Pemeriksaan pendahuluan yang terdiri dari cara kering dan cara basah meliputi :
1
2
3
4
5
Penelitian rupa
Pemanasan
Reaksi nyala
Reaksi mutiara boraks
Reaksi pipa tiup
II. Pemeriksaan secara sistematis meliputi :
1 Pemeriksaan Kation
2 Pemeriksaan Anion
Pemeriksaan pendahuluan didasarkan pada pemeriksaan sifat-sifat fisik maupun sifatsifat kimia.
Pemeriksaan pendahuluan dibedakan menjadi pemeriksaan pendahuluan cara kering
dan pemeriksaan pendahuluan cara basah
Pada pemeriksaan pendahuluan dengan cara penilikan rupa yang diamati antara lain,
bentuk hablur, warna hablur, serta warna larutannya.
Peristiwa-peristiwa yang dapat diamati pada pemeriksaan pendahuluan cara
pemanasan
ini
adalah
:perubahan
warna,
meleleh,sublimasi,terjadinya
uap
A. PENELITIAN RUPA
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bentuk hablur, warna dan bau dari suatu
zat yang dianalisa, pada pemeriksaannya bila contoh dalam bentuk larutan, maka
laarutan tersebut harus diuapkan hingga kering.
Penelitian rupa terdiri dari :
Warna.
Bila warna suatu zat diperiksa, kadang-kadang dari warna itu dapat
disimpulkan senyawaan atau unsur yang terdapat dalam suatu zat atau contoh.
Misalnya : warna merah dari senyawa meni timbal,merah jambu dari senyawa
garam mangan dan kobalt.
Untuk larutan dalam air dan asam-asam encer
3. Pembakar Bunsen
BAHAN I
1. CuSO4.5H2O
2. NiSO4.7H2O
3. FeSO4.7H2O
4. FeCl3.6H2O
5. FeSO4(NH4)2SO4.6H2O
6. Co(NO3)2.6H2O
7. K2CrO7
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
CrCl3.6H2O
Cr (NO3)2.9H2O
KMnO4
K3Fe(CN)6
K4Fe(CN)6
K4CrO4
Fe(N03)3.9H2O
BAHAN II
1. Larutan HCl encer
BAHAN III
1. Garam-garam ammonium, sulfide dan asetat
2. KERJA PENGAMATAN WARNA DAN BAU:
1. Amati warna-warna contoh bahan I diatas.
2. Ambil sedikit masing-masing bahan I diatas larutkan dalam air, amati warna
yang terjadi.
3. Ambil sedikit masing-masing bahan I diatas larutkan dalam asam-asam encer (
bahan II )
4. Pada prosedur 2 dan 3 bandingkan warna zat asli dalam bentuk padatan dan
dalam bentuk larutan)
5. Catat bau khas dari contoh-contoh zat pada bahan III
C. PEMANASAN
Beberapa peristiwa yang dapat diamati pada pemanasan dari suatu contoh zat adalah
sebagai berikut
a
Perubahan Warna :
Garam C (biru) menjadi garam anhidrat (putih)
Garam Pb (putih) menjadi PbO (kuning)
Garam Co (merah) menjadi biru atau ungu.
Contoh zat organik misalnya asam sitrat menjadi karbon yang hitam tetapi
warna hitam hilang bila pemanasan diteruskan.
3
Mencair :
Garam-garam berair hablur bila dipanaskan pada umumnya menjadi cair,
karena garam tersebut melarut dalam air haablurnya,beberapa zat dapat
mencair tanpa memecah atau mencair dahulu baru memecah, diantaranya :
NaOH, KOH, H2C2O4
halida-halida dari K,Cd,Hg,Pb
Menyublim :
Zat yang mudah menyublim garam-garam ammonium,arsen oksida, kloridaklorida dari Al, Zn, Cd, berdasaarkan warna subliman yang dihasilkan dapat
memperkirakan suatu zat, seperti :
Merah
Kuning
Putih
Pembebasan gas-gas :
Pembebasan gas-gas tergantung pada sifat-sifat asam,basa,warna dan bau dari
uap-uap yang ditimbulkan.
Uap asam : diperiksa dengan lakmus biru (SO2 dari sulfit dan sulfat)
Uap berwarna
: hampir selalu menandakan penguraian zat
NO2 dari nitrit, membentuk warna merah
NO3 dari nitrit + H2SO4 pekat dalam tabung menghasilkan cincin coklat.
Br2 dari bromida (membirukan kertas KI kanji)
Uap berwarna ungu
dari iodida + H2SO4 pekat
Mn2O7 dari permanganat (meledak dengan ledakan lunak)
Uap tak berwarna tapi berbau
H2S dari sulfida-sulfida
Uap tak berwarnaa tak berbau
CO2 dari karbonat-karbonat (mengeruhkan setetes air barit )
2 Pipet tetes
3 Pembakan Bunsen
4 Gegep kayu
BAHAN :
1 Perubahan warna :
CuSO4.5H2O , FeSO4.7H2O , Co(NO3)2.6H2O , asam sitrat
2 Mencair :
KCl , NH4NO3 , NaOH , CaSO4.8H2O
3 Menyublim
ZnCl2 , CaCl2 , AlCl3
4 Pembebasan gas-gas :
Na2SO4 , NaHSO3 , NH4Cl , KNO3 , KBr , KI , Na2CO3
2
1
2
D. REAKSI NYALA
Beberapa logam, istimewanya logam alkali dan alkali tanahakan memberikan warna
khusus dalam nyala Bunsen, hal ini terjadi karena logam-logam diatas mudah
mengemisikan cahaya.
