Dosen Pengampu :
Dr.Ruswanto, M.Si
Anindita Tri Kusuma Pratita, M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 7
Syifa Rizki Azzahra 31121047
Wulan Aprilia S 31121048
Samsul Mubar ok 31121049
Dea Rashieka Tabina 31121050
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1. Tujuan Praktikum ........................................................................................... 1
1.2. Dasar Teori ..................................................................................................... 1
BAB II .......................................................................................................................... 6
METODE ..................................................................................................................... 6
2.1 Waktu dan Tempat ......................................................................................... 6
2.2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 6
BAB III ......................................................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 8
4.1 Hasil ............................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan .................................................................................................... 8
BAB IV ....................................................................................................................... 11
KESIMPULAN ......................................................................................................... 11
4.1 Kesimpulan................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 12
LAMPIRAN ............................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
O O O
R C R C R C
O H O H O H
1
banyak terdapat di alam, di antaranya adalah lemak hewan dan minyak tumbuhan
(Rasyid, 2006).
Derivat hidrokarbon dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai ikatan
rangkap ke oksigen dan sebuah gugus hidroksil, disebut asam karboksilat. Yang
diturunkan dari hidrokarbon alkana mempunyai rumus molukel umum RCO2H, yang
menyatakan bahwa terdapat gugus karboksil, –COOH
Titik didih asam karboksilat relatif tinggi dibandingkan titik didih alkohol,
aldehida, dan keton dengan bobot molekul yang kira-kira sama. Misalnya, asam
formiat mendidih 23oC lebih tinggi dari pada etanol, meskipun bobot molekul
keduanya sama. Titik didih asam-asam karboksilat yang sama disebabkan oleh ikatan
hidrogen antarmolekul antara dua molekul. Asam akrboksilat mempunyai gugus
karboksil, –CO2H, terdiri dari gugus karbonil (–CO–) dan satu gugus hidroksil (–OH)
(Keenan, Kleinfelter & Wood, 1992).
Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang dan
sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika: cairan, tak berwarna,
merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna. Sifat kimia: asam
paling kuat dari asam-asam karboksilat, mempunyai gugus asam dan aldehida
Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol
menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering juga
disebut asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi alkohol primer,
sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:
2
2. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R
dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam
karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat
seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus –CO2R
dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi
langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol, suatu reaksi yang disebut
reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi reversibel.
Ester adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi ─COO─ yang terikat
pada dua gugus alkyl, R dan R’. Ester yang dianggap berasal dari senyawa alkana yang
disebut alkil alkanoat. Rumus umum dari alkil alkanoat dinyatakan sebagai CnH2NO.
Ester dibuat dari asam karboksilat dan alkohol melalui reaksi esterifikasi dengan
bantuan katalis H2SO4 pekat. (tim kimia organik,2014;28)
Monografi bahan
1. Na-bikarbonat
Natrium bikarbonat (Na. Bikarbonat) Pemerian natrium bikarbonat
adalah serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram; tidak
berbau; rasa asin sedangkan kelarutannya adalah larut dalam 11
bagian air; praktis tidak larut dalam etanol (95%) p. Penyimpanan
Na. Bikarbonat adalah dalam wadah tertutup baik (Anonim,1979)
3
2. Asam asetat glasial
Asam asetat pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan
higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C.
Asam asetat adalah komponen utama cuka (3–9%) selain air. Asam
asetat berasa asam dan berbau menyengat.
