rangkap dua (alkena) atau lebih dari satu ikatan rangkap
dua (alkadiena), atau ikatan rangkap tiga (alkuna). Praktikum kali ini
bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat fisik, kelarutan, massa jenis
senyawa hidrokarbon serta membandingkan reaktivitas antara alkana,
alkena dan senyawa aromatik.

4.1. Kelarutan Hidrokarbon dengan Air

Pada percobaan kelarutan hidrokarbon dengan air yaitu pada saat


senyawa sikloheksana ditambahkan air, campuran membentuk 2 lapisan (2
fase) atau tidak terjadi pencampuran. Hal ini terjadi karena senyawa
sikloheksana merupakan senyawa non polar yang hanya memiliki
perbedaan keelektronegatifan antar atomnya cenderung kecil, yaitu sebesar
0,4 sedangkan air merupakan senyawa polar yang mana dapat bercampur
dengan senyawa polar. Oleh karena itu, sikloheksana tidak dapat
bercampur dengan air tetapi membentuk campuran heterogen (2 fase)
dimana lapisan bawah merupakan air dan lapisan atas merupakan lapisan
sikloheksana, karena massa jenis air lebih besar sama halnya dengan
sikloheksana, toluen dan n-heksan tidak mengalami pencampuran dengan
air, ditandai dengan terbentuknya 2 fasa atau 2 lapisan. Tidak tercampur
ketiga jenis dari hidrokarbon tersebut karena ketiganya bersifat non polar
dimana hanya akan larut pada senyawa non polar juga. Letak air berada
dilapisan bawah karena air memiliki massa jenis lebih besar dari ketiga
senyawa tersebut.

4.2. Kelarutan Hidrokarbon dengan Minyak

Pada percobaan kelarutan hidrokarbon dalam minyak, saat


sikloheksana, toluen dan n-heksan masing-masing ditambahkan minyak,
senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut bercampur atau larut dalam
minyak membentuk campuran homogen yang berwarna kuning cerah. Hal
ini terjadi karena senyawa-senyawa hidrokarbon tersebut merupakan
senyawa kovalen non polar dan minyak merupakan senyawa non polar,
sehingga kedua senyawa tersebut akan saling bercampur membentuk
campuran homogen. Hal ini merupakan asas umum dari kelarutan yang
biasa dikenal “like disolves like” yaitu senyawa ion hanya akan larut pada
senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa hidrokarbon sikloheksana, n-
heksan dan toluen dapat bercampur dengan minyak.

4.3. Reaksi Pembakaran

Pada percobaan reaksi pembakaran, sampel yang digunakan


diletakan kedalam kaca aloji kemudian dibakar diatas pemanas bunsen
yang biasanya dilakukan didalam lemari asam. Sikloheksana mengalami
reaksi pembakaran sempurna dengan terbentuknya gas CO 2 dan uap air
(H2O). Dilakukannya pembakaran didalam lemari asam bertujuan agar gas
dan asap yang dihasilkan tidak menyebar diruangan. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisir efek negatif yang mungkin akan terjadi, karena gas
dan asap tersebut dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan jika
terhirup. Reaksi antara sikloheksana dengan oksigen atau biasa disebut
reaksi pembakaran dapat ditulis dengan persamaan :

Warna api yang dihasilkan yaitu biru, merah, jingga, asap samar dan
waktu nyala api cepat diantara n-heksan dan toluen. Berdasarkan data
tersebut, sikloheksana dapat digolongkan kedalam senyawa yang kurang
reaktif.

Pada pembakaran n-heksan, reaksi yang terjadi adalah reaksi


pembakaran sempurna dengan persamaan reaksi :

2 C6H14 + 19O2  12CO2 + 14H2O

Warna nyala api yang dihasilkan yaitu biru jingga, asap samar dan
nyala apinya paling cepat diantara n-heksan dan toluen. Senyawa ini
kurang reaktif, ciri yang paling menandakan dari senyawa kurang reaktif
ada pada nyala asap. Senyawa n-heksan dan sikloheksana cenderung
warna nyala asapnya tidak berasap atau putih samar sehingga cenderung
sebagai senyawa kurang reaktif. Berbeda dengan toluen yang saat dibakar
menghasilkan nyala asap hitam pekat dan dibakar sempurna menghasilkan
gas CO2 dan H2O.

Warna api yang dihasilkan merah jingga, warna asapnya hitam dan
waktu nyala apinya paling lama dari sikloheksana dan n-heksan. Toluen
tergolong senyawa aromatik yang dicirikan dengan warna asap yang
dihasilkan berwarna hitam.