1
E. MUTIARA BORAKS
Bermacam-macam oksida logam akan larut dalam boraks dengan warna yang khusus,
warna tersebut akan tergantung pada nyala api yang dipergunakan, apakah nyala api
pengoksidasi atau nyala api pereduksi.
1
Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji menggunakan
pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik
untuk setiap kation. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu peng
golongan kation.
Ada beberapa cara pemeriksaan kation secara sistimatik, misalnya cara fosfat dari
Remy, cara Peterson dan cara H 2S. Pada bagian ini akan dibahas pemisahan kation
berdasarkan skema H2S menurut Bergman yang diperluas oleh
Fresenius, Treadwell
dan Noyes.
Dalam cara H2S kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan
sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi yang diselidiki.
Kation kation pada golongan :
I.
II.
III.
IV.
V.
Golongan I
Golongan II
menjadi dua
kemudian dipisahkan
kemudian
dilakukan pemisahan
Residu
Endapan putih
AgCl,Hg2Cl2,PbCl2
Residu
Endapan berwarna
Golongan II
Golongan II A
Golongan II B
(padat)
As2S3 (kuning)
HgS (hitam)
Sb2S3 (jingga)
PbS (hitam)
SnS2 (kuning)
Bi2S3 (hitam/coklat tua)
CuS (hitam)
CdS (kuning)
Residu endapan golongan IIIA
Fe(OH)3 ( coklat), Cr(OH)3 (hijau), Mn2.x H2O (coklat)
Filtrat Golongan V
endapan putih
10
Untuk tiap tiap kation, larutan persediaan dalam asam nitrat. Larutan ini harus
dinetralkan dengan ammonium hidroksida sebelum percobaan percobaan dilakukan.
Hanya pakai 2 3 mL larutan untuk tiap tiap percobaan.
No.
Percobaan
Perak (Ag+)
Mercurous Hg22
1. L.p diasamkam HNO3 dan H2S
End. hitam Ag2S
End. hitam (1)
dialirkan kedalamnya.
2.
dibagi 2:
3.
4.
5.
berlebih.
L.p ditambah lar. NaOH.
kelebihan.
End. coklat Hg2CrO4
D.
Hg
S2-
HgS
hitam
+ NH3
Ag(NH3)2+
Hg2Cl2 + 2NH3
5. PbCl2 melarutkan sedikit dalam air dingin, dalam air panas larutannya besar.
Pada 20 C untuk AgCl kelarutan = 0,002 gram / Liter. PbCl2 kelarutannya 9,9
gram / Liter.
6. Perbedaan diantara kelarutan AgCl2 dan AgI dalam ammonia kita pakai untuk
perisahan Cl dan I.
7. Hg2I2 larut dalam kelebihan KI menjadi Hg dan ion Complex.
Hg2I2 + 2KI
Hg + (HgI4)2- + 2K+
(HgI4)2- + 2K+
HgO
+ Hg
Hitam
10. Timah hitam hidroksida larut dalam kelebihan natrium hidroksida sebab
dihasilkan ion plumbit.
Pb(OH)2 + 2 OH-
PbO22- + 2 H2O
11. Plumbum sulfat larut dalam larutan ammonium asetat yang pekat sebab
plumbum asetat adalah elektrolit lemah.
Pb2+ + 2CH3COO2-
Pb(CH3COO)2
15
Percobaan
Mercury (Hg2+)
Bismuth (Bi2+)
Tembaga (Cu2+)
Codmium (Cd2+)
Pb2+
3.
kelebihan menjadi
hidroksida
4.
5.
(8).
End. biru Cu(OH) yg
hidroksida
dengan kelebihan.
kelebihan menjadi l
kelebihan.
End. tak ada
dengan kelebihan.
coklat (11).
(10).
Tambahan : 1. Hg2+ : tambah SnCl2 : end. putih, biru, end. kelabu (12)
2. Cu2+ : tambah K4Fe(CN)6. End. coklat, Cu2Fe(CN)6
3. Bi3+ : pada kelebihan besar air dalm tabung ditambah 2 tetes lar. Bi3+ yang disamakan end. putih BiOCl (13).
15
Hg2+ + H2S
HgS + 2H+
Endapan yang mula- mula adalah HgCl2; persenyawaan ini bereaksi dengan
kelebihan H2S menghasilkan HgS.
5. CdS tidak mengendap kalau larutan terlalu asam umpamanya 2 N. Makanya
konsentrasi asam harus dekat 0,3 N sebelum golongan II diendapkan.
6. Kalau PbS dilarutkan dalam asam nitrat biasanya sedikit sisa putih, PbSO 4
dihasilkan.
7. Endapan putih ini adalah complex dihasilkan sebagai berikut :
HgNH2Cl + NH4+ + Cl-
HgCl2 + 2NH3
Cu(NH3)42+
Cd2+ + 4NH3
Cd(NH3)42+
KHgI3 + KI
K2(HgI4)
11. Cupri iodida mengendap lalu bereaksi menghasilkan Cupro iodida yang putih
dan iodium yang larut dalam kelebihan iodida memberi ion complex.
