Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis kualitatif yang bertujuan utama untuk mengenali komposisi atau
struktur bahan kimia, cukup banyak jenisnya, sesuai dengan jenis bahan kimia yang
terdapat dalam sampel. Analisis kualitatif untuk bahan organik biasanya menjadi
bagian kajian dari kimia organik sehingga tidak dimasukkan dalam bagian kimia
analitik. Bahan kimia dalam sampel organik juga cukup banyak ragamnya sesuai
dengan struktur dari bahan tersebut. Bahan kimia organik molekuler berbeda cara
penetapannya dengan bahan kimia anorganik ionik.

Analisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup
lama. Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius sejak tahun
1840. Analisis kualitatif untuk anion dan kation dikaji secara terpisah. Analisis
kualitatif anion lebih sederhana dibanding degan analisis kation, tetapi analisis
anion memerlukan ketelitian dalam melakukan observasi dari gejala-gejala yang
timbul. Mengingat keuntungan ini, maka analisis anion dipelajari sebelum analisis
kation. Untuk lebih memahami mengenai anion dan kation, maka dilakukanlah
percobaan ini.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengidentifikasi kation dan anion yang terdapat dalam suatu sampel
dengan melakukan uji spesifik atau dengan penambahan reagen pada sampel.
2. Untuk mengetahui suatu larutan itu termasuk kation atau anion.
3. Untuk mengetahui hasil reaksi kation atau anion dengan reagen tertentu.
4. Untuk mengetahui manfaat analisa kation dan anion dalam dunia
pertambangan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Analisis Kation


Untuk analisis kualitatif sistematik kation-kation dikalsifikasi dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Reagen
golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Klalisfikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan
membentuk endapan atau tidak.

Menurut G. Svehla (1985), Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas


golongan-golongan ini adalah sebagai berikut :
1. Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion-ion golongan ini adalah timbale (II), merkurium(I) (raksa), dan
perak.
2. Golongan II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium,
arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah(III) (IV).
Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIa dan keenam yang
terakhir sub-golongan IIb. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIa
tak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dari kation dalam
golongan IIb justru dapat larut.
3. Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrongen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,
kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dengan suasana
netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II),
besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan mangan(II).
4. Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I, II,
III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat

2
dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium, dan barium.
5. Golongan V, kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagen-
reagen golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang
meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.

2.2 Klasifikasi Analisis Anion


Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan
jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu
elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal
sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk dari
kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron.
Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu
elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini disebut ion
monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.

Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif
lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam
larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan
sebagai berikut :
1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-, AsO43-,AsO33-.
Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
3. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3COO- .

3
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Skema Percobaan


3.1.1 Skema Percobaan Kation
1. Pb2+ [Timbal (II)] :
a.

1 tetes HCl 0,5 M + Amati apa yang


Larutan Pb2+ 5 tetes
dipanaskan terjadi dan catat

b.
1 tetes Na2S 0,5 M
Amati apa yang
Larutan Pb2+ 5 tetes + 1 tetes HNO3
terjadi dan catat
pekat

c.

1 tetes H2SO4 0,5 M Amati apa yang


Larutan Pb2+ 5 tetes
+ dipanaskan terjadi dan catat

2. Ag+ [Perak (I)] :


a.

Larutan Ag+ 1 tetes HCl 0,5 M endapan


Amati apa yang
dihasilkan dicuci dengan air +
5 tetes terjadi dan catat
HCl pekat + air

b.

1 tetes Kl 0,5 M + 1 Amati apa yang


Larutan Ag+ 5 tetes
tetes NaCN 0,5M terjadi dan catat

c.

Larutan Ag+ 1 tetes K2CrO4 0,25 M + 1 Amati apa yang


5 tetes tetes HNO 0,5 M terjadi dan catat

4
3. Cu2+ [Tembaga(II)] :
a.

1 tetes NaOH 3 M + Amati apa yang


Larutan Cu2+ 5 tetes
dipanaskan terjadi dan catat

b.

1 tetes KI 0,5 M + 1 Amati apa yang


Larutan Cu2+ 5 tetes
tetes Na2S2O3 0,5 M terjadi dan catat

c.

1 tetes NaCN 0,5 M Amati apa yang


Larutan Cu2+ 5 tetes
+ reagen berlebih terjadi dan catat

4. Sn2+ [Timah (II)] :


a.

