Anda di halaman 1dari 20

REAKSI PENGENAL KATION DAN ANION

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Kimia
Dasar I (Anorganik)

Disusun oleh :
KELOMPOK III

Saeful Rahman 41035003171013


Indah Wahyuni 41035003171014
Siti Halida Hamzah 41035003171015
Umar Sidik 41035003171016
M. Fachri Arullah 41035003171017
Febriyane Ashari K. 41035003171018
N. Tita 410350031710
Rahmat W Ramdyan 41035003172002

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan izin-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul
“Reaksi Pengenal Kation dan Anion” yang merupakan salah satu tugas dari
mata kuliah Kimia Dasar I.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk
memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya memperdalam ilmu kimia dasar
tentang pengenalan reaksi kation dan anion, serta mengidentifikasi larutan kation
dan anion dalam suatu larutan contoh.
Laporan praktikum ini hasil dari kerja keras penyusun yang mungkin ada
beberapa kesalahan, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
makalah ini sangat penyusun harapkan dan semoga penulisan laporan ini
membawa manfaat bagi penyusun sendiri maupun bagi pembacanya. Aamiin…

Bandung, November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum .................................................................2
BAB II DASAR TEORI.........................................................................................3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ............................................................6
3.1 Tempat dan Waktu Praktikum...................................................................6
3.2 Alat dan Bahan ..........................................................................................6
3.3 Langkah Kerja Praktikum .........................................................................6
BAB IV HASIL PENGAMATAN ........................................................................8
4.1 Reaksi Pengenal Kation ............................................................................8
4.2 Reaksi Pengenal Anion ...........................................................................10
BAB V PENUTUP................................................................................................12
5.1 Kesimpulan..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13


LAMPIRAN ..........................................................................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
1. Hasil reaksi kation Ba3+ .......................................................................................8
2. Hasil reaksi kanion Fe3+ ......................................................................................9
3. Hasil reaksi kation Cu2+.......................................................................................9
4. Hasil reaksi anion Cl-.........................................................................................10
5. Hasil reaksi anion SO4- ......................................................................................11
6. Hasil reaksi anion CrO42- ...................................................................................11

iii
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Dokumentasi Saat Praktikum..........................................................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analisis adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis
contoh/cuplikan material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi
kimiawinya. Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat
dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses pemisahan terlebih
dulu dari unsur yang mengganggu. Karena itu cara-cara atau prosedur pemisahan
merupakan hal penting juga yang dipelajari (Sahirman, 2013).
Dibandingkan dengan cabang ilmu kimia lainnya seperti kimia anorganik,
organik, fisik dan biokimia, maka kimia analitik mempunyai penerapan yang lebih
luas. Kimia analitik tidak saja dipakai di cabang ilmu kimia, tapi juga dipakai luas
dalam cabang ilmu pengetahuan lain seperti ilmu lingkungan, kedokteran,
pertanian, kelautan dan sebagainya. Demikian juga di bidang industri, kesehatan
dan bidang lainnya kimia analitik memberikan peranan yang penting. Di bidang
industri kimia, metoda kimia analisis diperlukan untuk memonitoring bahan baku,
proses produksi, produk maupun limbah yang dihasilkan. Analisis kimia (kimia
analitik) dibagi menjadi dua jenis yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
(Sahirman, 2013).
Analisis kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Analisis
kualitatif dapat mengamati warna, bau, indeks bias, titik didih, massa jenis serta
kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa padatan, kita tentukan bagaimanakah
warna, bau, warna nyala, titik leleh, bentuk kristal, serta kelarutannya. Analisis
kualitatif dikelompokkan menjadi dua. Pertama, analisis kualitatif bahan
berdasarkan karakteristik fisik (sifat fisik) dan yang kedua analisis sifat kimia
bahan (reaksi dengan H2S), yaitu analisis kation dan analisis anion (Sahirman,
2013)..

1
2

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah
untuk mengetahui dan memahami ilmu kimia dasar tentang pengenalan reaksi
kation dan anion, serta mengidentifikasi larutan kation dan anion dalam suatu
larutan contoh.
BAB II
DASAR TEORI

Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi


komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai
analisis kualitatif, sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif.
Analisis kualitatif dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis
kuantitatif agak lebih rumit. Analisis kualitatif bertujuan mengidentifikasi
penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran zat, atau larutan-larutan yang
biasanya unsur-unsur penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang
lain. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya
penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan.
Analisis kualitatif berhubungan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis
komponen atau jenis zat yang ada dalam suatu larutan. Analisis kualitatif
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan
unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Analisis kualitatif dikelompokkan
menjadi dua. Pertama, analisis kualitatif bahan berdasarkan karakteristik fisik
(sifat fisik) dan yang kedua analisis sifat kimia bahan (reaksi dengan H2S), yaitu
analisis kation dan analisis anion.
1) Analisis kualitatif berdasarkan sifat fisis bahan.
Sebelum kita melakukan penentuan sifat fisis berupa penentuan titik leleh dan
bentuk kristal untuk sampel padat dan penentuan titik didih dan indeks bias
untuk sampel cair, terlebih dahulu analisis pendahuluan. Untuk sampel padat
analisis pendahuluan meliputi: warna, bau, bentuk, kelarutan, pemanasasan
dalam tabung uji serta tes nyala. Sedangkan untuk sampel cair analisis
penaduluan meliputi: warna, bau, kelarutan serta keasaman.
2) Identifikasi kation berdasarkan metode H2S.
Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji
menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu
umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation.