CuI2
2 CuI2
I2 + I -
+ I2
I3-
Coklat
16
12. Stano chlorida mereduksi Mercuri chlorida, mula mula memberi endapan
putih Mercuro chlorida, lalu logam Mercury.
2Hg2+ + Sn2+ + 2Cl-
Hg2Cl2 + Sn4+
Sn4+ + 2Hg
HgCl2 + Sn2+
+ 2Cl-
BiOCl + 2H+
17
Percobaan
L.p ditambah asam chlorida
Arsen As3+
End. kuning
Antimon Sb3+
End. jingga Sb2S3
Stanno Sn2+
End. coklat SnS
Stanni Sn4+
End. kuning SnS2
2.
sempurna (5)
chlorida 6 N (2).
L.p ditambah NaOH
Percobaan tambahan :
As3+
: 1 mL larutan As3+ ditambah 1 mL HNO3 pekat dan 10 tetes ammonium molybdat, end. kuning ammonium arsenomolybdat (8).
Sb3+
: Kepada 2 mL air dalam tabung kimia ditambah 1 tetes Sb3+ end. putih SbOCl (9).
Sn2+
: Pada Larutan Sn2+ ditambah HgCl2 end. putih Hg2Cl2 dan atau kelabu Hg(10).
Sn4+
: (2) pada larutan Sn4+ ditambah HCl dan logam Zn, pada larutan ditambah Hg2Cl2 apa yang terjadi.
(1) pada larutan Sn4+ ditambah HgCl2 tak ada endapan.
18
Larutan larutan yang mengandung Sb3+, Sn2+, dan Sn4+ di hidrolisis kalau
keasaman dikurangi. Akan tetapi kalau gas H2S dialirkan ke dalam campuran
ini endapan-endapan garam basis semua bereaksi dengan sulfida.
2.
3.
2 Sb2S3 + 4 OH-
2 Sb3+ + 3 H2S
Ion Stannat adalah hidrat dan dapat ditulis Sn(OH)627. Hidroksida-hidroksida gol. II B adalah ampholit-ampholit.
As(OH)3 + OHSb(OH)3 + OHSn(OH)3 + OHSn(OH)4 + 2OH-
No.
1.
Percobaan
L.p ditambah asam
Ferro(Fe)2+
Tak ada endapan
Ferri(Fe)3+
Tak ada endapan
Alu
Tak ada
End. pu
19
tambah
Al(OH)
Kelebihan ammonia
3.
L.P
ditambah
NH4Cl,
(OH)3
End.put
kelebihan.
Al(OH)
yg larut
menjadi
yg tidak
didihkan
I. IDENTIFIKASI TERHADAP KATION
GOLONGAN IIIA
Percobaan tambahan :
(a) Pada L.P Fe3+ tambah
I. Lar.amonium tiyosianat-terjadi lar.merah tua (6)
II. Lar.kalium ferrcyanida-terjadi end.biru tua
(7)
(7)
(9)
(c) Pada L.P Cr3+ tambah kelebihan NaOH dan 2-3 tetes H2O2 dan mendidih terjadi
larutan kuning (1)
(d) Panasi campuran garam natrium carbonat dan kalium nitrat pada kawat platina
sampai terjadi
manik-manik tambah sedikit garam Cr3+ terjadi warna kuning.(10)
20
L.P
Percobaan
Mangan (Mn2+)
diasamkan
kemudian Tak ada endapan
Zeng(Zn2+)
Tak ada endapan
Ta
End.putih ZnS
En
dijenuhkan H2S
2
Hi+
dronida
kad
(a) end.larut
(a
(b
ni
L.P
ditambah
NaOH
dididihkan.
ta
L.P
ditambah
ammonium Sedikit
hidroksida perlan-lahan.
ditambah
end
H2O2
end.coklat (4)
21
Zn
dgn
kelebihan ke
Al(OH)4-
Cr(OH)3 + OH-
Cr(OH)4-
24
2 CrO42- + 8 S2O
3. Endapan biru adalah garam basis, Co(OH)Cl, yang menjadi merah muda, Co(OH) 2,
setelah ditambah kelebihan NaOH. Endapan ini dioksider secara didih menjadi
Co(OH)3.
4. Mangan oksida, hidrat-hidrat dapat diendapkan dalam gol.III A kalau H2O2 ada.
5. Zn(OH)2 larut dalam kelebihan Ammonium Hidroksida sebab dihasilkan anion
kompleks, Zn(NH3)42+.
6. Ni(OH)Cl yang berwarna hijau larut dalam ammonia menjadi Ni(OH) 3)6
biru.
7. Co(OH)Cl yang biru menjadi Co(NH3)62+ yang merah muda.
8. (CoCl)2- dihasilkan dalam asam Chlorida yang pekat.
9. Ion MnO42- yang hijau dihasilkan.
25
2+
yang
Percobaan
L.P diasamkan,maka dijenuhkan
Kalsium(Ca2+)
Strotium(Sr2+)
Barium(Ba2+)
dengan ammonia.
2.
3.
dalam asam acetat dan larut asam asetat dan dalam asam klorida.
klorida.
Pada L.P yg dinetralkan ditambah End putih CaC2O yg tak larut End putih SrCO4 yg larut dalam End putih BaC2C4 yg larut
larutan ammonium oksalat
4.
End putih CaCO3 yg larut End putih SrCO3 yg larut dalam End putih BaCO3 yg larut dalam
asetat
sedikit
dan
K2CrO4.
yg jenuh
Tak ada endapan
Pada
5.
