Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA I

“ALKOHOL”

KELOMPOK 4
Disusun Oleh:

Anggita Nurfitriani 1911012220010


Dina Sofia 1911012220011
Ikhsan Mustari 1911012210016
Ismira Dwi Savitri 1911012220003

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan


Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang mempunyai wujud
seperti air yang satu atom hidrogennya digantikan dengan rantai atau cincin
hidrokarbon. Adapun prinsip dari bebarapa 5 percobaan yang dilakukan. yaitu
menguji air dalam alkohol, uji lucas, uji oksidasi dengan asam kromat, uji
iodoform,dan uji esterifikasi. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah
alkohol yang diuji merupaan alkohol primer, alkohol sekunder atau alkohol
tersier.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini antara lain adalah diketahuinya sifat fisis alkohol,
reaksi kimia alkohol, dan dapat membandingkan sifat-sifat kimia antara alkohol
primer, sekunder dan tersier.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Alkohol (C2H5OH) adalah cairan transparan, tidak berwarna, cairan yang


mudah bergerak, mudah menguap, dapat bercampur dengan air, eter, dan
kloroform, diperoleh melalui fermentasi karbohidrat dari ragi (Zainal, 2016).
Alkohol merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsional –OH yang terikat
pada rantai karbon alifatik. Dalam molekul alkohol, gugus fungsi –OH berikatan
secara kovalen dengan atom karbon. Alkohol yang memiliki satu gugus –OH
disebut dengan monoalkohol, sedangkan yang memiliki lebih dari satu gugus –
OH disebut dengan polialkohol. Alkanol merupakan monoalkohol turunan alkana.
Rumus umum dari alkohol ialah CnH2n+1 OH atau ditulis ROH, satu atom H dari
alkana diganti oleh gugus OH (Gylbert, 2015).

Sifat fisis alkohol terbagi dua yaitu titik didih dan kelarutan dalam air.
Pertama alkohol merupakan zat yang memiliki titik didih relatif tinggi
dibandingkan hidrokarbon yang jumlah atom karbonnya sama. Hal ini disebabkan
adanya gaya antarmolekul dan adanya ikatan hidrogen antar molekul alkohol
akibat gugus hidroksil yang polar. Kedua, alkohol yang memiliki atom karbon
kurang dari lima larut dalam air. Kelarutan ini disebabkan oleh adanya kemiripan
struktur antara alkohol (R-OH) dan air (H-OH). Oleh karena itu, makin panjang
rantai karbon dalam alkohol kelarutan air berkurang (Yayan, 2007).

Berdasarkan perbedaan letak terikatnya gugus –OH pada atom C. Alkohol


dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol
tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C
yang mengikat 1 atom C yang lain secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika
gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat secara langsung
dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C
tersier (atom C yang mengikat secara langsung tiga buah atom C yang lain. Secara
fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Karena
bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama (Ghalib, 2010).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan


a. Alat
- 1 buah Termometer
- 1 buah Pembakar Bunsen
- 6 buah tabung reaksi
- 6 buah kaca arloji
- 1 buah gelas ukur 10 ml
b. Bahan
- Alkohol Absolut
- Pereaksi Lucas
- Larutan Iodin dalam KI
- Larutan NaOH 6M
- Asam asetat pekat
- CuSO4 anhidrat
- Alkohol 70%
- Larutan Kalium Kromat
- 2-propanol
- K2CO3 padat
- H2SO4 padat
- t-butanol
3.2. Prosedur Kerja
A) Uji air dalam alkohol

1ml Ethanol Absolut 1ml Ethanol Absolut

K2CO3 CuSO4

ditambahkan ke dalam tabung reaksi


ditambahkan ke dalam tabung reaksi
dikocok dan didiamkan
dikocok dan didiamkan
diamati Perubahan
diamati Perubahan