1 tetes Na2S 0,5 M Amati apa yang


Larutan Sn2+ 5 tetes
+ HCL pekat terjadi dan catat

b.

1 tetes NaOH 3 M + Amati apa yang


Larutan Sn2+ 5 tetes
reagen berlebih terjadi dan catat

c.

Amati apa yang


Larutan Sn2+ 5 tetes 1 tetes HgCl2 0,5 M
terjadi dan catat

5. Fe3+ [Besi(III)] :
a.

1 tetes K4Fe(CN)6
Amati apa yang
Larutan Fe3+ 5 tetes 0,5 M + 1 tetes
terjadi dan catat
NaOH 3M

5
b.

Larutan Fe3+ 1 tetes K3Fe(CN)6 0,167 M Amati apa yang


5 tetes + H2O2 20% terjadi dan catat

c.

1 tetes CH3COONa Amati apa yang


Larutan Fe3+ 5 tetes
3M terjadi dan catat

6. Al3+ [Alumunium (III)] :


a.

Amati apa yang


Larutan Al3+ 5 tetes 1 tetes Na2S 0,5 M
terjadi dan catat

b.

1 tetes CH2COONa
Amati apa yang
Larutan Al3+ 5 tetes 3 M berlebih +
terjadi dan catat
dipanaskan

c.
1 tetes Na2HPO4
Larutan Al3+ 5 tetes Amati apa yang
0,167 M + 1 tetes
terjadi dan catat
NaOH 3 M

7. Ni2+ [Nikel (II)] :


a.

1 tetes NaOH 3 M + Amati apa yang


Larutan Ni2+ 5 tetes
1 tetes NH3 pekat terjadi dan catat

b.

1 tetes Na2S 0,5 M Amati apa yang


Larutan Ni2+ 5 tetes
+ reagen berlebih terjadi dan catat

c.

1 tetes NaCN 0,5 M Amati apa yang


Larutan Ni2+ 5 tetes
+ reagen berlebih terjadi dan catat

6
3.1.2 Skema Percobaan Anion
1. CO32- [Karbonat] :
a.

Amati apa yang


Larutan CO32- 5 tetes 1 tetes HCl 3 M
terjadi dan catat

b.

1 tetes BaCl2 0,25 M Amati apa yang


Larutan CO32- 5 tetes
+ 1 tetes HCl 3 M terjadi dan catat

c.

1 tetes AgNO3 0,1 M Amati apa yang


Larutan CO32- 5 tetes
+ 1 tetes HNO3 3 M terjadi dan catat

2. S2- [Sulfida] :
a.

Larutan S2- 1 tetes HCl 3 M, saring dengan


Amati apa yang
kertas yang telah dibasahi
5 tetes terjadi dan catat
(CH3COO)2Pb 0,5 M

b.
1 tetes AgNO3 0,1 M
Amati apa yang
Larutan S2- 5 tetes + HNO3 3 M +
terjadi dan catat
dipanaskan

c.
1 tetes
Amati apa yang
Larutan S2- 5 tetes (CH3COO)2Pb 0,5
terjadi dan catat
M

3. NO2- [Nitrit] :
a.

Amati apa yang


Larutan NO2- 5 tetes 1 tetes HCl 0,5 M
terjadi dan catat

b.

3 tetes FeSO4 25% + Amati apa yang


Larutan NO2- 5 tetes
3 tetes H2SO4 0,5 M terjadi dan catat

7
c.

Amati apa yang


Larutan NO2- 5 tetes 1 tetes AgNO3 0,1 M
terjadi dan catat

4. CN- [Sianida] :
a.
Amati apa yang
Larutan CN- 5 tetes 1 tetes HCl 0,5 M terjadi, cium bau gas
dan catat

b.

1 tetes AgNO3 0,1 M Amati apa yang


Larutan CN- 5 tetes
+ 1 tetes NH3 pekat terjadi dan catat

c.
1 tetes NaOH 6 M + 3 tetes
Larutan Amati apa yang
FeSO4 25% + didihkan + 3 tetes
CN- 5 tetes terjadi dan catat
HCl 3 M + 1 tetes FeCl3 0,5 M

5. Cl- [Klorida] :
a.

Larutan Cl- 1 tetes H2SO4 pekat +


Amati apa yang
dipanaskan, letakkan lakmus
5 tetes terjadi dan catat
biru diatas gas yang dihasilkan

b.