L.P
tambahkan
larutan
CaSO4 yg jenuh
Nyala merah
H2SO4
7.
Percobaan nyala
27
28
(I)
(I)
K+
(I)
NH4+
(I)
2.
Flama harus dilihat melalui gelas Cobalt supaya nyala Natrium tidak
bercampur.
3.
Larutan Kalium ini harus pekat kalau mau endapan terjadi cepat.
29
Tapisan : Larutan dibuat 0,3 N. Dipanasi 50oC dan diberi gas H2S
Endapan
AgCl, PbCl2,
Hg2Cl2
Gol. I.
Endapan :
Endapan :
Endapan :
KAsO2
Fe (OH)3
CnS, CdS
KAsS2
Al (OH)3
Endapan :
Gol. II A.
KSbS2
Cr (OH)3
CoS, NiS
K2SnO3 atau
MnO2 (sedikit)
MnS, ZnS
K2SnS3
Gol. III A
Gol. III. B
(KHgS2(sedikit)
Gol. II B
30
Tapisan :
Diberi
amm. Carbonat + NH4Cl
Endapan :
Endapan :
CaCO3
Na
BaCO3
SrCO3
NH4
Gol. IV
Gol. V
TAPISAN :
AgCl.
Mengandung PbCl2.
lar.dibagi dalam 2
bagian:
Untuk
Hg2Cl
mengetahui
dan
adanya
Pb. a.
ENDAPAN:
Hitam
menunjukkan
adanya Pb.
dari
Hg(NH2)Cl b.
menunjukkan adanya Hg
TAPISAN:
Mungkin mengandung Ag(NH3)2Cl
asamkan dengan HNO3. end.putih
dari AgCl menunjukkan Ag.
31
B.
larutan
diuapkan
Kontrol
dengan
alkalis
kemudian
diberi
HCl
yang
encer,
hingga
lar.
agak
asam.
32
1.
Endapan terdiri atas HgS, PbS, Bi2S3, CuS, CdS, As2S3, SnS2
end.diberi 2 N KOH, dipanasi sampai mendidih dan diaduk. Diberi 3 tetes lar.H2S dan
disaring.
ENDAPAN :
HgS hitam sampingkan cairannya. End. diberi 5 tetes lar. NaOCl dari 10% dan HCl,
panaskan diatas waterbad. Kepada lar. yang jernih diberi 1-2 tetes lar. SnCl
TAPISAN :
Pb(NO3)2, Bi(NO3)3, Cu(NO3)2, Cd(NO3)2 diberi NH3 berlebihan dan disaring.
ENDAPAN :
Mengandung Bi(OH)3 dan Pb(OH)2
diberi lar.NaOH dipanaskan dan
disaring.
ENDAPAN :
Mengandung
Bi(OH)3.
Dicuci
tapisan
dibuang.
menunjukkan Bi.
dengan
air,
bagian :
a.
larutan
K2CrO4.
Endapan
endapan
adanya Cu.
adanya Pb.
33
cokelat
menunjukkan
Endapan
kuning
2. ANALISA GOLONGAN II B
( Golongan Arsen )
Tapisan mengandung KAsO2, KAsS2, KSbO2, KSbS2, K2SnO3, atau K2Sn(OH)6,
K2SSnS3, dan sedikit KHgS2. Pindahkan tapisan ini dengan disaring. Kemudian diberi
HCl pekat hingga asam terhadap lakmus. Kemudian dialiri gas dari H2S, endapan
terdiri dari HgS, As2S3, SbS3, dan SnS2, dicuci dengan air kemudian endapan diberi
HCl pekat 0,5 sampai 1 mL, panaskan. Endapan dicuci dengan HCl setelah disaring
maka terdapat :
ENDAPAN :
Mg(NH4)AsO4.6H2O. Setelah
Ag3AsO4.
maka terdapat :
ENDAPAN:
Jika hitam ada Hg. Jika Hg tak
ketemu maka digolongan tembaga
( II A).
endapan
putih
ialah
sampai basa.
diberi
adanya Sn.
HgCl2.
Endapan
putih
3.
PERCOBAAN GUTZEIT
Tabung reaksi diberi : Zn + H2SO4 dan zat yang hendak diperiksa, lalu dipanaskan.
Pada mulut tabung reaksi diletakkan kertas saring yang sudah dibasahi dengan larutan
AgNO3 terbentuk warna kuning gelap, maka As3+ positif
UNTUK MENDAPATKAN GAS H2S
Reaksi : FeS
+ HCl
FeCl2
H2S
35
Tapisan yang didapat dari golongan II diuapkan hingga volume menjadi 10 mL.
Kemudian larutan diberi HNO3 pekat 3 4 mL untuk merubah ferro menjadi ferri,
kemudian diuapkan hingga kering.
2. Menghilangkan Borat dan Fluoride
Larutan atau residu dari (1) tersebut diuapkan hingga kering dan residu diberi HCl
pekat 10 mL dipanaskan sebentar. Jika hanya ada borat saja maka residu diberi 5
ml alkohol 90% dan 10 ml HCl pekat kemudian, jika pada pemberian HCl pekat
ini ada endapan maka ini berasal dari persenyawaan silikat. Setelah disaring dan
diencerkan tapisan diselidiki terhadap fosfat.
