A.Tujuan Percobaan 1. Mempelajari analisis kualitatiI untuk kation golongan I 2. Melakukan runutan secara sistematis sehingga dapat diketahui adanya kation dalam sampel.
.Dasar Teori asar dari tujuan analisis kuantitatiI bukan sekedar mendeteksi bahan-bahan penyusun suatu campuran; tujuan yang sama pentingnya adalah untuk mengetahui jumlah relatiI yang mendekati dari setiap komponen. Untuk tujuan ini, biasanya dipakai 0,5- 1 g zat itu; jumlah relatiI berbagai endapan akan memberi petunjuk yang kasar tentang proporsi dari bahan- bahan penyusun yang terdapat pada sampel. Setiap analisis terbagi menjadi tiga bagian: 1. Pemeriksaan pendahuluan. Ini meliputi pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering. Pemeriksaan hasil-hasil yang mudah menguap yang diperoleh dengan larutan natrium hidroksida (untuk amonium), dan dengan asam sulIat encer dan pekat (untuk radikal- radikal asam atau anion). 2. Pemeriksaan iom logam (kation) dalam larutan. 3. pemeriksaan anion dalam larutan. Zat yang akan dianalisis beleh berupa: (a) padat dan non-logam, (b) cairan (larutan), (c) logam atau aliase, dan (d) zat tidak larut. Uji pendahuluan terhadap cuplikan yang non logam 1. rupa dari zat harus diperhatikan dengan seksama, jika perlu hendaknya dipakai lensa atau mikroskop. Amatilah apakah zat itu terdiri dari kristal ataukah amorI, apakah bersiIat magnetis dan apakah memiliki bau atau warna yang khas. Beberapa senyawa yang umumnya terdapat adalah seperti tercantum di bawah ini: Merah: Pb 2 O 4 , As 2 S 2 , HgO, HgI 2 , HgS, Sb 2 S 3 , SrO 3 , Ca 2 O, K 3 |Fe(CN) 6 |; dikromat berarna merah-jingga; permanganat dan tawas krom berwarn ungu-kemerahan. Merah jambu: garam-garam dari mangan dan kobalt yang berhidrat. Kuning: CdS, AS 2 S 3 , SnS 2 , PbI 2 , HgO (yang diendapkan), K 4 |Fe(CN) 6 |; kromat, besi (III) klorida dan nitrat. Hijau: Cr 2 O 3, Hg 2 I 2, Cr(OH) 3 , garam-garam besi Biru: garam-garam kobalt anhidrat, garam-garam tembaga (II) berhidrat; biru prusia. Coklat: PbO 2 , CdO, Fe 3 O 4 , Ag 3 AsO 4 , SnS, Fe 2 O 3 , dan Fe(OH) 3 (coklat kemerahan) Hitam: PbS, CuS, CuO, HgS, FeS, MnO 2 , Co 3 O 4, CoS, NiS, Ni 2 O 3 , AgS, C. 2. Pemanasan dalam tabung uji. Tanah sedikit (4-5 mg) zat dalam tabung uji yang kering sehingga tak ada serbuk yang masih melekat pada dinding tabung, dan panaskan dengan hati-hati; tabung harus dipegang dalam kedudukan yang hampir horisontal. Naikkan suhu dengan berangsur-angsur, dan perhatikan setiap perubahan yang terjadi dengan seksama. 3. Pewarnaan nyala. Setiap zat yang dibakar akan memberikan wana yang sesuai dengan karakteristiknya, contohnya natrium jika dibakar akan berwarna kuning. 4. Reduksi blok arang. (a) panaskan sedikit zat (3-4 mg) dalam sebuah lubang kecil yang dicukilkan dalam sepotong blok arang dalam nyala pipa tiup. (b) cuplikan zat (3-4 mg) denagn natrium karbonat anhidrat dengan volume dua kali zat. Taruh campuran ini di dalam lubang dari sepotong arang dan panaskan dalam nyala reduksi pipa tiup. Natrium karbonat itu mengubah garam logam menjadi karbonat atau oksida ketika dipanaskan, maka reduksi lebih cepat dari pada dengan arang saja. lebih jauh, natrium karbonat bertindak sebagai Iluks (zat penurun titik lebur) dan dalam keadaan lebur, melindungi. Setiap butir logam yang meungkin telah terbentuk di bawahnya, dari oksidasi. 