Hasil Hasil

*diulang dengan alkohol lain

B) Uji Lucas

0,5 ml etanol absolut

dimasukkan ke dalam tabung reaksi


3 ml pereaksi
lucas
ditambahkan pada suhu 25-27° C
dikocok dan didiamkan beberapa saat
dicatat waktu yang diperlukan hingga

terbentuk emulsi

Hasil

*Ulangi percobaan dengan alkohol lain

C) Uji Oksidasi dengan Asam Kromat


1ml K2Cr2O7 + 4 tetes
H2SO4
dimasukkan dan dikocok
Etanol absolut

ditambahkan kemudian dikocok

dipanaskan dalam penangas air

bersuhu 80°C

dibiarkan beberapa menit

Hasil diamati perubahan warna dan bau

*Ulangi percobaan dengan alkohol lain


 

D) Uji Idioform

Etanol Etanol 70% Isopropil


t-butanol
Absolut Alkohol

diisi dalam tabung reaksi sebanyak 2ml


2ml Iodin
ditambahkan ke dalam setiap tabung 
NaOH 6M
ditambahkan sambil diaduk sehingga
didiamkan, apabila dalam waktu 5 menit tidak
terbentuk endapan kuning maka panaskan tabung
reaksi dalam penangas air bersuhu 60°C

Hasil

E) Uji Esterifikasi
1 mL etanol absolut

• dimasukkan ke dalam tabung


1 mL asam asetat
reaksi
pekat
•  dikocok 
• dipanaskan dalam penangas air selama 5
menit
• dituang larutan ke dalam air
• diamati bau yang terjadi

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Pengamatan

Prosedur Hasil Pengamatan


1. Uji air dalam alkohol a.-
a. menyiapkan 2 tabung reaksi. b.-
b. memasukkan 1 mL alkohol (alkohol absolut) dalam c. berubah menjadi
kedua tabung reaksi. biru muda yang
c. menambahkan CuSO4 Anhidrat secukupnya pada salah semula bening.
satu tabung reaksi. d.-
d. menambahkan K2CO3 padat secukupnya pada tabung e. K2CO3 larut
reaksi lainnya. dalam tabung
e. mengocok dan didiamkan sampai terjadi perubahan. reaksi.
f. mengulangi perlakuan yang sama pada alkohol yang
berbeda (alkohol 70%, 2-propanol dan t-butanol). f.1. CuSO4
Anhidrat:
-Alkohol 70%
(warnanya menjadi
biru muda).
-2-propanol
(warnanya menjadi
biru keruh).
-t-butanol
(warnanya menjadi
biru muda).

f.2. K2CO3 padat:


-Alkohol 70%
(melarutkan
K2CO3 padat).
-2-propanol (tidak
melarutkan K2CO3
padat).
-t-butanol (tidak
melarutkan K2CO3
padat).

2. Uji Iodoform a.-


a. menyiapkan 4 tabung reaksi. b.-
b. memberi label pada masing-masing tabung reaksi. c.-
c. memasukkan 2 mL etanol absolut (etanol 70%, isopropil d.-
alkohol dan t-butanol). e.-
d. menambahkan kedalam tabung reaksi masing-masing f.-
Iodin 2mL. g. t-butanol (putih
d. menambahkan NaOH 6 M sambil mengaduk. bening), etanol
e. mendiamkan selama 5 menit sampai terjadi perubahan. absolut (kuning
f. memanaskan dalam penangas air bersuhu 60°C apabila muda), alkohol
belum terbentuk endapan. 70% (putih
g. mengamati hasil yang terjadi. bening), iso propil
alkohol (kuning
muda).