3
4

Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum,
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium
karbonat. Secara sistematik cara analisis kation-kation diklasifikasikan dalam
5 golongan, hal ini didasarkan pada sifat kation tersebut terhadap beberapa
pereaksi tertentu membentuk endapan atau tidak, dengan kata lain klasifikasi
kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida dan karbonat dari kation tersebut. Sedangkan metode yang digunakan
dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan.
Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya :
 Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam,
klorida dan kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida
berlebih untuk pengendapkan kation golongan I memiliki dua
keuntungan yaitu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan
menghindari terbentuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam
klorida yang terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl 2 larut
kembali dalam bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2,
tetap stabil.
 Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation
golongan II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga
dan sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan
endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub
golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup
arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan II sering
disebut juga sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah.
Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut dalam air. Sedangkan
sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub
5

golongan tembaga (merkurium (II), tembaga (II), dan kadmium (II))


cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida, dan seterusnya).
 Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer (buffer ammonium-amonium klorida). Namun kation ini
membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana
netral/amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
Logam-logam diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan
kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang
sempurna dari sulfida dalam larutan air.besi, almunium, dan mangan
(sering disertai sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan
sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida.
Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-macam. Kation
golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfidnya dengan mengalirkan
gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan
buffer NH4Cl dan NH4OH).
 Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.
Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion
golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
 Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation
yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk
menentukan adanya kation NH4+ harus diambil dari larutan analit mula-
mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi
dapat dilakukan dengan uji nyala.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Pertanian
Universitas Islam Nusantara Bandung. Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat,
10 November 2017 pada pukul 08.00 sampai 10.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
 Pipet
 Tabung reaksi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
 Larutan BaCl2
 Larutan H2SO4
 Larutan FeCl3
 Larutan KSCN
 Larutan CuSO4
 Larutan NH4OH
 Larutan NaCl
 Larutan AgNO3
 Larutan K2CrO4
 Larutan AgNO3

3.3 Langkah Kerja Praktikum


 Reaksi pengenal kation Ca2+, Fe3+, Cu2+
Prosedur kerja :
1. Ambil 3-5 tetes masing-masing dari larutan senyawa BaCl2, FeCl3, dan
CuSO4
2. Masukkan masing-masing larutan senyawa ke dalam tabung reaksi kecil
3. Tambahkan 2-3 tetes reagens pada masing-masing tabung reaksi yang
sudah berisi larutan senyawa
6
7

4. Amati!

 Reaksi pengenal anion Cl-, SO4-, CrO42-


Prosedur kerja :
1. Ambil 3-5 tetes masing-masing dari larutan senyawa NaCl, H2SO4, dan
K2CrO4
2. Masukkan masing-masing larutan senyawa ke dalam tabung reaksi kecil
3. Tambahkan 2-3 tetes reagens pada masing-masing tabung reaksi yang
sudah berisi larutan senyawa
4. Amati!
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Reaksi Pengenal Kation


Reagens yang digunakan pada kation antara lain :
 H2SO4
 KSCN
 NH4OH

1. Ba2+ : BaCl2 + H2SO4  BaSO4↓ + 2HCl


Pada reaksi di atas senyawa yang berwarna yaitu :
 BaSO4↓ : berwarna putih beras (terdapat endapan)
Dari hasil percobaan terjadi perubahan larutan, terdapat endapan yang
terbentuk berwarna putih beras pada senyawa baru, yaitu BaSO4 (Barium
Sulfat).

Gambar 1. Hasil reaksi kation Ba3+

2. Fe3+ : FeCl3 + 3KSCN  Fe(SCN)3 + 3KCl


Pada reaksi di atas senyawa yang berwarna antara lain :
 FeCl3 : berwarna kuning
 KSCN : berwarna cokelat
8
9

 Fe(SCN)3 : berwarna merah darah


Dari hasil percobaan terjadi perubahan warna pada senyawa baru, yaitu
Fe(SCN)3 berwarna merah darah, tetapi tidak terdapat endapan.

