Alifatik Siklik
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari
senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut
polar seperti air atau etanol. Sebaliknya,hidrokarbon dapat bercampur dengan
pelarut yang relatif non polar seperti karbon tetraklorida (CCl4) atau
diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh
jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagaian besar
pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh, (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi
adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatik biasanya
mengalami reaksi substitusi.
Hanya ada satu hidrokarbon yang mempunyai satu atom karbon yaitu
metana (CH4). Hidrokarbon lain mengandung dua atau lebih atom karbon yang
saling diikat oleh satu, dua atau tiga ikatan. Hidrokarbon dapat diklasifikasi
menurut jenis-jenis ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan atom-
atom karbon yang membentuk sebuah cincin disebut sikloalkana. Sikloalkana
sering disebut suatu subkelas dari alkana.
Sebuah sikloalkana mengandung dua atom hidrogen lebih sedikit daripada
hidrokarbon rantai terbuka. Misalnya: empat atom karbon alkana rantai terbuka
mempunyai rumus molekul C4H10, tetapi empat atom karbon dari slikoalkana
memiliki rumus molekul C4H8. Oleh sebab itu, slikoalkana yang mengandung
sebuah cincin mempunyai rumus umum CnH2N. (Sukmariah, 2010)
Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap karbon-karbon disebut
alkena yang memiliki ikatan rangkap tiga karbon-karbon dinamakan alkuna,
kedua golongan hidrokarbon ini tak jenuh sebab mengandung hidrogen per karbon
lebih sedikit daripada alkana padanannya, alkena dapat diperoleh dari alkuna
dengan menambah satu atau dua mol hidrogen.
Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang mengandung unsur hidrogen dan
karbon (H dan C) terdiri atas alkana, alkena dan alkuna. Senyawa hidrokarbon
dalam minyak bumi atau lumpur minyak bumi merupakan salah satu cemaran
yang relatif sulit didegradasi selain senyawa hidrokarbon, minyak bumi juga
mengandung unsur nitrogen, sulfur dan oksigen. Degradasi minyak bumi juga
mengandung unsur senyawa lain misalnya alkohol, aldehida, fenol, asam
karboksilat, air dan karbon dioksida. Masalah pencemaran lingkungan dapat
terjadi karena sifat produk minyak bumi yang sulit didegradasi.
Konsentrasi hidrokarbon yang sangat rendah mempengaruhi bau dan rasa air
air tanah. Tumpahan minyak dapat menimbulkan masalah yang serius bagi
komunitas biotik dan habitat perairan. Bioremidiasi merupakan proses yang
dilakukan oleh mikroorganisme melalui metabolisme hidrokarbon untuk
memperoleh energi yang nantinya akan digunakan untuk sintesis, bergerak dan
bereproduksi (Ristiati,2013).
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari
senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut
polar seperti air atau etanol. Sebaliknya, hidrokarbon dapat bercampur dengan
pelarut yang relatif non polar seperti karbon tetra klorida (CCl 4) atau dikloro
metana (CH2Cl2). Relativitas kimia senyawa hdrokarbon ditentukan olehjenis
ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagian besar
pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh, (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi
adisi pada ikatan rangkap dua atau tiga. Senyawa aromatic biasanya mengalami
reaksi subtitusi.
Hidrokarbon jenuh/tersaturasi (alkana) adalah hidrokarbon yang paling
sederhana. Hidrokarbon ini seluruhnya terdiri dari ikatan tunggal dan terikat
dengan hidrogen. Rumus umum untuk hidrokarbon tersaturasi adalah C nH2n+2.
Hidrokarbon jenuh merupakan komposisi utama pada bahan bakar fosil dan
ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun bercabang. Hidrokarbon dengan
rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda dinamakan isomer struktur.
Hidrokarbon tak jenuh/tak tersaturasi adalah hidrokarbon yang memiliki
satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga.
Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena, dengan
rumus umum CnH2n. Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut
alkuna, dengan rumus umum CnH2n-2.
Sikloalkana adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin
karbon. Rumus umum untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah C nH2n.
Hidrokarbon aromatik, juga dikenal dengan arena, adalah hidrokarbon yang paling
tidak mempunyai satu cincin aromatik.
Hidrokarbon dapat berbentuk gas (contohnya metana dan propana), cairan
(contohnya heksana dan benzena), lilin atau padatan dengan titik didih rendah
(contohnya paraffin wax dan naftalena) atau polimer (contohnya polietilena,
polipropilena dan polistirena). Karena struktur molekulnya berbeda, maka rumus
empiris antara hidrokarbon pun juga berbeda: jumlah hidrokarbon yang diikat
pada alkena dan alkuna pasti lebih sedikit karena atom karbonnya berikatan
rangkap.
Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut
dengan katenasi, dan menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-
senyawa yang lebih kompleks, seperti sikloheksana atau arena seperti benzena.
Kemampuan ini didapat karena karakteristik ikatan di antara atom karbon bersifat
non-polar.
Sesuai dengan teori ikatan valensi, atom karbon harus memenuhi aturan "4-
hidrogen" yang menyatakan jumlah atom maksimum yang dapat berikatan dengan
karbon, karena karbon mempunyai 4 elektron valensi. Dilihat dari elektron valensi
nya, maka karbon mempunyai 4 elektron yang bisa membentuk ikatan kovalen.
Hidrokarbon bersifat hidrofobik dan termasuk dalam lipid.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat Bahan
1. Tabung reaksi 1. Sikloheksana
2. Pipet tetes 2. Sikloheksena
3. Batang pengaduk 3. Toluen
4. Pemanas bunsen 4. n-heksana
5. Kaca arloji 5. KMnO4 1%
6. Gelas piala 6. H2SO4 pekat
7. Gelas ukur 7. Minyak tanah/bensin
+ 10 tetes air
Masing-masing dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
+ 10 tetes minyak
Masing-masing dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
Masing-masing dimasukkan
ke dalam tabung reaksi
tabung digoyangkan
Warna api yang dihasilkan yaitu biru, merah, jingga, asap samar dan
waktu nyala api cepat diantara n-heksan dan toluen. Berdasarkan data
tersebut, sikloheksana dapat digolongkan kedalam senyawa yang kurang
reaktif.
Warna nyala api yang dihasilkan yaitu biru jingga, asap samar dan
nyala apinya paling cepat diantara n-heksan dan toluen. Senyawa ini
kurang reaktif, ciri yang paling menandakan dari senyawa kurang reaktif
ada pada nyala asap. Senyawa n-heksan dan sikloheksana cenderung
warna nyala asapnya tidak berasap atau putih samar sehingga cenderung
sebagai senyawa kurang reaktif. Berbeda dengan toluen yang saat dibakar
menghasilkan nyala asap hitam pekat dan dibakar sempurna menghasilkan
gas CO2 dan H2O.
Warna api yang dihasilkan merah jingga, warna asapnya hitam dan
waktu nyala apinya paling lama dari sikloheksana dan n-heksan. Toluen
tergolong senyawa aromatik yang dicirikan dengan warna asap yang
dihasilkan berwarna hitam.
Nurbayti, Siti. Rudiana, Tarso. dkk. 2020. Pedoman Praktikum Kimia Organik I.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Ristiati, Ni Putu. 2013. Uji Kemampuan Isolat Bakteri Pendegradasi Minyak
Solar Terhadap Limbah Oli dari Perairan Pelabuhan Celukan Bawang.
FMIPA Undiksha.
Sukmariah. dkk. 2010. Dasar-dasar Kimia Organik. Tangerang: Bina Rupa
Aksara.
Svehla. 1979. Buku Ajar Vogel : Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan
Semimakro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.