3. Uji oksidasi dengan K2Cr2O7 dengan H2SO4 a.-


a. memasukkan 1 mL K2Cr2O7 dan H2SO4 ke dalam tabung b.-
reaksi. c.-
b. mengocok. d.-
c. menambahkan 1 mL etanol absolut. e.-
d. mengocok. f. t-butanol
e. memanaskan tabung reaksi dalam penangas air bersuhu (orange), etanol
80°C. absolut (biru
f. mendiamkan beberapa menit dan mengamati perubahan kehitaman),
warna yang terjadi. alkohol 70% (biru
g. menghirup bau yang dihasilkan. kehitaman), iso
propil alkohol
(biru kehitaman).
g.-

4.2. Pembahasan
4.2.1. Uji air dalam Alkohol
Percobaan uji air dalam alkohol bertujuan untuk mengetahui kadar air yang
terkandung dalam alkohol. Percobaan uji air dalam alkohol dilakukan dengan
mengisi dua buah tabung reaksi dengan alkohol (alkohol absolut, alkohol 70%, 2-
propanol, dan t-butanol) masing-masing 1 ml. Kemudian di salah satu tabung
reaksi yang sudah berisi alkohol dimasukkan CuSO4 anhidrat secukupnya, setelah
dicampurkan dan dikocok hasil yang didapatkan pada alkohol absolut, alkohol
70%, dan t-butanol menghasilkan warna biru muda, sedangkan pada 2 propanol
menghasilkan warna biru keruh. Kemudian pada tabung reaksi lainnya yang sudah
berisi alkohol dimasukkan K2CO3 padat secukupnya, setelah dicampurkan dan
dikocok hasil yang didapatkan pada alkohol absolut dan alkohol 70% melarutkan
K2CO3 padat. Sedangkan 2-propanol dan t-butanol tidak melarutkan K2CO3 padat.

Dari literatur menyatakan bahwa CuSO4 jika terkena air akan terbentuk
garam hidratnya sehingga warnanya akan berubah menjadi biru. Dan dari hasil
yang didapatkan dapat diketahui bahwa alkohol absolut, alkohol 70%, 2-propanol,
dan t-butanol mengandung air. Penambahan garam K2CO3 yang bervariasi dapat
meningkatkan kadar kemurnian ethanol, semakin banyak garam K2CO3 yang
dilarutkan dalam Ethylene Glycol maka semakin murni ethanol. Penambahan
garam K2CO3 disini berfungsi untuk memberikan efek dehidrasi yang berpengaruh
pada system pemisahan ethanol – air sehingga didapatkan Ethanol berkadar murni
(Billah, 2009). Hasil percobaan dapat membuktikan bahwa alkohol absolut dan
alkohol 70% dapat melarutkan K2CO3 padat yang artinya pada alkohol absolut dan
alkohol 70% mengandung air, sedangkan 2-propanol dan t-butanol tidak dapat
melarutkan K2CO3 padat karena kemungkinan penambahan K2CO3 yang kurang
banyak dan pengaruh ikatan karbonnya.
Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air sedangkan hidrokarbon
padanannya tidak. Kelarutan dalam air ini disebabkan oleh ikatan hidrogen antara
alkohol dengan air. Bagian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob (menolak
molekul-molekul air) sehingga makin panjang rantai hidrokarbon makin rendah
kelarutannya. Bahkan bila cukup panjang, sifat hidrofob ini mengalahkan sifat
hidrofil dari gugus hidroksil (Petrucci, 1987).

Pada percobaan ini yang tejadi adalah reaksi eliminasi

Berikut adalah reaksi alkohol dengan K2CO3 padat :

 Alkohol absolut

2 C2H5OH + K2CO3 → 2 C2H2OK + 7/2H2 + CO3

(Kalium etanolat)

 Alkohol 70%
2 C2H5OH + K2CO3 → 2 C2H2OK + 7/2H2+ CO3
(Kalium etanolat)
 2-propanol
2 C3H7OH + K2CO3 → 2 C3H7OK + H2 +CO3
(Kalium propanolat)
 T-butanol
(CH3) 3COH) + K2CO3 → 2 (CH3) 3 COK + H2
+ CO3
(Kalium butanolat)

Berikut adalah reaksi alkohol dengan CuSO4 anhidrat :

 Alkohol absolut

CuSO4 +  2 C2H5OH  →  Cu(OH)2 + (C2H5)2SO4

(Tembaga(II)Hidroksida)

 Alkohol 70%
CuSO4 + 2 C2H5OH →  Cu(OH)2 + (C2H5)2SO4

(Tembaga(II)Hidroksida)

