Disusun oleh:
Hanifah
12312241032
Pendidikan IPA A 2012
Mahasiswa dapat mengidentifikasi anion klorida (Cl-), bromide (Br-), iodide (I-),
sianida (CN-), tiosianat (CNS-), oksalat (C2O42-)
B. Kajian Teori
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu
yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi
selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion
tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya
perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya
perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G. Svehla: 1985).
Ikatan ion terbentuk oleh pemindahan satu atom yang memberikan satu atau
lebih dari elektron terluar ke atom lain yang kehilangan elektron menjadi ion positif
(kation) atom yang mendapatkan elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan terjadi
tarikan antara ion yang berlawanan (Petrucci, 1987).
Anion terbentuk jika anion memperoleh satu atau lebih elektron. Ion yang
terbentuk mempunyai lebih banyak elektron daripada protonnya, sedangkan atom
yang melepaskan satu atau beberapa electron membentuk ion yang bermuatan positif
yang disebut kation(Stanley,1988).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom
oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun demikian,
mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan jembatan
oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO 4 yang diasamkan (Ismail
Besari : 1982)
Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk
mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke
dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama
tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan
garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari
Menuangkan 1 tetes larutan Pb-asetat ke dalam 1 tetes larutan garam klorida maka
akan terbentuk endapan putih.
Menuangkan 1 tetes larutan Pb-asetat ke dalam 1 tetes larutan garam bromida maka
akan terbentuk endapan putih, kemudian memanaskan campuran tersebut dan
mengamati perubahan yang terjadi.
Menuangkan 1 tetes larutan CuSO4 ke dalam 1 tetes larutan garam iodida, maka akan
terjadi endapan berwarna coklat.
Menuangkan 1 tetes larutan AgNO3 ke dalam 1 tetes larutan KCN, maka akan terjadi
endapan putih. Tes endapan ini dengan larutan KCN berlebih.
Menuangkan 1 tetes larutan CuSO4 ke dalam 1 tetes larutan garam iodida, maka akan
terjadi endapan berwarna coklat.
Menuangkan 1 tetes larutan CuSO4 ke dalam 1 tetes larutan KSCN maka akan terjadi
larutan berwarna hijau atau terbentuk endapan hitam.
Menuangkan 1 tetes larutan kalium permanganat dan 1 tetes larutan asam sulfat ke
dalam 1 tetes larutan garam oksalat, maka akan terjadi penghilangan warna.
Perlakuan
CaCl2 + 2AgNO3
Hasil Pengamatan
Terdapat endapan putih, larutan
AgCl(s) + HNO3
HCl + AgNO3
bening
Masih terdapat endapan putih,
AgCl(s) + 2NH3
b
2
CaCl2 + (CH3COO)2Pb
[Ag(NH3)2] + Cl
PbCl2(s)
Br + AgNO3
(CH3COO)2Ca
AgBr(s) + NO3-
larutan keruh
[Ag(NH3)2]+ + BrTidak ada perubahan
PbBr2(s)
+ Larutan menguap
larutan bening
Terdapat
endapan
kuning,
CH3COOAgI(s) + NO3-
I + AgNO3
AgI(s)
+ 2NH3
AgI(s)
2I + Pb
+ 2CN
[Ag(NH3)2] + I
-
[Ag(CN)2] + I
2+
keruh
Endapan kuning (++), larutan
bening
Endapan kuning (+), larutan
bening
Sebelum: endapan kuning,
PbI2(s)
2CuI + I2
kuning
Tidak ada endapan coklat,
KCN + AgNO3
AgCN(s) + KNO3
larutan kuning
Endapan putih, larutan putih
[Ag(CN)2]Hg + Hg(CN)2
keruh
Endapan larut, larutan bening
Larutan bening, terdapat sedikit
KCNS + AgNO3
endapan abu-abu
Terbentuk endapan putih, larutan
4I + 2Cu
2+
Endapan putih +
KCN
2KCNS + CuSO4
2-
C2O4 + 2AgNO3
Cu(CNS)2 + K2SO4
(COOAg)2 (s) + 2
berwarna hijau.
Terbentuk endapan berwarna
NO3-
C2O4 + 2 MnO4 + 16
endapan mengapung.