Penunjukkan Fosfat :
Tapisan 2 mL diberi ammonium molybdat dan HNO 3 pekat berlebihan. Setelah
dipanasi jika terjadi endapan kuning maka ada fosfat. Jika ada fosfat ini dapat
dihilangkan dengan cara seperti berikut :
Memisahkan Fosfat pada Golongan III dengan Memakai Stani Chlorida.
Larutan dari golongan II dididihkan untuk menghilangkan H2S. Diencerkan
hingga 50 mL. Kepada larutan ini diberi 1 mL HCl encer, setelah dididihkan
diberi 2 mL larutan stani chlorida. Endapan dicuci. Tapisan dites terhadap fosfat
dengan ammonium molybdat dan HNO3.
Jika positif larutan diberi mL reagens chlorida dan dididihkan lagi. Pekerjaan
ini diulang terus hingga fosfat telah mengendap semua. Setelah itu endapan
disaring dan dicuci dengan air panas. Kemudian tapisan diberi HCl encer dan gas
H2S sehingga endapan dari stani sulfida telah habis. Setelah ini disaring, tapisan
diuapkan dan diselidiki untuk golongan III A, III B, IV dan V.
Jika endapan stani fosfat agak hijau,maka mengandung chrom. Karena itu sedikit
dari endapan itu dididihkan dengan larutan NaOH. Setelah dingin diberi H 2O2.
Kemudian diberi amylalkohol 2 mL. Warna biru pada lapisan alkohol
menunjukkan adanya chrom.
(Cara lain dapat dilihat pada Vogel)
Jika fosfat tidak ada atau telah dihilangkan maka larutan diberi NH 4Cl padat,
didihkan, kemudian diberi larutan NH4OH hingga alkalis. Setelah itu diberi
NH4OH lagi hingga berlebihan. Setelah dipanaskan endapan disaring (golongan
III A), dan tapisan diselidiki untuk golongan III B dan golongan berikutnya.
36
TAPISAN :
Jika
ada Cr.
larutan
menunjukkan
lainnya
berwarna
adanya
diberi
Fe.
larutan
merah
Larutan
c)
K4Fe(CN)6.
Endapan
ammonium rhodanida.
Menetapkan Endapan :
Endapan
dilarutkan
putih
Al(OH)3
HCl.
NH3.
Al ada
38
D.
pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin
ada atau tak ada dalam larutan sampel, sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang
ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl 2 larut dalam air panas,
tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
Pada pemeriksaan anion, menggunakan larutan ekstrak soda, larutan ini dibuat dengan
memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring, filtrat
yang diperoleh disebut ekstrak soda
Karena ekstrak soda suasana basa maka larutan ekstrak soda ini tidak
dipergunakan
tanpa pengaturan suasana yang tepat.Biasanya sebelum digunakan harus ditambahkan dulu
asam
1. Chlorida (Cl-)
Dipakai pada percobaan ini NaCl padat atau larutan.
a) Berikan asam sulfat encer (1:10) kepada larutan yang mengandung chlorida maka tidak
terjadi apa-apa. Demikian juga pada pemanasan tak terjadi reaksi apa-apa.
b) Kepada suatu chlorida yang pekat berikan asam sulfat pekat maka chlorida akan
bereaksi membentuk suatu asam yang berupa gas. Lakukan ini pada:
a. temperatur biasa,
b. panaskan.
Jika diatas gas ini diberi batang gelas yang dibasahi dengan amonia maka terjadi kabut
putih dari amonium chlorida.
c) Berikan larutan argentum nitrat kepada larutan yang mengandung chlorida membentuk
endapan putih AgCl. Endapan ini tidak larut dalam HNO3, tetapi larut dalam ammonia,
natrium tiosulfat dan KCN. Buktikan.
d) Berikan larutan mercuro nitrat kepada larutan yang mengandung chlorida maka terjadi
endapan putih dari mercuro chlorida (Hg2Cl2).
e) Berikan larutan Lendasetat kepada larutan yang mengandung Cl, maka terjadi endapan
putih jarum yang jika dipanasi larut kembali. Larutan yang panas didinginkan maka
endapan akan timbul kembali.
2. Bromida (Br -)
Dipakai larutan NaBr :
a) Kepada larutan yang mengandung bromida berikan asam sulfat (1:10) maka pada
temperatur rendah tidak timbul gas dari asam bromida. Panaskan, gas HBr akan timbul.
b) Asam sulfat pekat menyebabkan terjadinya HBr dan Br 2. Larutan akan menjadi coklat.
Jika dipanasi maka keluar uap yang berwarna kuning coklat. Ini mengandung HBr.
c) Larutan argentum nitrat menimbulkan endapan agak kuning dari argentum bromida
yang tidak larut dalam asam nitrat, tetapi larut dalam ammonia dan natrium tiosulfat.
d) Fluerescein oleh brom dirubah warnanya menjadi merah disebabkan oleh oksidasi dan
terbentuk tetra brom fluoresin.
e) Asam nitrat tidak dapat membebaskan brom dari larutan bromida yang encer dan dingin
3. Iodida (I-)
Dipakai larutan KI :
a)
6. Rhodanida (CNS-)
Dipakai larutan KCNS
a) Berikan asam sulfat encer kepada larutan yang diselidiki maka tidak menimbulkan
reaksi apa-apa.
b) Berikan asam sulfat agak pekat kepada larutan yang diselidiki maka rhodanida ini akan
terurai dengan timbulnya COS yang dapat menyala, dengan warna biru.
c) Berikan larutan argentum nitrat kepada larutan yang diselidiki maka akan terjadi
endapan yang berwarna putih dari argentum rhodanida.
d) Berikan larutan garam ferri kepada larutan yang diselidiki maka akan terjadi larutan
yang berwarna merah dari ferri rhodanida
e) Berikan larutan mercuri nitrat kepada larutan yang diselidiki maka terjadi endapan
putih dari mercuri rhodanida.