5. Reaksi maniks boraks. Buatlah sebutir manik boraks dalam luang cincin pada sepotong kawat platinum, dengan menancapkan kawat yang panas itu ke dalam boraks dan memnaskannya sampai tak berwarna dan menjadi tembus cahaya. 6. Uji ion terhadap amonium 7. Uji terhadap kerja asam sulIat encer 8. Uji terhadap asam sulIat pekat 9. Ui terhadap nitrat (atau nitrit). Pemisahan kation-kation dalam golongan-golongan Sesudah cuplikan dilarutkan, ketika dapat memisahkan kation-kation ke dalam golongan- golongan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemisahan kation-kation dalam golongan: 1. Analisis haus dilakukan dengan zat dalam jumlah yang banyak, karena banyak waktu akan dihabiskan dengan enyaring endapan-endapan dan kesulitan akan dialami dalam mencuci dan melarutkan endapan-endapan ini. 2. Uji-uji harus pertama-tama sekali, dilakukan menurut urutan-urutan yang diberikan suatu regensia golongan akan memisahkan golongannya yang khusus hanya dari golongan- golongan yang berikutnya, dan tidak dari golongan-golongan yng menadahuluinya. 3. Kondisi untuk pengendapan dan untuk pelarutan harus diikuti dengan ketat. 4. Semua endapan harus dicuci untuk menghilangkan larutan yang melekat, agar mencegah pencernaan oleh logam-logam yang tertingal di dalam Iiltrat. 5. Semua alat yang dipakai dalam analisis harus benar-benar bersih. Yang termasuk golongan kation pertama: timbal (II), merkurium (I) dan perak (I). Pereaksi golongan: asam klorida encer (2 M). Reaksi golongan: endapan putih timbal klorida, PbCl 2 , merkurium (I), merkurium clorida da perak klorida Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbal klorida sedikit larut dalam cair, dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan; ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara kuantitatiI dengan hidrogen sulIida dalam suasana asam bersama-sama ketion golongan kedua. Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. i antara sulIat-sulIat, timbal sulIat tidak larut, sedangkan perak sulIat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulIat terletak diantara kedua zat di atas. Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan timbal halida tidak sempurna, dan endapan itu mudah larut dalam air panas. SulIida tidak larut. Asetat-asetat mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan regensia yang jumlahnya ekuivalen.
.Alat, ahan dan ara Kerja alam percobaan ini, alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pembakar spirtus, gelas piala, penjepit, pipiet tetes dan kertas saring. Sedangkan, bahan-bahan yang digunakan adalah sapel, HCl 1M, HNO3 0,5M, KI 0,1 M, H2SO4 0,5 M, K2CrO4 0, 25 M, NH3 6M, K2Cr2O7, NaCH3COO. Cara kerja dalam praktikum ini meliputi: Reaksi pendahulua, yang terdiri dari a) Organoleptis: berbentuk butiran, berwarna kekuning-kuningan, dan baunya menyengat amonia. b) Uji kelarutan: sampel ditambah air dingin/panas, ditambah HCl encer/dingin, HNO 3
encer/pekat. c) erajat pH: 3 d) Pelarut yang digunakan adalah air dingin. Reaksi penggolongan a) Perlakuan awal: sampel dilarutkan, diuji dengan HCl, disaring dan didapatkan endapan I dan Iiltrat I b) Endapan I dicuci dengan HCl encer air kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker dan ditambahka 10 ml air suling, kemudian dipanaskan hingga mendidih, selanjutnya disaring hingga mendapatkan endapan II dan Iiltrat II Reaksi penetapan a) Filtrat II dibagi dalam ke dalam 3 tabung: tabung pertama, diuji dengan H 2 SO 4