1 tetes AgNO3 0,1 M Amati apa yang


Larutan Cl- 5 tetes
+ 1 tetes NH4OH 3 M terjadi dan catat

c.
1 tetes
Amati apa yang
Larutan Cl- 5 tetes (CH3COO)2Pb 0,5
terjadi dan catat
M

6. SO42- [Sulfat] :
a.

1 tetes BaCl2 0,25 M Amati apa yang


Larutan SO42- 5 tetes
+ 1 tetes HCl pekat terjadi dan catat

8
b.
1 tetes (CH3COO)2Pb 0,5
Larutan SO42- Amati apa yang
M + 1 tetes NaOH 3 M +
5 tetes terjadi dan catat
1 tetes HCl 3 M

c.

Amati apa yang


Larutan SO42- 5 tetes 1 tetes AgNO3 0,1 M
terjadi dan catat

7. PO43- [ortofosfat] :
a.
1 tetes AgNO3 0,1 M
Larutan PO4 3- 5 tetes Amati apa yang
+ 1 tetes HNO3 0,5
terjadi dan catat
M

b.

Larutan PO43- 5 tetes 1 tetes BaCl2 0,25 M Amati apa yang


+ 1 tetes HCl 0,5 M terjadi dan catat

3.2 Alat dan Bahan Percobaan


3.2.1 Alat Percobaan
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Penjepit
4. Pemanas
5. Rak tabung
6. Alat tulis
7. Panci

3.2.2 Bahan Percobaan


1. Larutan kation Pb2+, Ag+, Cu2+, 11. Larutan NaOH 6M dan 3M
Sn2+, Fe3+, Al3+, Ni2+ 12. Larutan FeCl3 0,5 M
2. Larutan anion CO32-, S2-, NO2-, 13. Larutan NH4OH 3 M
CN-, Cl-, SO42-, PO43- 14. Larutan Na2S 0,5 M

9
3. Air 15. Larutan NaCN 0,5 M
4. Larutan HCl 3M, 0,5 M dan HCl 16. Larutan NH3 pekat
pekat 17. Larutan CH3COONa 3 M
5. Larutan BaCl2 0,25 M 18. Larutan Na2HPO4 0,167 M
6. Larutan AgNO3 0,1 M 19. Larutan KI 0,5 M
7. Larutan HNO3 3 M 20. Larutan K2CrO4 0,25 M
8. Larutan (CH3COO)2Pb 0,5 M 21. Larutan K3Fe(CN)6 0,167 M
9. Larutan FeSO4 25% 22. Larutan H2O2 20%
10. Larutan H2SO4 0,5 M

3.3 Gambar Alat

Gambar 3.3.4 Pipet Tetes


Gambar 3.3.1 Tabung Reaksi

Gambar 3.3.2 Penjepit Tabung Reaksi Gambar 3.3.5 Rak Tabung Reaksi

Gambar 3.3.3 Alat Tulis Gambar 3.3.6 Pemanas dan Panci

10
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan Kation
Perlakuan
No. Kation Reaksi Hasil
Reagen
1. Pb2+ Endapan putih
+ HCl 0,5 M Pb2+ + 2Cl- PbCl2 Larutan putih
Bau tidak enak
+ Na2S 0,5 M Larutan bening
Pb2+ + S2- PbS
+ HNO3 pekat Endapan hitam
Larutan bening
+ H2SO4 0,5 M Pb2+ + SO42- PbSO4
Endapan Hitam
2. Ag+ Larutan putih
+ HCl 0,5 M Ag+ + Cl- AgCl
Endapan putih
+ KI 0,5 M Larutan kuning
Ag+ + I- AgI
+ NaCN 0,5 M Endapan kuning
+ K2CrO4 0,25 Larutan merah
2Ag+ + CrO42-
M bening
Ag2CrO4
+ HNO3 0,5 M Endapan merah
3. Cu2+ + NaOH 3 M Cu2+ + 2OH- Larutan biru
+ Dipanaskan Cu(OH)2 Endapan biru
Larutan coklat
+ KI 0,5 M
bening
+ Na2S2O3 0,5 Cu2+ + I- CuI
Endapan kuning
M
kecoklatan
Cu2+ + 2CN- Larutan kuning
+ NaCN 0,5 M
Cu(CN)2 Endapan kuning
4. Sn2+ + Na2S 0,5 M Larutan kuning
Sn2+ + S2- SnS
+ HCl pekat Endapan kuning
+ NaOH 3 M Sn2+ + 2OH- Larutan bening