 2-propanol

CuSO4 + 2 C3H7OH →  Cu(OH)2  +  (C3H7)2SO4


(Tembaga(II)Hidroksida)

 t-butanol

CuSO4 + (CH3) 3COH) →  Cu(OH)2 + ((CH3)3C)2SO4

(Tembaga(II)Hidroksida)

4.2.2. Uji Idioform


Uji iodoform adalah uji spesifik terhadap keberadaan senyawa karbonil
dengan struktur RCOCH₃ dan alkohol dengan struktur RCH(OH)CH₃. Uji
iodoform dilakukan dengan mereaksikan suatu senyawa dengan iodin (I₂) dalam
suasana basa (contohnya NaOH) dan memberikan hasil positif berupa endapan
kuning dari Iodoform (Dharmawan, 2014). Setelah praktikum dilakukan,
didapatkan hasil bahwa t-butanol (putih bening), etanol absolut (kuning muda),
alkohol 70% (kuning muda), iso propil alkohol (putih bening).

Pada reaksi dengan alkohol, endapan CHI3 yang terbentuk tidak dapat terjadi
jika alkohol tidak memiliki gugus metil. Tidak ada pula endapan CHI 3 pada
alkohol primer (kecuali etanol) dan semua alkohol tersier. Ditambahkannya etanol
dengan Iodium akan menyebabkan terjadinya reaksi elimiasi pada alkohol
membentuk aldehid dan hidrkarbon halida. Adapun reaksi yang terjadi adalah:
CH3CH2OH + I2 → CH3CHO + 2HI
Bila campuran tersebut ditambahkan dengan NaOH maka reaksinya:
CH3CH2OH + NaOH + I2 → CHI3 + CHOONa + 3HI
Pada penambahan etanol absolut dan etanol 70% dengan Iodium terjadi
warna kuning pekat dan setelah ditambahkan NaOH sedikit demisdikit
menghasilkan larutan kuning muda. Dengan reaksi seperti diatas. Larutan tersebut
didiamkan, yang bertujuan untuk mengamatireaksi yang terjadi selanjutnya yang
memerlukan waktu untuk bereaksi. Kemudian larutan dipanaskan untuk
mempercepat terjadinya proses reaksi, namun larutan yang dihasilkan tidak
menimbulkan endapan.
Pada etanol etanol absolut, uji merupakan uji negatif karenatidak ada
endapan kuning. Iodoform tidak terbentuk langsung dari alkohol, tetapi senyawa
karbonil yang dihasilkan berasal dari reagen-reagen karboIod. Uji positif dimana
terbentuk endapan berwarna kuning, terjadi pada penambahan t-butanol. Pada
penambahan 2-propanol dan etanol 70% tidak terbentuk endapan dengan larutan
bening dan berbau Iod, maka dapat dikatakan untuk penambahan tersebut negatif
karena tidak terbentuknya endapan.

4.2.3. Uji oksidasi K2Cr2O7 dengan H2SO4


Reaksi oksidasi pada alkohol akan menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-
beda, tergantung jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol zat oksidator sedang
yaitu K2Cr2O7 dalam suasana asam dapat digunakan untuk mengidentifikasi
alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Alkohol primer teroksidasi
membentuk aldehid tetapi dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam
karboksilat. Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton. Alkohol tersier tidak
teroksidasi. (Utami, dkk. 2009)

Percobaan ini pertama-tama dilakukan dengan mereaksikan K2Cr2O7 dengan


4 tetes H2SO4. Reaksi yang terjadi ialah:

K2Cr2O7 + H2SO4 → 2CrO3 + K2SO4 + H2O


Larutan berwarna oranye

Hal ini dilakukan untuk memperoleh katalis pengoksidasi untuk alkohol


yaitu asam kromat. Setelah itu, direaksikan dengan larutan uji secara bergantian.
Reaksi-reaksi yang terjadi adalah:

 Etanol 70%
Larutan menjadi berwarna biru kehitaman

 Isopropil alkohol

Laruta menjadi berwarna biru kehitaman

 Etanol Absolut

C2H5OH + 3O2 CH3-C-H

Larutan menjadi berwarna biru kehitaman

 t-butanol
Tidak terjadi oksidasi, larutan tetap berwarna orange

Perubahan warna pada larutan menunjukkan adanya ion kromium (III)


dan sebagai tanda bahwa terjadi reaksi oksidasi. Pada etanol 70% reaksinya
menghasilkan asam karbosilat, pada etanol absolut menghasilkan aldehid, pada
isopropil alkohol menghasilkan keton, sedangkan t-butanol tidak dapat
teroksidasi. Hal ini menunjukkan bahwa yang termasuk alkohol primer ialah
etanol 70% dan etanol absolut, alkohol sekunder adalah isopropil alkohol, dan
t-butanol merupakan alkohol tersier karena tidak dapat teroksidasi.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Salah satu sifat fisis alkohol berupa kelarutan ditunjukkan pada uji air
dalam alkohol yang mana ketika penambahan K 2CO3, alkohol absolut
dan etanol 70% dapat larut. Sedangkan t-butanol dan 2-propanol tidak
larut. Percobaan ini menunjukkan alkohol primer dan sekunder yang
mempunyai atom H bebas dapat mudah larut dalam air. Semakin panjang
rantai hidrokarbon, maka akan semakin rendah kelarutannya.
2. Reaksi kimia yang ditunjukkan dalam percobaan ini adalah reaksi
eliminasi dan oksidasi. Reaksi eliminasi ditunjukkan pada percobaan
penambahan CuSO4 dimana semua sampel alkohol berubah warna
menjadi biru muda. Sedangka reaksi oksidasi alkohol yang ditunjukkan
dengan adanya perubahan warna menjadi biru perkat pada sampel yang
berisi alkohol absolut, etanol 70%, dan 2-propanol akibat oksidasi
dengan asam kromat.
3. Alkohol primer dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat. Alkohol
sekunder dapat teroksidasi menjadi keton. Alkohol sekunder tidak
teroksidasi dalam suasana basa, tetapi dalam suasana asam alkohol tersier
mengalami dehidrasi dan kemudian alkenanya teroksidasi.
DAFTAR PUSTAKA

Berlian, Z., & Aini, F. 2016. Uji kadar alkohol pada tapai ketan putih dan
singkong melalui fermentasi dengan dosis ragi yang berbeda. Jurnal
Biota. 2: 106-111.
Dharmawan, I.B.N.Y. 2014. IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK
UNKNOWN DENGAN METODE ANALISIS KUALITATIF.
EKSTRAKTIF, D. P. D. 2009. Produksi Alkohol Fuel Grade dengan Proses
Distilasi Ekstraktif. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. 9: 24-30.
Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Powerbooks, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar, Jilid 2, Cet. Ke-4, terj. Suminar Achmadi.
Erlangga, Jakarta.
Simatupang, G. H., Sompie, S. R., & Tulung, N. M. 2015. Rancang Bangun Alat
Pendeteksi Kadar Alkohol Melalui Ekhalasi Menggunakan Sensor
TGS2620 Berbasis Mikrokontroler Arduino UNO. Jurnal Teknik Elektro
dan Komputer. 4: 15-24.
Yayan Sunarya, Agus Setiabudi, Intan Permata. 2007. Mudah dan Aktif Belajar
Kimia. Setia Purnama Inves, Bandung.
Lampiran

Hasil uji air dalam


alkohol

Hasil uji air dalam


alkohol

Hasil uji air dalam


alkohol
Hasil uji air dalam
alkohol

Hasil uji air dalam


alkohol

Hasil uji air dalam


alkohol

Hasil uji air dalam


alkohol
Hasil uji air dalam
alkohol

Hasil uji Idioform

Hasil uji oksidasi


dengan K2Cr2O7
dengan H2SO4

Anda mungkin juga menyukai