kemudian duiji dengan NaCH 3 COO. Tabung kedua, diuji dengan K 2 CrO 4 . Tabung ketiga diuji dengan KI. b) Endapan II dicuci dengan air panas kemudian disaring dan didapatkan endapan dan Iiltrat. Selanjutnya endapan tersebut ditambah NH 3 , dipanaskan dan disaring lagi, didapatkan endapan dan Iiltrat. Sedangkan Iiltrat diuji dengan K 2 CrO 4 . .Hasil Pengamatan 1) Arganolati Bentuk: butirran Wara: putih kekuning-kuningan Bau: menyengat seperti bau kencing 2) SiIat kelarutan Uji kelarutan Hasil pengamatan Air dingin/panas Larut dalam air panas maupun dingin HCl pekat/encer Sedikit larut dalam HCl pekat maupun encer HNO 3 pekat/encer Larut dalam HNO 3 encer namun sedikit larut dalam HNO 3 pekat
Reaksi penetapan No Pereaksi Hasil pengamatan Golongan ugaan kation 1 NH 3 6 M Tidak terjadi endapa hitam I NegatiI Pb 2
2 H 2 SO 4 Tidak muncul endapan putih 3 K 2 CrO 4 Tidak terjadi endapan kuning 4 KI Tidak terjadi endapan kuning 5 HNO 3 Tidak terjadi endapan putih 6 KI Tidak terjadi endapan kuning
Filtrat No Pereaksi Hasil pengamatan Golongan ugaan kation 1 H2SO4 Terjadi endapan putih I PositiI Pb2 2 K2CrO4 Terjadi endapan kuning 3 KI Terjadi endapan kuning
.Pembahasan Pada kesempatan kali ini praktikan telah melakukan percobaa 'Analisis KualitatiI Kation dengan tujuan mempelajari analisis kualitatiI untuk kation golongan I dan melakukan runutan sistematis sehingga dapat diketahui adanya kation dalam suatu sampel. Sampel diamati, pemerikasaan pendahuluan, secara Iisik dan wujud, bau, bentuk kristal dari sampel itu sendiri. dari tahap pemeriksaan ini, sampel mempunyai ciri-ciri Bentuk: butiran Warna: kekuning-kuningan Bau: menyengat ari teori bahwa zat-zat tertentu akan mempunyai warna tertentu, warna kuning dapat berupa CdS, Ar 2 S, SnS 2 , PbI 2 , HgO (yang diendapkan), AgI, K 4 |Fe(CN) 6 |, garam CrO 4- , garam Fe 3 , dan sebagainya. Karena belum diketahui secara pasti jenis kationnya yang ada di dalam sampel maka diteruskan dengan mengamati bentuk sampel tersebut. Sampel diambil sedikit dan dilihat di bawah mikroskop. Bentuk yang terlihat adalah butiran, yang mirip mutiara yang dipakai sebagai penghias makanan jajanan pasar dengan bagian tengahnya gelap dengan pinggirannya terang kekuningg-kuningan. Bentuk ini tidak ada dalam teori, yang menyebutkan bahwa, bentuk jarum dimiliki oleh PbCl 2 , bentuk prisma Ca oksalat, Sn oksalat. ari sini kation dalam sampel belum juga bisa diidentiIikasi jenisnya. Sedangkan bau yang dikeluarkan oleh sampel mirip sekali dengan bau amonia atau bau kencing. ugaan sementara adalah bahwa sampel mengandung senyawa amonia. Akan tetapi dalam teori kation golongan I, sesuai tujuan percobaan, tidak terdapat NH 4 . Kation golongan I adalah perak (I), merkurium (I) dan tidak (II). ilihat secara Iisik, bau, wujud, maupun warna belum dapat dipakai sebagai tahap penentuan, selanjutnya dilakukan adalah mereaksikan sampel dengan berbagai pereaksi antara lain air, HCl, dan HNO 3 . Sampel diambil dan di tempatkan pada tabung reaksi. Satu sampel dilarutkan dengan air panas dan yang satunya dilarutkan dengan air dingin. Untuk air dingin sampel melarut sedangkan untuk air panas sampel membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk melarut. alam teori jika suatu sampel melarut dalam air, maka dapat dipastikan bahwa zat tersebut adalah senyawa logam alkali (karena semua garam alkali, hidrosksida dan oksida mudah larut dalam air). Sehingga, kemungkinan kation yang terdapat dalam sampel adalah golongan alkali. Sampel diambil lagi dan di tempatkan pada 4 tabung reaksi, masing-masing sampel dilarutkan dengan HCl pekat dan encer dan 2 tabung yang lainnya direaksikan dengan HNO 3