3. Etanol
Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3 % b/b dan tidak lebih
dari 93,8 % b/b, setara dengan tidak kurang dari 94,9 % v/v dan
tidak lebih dari 96,0 % v/v C2H5OH, pada suhu 15,56°, Cairan
mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah.Mudah menguap walaupun
pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78°.Mudah terbakar dan
dapat Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua
pelarut organik
4. FeSO4
Besi(II) sulfat atau fero sulfat adalah senyawa kimia dengan
rumus FeSO4. Besi(II) sulfat heptahidrat biru-hijau adalah bentuk
yang paling umum dari bahan ini, dan dikenal sejak zaman kuno
sebagai copperas dan vitriol hijau, . Semua besi sulfat larut dalam
air dan membentuk kompleks logam air Fe(H2O)6
5. NaOH
Natrium Hidroksida atau biasa disebut NaOH. NaOH memiliki
pemerian putih atau praktis putih, keras, rapuh dan menunjukkan
pecahan hablur. Jika terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon
dioksida dan lembab. Massa melebur, berbentuk peletkecil,
serpihan atau batang atau bentuk lain, dengan kelarutan mudah larut
4
dalam air dan dalam etanol, dan memiliki stabilitas ketika terpapar
udara, natrium hidroksida menyerap air dengan cepat
6. Asam Asetat
Cairan jernih tidak berwarna, bau menusuk, rasa asam, tajam,
Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95 %) p dan dengan
Gliserol P (F.I edisi III hal : 41)
Asam Sulfat
Cairan tidak berwarna, jernih dan bau khas, Cairan kental seperti
minyak, korosif, tidak berwarna, jika ditambahkan kedalam air
menimbulkan panas. (F.I Eds III, 58)
5
BAB II
METODE
Prosedur
a. Asam karboksilat (reaksi dengan larutan Na-bikarbonat)
menyatakan
timbul gas CO2
senyawa asam
6
Pembentukan Ester
dinginkan dan
masukkan asam
tuang dalam
asetat etil alkohol panaskan selama
cawan penguap
96% dan asam 2 menit
berisi lar.
sulfat (2:1)
NaHCO3
tambahkan larutan
amati hasil yang
NaOH sebanyak
terjadi
4-6 tetes
b. Ester
campurkan 1 tetes
ester dengan 1 ml panaskan
tambahkan 0,2 ml
hidroksilamin campuran sampai
NaOH 6 N
hidroklorida 0,5 N mendidih
dalam etanol 95%
7
BAB III
4.1 Hasil
➢ Reaksi dengan larutan Na-bikarbonat
Perlakuan Hasil Keterangan
Na-bikarbonat 5% + Timbul gelembung gas Asam
Asam asetat CO2
Asam oksalat Tidak timbul gas Basa
➢ Pembentukan Ester
Perlakuan Hasil
As.oksalat + alkohol + asam sulfat + Berbuih, bau tidak menyengat
NaHCO3
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan uji kualitatif untuk mengetahui reaksi dan senyawa
yang termasuk ke dalam asam karboksilat dan ester. Dilakukan 3 percobaan pada
praktikum ini yaitu identifikasi adanya gugus karboksilat pada senyawa organik
dengan mereaksikan bersam natrium bikarbonat, pembenrukan ester dengan cara
esterifikasi, dan menentukan senyawa organik yang termasuk asam monokarboksilat
dan asam dikarboksilat.
8
Pertama adalah uji dengan natrium bikarbonat untuk mengetahui bahwa senyawa
tersebut adalah senyawa asam karboksilat karena umumnya asam karboksilat akan
bereaksi dengan basa dan sodium bikarbonat termasuk ke dalam golongan basa jadi
akan terjadi reaksi penetralan yang menghasilkan suatu garam karboksilat dan air serta
CO2 yang berasal dari NaHCO tersebut. Percobaan ini dilakukan dengan dua sampel
asam karboksilat, yaitu Asam asetat ( CH3COOH ) dan Asam Oksalat ( C2H2O4 ).
Sebanyak 1 mL asam asetat glasial diteteskan ke gelas arloji kemudian ditambahkan
larutan Natrium bikarbonat ( NaHCO3 ) dan diamati perubahan yang terjadi.
Perubahan yang terjadi adalah terbentuknya banyak gelembung gas yang merupakan
gelembung gas CO2 hasil dari reaksi pencampuran asam asetat dan natrium bikarbonat
yaitu :
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Sebanyak 1 mL asam oksalat diteteskan ke gelas arloji kemudian ditambahkan
larutan Natrium bikarbonat ( NaHCO3 ) dan diamati perubahan yang terjadi.
Perubahan yang terjadi adalah terbentuknya gelembung gas tetapi tidak sebanyak jika
direaksikan dengan asam asetat yang merupakan gelembung gas CO2 hasil dari reaksi
pencampuran asam oksalat dan natrium bikarbonat yaitu :
4C2H2O4 + NaHCO3 → 7CO2 + 3H2O + NaC2H3O2
CH3COONa dan NaC2H3O2 merupakan garam karboksilat yang terbentuk dari
reaksi sampel asam karboksilat dan basa ( NaHCO3 ). Gelembung gas CO2
menyatakan senyawa asam.