11
Sn(OH)2 Tidak terdapat
endapan
Larutan bening
+ HgCl2 0,25 M Sn2+ + 2Cl- SnCl2 Tidak terdapat
endapan
5. Fe3+ + K3Fe(CN)6 Larutan hijau
Fe3+ + 3CN-
0,167 M bening
Fe(CN)3
+ H2O2 20 % Endapan hijau
Larutan kuning
+ CH3COONa 3 Fe3+ + 3CH3COO-
bening
M (CH3COO)3Fe
Endapan kuning
6. Al3+ Larutan
3+ -
+ Na2S 0,5 M 2Al + 3S Al2S3 kecoklatan
Endapan coklat
Larutan bening
+ CH3COONa 3 Al3+ + 3CH3COO-
Tidak terdapat
M (CH3COO)3Al
endapan
+ Na2HPO4 Larutan bening
2Al3+ + 3HPO42-
0,167 M Tidak terdapat
Al2(HPO4)3
+ NaOH 3 M endapan
7. Ni2+ + NaOH 3 M Ni2+ + 2OH- Larutan biruan
+ NH3 pekat Ni(OH)2 Endapan putih
Larutan hitam
+ Na2S 0,5 M Ni2+ + S2- NiS
Endapan hitam
Ni2+ + 2CN- Larutan putih
+ NaCN 0,5 M
Ni(CN)2 Endapan putih

12
Tabel 4.1.2 Hasil Percobaan Anion
No. Anion Perlakuan Reaksi Hasil
Reagen
2-
1. CO3 + HCl 3 M Larutan bening
CO32- + 2H+ H2CO3 Tidak terdapat
endapan
+ BaCl2 0,25 M CO32- + Ba2+ Larutan putih
+ HCl 3 M BaCO3 Endapan putih
+ AgNO3 0,1 M CO32- + 2Ag+ Larutan bening
+ HNO3 3 M Ag2CO3 Endapan putih
2. S2- + HCl 3 M Larutan hijau
+ (CH3COO)2Pb bening
S2- + 2H+ H2S
0,5 M Endapan hijau
muda
+ AgNO3 0,1 M Larutan
+ HNO3 3 M S2- + 2Ag+ Ag2S kecoklatan
Endapan hijau
+ (CH3COO)2Pb Larutan hitam
S2- + Pb2+ PbS
0,5 M Endapan hitam
3. NO2- + HCl 0,5 M Larutan bening
NO2- + H+ HNO3 Tidak terdapat
endapan
+ FeSO4 25% Larutan hitam
3NO2- + Fe3+
+ H2SO4 0,5 M pekat
Fe(NO2)3
Endapan hitam
+ AgNO3 0,1 M Larutan putih
NO2- + Ag+
bening
AgNO2
Endapan putih
4. CN- + HCl 0,5 M Larutan putih
bening
CN- + H+ HCN
Tidak terdapat
endapan
+ AgNO3 0,1 M CN- + Ag+ AgCN Larutan putih

13
+ NH3 pekat bening
Tidak terdapat
endapan
+ NaOH 6 M Larutan putih
+ FeSO4 25% bening
CN- + Na+ NaCN
+ HCl 3 M Tidak terdapat
+ FeCl3 0,5 M endapan
5. Cl- + AgNO3 0,1 M Larutan putih
+ NH4OH 3 M Cl- + Ag+ AgCl susu
Endapan putih
+ (CH3COO)2Pb Larutan bening
2Cl- + Pb2+ PbCl2
0,5 M Endapan putih
6. SO42- + BaCl2 0,5 M Larutan putih
SO42- + Ba2+
+ HCl pekat susu
BaSO4
Endapan putih
+ (CH3COO)2Pb Larutan putih
0,5 M Endapan putih
SO42- + Pb2+ PbSO4
+ NaOH 3 M
+ HCl 3 M
+ AgNO3 0,1 M Larutan putih
SO42- + 2Ag+
Endapan putih
Ag2SO4
kebiruan
7. PO43- + AgNO3 0,1 M PO43- + 3Ag+ Larutan bening
+ HNO3 0,5 M Ag3PO4 Endapan putih
+ BaCl2 0,25 M 2PO43- + 3Ba2+ Larutan bening
+ HCl 0,5 M Ba3(PO4)2 Endapan putih