Berikan kepada endapan ini rhodanida yang berlebihan maka ia akan larut.
7. Nitrit (NO2-)
Dipakai larutan KNO2
a) Berikan asam sulfat encer kepada larutan yang diselidiki maka akan timbul gas coklat.
b) Berikan larutan ammonium chlorida kepada larutan yang diselidiki yang mana telah
diasamkan dengan asam asetat, maka akan timbul gas nitrogen
c) Berikan larutan garam ferro kepada larutan yang diselidiki dan tambahkan H 2SO4 encer
maka akan timbul gas NO. Dalam keadaan dingin ini larut dalam air dan bereaksi
dengan garam ferro yang ada, maka terbentuk warna coklat disebabkan oleh
terbentuknya (FeSO4)x (NO)y.
d) Berikan larutan KI yang telah diasamkan dengan sulfat kepada larutan yang diselidiki,
maka akan terjadi pemisahan iodium.
Berikan kepada larutan ini amilum maka larutan akan menjadi biru
8. Sulfida (S-)
Dipakai larutan Natrium Sulfida
a) Berikan asam sulfat pekat kepada larutan yang diselidiki dan panaskan maka akan
terjadi endapan S dan timbul gas SO2.
Tetapi pada pemanasan lama kelamaan semua sulfur dioksidakan menjadi SO2.
b) Berikan larutan AgNO3 kepada larutan yang diselidiki maka akan terjadi endapan hitam
dari argentum sulfida. Endapan ini dapat larut dalam asam nitrat (sambil dipanasi).
c) Berikan asam sulfat atau HCl encer. Timbul gas H 2S dan jika kertas yang dibasahi
dengan lood asetat dikenakan, gas tersebut akan berubah menjadi hitam.
d) Reaksi hepar.
Berikan 1 tetes larutan natrium sulfida diatas lempeng perak maka akan terjadi suatu
noda (vlek) berwarna hijau.
9. Asetat (CH3COO-)
Dipakai larutan Natrium Asetat
a) Berikan asam sulfat pekat kepada larutan yang diselidiki maka asam asetat akan
terbentuk.
Berikan kepada larutan ini etanol dan dipanasi maka akan terjadi etil asetat yang berbau
enak.
b) Berikan larutan ferri chloride kepada larutan yang diselidiki maka terjadi larutan coklat.
Jika dipanasi akan terjadi endapan dari basa ferri asetat.
c) Berikan oksida timbal (PbO) kepada asam asetat yang encer dan panaskan maka PbO
akan larut.
Jika PbO-nya berlebihan maka larutan mengandung basa timbal asetat yang mana
larutan itu bersifat alkalis. Jika didinginkan tidak terbentuk kristal.
d) Berikan larutan mercuro nitrat kepada larutan yang diselidiki maka akan terbentuk
endapan putih dari mercuro asetat.
Berikan asam sulfat encer kepada larutan yang diselidiki akan timbul gas.
Jika batang gelas yang telah dibasahi dengan barium hidroksida didekatkan kepada gas
ini maka akan terjadi endapan putih dari barium karbonat.
b) Berikan larutan argentum nitrat kepada larutan yang diselidiki maka terjadi endapan
putih dari argentum karbonat. Jika di beri argentums nitrat berlebihan maka akan terjadi
warna kuning.
c) Berikan larutan barium chlorida kepada larutan yang diselidiki maka terjadi endapan
putih barium karbonat. Untuk mempercepat reaksi, panaskan di atas api. Endapan dapat
larut dalam asam yang encer
d) Berikan larutan plumbum nitrat kepada larutan yang diselidiki maka akan timbul
endapan putih dari plumbum karbonat.
Endapan ini larut dalam asam asetat.
Berikan asam sulfat kepada larutan yang diselidiki maka pada pemanasan akan timbul
uap coklat dari gas NO2
b) Larutan nitrat ditambah dengan H2SO4 pekat lalu didinginkan. Kemudian ditambah
larutan FeSO4 jenuh dengan hati-hati melalui dinding tabung hingga membentuk
lapisan diatasnya, maka akan terjadi cincin coklat.
Apabila larutan bicarbonat dipanaskan akan keluar gas. Selidiki gas yang keluar
tersebut.
3.
Tambahkan larutan mercury chlorida kedalam NaHCO3, amati apa yang terjadi.
4.
Panaskan natrium bicarbonat padat dalam tabung dry-test, amati apa yang terjadi.
5.
Dengan barium klorida yang pekat terjadi endapan putih barium metaborat.
2.
Kesimpulan :
kemerahan
kemudian
menjadi
menghilangkan
warna
hijau,
larutan
fuchsin.
5. Terjadi gas
tak
berwarna dan
endapan S.
6. Timbul gas tak berwarna, bau
busuk.
Membuat
hitam
kertas
Kesimpulan :
merah
membentuk
dan
berbau,
mudah
meletus.
