DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. AURA BERLIANNY (210343606403)
2. DAVID AL MUQORROBIN (210343606411)
3. RIZTIA PUTRI OKTAFIA (210343606462)
4. YOHANA ELISABETH (210343606431)
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Evi Susanti, S.Si, M.Si.
Dr. Muh Ade Artasasta, S. Si.
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah mampu mengidentifikasi suatu
senyawa organik berdasarkan kandungan senyawa oksigennya.
1.3 Manfaat
Mahasiswa mampu mengidentifikasi suatu senyawa organik berdasarkan
kandungan senyawa oksigennya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.2 Reaksi Seri amonium nitrat dengan fenol dan alkohol
METODE
Hasil
Pereaksi lukas
Hasil
3.3.4 Uji Natrium Karbonat untuk Asam
Natrium karbonat
Metanol
Sampel negatif
reaksi fehling
- Diambil 1 mL sampel dan dimasukkan kedalam
tabung reaksi.
- Ditambahkan 1 mL aquades dan dihomogenkan.
- Dibiarkan 15 menit sambil dikocok beberapa kali.
- Kemudian dilakukan uji menggunakan lakmus
biru.
Hasil
BAB 4
Keterangan:
✓ : dilakukan pengujian dan bereaksi positif
✕ : dilakukan pengujian dan bereaksi negatif
- : tidak dilakukan pengujian
4.2 Analisis Data
Sampel I menunjukan hasil negatif pada uji seri amonium nitrat karena tidak
terjadi perubahan warna sehingga langsung dilakukan uji Na2CO3 dan menunjukan
hasil positif berupa terbentuknya gas CO 2 yang menandakan sampel asam.
Kemudian dilakukan penambahan akuades dan dilanjutkan dengan uji lakmus biru
yang mengalami perubahan menjadi merah. Hal ini menandakan sampel bersifat asam
dan dapat diprediksi bahwa sampel I adalah Asam Asetat. Reaksi Na2CO3 dengan
asam membentuk asam asetat dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Reaksi Na2CO3 dengan asam membentuk asam asetat
Sampel II menunjukkan hasil positif pada uji seri amonium nitrat yang
ditandai dengan perubahan warna menjadi merah-kecoklatan. Selanjutnya dilakukan
uji seri (III) klorida, dihasilkan perubahan warna menjadi kuning yang menandakan
tidak adanya gugus hidroksil fenolik. Langkah selanjutnya dilakukan uji lucas dimana
terjadi pembentukan larutan berawan dalam waktu 5 menit. Dapat diprediksi bahwa
sampel II adalah 2-Propanol. Reaksi seri ammonium nitrat dengan pereaksi lucas
dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Reaksi Seri Amonium Nitrat dengan Pereaksi Lucas membentuk 2-
Propanol
Sampel III menunjukkan hasil positif pada uji seri amonium nitrat yang
ditandai dengan perubahan warna menjadi merah-kecoklatan. Kemudian dilanjutkan
dengan uji Besi (III) Klorida yang menunjukkan hasil negatif atau tidak terjadi
perubahan warna yang menandakan sampel mengandung alkohol. Langkah
selanjutnya dilakukan uji lucas dimana terjadi pembentukan larutan berawan dalam
waktu 1 menit yang masuk dalam golongan alkohol tersier. Sehingga dapat diprediksi
bahwa sampel III adalah tersier butil alkohol. Gambar reaksi seri ammonium nitrat
dengan pereaksi lucas membentuk alcohol tersier dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Reaksi Seri Amonium Nitrat dengan Pereaksi Lucas membentuk alkohol
tersier
Sampel IV menunjukkan hasil negatif pada uji seri amonium nitrat yang
ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna. Selanjutnya dilakukan uji natrium
karbonat dan tidak ditemukan perubahan warna. Kemudian dilakukan uji Fehling
yang menunjukan perubahan warna menjadi merah kecoklatan. Hal ini menunjukan
sampel termasuk ke dalam senyawa aldehida dan diprediksi bahwa sampel IV adalah
asetaldehida. Reaksi aldehid dengan fehling membentuk asetildehida dapat dilihat
pada Gambar 4.5.