Kedua yaitu pembentukan Ester. Uji ini dilakukan dengan mencampurkan 2 bagian
etanol, 1 bagian asam sulfat pekat dan asam asetat kemudian dipanaskan diatas bunsen
selama 2 menit. Setelah dingin , larutan di tuang kedalam cawan uap yang berisi larutan
NaHCO3. Hasilnya menunjukan bau tidak menyengat dan timbul buih. Sebanyak
bagian etanol, 1 bagian asam sulfat pekat dan asam oksalat kemudian dipanaskan diatas
bunsen selama 2 menit. Setelah dingin , larutan di tuang kedalam cawan uap yang berisi
larutan NaHCO3. Hasilnya menunjukan bau yang menyengat dan timbul buih.
Senyawa karboksilat yang direaksikan dengan alkohol akan menghasilkan suatu
senyawa ester yang berbau harum. Reaksi pembentukan ester secara langsung dengan
9
mereaksikan asam karboksilat ( disini asam asetat dan oksalat ) dengan alkohol disebut
esterifikasi. Penambahan H2SO4 berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat laju
reaksi. Pada penangas air di dipanaskan supaya untuk mempercepat laju reaksi dan
dituangkan kedalam larutan NaHCO3 untuk mengetahui terbentuknya ester dengan
mencium bau yang ditimbulkan.
Ketiga yaitu penentuan asam monokarboksilat dan asam dikarboksilat. Identifikasi
untuk dapat membedakan asam monokarboksilat dan asam dikarboksilat dilakukan
dengan memasukkan asam asetat dan asam oksalat kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan dengan larutan FeSO4 1% dan NaOH 6N sebanyak 4-6 tetes. Pada larutan
asam asetat larutan berwarna keruh dan pada asam oksalat berwarna kuning bening.
Pada campuran larutan asam asetat terbentuk warna kuning sedikit pudar yang
menandakan bahwa asam asetat merupakan asam monokarboksilat dan pada campuran
asam oksalat terbentuk warna hijau agak pudar yang menandakan bahwa asam oksalat
ini termasuk kedalam asam dikarboksilat.
10
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum asam karboksilat sebagai berikut,
1. Reaksi antara asam oksalat dengan Na. Bikarbonat 5% dan asam asetat
menimbulkan gas CO2 yang ditandai dengan gelembung sehingga menyatakan
senyawa asam.
2. Reaksi antara asam asetat dengan Na. bikarbonat 5% tidak menimbulkan karena
tidak munculnya gelembung.
3. Pada pembuatan ester dengan prinsipnya senyawa asam direaksikan dengan
alcohol dan dikatalis oleh asam menghasilkan senyawa ester dengan ditandai
adanya bau seperti balon. Pada asam oksalat dan asam asetat masing masing
direasksikan dengan alcohol dan asam , asam oksalat menghasilkan bau yang
kurang menyengat sebaliknya dengan asam asetat bau yang dihasilkan menyengat.
4. Asam monokarboksilat seperti asam asetat direaksikan dengan FeSO4 dan
NaHCO3 menghasilkan warna kekuningan pudar sedangkan pada asam
dikarboksilata seperti asam oksalat menghasilkan warna kehijauan pudar.
11
DAFTAR PUSTAKA
Amri, A., P., Burhan dan A., Wahyudi, 2012, Sintesis 2-Hidroksi propil karboksilat
dari Asam Lemak, Jurnal Teknik Pomits, 1(1): 1-4.
Carey, F.A., 2000. Organic Chemistry fourth edition, McGraw-Hill Companies,
Boston.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1982, Kimia Organik edisi ketiga jilid 1,
Erlangga, Jakarta.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1994, Kimia Organik edisi ketiga jilid 2.
Erlangga, Jakarta.
Hammond, G.S., J.B., Hendrickson, S.H., Pine, dan S.J., Cram, 1988, Kimia Organik
1, ITB, Bandung.
McMurry, J., 1998, Fundamentals Of Organic Chemistry, Cole Publishing Company,
California.
Egon Wildermuth, Hans Stark, Gabriele Friedrich, Franz Ludwig Ebenhöch, Brigitte
Kühborth, Jack Silver, Rafael Rituper “Iron Compounds” in Ullmann’s
Encyclopedia of Industrial Chemistry Wiley-VCH, Wienheim, 2005.
Retnowati, R., Suratmo, 2014, Esterifikasi 1-mentol dan Anhidrida Asetat dengan
Variasi Rasio Mol Reaktan, Kimia Student Journal, 1(2): 276- 282.
12
LAMPIRAN
1. Asam Karboksilat
2. Pembentukan ester
13
14