4.2 Pembahasan dan Diskusi


4.2.1 Pembahasan Kation
4.2.1.1 Kation Pb2+ [Timbal (II)]
Lima tetes larutan ditambahkan setetes HCl 3 M akan menghasilkan endapan
berwarna putih, setelah ditambahkan air panas, endapan tersebut larut. Saat

14
ditambahkan setetes Na2S 0,5 M akan menghasilkan endapan hitam, setelah
ditambahkan HNO3 pekat, menghasilkan endapan hitam. Ketika ditambahkan
setetes H2SO4 3 M akan menghasilkan endapan putih.

4.2.1.2 Kation Ag+ [Perak (I)]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes HCl 0,5 M akan menghasilkan endapan
putih. Ketika ditambahkan setetes KI 0,5 M akan menghasilkan endapan kuning,
setelah ditambahkan setetes NaCN 0,5 M akan endapan tetap kuning namun
warna berubah menjadi bening. Ketika ditambahkan setetes K2CrO4 0,25 akan
menghasilkan endapan merah, setelah ditambahkan setetes HNO3 0,5 M endapan
tetap merah.

4.2.1.3 Kation Cu2+ [Tembaga (II)]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes NaOH 3 M akan menghasilkan endapan
biru, setelah dipanaskan endapan berubah menjadi hitam. Ketika ditambahkan
setetes KI 0,5 M akan menghasilkan endapan kuning kecoklatan, setelah
ditambahkan Na2S2O3 0,5 M endapan berubah menjadi putih. Ketika ditambahkan
NaCN 0,5 M menghasilkan endapan berwarna kuning.

4.2.1.4 Kation Sn2+ [Timah (II)]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes Na2S 0,5 M akan menghasilkan
endapan putih kekuningan, setelah ditambahkan HCl pekat endapan berubah
menjadi kuning. Ketika ditambahkan setetes NaOH 3 M tidak menghasilkan
endapan dan tidak merubah warna larutan. Ketika ditambahkan setetes HgCl2 0,25
M juga tidak menghasilkan endapan dan tidak merubah warna larutan.

4.2.1.5 Kation Fe3+ [Besi (III)]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes K3Fe(CN)6 0,167 M akan menghasilkan
endapan hijau, setelah ditambahkan setetes H2O2 20% endapan berubah menjadi
biru. Ketika ditambahkan setetes CH3COONa 3 M akan menghasilkan endapan
kuning.

15
4.2.1.6 Kation Al3+ [Alumunium (III)]
Lima tetes larutan ditambahkan setetes Na2S 0,5 M akan menghasilkan
endapan coklat. Ketika ditambahkan setetes CH3COONa 3 M tidak menghasilkan
endapan dan warna larutan tetap bening. Ketika ditambahkan setetes Na2HPO4
0,167 M juga tidak menghasilkan endapan dan warna larutan tetap bening, setelah
ditambahkan NaOH 3 M menghasilkan endapan putih.

4.2.1.7 Kation Ni2+ [Nikel (II)]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes NaOH 3 M akan menghasilkan endapan
putih kebiruan, setelah ditambahkan NH3 endapan berubah menjadi putih pekat.
Ketika ditambahkan setetes Na2S 0,5 M akan menghasilkan endapan hitam.
Ketika ditambahkan setetes NaCN 0,5 M menghasilkan endapan putih.

4.2.2 Pembahasan Anion


4.2.2.1 Anion CO32- [Karbonat]
Lima tetes larutan ditambahkan setetes HCl 3 M tidak menghasilkan endapan
dan tidak mengubah warna, tetapi menimbulkan bau. Ketika ditambahkan setetes
BaCl2 0,25 M akan menghasilkan endapan putih, setelah ditambahkan setetes HCl
3 M endapan larut. Ketika ditambahkan setetes AgNO3 0,1 M akan menghasilkan
endapan putih, setelah ditambahkan setetes HNO3 3 M endapan tetap berwarna
putih.

4.2.2.2 Anion S2- [Sulfur]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes HCl 3 M akan menghasilkan endapan
hijau muda dan menimbulkan bau, setelah (CH3COO)2Pb 0,5 M endapan menjadi
larut. Ketika ditambahkan setetes AgNO3 0,1 M akan menghasilkan endapan
hijau, setelah ditambhakan setetes HNO3 3 M endapan tidak berubah. Ketika
ditambahkan (CH3COO)2Pb 0,5 M akan menghasilkan endapan hitam.