Gambar 4.8 Reaksi Seri Amonium Nitrat dengan Pereaksi Lucas (Not Reaction)
4.3 Pembahasan
4.3.1 Uji Seri Amonium Nitrat
Uji seri amonium nitrat dapat digunakan untuk membedakan alkohol, fenol, dan
asam hidroksi dari senyawa-senyawa yang lain. Di dalam larutan, seri amonium nitrat
yang bereaksi dengan senyawa alkohol dan fenol akan memberikan hasil positif yang
ditandai dengan perubahan warna. Pada saat direaksikan dengan alkohol akan
membentuk kompleks berwarna merah, sedangkan saat direaksikan dengan fenol
akan terbentuk warna merah kecoklatan. Intensitas warna ini bergantung jumlah fenol
yang terkandung di dalamnya.
Pada sampel II, III, V, VIII menunjukan hasil positif uji seri amonium nitrat
yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah-kecoklatan. Hal ini sudah
menandakan bahwa sampel mengandung gugus fenol atau alkohol dan mengalami
reaksi dengan uji seri amonium nitrat dimana salah satu faktor suatu sampel
mengalami reaksi yaitu ditandai dengan terjadinya perubahan warna. Sedangkan
pada sampel I, IV dan VII tidak dilakukan uji seri amonium nitrat karena sampel
tersebut tidak mengandung gugus fenol atau alkohol.
Pada sampel IV menunjukan hasil negatif uji natrium karbonat karena tidak
terjadi perubahan warna atau tidak terjadi reaksi. Salah satu faktor suatu sampel telah
mengalami suatu reaksi yaitu terdapat perubahan warna sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketika sampel IV ditambahkan larutan uji natrium karbonat tidak terjadi
reaksi.
Pada sampel VI menunjukan hasil positif yang ditandai dengan terbentuknya
gelembung gas. Hal ini menandakan sampel bersifat asam dan dilanjutkan dengan uji
lakmus biru dimana terjadi perubahan lakmus menjadi warna merah yang
menandakan bahwa sampel VI merupakan asam. Sedangkan pada sampel II, III, V,
VII dan VIII tidak dilakukan uji natrium karbonat karena senyawa tersebut tidak
termasuk asam.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
sampel 1 adalah larutan asam asetat, sampel 2 adalah larutan 2-propanol, sampel 3
adalah senyawa tetra butil alkohol, sampel 4 adalah asetaldehid, sampel 5 adalah
larutan fenol, sampel 6 adalah senyawa etil etanoat, sampel 7 tidak jadi diujikan, dan
sampel 8 adalah metanol.
5.2 Saran
Saran untuk praktikan selanjutnya dapat menambahkan pereaksi-pereaksi agar
dapat mengetahui reaksi-reaksi gugus fungsi dengan pereaksi yang lainnya. Selain
itu, dapat menambahkan reaksi-reaksi gugus fungsi yang lainnya agar dapat
mengidentifikasi gugus fungsi selain yang sudah diujikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Suter, I. ketut, 2014. Pangan Fungsional dan Prospek Pengembangannya. Media
Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology) 1, 96–109.
[2] Wiraatmaja, I. Wajan, 2016. Respirasi dan Fotorespirasi. Universitas Udayana.
[3] Astawan M. 2011. Pangan Fungsional untuk Kesehatan yang Optimal. Fakultas
Teknologi Pertanian IPB, Bogor
[4] N. J. Chem. 2000. Ceric Ammonium Nitrate.
[5] LabsterTheory. 2021. Ferric Chloride Test.
[6] D. Kare, “Lucas Test: Explained for Primary, Secondary & Tertiary Alchols,”
Test Book, 2022.
[7] S. Lakhmir, “Science For Tenth Class Part 2 Chemistry,” S. Chand Publishing,
2018.
[8] M. Ainun. 2018. Bioelectricity of Various Carbon Sources on Series Circuit from
Microbial Fuel Cell System using Lactobacillus plantarum. Jurnal Kimia Sains dan
Aplikasi.
[9] Lancashire, Prof. Robert, J., 2000. Fehling’s Test For Reducing Sugar. The
Departement of Chemistry, University of The West Indies, Mona Campus, Kingstone
7, Jamaica
[10] J. Clark. 2023. The Triiodomethane (Iodoform) Reaction in Organic Chemistry.
LibreTexts.
[11] F. Rusyidi. 2019. Pemodelan Sederhana Penyebab Alzheimer Disease dengan
Hidrolisis Ester. UNAIR News.
[12] Sunarya, Yayan & Setiabudi, Agus. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung :
PT Grafindo Media Pratama
LAMPIRAN
P
Sampel 3 erbandingan Sampel 4 Sampel 4
Uji lucas (cepat sampel 3,4 pada uji Uji amonium nitrat uji sodium
berawan) amonium nitrat (-) karbonat (-)
Sampel 8