pekat dan encer. Sampel yang dilarutkan dalam HCl pekat ternyata sukar larut, masih meninggalkan sisa di dasar tabung reaksi. Sedangkan 2 sampel yang lain, yang direaksikan dengan H 2 SO 4 encer dan pekat memberikan keadaan bahwa sampel yang dilarutkan dengan H 2 SO 4 encer ternnyata larut sedangkan yang dilarutkan dengan H 2 SO 4 pekat sedikit larut. Selanjutnya percobaan dilanjutkan ke tahap penetapan golongan kation I. Sampel diambil dan ditambahkan HCl encer setelah terjadi endapan kemudian disaring. Setelah disaring, endapan dan Iiltrat dipisahkan guna dilakukan uji penetapan golongan kation karena setiap sampel, baik Iiltrat maupun endapan, disinyalir mengandung kation golongan I. Reaksi penetapan. Edapan golongan I mungkin mengandung PbCl 2 , HgCl 2 , AgCl. Endapan dicuci satu kali denan HCl encer di atas saringan kemudian dicuci 2-3 kali dengan sedikit air suling. Filtrat dibuang, endapan dipisahkan dalam labu erlemeyer; dengan pertolongan 10 ml air suling. Kemudian dipanaskan dan kemudian disaring saat masih panas. Endapan kemungkinan mengandung HgCl 2 dan AgCl. Bila PbCl ada, maka ini harus dihilangkan dari endapan. Endapan dicuci beberapa kali dengan air panas sampai Iiltratnya hilang (bebas) dari ion Pb 2 (periksa dengan larutan K 2 Cr 2 O 4 , sampai Iiltart cucian tidak memberikan endapan kuning dengan larutan K 2 Cr 2 O 7 , ini menjamin hilangnya Pb dalam endapan). Kemudian endapan dipindahkan dalam tabung reaksi dan dipanaskan dalam tabung reaksi dan dipanaskan sedikit dengan 10 ml larutan NH 3 6 M. Ketika direaksikan dengan NH 3
6 M tidak terjadi endapan . kemudian endapan direaksikan dengan H 2 SO 4 encer juga tidak terjadi endapan putih. Tabung reaksinya yang bereaksinya dilarutkan dengan KI ternyata juga tidak terjadi endapan begitu juga dengan endapan yang di tempatkan dalam tabung reaksi yang lain, yang direaksikan dengan HNO 3 , KI juga tidak memberikan endapan. Sehingga kesimpulan yang diambil dari endapan ini adalah endapan dinyatakan negatiI dari Pb 2 . Selanjutnya adalah penetapan dengan kation yang ada dalam Iiltratnya. Filtrat mungkin mengandung PbCl 2 . Larutan yang didiamkan ternyata membentuk endapan kristal jarum PbCl 2 . Larutan kemudian dibagi menjadi 3 bagian: 1) Tabung reksi satu diisi sampel Iiltrat kemudian ditambahkan dengan H 2 SO 4 encer. Penambahan ini mengakibatkan munculnya endapan putih yang larut dalam natrium asetat. Reaksi yang terjadi: Pb 2 SO 2 2- PbSO4 (endapan putih) 2) Tabung reaksi kedua kedua diisi sampel Iiltrat kemudian ditambahkan dengan larutan K 2 CrO 4 . Penambahan ini mengakibatkan munculnya endapan kuning. Reaksinya: Pb 2
CrO 4 2- PbCrO 4 (endapan kuning). 3) Tabung reaksi ketiga diisi sampel Iiltrat kemudian ditambahkan dengan larutan KI. Penambahan ini mengakibatkan munculnya endapan kuning. Pb 2 2I - PbI2 (endapan kuning). engan mengamati perlakuan di atas terhadap Iiltrat maka dapat diambil kesimpulan yang sesuai dengan teori bahwa sapel Iiltrat tersebut positiI mengandung kation Pb 2 . F.Kesimpulan Kation golongan I pada sampel adalah Pb 2
Daftar Pustaka Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Kalman Media Pustaka: Jakarta Rivai, harrizal. 2006. Asas Pemeriksaan Kimia. UI-Press: Jakarta Khopkar, M. 2007. Konsep dasar Kimia Analitik. UI-Press: Jakarta.