6. Timbul gas tak berwarna, terbakar
dengan warna biru.
7. Timbul
gas
tak
CO dari formiat.
berwarna.
Dibuat larutan dari garam Natrium dan anion anion yang akan diselidiki dengan melarutkan zat
padat (garam) setelah itu tambahkan larutan jenuh dari natrium karbonat.
Saring, cuci endapannya, tapisan ini (S) digunakan untuk penyelidikan selanjutnya.
1. Asamkan 3 cc dari larutan (S) dengan asam chlorida, didihkan untuk menghilangkan
karbon dioksida dan tambahkan 1 cc barium chlorida. Endapan putih menunjukkan
adanya sulfat.
2. Asamkan 3 cc dari larutan (S) dengan asam sulfat encer dan tambahkan 1 cc. Hilangnya
warna dari permanganat menunjukkan adanya reduksi sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit,
bromida, atau iodida.
Kalau permanganat itu tidak hilang warnanya pada keadaan dingin, panaskan dan amati
hasilnya.
Hilangnya warna pada pemanasan bersama sama dengan pembentukan dari golongan
golongan karbon dioksida (penyelidikan dengan air kapur) menunjukkan adanya oxalat.
3. Asamkan 10 cc dari larutan (S) dengan asam nitrat encer. Didihkan sampai 5 menit untuk
menghilangkan gas gas yang keluar.
Gunakan larutannya untuk penyelidikan selanjutnya. Tambahkan 1 cc asam nitrat pekat,
kemudian larutkan argentum nitrat sampai terjadi endapan sempurna.
Saring dan cuci endapannya dengan asam nitrat sangat encer (1 : 20).
3. 1. Filtrat.
Tambahkan larutan natrium hidroksida tetes demi tetes dengan diaduk hati hati
sampai larut muda, tak tepat netral terhadap lakmus, kemudian tambahkan 0,5 cc
asam asetat encer dan 1 cc dari argentum nitrat sampai endapan sempurna.
Ini terjadi pada endapannya dengan air panas.
Endapan putih menunjukkan oxalat. Ini terjadi pada penyelidikan kalsium klorida.
Endapan kuning menunjukkan fosfat. Ini ditunjukkan pada penyelidikan molibdat.
3. 2. E n d a p a n.
Pindahkan endapan kedalam gelas kecil. Berikan 1 2 gm butir seng dan 5 10 cc
larutan asam sulfat. Setelah 10 menit saring endapannya cuci dengan sedikit asam
sulfat encer. Bagilah filtrat dalam dua bagian. Ini diselidiki untuk klorida, bromida,
dan iodida berturut turut.
a. Penyelidikan untuk klorida yang bersama sama adanya dengan bromida dengan
iodida.
Asamkan dengan asam sulfat encer. Panaskan kira kira 80 o C dan dimasukkan udara
dalam larutan sampai menjadi tidak berwarna. Selidiki larutan yang tak berwarna untuk
klorida dengan argentum nitrat dan asam nitrat encer.
b. Penyelidikan untuk bromida dan iodida.
Pada larutan tambahkan asam sulfat encer sampai asam dan 1 2 cc karbon tertraklorida.
Berikan 1 2 tetes larutan natrium hipochlorit encer dan aduk.
Warna ungu tua pada lapisan karbon tetra klorida menunjukkan adanya iodida.
Berikan larutan hipoklorit tetes demi tetes untuk mengoksidasikan iodida dan menjadi
iodat, dan aduk pada tiap pemberian.
Warna ungu tua lenyap dan warna merah coklat dari lapisan karbon tetra klorida akan
timbul kalau ada bromida
4. Penyelidikan pada larutan (S) dengan kalsium chlorida dan ferri chlorida.
Ambil 10 cc dari larutan (S) dalam tempat penguapan dan tambahkan asam nitrat encer
sampai tepat asam terhadap lakmus.
Didihkan hingga karbon dioksida lenyap dan kemudian tambahkan ammonium hidroksida
encer dan sampai tepat alkalis. Didihkan lebihnya ammoniak dan bagi larutan dalam dua
bagian.
4.1 Pada larutan netral tambahkan volume yang sama dari larutan kalsium chlorida dan
diamkan untuk beberapa menit.
Endapan putih menunjukkan flourida, oxalat dan fosfat.
Hanya oxalat dan flourida yang tidak larut dalam asam asetat encer. Larutkan
endapannya dengan asetat encer, saring. Bagi endapan dalam dua bagian dan
selidiki untuk oxalat dan fluorida berturut-turut.
4.2 Pada larutan netral di tambah ferri chlorida sampai tak ada reaksi terjadi. Gunakan
feri chlorida netral (feri chlorida dalam laboratorium mengandung asam chlorida
bebas, berilah larutan natrium karbonat sampai terjadi tepat endapan; saring, dan
gunakan filtrat untuk penyelidikan).
Endapan merah coklat yang terjadi pada pengenceran dan pendidihan menunjukkan
adanya acetate. Warna merah ungu yang hilang pada pemanasan adalah
karakteristik dari thiosulfat.
Warna kuning-putih dari endapan menunjukkan fosfat.
Jika ada sulfit dan karbonat maka pada pemberian asam sulfat akan menimbulkan gas SO 2
dan CO2.
Kedua gas ini dapat mengeruhkan air barit. Tetapi test dengan bichromat untuk SO 2 tidak
dipengaruhi oleh adanya CO2.