Gambar 2. Hasil reaksi kanion Fe3+

3. Cu2+ : CuSO4 + NH4OH  Cu(OH)2↓ + (NH4)2SO4


Pada reaksi di atas senyawa yang berwarna yaitu :
 Cu(OH)2↓ : berwarna biru gel (terdapat endapan)
Dari hasil percobaan terjadi perubahan larutan, terdapat endapan yang
terbentuk berwarna biru gel pada senyawa baru, yaitu Cu(OH)2 (Tembaga
(II) Hidroksida).

Gambar 3. Hasil reaksi kation Cu2+


10

4.2 Reaksi Pengenal Anion


Reagens yang digunakan pada anion antara lain :
 AgNO3
 BaCl2
 AgNO3

1. Cl- : NaCl + AgNO3  NaNO3 + AgCl↓


Pada reaksi di atas senyawa yang berwarna yaitu :
 AgCl↓ : berwarna putih (terdapat endapan)
Dari hasil percobaan terjadi perubahan larutan, terdapat endapan yang
terbentuk berwarna putih pada senyawa baru, yaitu AgCl (Argentum
Klorida).

Gambar 4. Hasil reaksi anion Cl-

2. SO4- : H2SO4 + BaCl2  2HCl + BaSO4↓


Pada reaksi di atas senyawa yang berwarna yaitu :
 BaSO4↓ : berwarna putih beras (terdapat endapan)
Dari hasil percobaan terjadi perubahan larutan, terdapat endapan yang
terbentuk berwarna putih beras pada senyawa baru, yaitu BaSO4 (Barium
Sulfat).
11

Gambar 5. Hasil reaksi anion SO4-

3. CrO42- : K2CrO4 + 2AgNO3  2KNO3 + Ag2CrO4↓


Pada reaksi di atas senyawa yang berwarna antara lain :
 K2CrO4 : berwarna kuning
 Ag2CrO4↓ : berwarna merah bata (terdapat endapan)
Dari hasil percobaan terjadi perubahan larutan, terdapat endapan yang
terbentuk berwarna merah bata pada senyawa baru, yaitu Ag2CrO4
(Silver Chromate).

Gambar 6. Hasil reaksi anion CrO42-


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Analisis kualitatif mengamati warna, bau, indeks bias, titik didih,
massa jenis serta kelarutan. Begitu pula bila sampel berupa padatan,
dapat menentukan bagaimana warna, bau, warna nyala, titik leleh,
bentuk kristal, serta kelarutannya.
 Analisis kualitatif terhadap kation dan anion dalam percobaan ini
dilakukan dengan cara basah (dalam bentuk larutannya).
 Reaksi kimia yang terjadi ditandai dengan timbulnya endapan
serta terjadinya sistem koloid, perubahan warna.
 Pada beberapa endapan, jika ditambah reagen berlebih atau kontak
dengan udara bebas, endapan akan bereaksi membentuk senyawa
baru yang ditandai perubahan warna/endapan (larut kembali).

12
DAFTAR PUSTAKA

B.K. Kramer. J.M. McCormick, 2010. Inorganic Qualitative Analysis.

Anonim 2004.Analisis Anion Kation. Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum


Diretorat Pendidikan Menengah Kejuran. Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta

Baedhowie, M dan Panggonowati, Sri. 1982. Petunjuk Praktek Pengawasan Mutu


Hasil Pertanian. Depdikbud.Jakarta.

Cristian GD., 1994. Analitical Chemistry. Edisi 5. New York. John Wiley and
Sons

Day RA GD and Underwood AL 1989. Qualitatif Analysis. Edisi 5. New Deldi.


PrenticeHall Inc.

Harjadi. W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta

Harjadi, W. 1993.Ilmu Kimia Analitik Dasar.Erlangga. Jakarta.

Harjadi W H. 1989. Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Jakar Darusman L K. 2001. Diktat Kimia Analitik 1 jilid 1. Bogor: Departemen


Kimia FMIPA-IPB.

Masterton,W.L. , et al. 1990. Chemical principle. Ed 5. Saunders College Publ

Sahirman. 2013. Analisis Kimia Dasar II. Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan. Direktorat jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Svehla, G (Setiono dan Pudjaatmaka, alih bahasa) 1985. Vogel. Analisis


Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Edisi 5 jilid 1 dan 2. Kalman
Media Pustaka

Soewarno T. Soekarto. 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu


Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. IPB.

Svehla.G, 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Edisi Kelima. PT.Kalmeman Media Pustaka. Jakarta

Zumdahl,S.S., et al. Chemistry. D.C Heath and Cmp. 1990.

Vogel`s. 1979. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis,


Fifth Edition. New York: Longman Group.
13
14

Underwood & R.A Day. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.


LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Saat Praktikum

Foto Keterangan

Bahan-bahan (larutan) yang


digunakan saat praktikum.

Proses penambahan reagens


mengunakan pipet pada tabung
reaksi yang sudah berisi larutan
senyawa kation/anion.

Hasil reaksi yang terjadi.

15

Anda mungkin juga menyukai