4.2.2.3 Anion NO2- [Nitrit]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes HCl 0,5 M tidak menghasilkan
endapan. Ketika ditambahkan tiga tetes FeSO4 25% akan menghasilkan endapan

16
hitam, setelah ditambahkan tiga tetes H2SO4 0,5 M endapan menjadi larut. Ketika
ditambahkan setetes AgNO3 0,1 M akan menghasilkan endapan putih.

4.2.2.4 CN- [Sianida]


Lima larutan ditambahkan setetes HCl 0,5 M tidak menghasilkan endapan.
Ketika ditambahkan setetes AgNO3 0,1 M tidak menghasilkan endapan, setelah
ditambahkan NH3 pekat juga tidak menghasilkan endapan. Ketika ditambahkan
setetes NaOH 6 M tidak menghasilkan endapan, setelah ditambahkan tiga tetes
FeSO4 25% menghasilkan endapan hitam, setelah ditambahkan tiga tetes HCl 3 M
endapan tetap hitam, dan setelah ditambahkan setetes FeCl2 0,5 M endapan tetap
hitam.

4.2.2.5 Cl- [Klorida]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes AgNO3 0,1 M akan menghasilkan
endapan putih, setelah ditambahkan setetes NH4OH 3 M endapan tetap putih.
Ketika ditambahkan setetes (CH3COO)2Pb 0,5 M juga menghasilkan endapan
putih.

4.2.2.6 Anion SO42- [Sulfat]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes BaCl2 0,25 M akan menghasilkan
endapan putih, setelah ditambahkan setetes HCl pekat endapan tetap putih. Ketika
ditambahkan setetes (CH3COO)2Pb 0,5 M akan mneghasilkan endapan putih,
setelah ditambahkan setetes NaOH 3 M mengubah endapan menjadi hijau
kekuningan, dan setelah ditambahkan setetes HCl 3 M mengubah endapan
menjadi hijau kekuningan.

4.2.2.7 PO43- [ortofosfat]


Lima tetes larutan ditambahkan setetes AgNO3 0,1 M akan menghasilkan
endapan putih, setelah ditambahkan setetes HNO3 0,5 M endapan tetap berwarna
putih. Ketika ditambahkan setetes BaCl2 0,25 M akan menghasilkan endapan
putih, setelah ditambahkan setetes HCl 0,5 M endapan tetap berwarna putih.

17
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
1. Percobaan untuk mengidentifikasi kation dan anion yang terdapat dalam suatu
sampel dengan cara melakukan uji spesifik atau dengan penambahan reagen
pada sampel atau larutan tertentu.
2. Untuk mengetahui suatu larutan itu termasuk kation atau anion dapat dilakukan
dengan menambahkan reagen tertentu lalu membandingkan dengan hasil
sebelumnya.
3. Reaksi antara kation atau anion dengan reagen tertentu menghasilkan endapan
dengan warna yang berbeda-beda, bau, dan juga perubahan warna.
4. Manfaat analisa kation dan anion dalam dunia pertambangan adalah untuk
menganalisa kandungan suatu batuan yang nantinya akan menjadi
pertimbangan kita untuk melakukan penambangan.

5.2 Saran
Adapun saran yang kami ajukan setelah melakukan praktikum ini yaitu sebaiknya
dalam pengenalan kation dan anion ini jumlah larutan reagen ditambah sehingga
tiap kelompok yang melakukan pengujian larutan kation dan anion tidak perlu
mengantri atau berebut saat melakukan uji larutan sehingga pengujian larutan
kation dan anion pun dapat berjalan lebih efektif, efisien dan juga menghemat
waktu praktikum.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://examplecom397.wordpress.com/2016/02/11/laporan-praktikum-kimia-analitik-
analisis-kation/

http://www.pandaibelajar.com/2017/05/kimia-kation-dan-anion-lengkap.html

https://id.scribd.com/document/256147963/Identifikasi-Kation-Anion

http://www.academia.edu/4976451/REAKSIIDENTIFIKASI_KATION_DAN_ANION

https://www.slideshare.net/wd_amaliah/laporan-praktikum-uji-anion-dan-kation

19
20

Anda mungkin juga menyukai