Karena itu untuk menunjukkan SO 2 maka zat padat diberikan H 2SO4 kemudian menjadi hijau
maka menunjukkan adanya SO2.
Cara lain :
Kepada larutan diberi K2Cr2O7 padat atau H2O2.
Kemudian diberi H2SO4 encer. Kemudian gas yang terjadi dilewatkan larutan air barit. Jika
keruh maka ada.
2. Nitrat disamping nitrit.
Untuk mengetahui adanya nitrit maka sedikit dari larutan diberi asam mineral, KI dan
amilum.
Jika biru maka ada nitrit. Untuk menghilangkan nitrit maka larutan diberi larutan NH 4Cl, dan
dididihkan. Sebab penunjukkan nitrat tidak dapat dilakukan jika ada nitrit. Dengan demikian
larutan hanya mengandung nitrat dan ini dapat ditetapkan dengan reaksi cincin.
3. Nitrat disamping Bromida dan Iodida.
Reaksi cincin untuk nitrat tidak dapat dilakukan jika larutan mengandung Bromida dan
Iodida. Karena dengan H2SO4 terjadi Br2 dan I2, dan ini menyukarkan warna dari rekai cincin,
karena itu larutan diberi NaOH berlebihan.
Kemudian diberi tepung amylum dan dipanaskan. Timbulnya gas-gas amoniak dapat
ditunjukkan dengan larutan nessler, atau kertas lakmus, maka ini menunjukkan adanya nitrat.
Kemudian diberi HNO3 dan AgNO3. jika ada Halogenida dalam larutan itu maka ini
diendapkan dulu dengan larutan Ag sulfat.
5. Chlorida disamping bromida dan atau yodida.
a. Larutan dibuat netral dengan HNO3 encer, kemudian diberi larutan AgNO3 yang
berlebihan.
Endapan disaring dan dicuci. Endapan dikocok dengan larutan ammonium karbonat,
setelah itu disaring. Tapisan diberi beberapa tetes larutan KBr, jika terjadi endapan
kuning muda dari AgBr ini berasal dari Bromida
b. Endapan dari saringan dicuci hingga bebas dari AgNO 3 kepada endapan ini diberi larutan
formaldehyd 4 % dalam larutan 0,1 N Na2CO3.
Tapisan diselidiki terhadap chlorida dengan memberi larutan AgNO 3 dan sedikit HNO3
encer. AsBr agak sukar bereaksi dengan reagent demikian juga AgI.
6. Chlorida disamping Iodida.
Larutan dinetralkan dan diberi larutan AgNO3 yang berlebihan, endapan dicuci. Endapan
dicuci dengan amonia encer. Tapisan diberi larutan HNO3. Endapan putih menunjukkan
adanya chlorida.
7. Bromida dan Iodida disamping chlorida.
Larutan dibuat asam dengan HCl, diberi air chlor, atau natrium hypochlorite kemudian diberi
chloroform atau CCl4.
Jika ada warna ungu menunjukkan iadida, kemudian larutan tersebut diberi air chlor lagi
maka warna ungu menghilang timbullah warna coklat merah yang larut dalam CCl 4, atau
chloroform.
Ini menunjukkan adanya bromida.
Klorida dengan hadirnya Iodida
Tambahkan larutan AgNO3 ekses kepada 0,5 ml ekstrak soda yang telah diasamkan dengan
HNO3 encer, sentrifuge dan buang sentrifugenya, cuci residu dengan 0,2 ml larutan NH 3
encer, sentrifuge lagi. Asamkan cucian yang jernih itu dengan HNO3 encer (AgCl putih)
menunjukkan atau menyatakan adanya Cl.
Kalau ada iodida dan / atau bromida, encerkan larutan yang diselidiki sampai 15 ml lalau
tambahkan HNO3 pekat 8 cc.
Didihkan sampai hingga I2 dan Br2 habis. Kalau I2 dan Br2 telah habis menguap tambah 3 4
cc HNO3 encer lalu tambah 3 cc larutan AgNO 3 kalau timbul endapan putih berarti ada ion
chlorida.
III. CHARCOAL BLACK REDUCTION TEST.
Selidiki garam dicampur dengan dua volume-natrium karbonat yang kering dan dipanasi
dinyala reduksi dari pembakar Bunsen.
Garam tersebut ditaruh diatas carcooal black. Suatu blowpipe dipakai untuk mengalirkan
nyala diatas charcoal-Black ini.
Garam
Reduksi
Enkrustasi
Ag+
Pb++
Cu++
Bi+++
Sb+++
Sn++
Fe+++
Ni++
Co++
Cd++
As+++
Ag butir putih
Pb logam yang melleaple
Cu flakes yang merah
Bi Brittle
Sb brittle
Sn butir putih
Fe klabu, bersifat maknit
Ni klabu, bersifat maknit
Co klabu, bersifat maknit
CdO coklat
As2O3 putih, bau arlie
PbC - kuning
Bi2O3 - kuning
Sb2O3 - putih
CdO - coklat
As2O3 - putih
Zinc putih
Zn++
Al+++
Ca+++
Sr+++
Ba++
Mg++
Al2O3 putih
CaO putih, alkalis
SrO putih, alkalis
BaO putih, alkalis
MgO putih, alkalis
Warna dng
Co(NO3)2
-
Biru
Merah muda