Tidak terbentuk endapan, larutan
H+
8H2O
2-
sebelum penambahan, hal ini juga sesuai dengan teori yang menyebutkan dengan
penambahan ammonia, endpan AgCl akan larut. Dalam praktikum ini, masih
ditemukan adanya endapan tetapi jumlahnya lebih sedikit yang menandakan
bahwa sebagian endapan sudah larut dalam ammonia. Berikut reaksi yang terjadi:
AgCl(s) + HNO3
Cl- + H+ + AgNO3
AgCl(s) + NH3
[Ag(NH3)2]+ + ClIdentifikasi anion klorida yang kedua yaitu dengan oenambahan larutan
timbal asetat, dengan penambahan larutan Pb-asetat maka terbentuk endapan putih
dan larutan bening. Endapan putih yang terbentuk ini merupakan endapan timbal
klorida PbCl2 yang menandakan adanya anion klorida. Reaksi yang terjadi yaitu:
CaCl2 + (CH3COO)2Pb
PbCl2(s) + (CH3COO)2Ca
Svehla (1985: 346), menyebutkan bahwa anion klorida dengan
penambahan larutan timbal asetat akan membentuk endapan putih timbal klorida
PbCl2 dari larutan yang pekat. Hal ini menunjukkan bahwa hasil praktikum sudah
sesuai dengan teori yang ditemukan.
2. Identifikasi anion bromide
Identifikasi anion bromide yang pertama dilakukan dengan penambahan
larutan perak nitrat ke dalam larutan garam bromide, NaBr. Setelah penambahan
larutan perak nitrat, larutan menjadi keruh dan ditemukan adanya endapan
berwarna kuning. Endapan yang terjadi ini adalah endapan perak bromide, dimana
adanya endapan ini berarti menunjukkan kalau dalam larutan ini terdapat anion
bromida. Berikut reaksi yang terjadi:
Br- + AgNO3
AgBr(s) + NO3Svehla (1985:348), menyebutkan
bahwa
setelah
anion
bromide
ditambahkan larutan perak nitrat maka akan terbentuk endapan seperti dadih yang
berwarna kuning-pucat, perak bromide AgBr, yang sangat sedikit larut dalam
larutan ammonia encer, tetapi mudah larut dalam kalium sianida dan natrium
tiosulfat, tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer.
Selanjutnya endapan kuning yang terbentuk ini diuji menggunakan larutan
ammonia encer dan setelah penambahan tidak terlihat adanya perubahan. Hal ini
dikarenakan larutan ammonia yang ditambahkan terlalu encer atau jumlahnya
sangat sedikit sehingga masih terdapat endapan. Atau endapan yang terlarut sangat
sedikit sehingga dalam pengamatan praktikan endapan masih sama jumlahnya.
Namun, secara umum hal tersebut sesuai dengan teori bahwa endapan perak
bromide AgBr sangat sedikit larut dalam arutan ammonia encer. Berikut reaksi
yang terbentuk:
PbBr2(s) + CH3COO-
[Ag(NH3)2]+ + I[Ag(CN)2]- + I-
F. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk:
Ion Ag+ akan berikatan dengan anion klorida, bromidam dan iodide yang
kemudian membentuk endapan AgCl yang berwarna putih, membentuk endapan
AgBr dan endapan AgI yang berwarna kuning.
2. Ion karbonat dapat dideteksi dengan air barit. Jelaskan caranya dan tuis reaksi
yang tejadi!
Jawab:
Salah satu identifikasi anion karbonat adalah dengan penambahan larutan asam
klorida encer. Setelah penambahan asam klorida akan terjadi penguraian dengan
berbuih karena karbondioksida dilepaskan:
CO32- + 2H+ CO2 + H2O
Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur atau air
burit:
CO2 + Ca2+ + 2OH- CaCO3(s) + H2O
CO2 + Ba2+ + 2OH- BaCO3(s) + H2O
Uji kapur atau air barit ini dapat dilakukan dengan mengalirkan gas
karbondioksida yang dilepaskan ke dalam air kapur atau air barit, jika terjadi
kkeruhan pada tabung uji yang mengandung air kapur atau air barit berarti
menunjukkan adanya karbonat.
3. Kation besi (II) dapat membentuk kompleks dengan anion sianida (CN -) dan
tisoanat (SCN-). Tuliskan reaksinya!
Jawab:
Fe2+ + 2CN- Fe(CN)2
Fe2+ + 2SCN- Fe(SCN)2