4.4. Reaksi dengan KMnO4

Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk menunjukan kereaktifan


heksana, benzena, dan sikloheksana terhadap oksidator KMnO 4. Pada
percobaan sikloheksana yang direaksikan dengan KMnO4 setelah
ditambah sebanyak 5 tetes, tidak terjadi reaksi melainkan hanya menjadi
larutan berwarna ungu walaupun ditambahkan juga 5 tetes H2SO4 yang
berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi, tetapi
larutan tetap berwarna ungu dan tidak ada reaksi ataupun endapan yang
terbentuk. Hal ini membuktikan bahwa sikloheksana tidak bereaksi dengan
KMnO4.
Hal ini disebabkan karena cincin sikloheksana bersifat jenuh (hanya
terdapat ikatan tunggal), sehingga tidak dapat bereaksi dengan KMnO 4.
Begitupula dengan senyawa n-heksan yang ditambahkan KMnO4 dan
penambahan H2SO4 sebagai katalis tidak terjadi reaksi, tetapi hanya
menghasilkan larutan berwarna ungu. Adapun reaksinya sebagai berikut:

Pada percobaan toluen yang direaksikan dengan KMnO4, dimana


awalnya tidak terbentuk endapan dan larutan hanya berwarna ungu tetapi
setelah ditambahkan H2SO4 sebagai katalis barulah terbentuk endapan
yang berwarna coklat yaitu endapan MnO2. Adapun reaksinya sebagai
berikut :

Hal ini dikarenakan toluen merupakan senyawa aromatik yang


bersifat tidak jenuh (memiliki ikatan rangkap) dan senyawa ini mengalami
oksidasi, sedangkan KMnO4 mengalami reduksi. Mn yang merupakan
unsur transisi, mengalami proses reduksi dan Mn 2+ yang berwarna ungu
menjadi Mn4+ yang berwarna coklat. Adapun reaksinya sebagai berikut :

Selain itu reaksi oksidasi yang terjadi mengakibatkan senyawa yang


mengalami oksidasi mengikuti atom oksigen yang mengakibatkan atom
oksigen pada senyawa tersebut cenderung lebih banyak
sebelumnya.adapun reaksinya sebagai berikut :

Penambahan katalis H2SO4 sebagai katalis untuk mempercepat


terjadinya reaksi antara toluen dengan KMnO4, sehingga tidak perlu
menunggu waktu yang lama agar terjadinya reaksi kimia. Terbentuknya
endapan coklat menandakan toluen yang ditambahkan KMnO4 mengalami
reaksi kimia dan menjadi senyawa paling reakatif dibanding sikloheksana
dan n-heksana.

4.5. Reaksi dengan H2SO4

Pada percobaan reaksi dengan H2SO4, sikloheksana direaksikan


dengan H2SO4, terbentuk 2 fase. Lapisan atas dan bawahnya bening dan
terjadi peningkatan suhu. Adapun reaksinya sebagai berikut :

Hal ini terjadi karena sikloheksana merupakan senyawa siklik yang


sifatnya jenuh. Kemudian pada saat heksana dimasukan dengan H 2SO4,
reaksi menunjukan peningkatan suhu tetapi tidak terjadi reaksi. Hal ini
disebabkan karena heksana merupakan senyawa alifatik yang bersifat
jenuh, sekaligus perbedaan momen dipolnya jauh sama halnya dengan
sikloheksana. Pada saat toluen direaksikan dengan H 2SO4 warna
larutannya menjadi bening. Hal ini membuktikan terjadinya reaksi.
Adapun reaksinya sebagai berikut :
Hal ini disebabkan terbentuknya senyawa sulfurdioksida (SO4).
Reaksi ini terjadi disebabkan karena toluen merupakan senyawa aromatik
yang dapat bereaksi dengan H2SO4 membentuk benzaldehid. Reaksi ini
dinamakan reaksi sulfonasi. Pada saat direaksikan dengan H2SO4, ketiga
senyawa hidrokarbon ini membentuk 2 fasa.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan laporan praktikum tentang senyawa hidrokarbon,


didapatkan beberapa kesimpulan antara lain:

1. Sifat-sifat hidrokarbon : hidrokarbon merupakan senyawa non polar yang tidak


larut dalam senyawa polar.
2. Massa jenis senyawa hidrokarbon lebih kecil dibandingkan dengan massa jenis
air, sehingga ketika dicampur menghasilkan 2 fasa (2 lapisan).
3. Pada reaksi pembakaran, sikloheksana, toluena, dan n-heksana menglami
pembakaran sempurna yaitu menghasilkan CO2 dan H2O.
4. Pada reaksi dengan KMnO4 sikloheksana dan n-heksana menghasilkan
endapan coklat dengan penambahan katalis.
5. Pada reaksi dengan H2SO4, terjadi reaksi dibuktikan dengan pembentukan
larutan homogen (sikloheksana), dan pada toluena terjadi perubahan warna.
DAFTAR PUSTAKA

Nurbayti, Siti. Rudiana, Tarso. dkk. 2020. Pedoman Praktikum Kimia Organik I.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Ristiati, Ni Putu. 2013. Uji Kemampuan Isolat Bakteri Pendegradasi Minyak
Solar Terhadap Limbah Oli dari Perairan Pelabuhan Celukan Bawang.
FMIPA Undiksha.
Sukmariah. dkk. 2010. Dasar-dasar Kimia Organik. Tangerang: Bina Rupa
Aksara.

Silberberg, Martin. 2005. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and


Change. New York: McGraw-Hill Companies.

Svehla. 1979. Buku Ajar Vogel : Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimakro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Riswiyanto. 2015. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai